LP Sepsis
LP Sepsis
SEPSIS NEONATORUM
1. Konsep Penyakit
1.1 Definisi/deskripsi sepsis
Sepsis adalah infeksi berat yang umumnya disebabkan oleh bakteri, yang bisa
berasal dari organ-organ dalam tubuh seperti paru-paru, usus, saluran kemih
atau kulit yang menghasilkan toksin/racun yang menyebabkan sistem
kekebalan tubuh menyerang organ dan jaringa tubuh sendiri. (Anik dan Eka,
2013)
1.2 Etiologi
Sepsis pada bayi baru lahir hampir selalu disebabkankan olh bakteri seperti E.
Coli, listeria monocytogenes, Neisseria meningitis, streptococcus pneumonia,
heemophilus influenza tipe b, salmonella dan streptococcus grup B adalah
penyebab sepsis pada bayi baru lahir < 3 bulan.
Tempat penusukan infus atau kateter dapat menjadi jalan masuk bakteri yang
normalnya hidup dipermukaan kulit untuk masuk kedalam tubuh dan
menyebabkan infeksi. Pada bayi baru lahir, sepsis terjadi bila bakteri masuk
ke dalam tubuh bayi dari ibu selama kehamilan dan persalinan.
1
2
1.2.4 Bakteri seperti streptokokus grup B dapat menginfeksi bayi baru lahir
dalam proses persalinan. (sekitar 15-30% perempuan hamil membawa
bakteri streptokokus grup B di dalam vagina atau rektum yang dapat
ditransmisikan ke bayi selama persalinan (Witut, 2000)
1.4 Patofisiologi
1.4.1 Sepsis dini
Sepsis dini terjadi pada 5-7 hari pertama, tanda distress pernafsan lebih
mencolok, organisme penyebab penyakit dari didapat dai intrapartum
atau melalui saluran genital ibu. Pada keadaan ini kolonisasi patogen
terjadi pada periode perinatal. Beberapa mikroorganisme penyebab
seperti treponema, virus, listeria, dan candida, transmisi ke janin
melalui plasenta secara hematogenik. Cara lain masuknya
mikroorganisme dapat melalui proses persalinan. Dengan pecahnya
selaput ketuban, mikroorganisme dalam flora vagina atau bakteri
patogen lainnya secara asenden dapat mencapai cairan amnion dan
3
1.6 Komplikasi
1.6.1 Syok karena lepasnya toksin kedalam cairan darah, yang dimana
gejalanya sukar untuk dideteksi
1.6.2 Meningitis (peradangan pada selaput otak dan sumsum tulang
belakang)
1.6.3 Gangguan metabolik
1.6.4 Pneumonia (penyakit radang paru-paru)
1.6.5 Infeksi saluran kemih
1.6.6 Gagal jantung kongestif
1.6.7 Kematian (Anik dan Eka, 2013)
1.7 Penatalaksanaan
1.7.1 Resusitasi cairan
Bayi dengan sepsis berat dan syok sepsis mengalami sirkulasi arteri
yang tidak efektif sehingga perfusi jaringan menjadi tidak baik. Hal ini
disebabkan oleh vasodilatasi yang berhubungan dengan infeksi
maupun cardiac output yang terganggu. Perfusi yang buruk
menyebabkan terjadinya hipoksia jaringan global, yang berhubungan
dengan meningkatnya kadar laktat serum. Resusitasi sepsiis tahap awal
adalah pemberian cairan kristaloid 20 ml/kg BB secepatnya sebagai
bolus pada kasus hipovolemia. Tanda-tanda kelebihan cairan saat
resusitasi harus diperhatikan seperti edema periorbita, ektremitas, dan
kesulitan bernafas. Oitoring yang paling objektif adalah dengan
memperhatikan CVP. Nilai normal CVP adalah 8-12 mmH
1.7.2 Pemberian antibiotik
Saat sepsis berat telah teridentifikasi, antibiotik harus diberikan sedini
mungkin untuk mengobati infeksi yang mendasari. Antibiotik yang
diberikan adalah kombinasi antara antibiotik untuk gram positif dan
begatif, serta di dasari oleh pola kuman di rumah sakit maupun di
masyarkat.
1.7.3 Pemberian vasopressor
Jika pemberian bolus cairan gagal untuk mempertahankan perfusi
organ dan tekanan arteri yang adekuat, maka agen vasopressor
haruslah segera diberikan. Dopamin atau norepinefrin yang diberikan
5
1.8 Pathway
Masuk ke neonatus
Sepsis
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
7
2.1.2.6 Hematologi
Ikterus, petekie, purpura, perdarahan, splenomegali, pucat,
ekinosis (Amin dan Hardi, 2015)
2.3 Perencanaan
Diagnosa 1 : Ketidakefektifan pola nafas
2.3.1 Tujuan dan kriteria hasil
2.3.1.1 Tujuan
1) Respiratory status: ventilation
2) Respiratory status: airway patency
3) Vital sign status
2.3.1.2 Kriteria hasil
1) Tidak ada sianosis dan dispneu (mampu mengeluarkan
sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed
lips
2) Menunjukkan jalan napas yang paten (klien tidak merasa
tercekik, irama napas, frekuensi pernapsan dalam rentang
normal, tidak ada suara napas abnormal)
3) Tanda-tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah,
nadi, pernapasan)
2.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional
2.3.2.1 Airway management
1) Buka jalan napas, gunakan teknik chin lift atau jaw trust
bila perlu
R: memaksimalkan potensialventilasi
2) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
R: memaksimalkan ekspansi paru
3) Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
R: memonitor kepatenan jalan nafas
4) Monitor pernafasan dan status oksigen yang sesuai
R: Memonitor respirasi dan keadekuatan oksigen
12
3. Daftar Pustaka
Amin Huda Nurarif, Hardhi Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawtan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta: Mediaction
Pusponegoro, Witut S. (2000). Sepsis pada Neonatus Vol. 2 No. 2, Agustus 2000:
96-102. Tersedia dalam: <saripediatri.idai.or.id> (diakses pada 04 Desember
2016)
16