Anda di halaman 1dari 38

Perubahan Paradigma Pelayanan

&

Dan Quality Improvement di RS


dalam menghadapi
AKREDITASI VERSI 2012

Dr. Arif Rahman Sadad, SpF, Msi.Med, SH, DHM

PERSI DAERAH JAWA TENGAH


 Perpres no 19 / 2016 tentang JKN
 Fraud
 Gratifikasi
 Putusan MK
Putusan yang membawa efek bola salju

MK Putuskan Dokter
Bisa Dipenjara Tanpa
Rekomendasi MKDKI
Gedung Mahkamah Konstitusi (ari saputra/detikcom)

Jakarta - Impian para dokter untuk tidak mudah dipidana


seperti yang dialami oleh dr Ayu pada tahun 2014 lalu
kandas. Mahkamah Konstitusi (MK) mengunci rapat-rapat
keinginan dokter supaya bisa dipidana berdasarkan
rekomendasi dewan etik kedokteran.

"Menolak permohonan untuk seluruhnya," ujar Ketua MK,


Arief Hidayat saat membacakan putusan dalam sidang
terbuka untuk umum di Gedung MK, Jl Medan Merdeka
Barat, Jakarta, Senin (20/4/2015).
 Kasus Gresik ( tanpa SIP dan Surat Ijin RS yg habis )

 Kasus Makasar ( dr. Spesialis Ortopedi )

 Kasus beberapa RS ( ijin Alkes dan IPAL )

 dan masih banyak yang lain


COLCATA , INDIA , DESEMBER 2011
 pemborosan waktu dan sumber daya
 meningkatkan kesalahan-kesalahan dalam
pelaksanaan pelayanan
 meningkatkan resiko untuk terjadinya
kesulitan lain ( termasuk sengketa medis )
UU NO 44 TH 2009 TENTANG RUMAH SAKIT

Pasal 33 ayat (1) Pasal 36


Setiap Rumah Sakit harus memiliki organisasi
yang efektif, efisien, dan akuntabel.

Organisasi Rumah Sakit disusun dengan tujuan untuk


mencapai visi dan misi Rumah Sakit dengan menjalankan
tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance) dan tata kelola klinis yang baik (Good
Clinical Governance).
Setiap Rumah Sakit harus menyelenggarakan tata kelola
Rumah Sakit dan tata kelola klinis yang baik.
Tata kelola rumah sakit yang baik adalah :

Penerapan fungsi-fungsi manajemen Rumah Sakit


yang berdasarkan prinsip-prinsip :
 tranparansi,
 akuntabilitas,
 independensi dan responsibilitas,
 kesetaraan dan kewajaran.
Tata kelola klinis yang baik adalah :

Penerapan fungsi manajemen klinis yang meliputi :

 kepemimpinan klinik,
 audit klinis,
 peningkatan kinerja,
 pengelolaan keluhan,
 mekanisme monitor hasil pelayanan,
 pengembangan profesional, dan akreditasi
rumah sakit.
1. MUTU PELAYANAN KLINIK

2. EFFISIENSI

3. SUASANA KONDUSIF, AMAN, NYAMAN,


TANPA GUGATAN
1. SUMBER DAYA MANUSIA (KOMPETENSI, ETIK,
DISIPLIN PROFESI, LEGALITAS)

2. MANAJEMEN (SYSTEM MANAJEMEN MUTU, SOP,


AKREDITASI, ISO, MANJ. KEUANGAN, DLL)

3. SARANA – PRASARANA PHISIK


(HARDWARE/PERANGKAT KERAS: GEDUNG,
ALAT : KESEHATAN, NON MEDIK, TRANSPORT,
PENUNJANG, DLL )
PEMILIK RS

GOVERNING
BODY

THREE LEGGED STOOL MODEL

CEO STAF MEDIK


“DIRECTING”

GOVERNING
BODY

MEDICAL
DIREKSI STAFF

‘STEERING’: ‘ROWING’:
Tugas Dewan Pengawas
 Dewan Pengawas berfungsi sebagai governing body
Rumah Sakit dalam melakukan pembinaan dan
pengawasan nonteknis perumahsakitan secara
internal.
 Sebagai Governing body  Dewas bukan
merupakan wakil Pemilik Rumah Sakit Namun
secara organisasi bertanggung jawab kepada
Pemilik Rumah Sakit
(UU No. 44 Tahun 2009 Ttg Rumah Sakit & Permenkes No. 10 Tahun
2014 Ttg Dewan Pengawas RS)

Tugas Dewas melakukan Tugas Dewas :


pengawasan pengelolaan 1) Menentukan arah kebijakan Rumah Sakit
2) Menyetujui dan mengawasi pelaksanaan
BLU yang rencana strategis
dilakukan oleh pejabat 3) Menilai dan menyetujui pelaksanaan
pengelola BLU terhadap rencana anggaran
4) Mengawasi pelaksanaan kendali mutu dan
pelaksanaan : kendali biaya
 RSB 5) Mengawasi dan menjaga hak dan
 RBA kewajiban pasien
6) Mengawasi dan menjaga hak dan
 RKA K/L kewajiban Rumah Sakit, dan
 Dipa dan Kepatuhan 7) Mengawasi kepatuhan penerapan etika
Peraturan Undang- Rumah Sakit, etika profesi, dan peraturan
perundang-undangan.
Undang
(PMK No. 109 Tahun 2007 (Undang-Undang Nomor 44 tentang
tentnag Dewas BLU) Rumah Sakit dan Permenkes No. 10 Tahun 2014 tentang
Dewan Pengawas Rumah Sakit)
 Prinsip : Semua komponen RS terlibat
 Komite Medik
 Komite Etik
 Komite Mutu
 Komite Keperawatan, dll
P
S
OUT PUT : a
INPUT : PROSES a
: Asuhan t
SDM f
Kredensial Standard Medis i
e
Kompetens SPO e
t
i n
y
t
MEMANTAU
KUALITAS :
-Morning report
-Study kasus
-Audit medis

