id/18155/2/DIAGNOSIS%20DAN%20PENATALAKSANAAN%20
ABSES%20PERITONSIL.pdf
Pendahuluan
Abses peritonsil adalah akumulasi pus lokal di jaringan peritonsil yang terbentuk sebagaiakibat dari
tonsilitis supuratif. Abses terbentuk pada kelompok kelenjar ludah di fosa supratonsilar,yang dikenal sebagai
kelenjar Weber. Sarang akumulasi pus terletak antara kapsul tonsil palatinadan otot-otot konstriktor faring.
Pilar anterior dan posterior, torus tubarius superior, dan sinus piriformis inferior membentuk ruang
potensial peritonsil. Karena terdiri dari jaringan ikat longgar,infeksi parah pada daerah ini
dapat mengakibatkan pembentukan materi purulen. Peradangan progresif dan pus dapat secara
langsung mengenai palatum, dinding faring lateral, dan, dasar lidah.
Abses peritonsil dapat terjadi pada umur 10 - 60 tahun, namun paling sering terjadi pada
umur 20-40 tahun. Pada anak-anak jarang terjadi kecuali pada mereka yang system imunnya
menurun, tapi infeksi bisa menyebabkan obstruksi jalan napas yang signifikan pada anak-anak.
Infeksi ini memiliki proporsi yang sama antara laki-laki dan perempuan. Angka kejadian abses peritonsil juga
tidak dipengaruhi oleh ras.
Tonsil palatina adalah suatu massa jaringan limfoid yang terletak di dalam fosa tonsil padakedua
sudut orofaring, dan dibatasi oleh pilar anterior (otot palatoglosus) dan pilar posterior
(otot palatofaringeus). Tonsil berbentuk oval dengan panjang 2-5 cm, masing-masing tonsil mempunyai10-30
kriptus yang meluas ke dalam jaringan tonsil. Tonsil tidak selalu mengisi seluruh
fosatonsilaris, daerah yang kosong diatasnya dikenal sebagai fosa supratonsilar. Tonsil terletak
dilateral orofaring
(1,2,3)
(1)
Permukaan tonsil palatina ditutupi epitel berlapis gepeng yang juga melapisi invaginasi ataukripti tonsila. Banyak
limfanodulus terletak di bawah jaringan ikat dan tersebar sepanjang
kriptus.Limfonoduli terbenam di dalam stroma jaringan ikat retikular dan jaringan lim
fatik difus.Limfonoduli merupakan bagian penting mekanisme pertahanan tubuh yang tersebar
di
seluruht u b u h s e p a n j a n g j a l u r p e m b u l u h l i m f a t i k . N o d u l i s e r i n g s a l i n g m e n y
a t u d a n u m u m n ya memperlihatkan pusat germinal.
(2.3,4)
Tonsil mendapatkan suplai darah dari a.palatina minor, a.palatina asendens, canban
ga.maksila eksterna, a.faring asendens, dan a.lingualis dorsal. Vena-vena dari tonsil membentuk
pleksus yang bergabung dengan pleksus dari faring. Aliran balik melalui pleksus vena di
sekitar kapsul tonsil, vena lidah dan pleksus faringeal
(3)
Aliran getah bening dari daerah tonsil akan menuju rangkaian getah bening servikal
profunda (
deep jugular node
(3,4)
(2)
Tonsil merupakan jaringan limfoid yang mengandung sel limfosit. Limfosit B membentuk kira-
kira 50-60% dari limfosit tonsilar. Sedangkan limfosit T pada tonsil adalah 40% dan
3% lagiadalah sel plasma yang matang. Limfosit B berproliferasi di pusat germinal. Immunoglobulin (IgG,IgA,
IgM, IgD), komponen komplemen, interferon, lisozim dan sitokin berakumulasi di
jaringantonsilar. Sel limfoid yang immunoreaktif pada tonsil dijumpai pada 4 area yaitu epitel sel retikular,area
ekstrafolikular,
mantle zone
(2)
Tonsil juga merupakan organ limfatik sekunder yang diperlukan untuk diferensiasi
dan proliferasi limfosit yang sudah disensitisasi. Tonsil mempunyai 2 fungsi utama yaitu
menangkapdan mengumpulkan bahan asing dengan efektif serta sebagai organ utama produksi
antibodi dansensitisasi sel limfosit T dengan antigen spesifik.