KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT DEDY JAYA
NOMOR 034/SK/DIR/I/2015
TENTANG
PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN
BAB I
DEFINISI
A. Identifikasi Pasien adalah kegiatan pengenalan jati diri pasien secara tepat dan benar.
Identifikasi pasien dilakukan melalui label ID yang berisi 3 penanda identitas yakni :
- Nama pasien.
- Nomor Rekam Medik
- Tanggal lahir.
B. Label ID adalah label yang berisikan identitas pasien meliputi nama (minimal menggunakan
dua kata), tanggal lahir, dan nomor rekam medik. Label ID hanya 1(satu) untuk1(satu) pasien
selama dilayani di Rumah Sakit Dedy Jaya. Nama Ny X atau Tn X adalah pencantuman
nama pada seseorang pasien yang mendapat pelayanan di Rumah Sakit Dedy Jaya dalam
kondisi :
- Tidak sadar sehingga tidak bisa menyebutkan nama dan identitas lainnya.
- Tidak membawa kartu identitas / KTP/ SIM.
- Tidak ada keluarga / seseorang yang mampu memberikan keterangan identitas.
C. Tanggal lahir adalah tanggal seseorang dilahirkan sebagaimana tercantum dalam surat
identitas yang dimilikinya atau surat lain yang mencantumkan data tersebut (surat rujukan,
surat jaminan, dan sebagainya). Bila tidak ada data pendukung maka data ini diisikan
perkiraan tahun lahir atau umur sesuai pernyataan pasien atau keluarga atau petugas.
D. Nomor Rekam Medik adalah penomoran yang diberikan pada berkas yang berisikan catatan
dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan
lain yang telah diberikan kepada pasien. Jadi semua pasien yang dilayani di Rumah Sakit
Dedy Jaya harus memiliki Nomor Rekam Medik Rumah Sakit Dedy Jaya yang baku.
E. Ketepatan identifikasi pasien adalah tidak tertukarnya pengenalan jati diri seorang pasien
dengan seseorang lainnya. Dokter dan semua petugas di Rumah Sakit Dedy Jaya harus
mampu mengkonfirmasi bahwa bukti identitas pasien yang diberikan oleh pasien atau
keluarga / wali pasien telah sesuai dengan yang tercantum di label ID pasien dan / dokumen.
Kesalahan identifikasi pasien (Miss identifikasi) bisa terjadi pada beberapa tahapan
identifikasi, antara lain :
- Ketika bukti identitas pasien yang diberikan oleh pasien, atau keluarga/ walinya bukan jati
diri yang sesungguhnya sehingga dalam label ID pasien tercantum data yang keliru.
- Ketika seorang petugas Rumah Sakit Dedy Jaya membuat kesalahan dalam
mencantumkan data identitas pasien.
- Ketika dokter atau petugas lainnya tidak mengikuti kebijakan identifikasi secara benar
sehingga pelayanan diberikan pada orang yang tidak seharusnya.
Ketepatan identifikasi pasien ini sangat dibutuhkan demi keselamatan pasien dalam
mendapatkan pelayanan di Rumah Sakit Dedy Jaya sesuai kebutuhan pelayanan pasien.
Identifikasi pasien di Rumah Sakit Dedy Jaya Brebes diawali dari tempat pendaftaran pasien saat
mulai pertama pasien mendapat pelayanan di Rumah Sakit Dedy Jaya, yakni :
Pendaftaran Pelayanan Rawat Jalan
Pendaftaran Pelayanan Rawat Inap
Pendaftaran Pelayanan Gawat Darurat
Pendaftaran Pelayanan Diagnostik
Pendaftaran Pelayanan Tindakan
Panduan ini ditujukan pada semua staf / petugas tetap, petugas pengganti, perwakilan/wali pasien
dan organisasi yang ada di Rumah Sakit Dedy Jaya. Ruang lingkup pedoman ini termasuk pada
semua pemangku kepentingan (stake holder) terkait sehingga tidak semata mata untuk: dokter,
dokter gigi, apoteker, petugas laboratorium, perawat, bidan, praktisi operasi, radiographer, perawat
gigi, peserta didik perawat, tenaga kefarmasian, pendukung pelayanan, porter dan sopir
transportasi pasien.