TINDAK LANJUT :
-Pendidikan
-Pelatihan
-Proctoring
 AKREDITASI RS

 VISITASI RS sesuai yang digariskan dalam


PERMENKES 56 / 2014

 KONTROL PENGAWASAN DARI DEWAS

 Optimalisasi peran Komite Medik, Komite


Keperawatan, Komite Mutu, dll

 KOMITMEN SEMUA KOMPONEN DI RS


2007 2012
Administratif lebih Administratif dan kenyataan
dominan di lapangan
Oleh pokja Semua komponen di RS
Mutu dan patient safety Mutu dan Patient Safety >>>
<<<
Standar
Akreditasi Nasional
Versi 2012
PASAL 40

1) Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah


Sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal
3 (tiga) tahun sekali

2) Akreditasi Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) dilakukan oleh suatu lembaga independen baik dari
dalam maupun dari luar negeri berdasarkan standar
akreditasi yang berlaku.

3) Lembaga independen sebagaimana dimaksud pada ayat


(2) ditetapkan oleh Menteri.
Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012

I. Kelompok Standar Pelayanan Berfokus pada Pasien


Bab 1. Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK)
Bab 2. Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
Bab 3. Asesmen Pasien (AP)
Bab 4. Pelayanan Pasien (PP)
Bab 5. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
Bab 6. Manajemen dan Penggunaan Obat (MPO)
Bab 7. Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)
II. Kelompok Standar Manajemen Rumah Sakit
Bab 1. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
Bab 2. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Bab 3. Tata Kelola, Kepemimpinan, dan Pengarahan (TKP)
Bab 4. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
Bab 5. Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS)
Bab 6. Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)

28
Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012

III. Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit


Sasaran I : Ketepatan identifikasi pasien
Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif
Sasaran III : Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai (high-alert)
Sasaran lV : Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien
operasi
Sasaran V : Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Sasaran VI : Pengurangan risiko pasien jatuh

IV. Sasaran Milenium Development Goals


Sasaran I : Penurunan Angka Kematian Bayi dan
Peningkatan Kesehatan Ibu
Sasaran II : Penurunan Angka Kesakitan HIV/AIDS
Sasaran III : Penurunan Angka Kesakitan TB

29
Pengelolaan Rumah Sakit dlm Perspektif Standar Akreditasi v.2012

PASIEN UU 44/2009 ttg


RS, Peraturan
Per UU an
Quality & Safety lainnya

 Std Yan
Sistem Pelayanan  Regulasi :
• Kebijakan
Fokus Pasien Klinis • Pedoman,
APK, HPK, Asuhan Pasien / Patient Care • Panduan
AP, PP, • SPO
PAB, MPO • Program
PPK  Indikator :
• Ind. Area
 Standar
Sistem Klinis
Manajemen Manajemen • Ind Klinis
PMKP, PPI, • Ind SKP
TKP, MFK, • Ind Upaya
KPS, MKI Manajemen
 Sasaran KP
 Sasaran  Dokumen
MDG’s Implementasi
1. Tujuan akreditasi: QUALITY AND SAFETY
2. Standar akreditasi: MEMENUHI kriteria –kriteria
internasional dan bersifat dinamis
3. Peran Direktur / Dewas sangat sentral
4. PATIENT CENTERED CARE
5. PATIENT SAFETY
6. CONTINUITY OF CARE
7. CONTINOUS QUALITY IMPROVEMENT
8. Pedoman dan cara survei akreditasi  TRACER
METHODOLOGY ( METODE TELUSUR)
9. Kepatuhan terhadap SPO,Standar dan etika
Profesi
Basic Concepts
of Hospital Accreditation
Hospital
verification
Quality & Safety
PDCA
Self assessment
Self improvement
Self improvement
Self assessment
Hospital
PDCA Learning Accreditation
Hospital
Process
Verification
PDCA
Self assessment

Self Improvement
Basic Concept
 Learning organization  learning process
 Continuous quality improvement
 Patient centered care
 Patients Safety
Sutoto.KARS 32
MUTU DAN BIAYA

MUTU BIAYA

• EFISIENSI  MUTU PELAYANAN TURUN?


• MUTU – BIAYA  DERET HITUNG – DERET UKUR
• ADA HARGA – ADA RUPA
MASALAH

INA-CBG

Standard biaya
Standard Standard pelayanan Standar output
sumber daya proses (fixed price)
(input)

• Tarif rendah
• Tidak terbayar
• Mutu pelayanan jelek
1. Tatakelola Korporat dan Tatakelola Klinis (clinical
governance)
2. Mutu dan Kesinambungan Peningkatannya
(Continuous Quality Improvement)
3. Keselamatan pasien (Patient Safety)

Anda mungkin juga menyukai