THALASEMIA
DEFINISI
Thalasemia merupakan penyakit anemia hemolitik herediter yang diturunkan secara
resesif. Penyakit ini merupakan penyakit/kelainan herediter yang heterogen disebabkan oleh
adanya defek produksi hemoglobin normal, akibat kelainan sintesis rantai globin dan
biasanya disertai kelainan morfologi eritrosit dan indeks-indeks eritrosit.
Dapat disimpulkan bahwa Thalasemia merupakan penyakit anemia hemolitik herediter
yang diturunkan secara resesif, dimana terjadi kerusakan sel darah merah di dalam pembuluh
darah sehingga umur eritrosit menjadi pendek (kurang dari 100 hari) dan juga disebabkan
oleh adanya defek produksi hemoglobin normal, akibat kelainan sintesis rantai globin dan
biasanya disertai kelainan morfologi eritrosit dan indeks-indeks eritrosit.
EPIDIOMOLOGI
- Terdapat 15 juta orang menderita thalasemia di seluruh dunia
- Merupakan penyakit genetik yang tersering pada manusia
- Menyerang semua etnik dan setiap Negara di dunia
- thalasemia : Negara mediterania (seperti Yunani, Italia, Spanyol, Siprus dan Malta), Afrika
Utara, Timur Tengah, India, dan Eropa Timur.
- thalasemia : Asia Selatan, India, Timur Tengah, dan Afrika.
- Di Thailand 20% penduduknya mempunyai satu atau jenis lain thalasemia . Di Indonesia
belum jelas, di duga sekitar 3-5% sama seperti Malasia dan Singapura.
- Di Indonesia, diperkirakan jumlah pembawa sifat thalasemia sekitar 5-6% dari jumlah
populasi. Palembang; 10%, Makassar; 7,8%, Ambon; 5,8%, Jawa; 3-4%, Sumatera Utara 1-
1,5%.
ETIOLOGI
- thalasemia : mutasi pada gen globin, terutama persilangan yang tidak sama serta delesi
dalam jumlah besar dan mutasi non sense serta frame shift yang lebih jarang terjadi. Derajat
penyakit ditentukan melalui banyaknya gen alpha yang mengalami delesi.
o Delesi 4 gen hidrops fetalis (kematian in utero), karena gen alpha esensial untuk
kehidupan
o Delesi 3 gen anemia mikrositik hipokrom, dan splenomegali. Elektroforesis
menampakkan Hb H
o Delesi 2 gen anemia ringan
o Delesi 1 gen asimptomatik
- thalasemia : Variasi mutasi yang sangat luas dalam gen globin, termasuk delesi, mutasi
non sense serta frame shift, dan mutasi lain yang mempengaruhi semua aspek strukturnya
(misal, tapak penyambungan, mutan promoter)
KLASIFIKASI
Secara molekuler talasemia dibedakan atas thalasemia dan , sedangkan secara
klinis dibedakan atas thalasemia mayor dan minor .
Hemoglobin terdiri dari dua jenis rantai protein rantai globin dan rantai globin.
Jika masalah ada pada globin dari hemoglobin, hal ini disebut talasemia . Jika masalah ada
pada globin hal ini disebut talasemia . kedua bentuk dan mempunyai bentuk dari
ringan atau berat. Bentuk berat dari talasemia sering disebut anemia CooleyS. .6
Talasemia
Empat gen dilibatkan di dalam membuat globin yang merupakan bagian dari hemoglobin,
Dua dari masing-masing orangtua.Talasemia terjadi dimana satu atau lebih varian gen ini
hilang.
Orang dengan hanya satu gen mempengaruhi disebut silent carriers dan tidak punya tanda
penyakit.
Orang dengan dua gen mempengaruhi disebut talasemia trait atau talasemia . akan
menderita anemia ringan dan kemungkinan menjadi carrier
Orang dengan tiga gen yang yang dipengaruhi akan menderita anemia sedang sampai anemia
berat atau disebut penyakit hemoglobin H.
Bayi dengan empat gen dipengaruhi disebut talasemia mayor atau hydrops fetalis. Pada
umumnya mati sebelum atau tidak lama sesudah kelahiran.