Dalam hal terjadi Kejadian luar biasa (out brake) hingga kasus yang lebih luas (endemic, epidemic
dan pandemic), situasi tersebut dapat dipahami tidak mungkin untuk mematuhi semua aspek dari
dokumen pedoman ini. Dalam keadaan seperti itu, staf harus melaksanakan saran dari DPJP
mereka terhadap semua tindakan yang mungkin harus diambil untuk menjaga keselamatan pasien
dan petugas Rumah Sakit.
Batasan Operasional
Identifikasi pasien secara benar
Identifikasi pasien yang benar dicapai ketika para petugas Rumah Sakit Dedy Jaya Brebes
dapat mengkonfirmasi bahwa penanda identitas yang diberikan oleh pasien atau wali pasien /
perwakilan, cocok dengan yang di label ID dan dokumen.
Pengobatan
Kegiatan yang mencakup semua asupan pelayanan (medis keperawatan), analisa,
pelaksanakan prosedur, terapi dan laporan terkait dengan pasien rawat jalan dan rawat inap.
Sampel / Spesimen
Setiap bahan fisiologis yang diambil untuk analisis meliputi jaringan, darah dan cairan tubuh
lainnya untuk pemeriksaan laboratorium.
Dokumentasi
Dokumentasi yang terkait dengan pasien termasuk dokumen admission, formulir permintaan
pemeriksaan spesimen, dokumen check list, rekam medik khusus, formulir penilaian, dokumen
clinical pathway, monitor obat (RPO), lembar observasi, dan lain-lain.
5. Komite Medik
Komite ini bertanggung jawab untuk menyusun hasil audit klinik identifikasi
pasien dua kali setahun dan menyusun laporan audit klinik untuk seterusnya
melaporkan kepada Direktur, Unit Peningkatan Mutu dan Tim Keselamatan
Pasien.
9. Kebutuhan Pelatihan
a. Proses pelatihan termasuk pedoman ini, termauk dalam program/materi
wajib saat orientasi bagi dokter, perawat dan petugas penunjang lainnya.
b. Proses pelatihan termasuk pedoman ini, termasuk dalam materi wajib saat
orientasi khusus di unit kerja di semua bidang yang relevan.
c. Semua staf yang bertanggung jawab untuk mencetak dan menerbitkan label
ID menjalani pelatihan dan harus dianggap kompeten oleh atasannya
sebelum mengeluarkan dan memverifikasi tanda idetifikasi.
d. Kepala Bangsal / ruang perawatan, klinis dan instalasi pelayanan akan
memastikan bahwa setiap pelatihan tambahan diperlukan seperti yang
dibutuhkan oleh audit dua tahunan untuk diimplementasikan.
B. ISI LABEL ID
Label ID harus berisi 3 (tiga) penanda identitas yaitu:
1. Nama pasien (menggunakan minimal 2 kata, L/P)
2. Nomor Rekam Medik
3. Tanggal Lahir (Tanggal bulan tahun)
Informasi pada label ID akan dicetak melalui printer termal : hitam dengan latar
belakang putih sebanyak 18 strip label ID.
Semua bayi baru lahir dan neonatus intensive care unit harus memiliki label ID
melekat segera setelah lahir. Label ID bayi baru lahir harus diperiksa di ruang
bersalin., dengan orang tua dan terhadap label ID ibu, untuk memastikan detail bayi
baru lahir sudah benar. Informasi pada label ID sama dengan ayat 1 dan 2 kecuali
nama menggunakan identifikasi bayi nama ibu serta waktu lahir (jam : menit), lihat di
Pedoman Identifikasi Bayi Baru Lahir. Detail label ID harus diperiksa dengan pasien,
sukarelawan atau wali pasien dan hasil pemeriksaan dicatat dalam rekam medik
pasien. Hasil pemeriksaan identifikasi oleh pasien, keluarga, sukarelawan, wali pasien
atau petugas kesehatan yang melakukan konfirmasi, harus menandatangani hasil
pengecekan dalam rekam medik pasien . RM No 0023 ( Halaman 1).
Tidak boleh ada perubahan yang dilakukan untuk label ID setelah melekat pada
pasien. Jika perubahan diperlukan , maka sebuah label baru harus dicetak dan
dilekatkan oleh petugas. Kejadian ini harus dilaporkan sebagai suatu insiden
keselamatan pasien.
Pada perpindahan pasien dari Rumah Sakit lain, label ID pasien sebelumnya harus
segera diganti dengan sebuah label ID pasien di Rumah Sakit Dedy Jaya.
C. PENGGUNA LABEL ID
Kelompok pasien yang berikut ini memiliki label ID cetak elektronik dan dilekatkan oleh
perawat / petugas saat admission atau hadir :
1. Semua pasien di bagian gawat darurat (IGD).
Nomor Rekam Medik pasien mungkin tidak segera tersedia pada saat penilaian
awal. Namun, pasien harus dilengkapi dengan sebuah label ID yang berisi
informasi yang memadai dan baru terpasang ketika nomor Rekam Medik telah
dikonfirmasi. Pelekatan label ID baru ini harus dicatat dalam rekam medik.
2. Semua pasien One Day Care, termasuk pasien rawat Inap, terutama ketika
mereka menerima transfusi darah atau terapi intravena obat atau tindakan lain,
saatnya sebuah label ID harus diterapkan.
3. Pasien yang menjalani Transfusi Darah atau produk darah.
PANDUAN KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN 5
Kepastian identifikasi pasien yang benar, pemakaian label ID transfuse darah atau
produk darah juga dibutuhkan untuk memenuhi pada keselamatan darah, yang
memerlukan pelacakan dari semua produk darah ke titik transfuse pasien. Jika
sebuah label ID yang benar tidak terpasang, transfuse tidak akan diizinkan sampai
identifikasi pasien diverifikasi.
4. Semua ibu / calon ibu rawat inap di IRNA.
D. PENERBITAN LABEL ID
E. PENOLAKAN LABEL ID
Setiap pasien yang menolak untuk memakai sebuah label identitas, harus diberitahu
bahwa petugas tidak mampu memberikan pengobatan yang ditentukan. Kejadian ini
harus didokumentasikan dengan jelas dalam Rekam Medik ( Catatan Pasien ) dan
menyusun Laporan KTD disampaikan kepada Tim Keselamatan Pasien sesuai
prosedur.
Untuk pasien yang tidak bisa memakai sebuah label identitas, karena kondisi mereka
atau perawatan dan yang tidak mampu mengidentifikasi diri mereka, yaitu pasien yang
tidak sadar, menderita luka bakar parah, atau trauma multiple, penilaian risiko harus
dinilai oleh seorang perawat terlatih dan semua kebijakan yang diambil untuk
mengurangi risiko kesalahan identifikasi pasien. Setelah identifikasi awal oleh wali
pasien / perwakilan, langkah langkah pengurangan risiko tersebut meliputi ;
1. Pelabelan tempat tidur pasien disebelah kanan dekat kepala.
2. Detail identitas pasien yang benar ditampilkan pada monitor tanda tanda vital
yang berhubungan dengan ruang tempat pasien.