Jika kedua orang menderita talasemia trait ( carriers) memiliki seorang anak, bayi bisa
mempunyai suatu bentuk talasemia atau bisa sehat. . 6
Gambar . Rantai Hemoglobin
Talasemia
Melibatkan dua gen didalam membuat globin yang merupakan bagian dari hemoglobin,
masing-masing satu dari setiap orangtua. talasemia terjadi ketika satu atau kedua gen
mengalmi variasi.
Jika salah satu gen dipengaruhi, seseorang akan menjadi carrier dan menderita anemia ringan.
Kondisi ini disebut thallasemia trait/ talasemia minor,
Jika kedua gen dipengaruhi, seseorang akan menderita anemia sedang (talasemia intermedia
atau anemia Cooleys yang ringan) atau anemia yang berat ( talasemia utama, atau anemia
Cooleys).
Anemia Cooleys, atau talasemia mayor jarang terjadi. Suatu survei tahun 1993 ditemukan
518 pasien anemia Cooleys di Amerika Serikat. Kebanyakan dari mereka mempunyai bentuk
berat dari penyakit, tetapi mungkin kebanyakan dari mereka tidak terdiagnosis .
Jika dua orangtua dengan talasemia trait (carriers) mempunyai seorang bayi, salah satu
dari tiga hal dapat terjadi: . 6
Bayi bisa menerima dua gen normal ( satu dari masing-masing orangtua) dan mempunyai
darah normal ( 25 %).
Bayi bisa menerima satu gen normal dan satu varian gen dari orangtua yang talasemia trait (
50 persen). Bayi bisa menerima dua gen talasemia ( satu dari masing-masing orangtua) dan
menderita penyakit bentuk sedang sampai berat (25 persen).
Berkurangnya sitensis Hb dan eritropoesis yang telah efektif disertai penghancuran sel-sel
eritrosit intra medular. Juga bisa disebabkan karena defisiensi asam folat, bertambahnya
volume plasma intravaskuler yang mengakibatkan hemodilusi dan distruksi eritrosit oleh
sistem retikuloendotelial dalam limpa hati. Penelitian biomolekuler menunjukkan adanya
mutasi DNA pada gen sehingga produksi rantai alfa/beta hemoglobin berkurang.
Terjadinya hemosidrosis merupakan hasil kombinasi antara transufi berulang
peningkatan absorbsi besi dalam usus karena eritropoesis yang tidak efektif, anemiakronis,
serta proses hemolisis.Akibat penurunan pembentukan hemoglobin sel darah merah menjadi
mikrosistik dan hipokronik.
Pada keadaan normal disintesis hemoglobin A yang terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai
beta. Kadarnya mencapai lebih kurang 95% dari seluruh hemoglobin. Sisanya terdiri dari
hemoglobin A2 yang mempunyai 2 rantai alfa dan 2 rantai sedangkan kadarnya tidak lebih
dari 2% pada keadaan normal. Hemoglobin F setelah lahirnya feotus senantiasa menurun dan
pada usia 6 bulan mencapai kadar seperti orang dewasa yaitu tidak lebih dari 4%. Pada
keadaan normal, hemoglobin F terdiri dari 2 ranti alfa dan 2 rantai gama.
Pada Thalasemia satu atau lebih dari satu rantai globin kurang diproduksi sehingga
terdapat pembentukan hemoglobin normal orang dewasa (Hb A). Kelebihan rantai globin
yang tidak terpakai akan mengendap pada dinding eritrosit. Keadaan ini menyebabkan
eritropoesis tidak efektif dan eritrosit memberikan gambaran anemia hipokrok mikrosfer.
Pada Thalasemia beta produksi rantai beta terganggu, mengakibatkan kadar Hb
menurun sedangkan Hb A2 atau Hb F tidak terganggu karena tidak mengandung rantai beta
dan berproduksi lebih banyak dari keadaan normal, mungkin sebagai kompensasi.
Eritropoesis sangat giat, baik didalam sumsum tulang maupun ekstramedular hati dan limpa.
Destruksi eritrosit dan prekursornya dalam sumsum tulang adalah luas (eritropoesis tidak efektif) dan
masa hidup eritrosit mendadak serta didapat pula tanda-tanda anemia hemolitik ringan. Walaupun
eritropoesis sangat giat. Hal ini tidak mampu mendewasakan eritrosit secara efektif mungkin karena
adanya presipitasi didalam eritrosit. Defek gen-gen yang bersangkutan dalam produksi rantai globin
berbeda-beda dan kombinasi defek juga munkin. Maka dari itu ada fariasi yang luas penyakit
heterogen ini dan penggolongannya tidak semudah konsep homozigot atau heterozigot.