3. Konfirmasi ulang identitas pasien dengan staf di setiap pergantian shift; harus
dicatat dalam Rekam Medik (catatan pasien)
4. Konfirmasi silang dari semua informasi identitas
5. Saat dalam ruangan khusus (ruang VK / kamar operasi), jika anggota tubuh tidak
dapat diakses untuk menerapkan label ID, kemudian label ini mungkin diterapkan
sementara pada dahi pasien. Label ID harus kembali diterapkan dengan benar
G. KESALAHAN IDENTIFIKASI
Efek dari kesalahan identifikasi pasien tidak boleh dianggap remeh, karena dapat
menyebabkan dampak yang serius atau fatal bagi pasien. Berikut ini contoh dari
beberapa insiden yang dapat terjadi, antara lain :
1. Pemberian obat yang salah kepada pasien yang salah.
2. Pelaksanaan prosedur yang salah pada pasien.
3. Pasien menerima salah diagnosis.
4. Pasien menerima pengobatan tidak tepat (dan berpotensi berbahaya).
5. Pasien terkena radiasi berlebihan.
6. Pasien dibawa ke ruang operasi yang tidak tepat.
7. Keterlambatan yang serius dalam menjalani perawatan yang benar pada pasien.
Siapapun yang menemukan masalah identifikasi pasien harus segera laporkan kepada
atasannya dan ini termasuk Kejadian Nyaris Cedera (KNC) dimana kesalahan
terdeteksi sebelum kejadian sebenarnya terjadi. Masalah identifikasi pasien dapat
berupa ;
1. Kesalahan label barcode dalam rekam medis
2. Kesalahan informasi pada label ID
3. Tidak ada label ID pada pasien
4. Kesalahan Identifikasi dokumentasi dalam rekam medik.
5. Kesalahan Identifikasi dari x ray.
6. Kesalahan Identifikasi dari hasil pemeriksaan.
7. Pendaftaran ganda pada Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
Mr X / Mrs Y
Laki / Perempuan
Umur : sekitar 30 th
No RM 12-34-56
2. Untuk pasien yang tidak dapat menyediakan informasi yang relevan, nama dan
tanggal lahir dapat diverifikasi dengan keluarga pasien, perawat, wali atau
perwakilan lainnya.
3. Petugas harus mempertimbangkan kemungkinan pergantian kelamin ketika
mengidentifikasi pasien dengan cara ini. Dimana isu keraguan muncul, petugas
harus setuju identifikasi yang tepat oleh dokter.
1. Pasien di IGD yang mengalami kasus incident mayor pro justicia (misal
kecelakaan), tiba dengan informasi identitas sesuai SPVR (surat permintaan visum
et repertum), yang mencakup lokasi tempat Insiden tersebut. Segera pada saat
kedatangan , staf IGD akan menerapkan label identitas kasus pro Justicia berisi
nomor SPVR korban.
2. Segera setelah penanda identifikasi dari korban nama dan tanggal lahir telah
diverifikasi, sebuah label ID kedua dicetak memuat detail informasi ini harus
melekat pada korban. Untuk memastikan bahwa keterlibatan pasien dalam insiden
itu dapat diidentifikasi, untuk tindak lanjut tujuan yang diperlukan, label identifiksi
Insiden Mayor pro justicia tidak boleh dihapus sampai korban keluar dari
kebijakan label ID tunggal.
K. KEWASPADAAN
1. Identifikasi dari catatan pasien bahwa mereka diketahui atau diduga memiliki
alergi, gelang identitas pasien diberikan kancing warna merah, sebagai petunjuk
untuk petugas.kancing warna merah hanya dan harus digunakan sebagai
peringatan adanya alergi atau waspada obat / reaksi dan bukan untuk
pemberitahuan diagnosis klinis.
2. Identifikasi dari catatan pasien bahwa mereka diketahui atau diduga memiliki risiko
jatuh, gelang identitas pasien diberikan kancing warna kuning, sebagai petunjuk
L. PENGENDALIAN MUTU
Dokumen ini akan dipantau untuk memastikan itu efektif dan jaminan kepatuhan (Tabel
3.1)