GAMBARAN KLINIS
Gejala klinis, muka mongoloid, pertumbuhan badan kurang sempurna, pembesaran hati
dan limpa, perubahan pada tulang karena hiperaktivitas sumsum merah berupa deformitas
dan faktur spontan, terutama kasus yang tidak mendapat transfusi darah, dapat juga
menyebabkan pertumbuhan berlebihan tulang frontal, zigomatikus, serta maksila.
Pertumbuhan gigi biasanya buruk, sering disertai rerefaksi tulang rahang. Sinusitas
(terutama maksilaris) sering kambuh akibat kurang lancarnya drainase. Anemia biasanya
berat dan biasanya mulai jelas pada usi beberapa bulan .
Bayi baru lahir dengan Thalasemia beta mayor tidak anemis. Gejala awal pucat
mulanya tidak jelas, biasanya menjadi lebih berat dalam tahun pertama, bila penyakit ini
tidak ditangani, tumbuh kembang akan terlambat, anak tidak nafsu makan, diare, kehilangan
lemah tubuh dapat diertai demam, terdapat hepatosplenomegali, terjadi perubahan pada
tulang.
Alur Diagnostik Thalassemia
Anamnesis
Anak dengan thalasemia umumnya memiliki gambaran klinis yang berbeda menurut rantai
globin yang terkena dan derajat keparahannya.
Talasemia-:
Silent carrier asimtomatik.
Sifat talasemia- (trait) asimtomatik, seperti talasemia minor.
Penyakit HbH anemia berat.
Hidrops fetalis letal in utero.
Talasemia- heterozigot (talasemia minor):
Biasanya asimtomatik dengan anemia ringan atau tanpa anemia, dan transfusi darah biasanya
tidak dibutuhkan.
Talasemia- homozigot (talasemia mayor):
Hampir semua anak dengan talasemia-, memperlihatkan gejala klinis sejak lahir, gagal
tumbuh, kesulitan makan, infeksi berulang dan kelemahan umum.
Bayi nampak pucat dan didapatkan perut membesar. Pada stadium ini tidak ada tanda klinis
lain dan diagnosis dibuat berdasarkan adanya kelainan hematologi.
Di samping itu, anak dengan talasemia- mayor umumnya memiliki riwayat transfusi
berulang. Karena umumnya, pasien dengan talasemia mayor sudah parah dan memerlukan
transfusi darah secara berkala.
Perlu ditanyakan pula riwayat keluarga. Jika kedua orang tua membawa sifat talasemia-,
sebanyak 25 % anak berisiko untuk menderita talasemia mayor.
Pemeriksaan fisik (talasemia mayor)
Bentuk muka mongoloid (facies Cooley) atau deformitas tulang diakibatkan peningkatan
eritropoesis dalam sumsum tulang.
Ikterus (sclera icteric) akibat peningkatan kadar bilirubin serum tidak terkonjugasi.
Pigmentasi kulit akibat kelebihan melanin dan hemosiderin memberikan tampilan kelabu
seperti batu tulis, pada stadium awal penimbunan besi.
Pemeriksaan penunjang
Temuan laboratorium:
Pada pemeriksaan hapusan darah tepi (talasemia mayor): terdapat anemia mikrositik
hipokrom berat dengan presentase retikulosit yang tinggi disertai normoblas (eritrosit
berinti), sel target, dan titik basofilik (bashopilic stipling). Banyak ditemui Heinz bodies
pada -thalassemia.
Talasemia minor
Talasemia mayor: note bizarre red cells with marked anisopoikilocytosis
Pada rontgenogram tulang tengkorak memperlihatkan maksilla yang tumbuh-lebih
dan menunjukkan pelebaran nyata rongga diploe, dengan gambaran hair-on-end
yang disebabkan oleh trabekula vertikal.
Provan, D, et.al. 2004. Oxford Handbook of Hematology, 2nd ed. Oxford University Press: United
States.
Sudoyo, A., 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi 4. Pustaka IPD FKUI
Diposkan oleh Anshoril Arifin di (http://avicenna91.blogspot.co.id/2012/08/thalasemia.html)