MK FARMAKOLOGI
SEMESTER III PRODI D-IV KEBIDANAN TAHUN AKADEMIK 2015/2016
Dosen Pembimbing : Dra. Eni Purwaningtyas,Apt.,M.Sc
Oleh :
Susi Lestari
P07124214037
JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
A. VAKSIN
Berikut adalah jenis-jenis vaksin beserta contohnya :
1. Live Attenuated Vaccine
Vaksin hidup yang dibuat dari bakteri atau virus yang sudah
dilemahkan daya virulensinya dengan cara kultur dan perlakuan yang
berulang-ulang, namun masih mampu menimbulkan reaksi imunologi
yang mirip dengan infeksi alamiah.
Sifat vaksin live attenuated vaccine, yaitu :
Vaksin dapat tumbuh dan berkembang biak sampai
menimbulkan respon imun sehingga diberikan dalam bentuk
dosis kecil antigen
Respon imun yang diberikan mirip dengan infeksi alamiah, tidak
perlu dosis berganda
Dipengaruhi oleh circulating antibody sehingga ada efek
netralisasi jika waktu pemberiannya tidak tepat
Vaksin virus hidup dapat bermutasi menjadi bentuk patogenik
Dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi
alamiah
Mempunyai kemampuan proteksi jangka panjang dengan
keefektifan mencapai 95%
Virus yang telah dilemahkan dapat bereplikasi di dalam tubuh,
meningkatkan dosisasli dan berperan sebagai imunisasi ulangan.
Contoh :
Berasal dari virus hidup : Vaksin Campak, Vaksin Gondongan
(Parotis), Vaksin Rubela, Vaksin Polio, Vaksin Rotavirus, dan Vaksin
Demam Kuning (Yellow Fever).
Berasal dari bakteri hisup : Vaksin BCG dan Vaksin Demam Tifoid
Oral.
3. Vaksin Toksoid
Vaksin yang dibuat dari beberapa jenis bakteri yang menimbulkan
penyakit dengan memasukkan racun dilemahkan ke dalam aliran darah.
Bahan bersifat imunogenik yang dibuat dari toksin kuman.
Hasil pembuatan bahan toksoid yang jadi disebut sebagai natural fluid
plain toxoid yang mampu merangsang terbentuknya antibodi antitoksin.
Imunisasi bakteri toksoid efektif selamasatu tahun.
Contoh : Vaksin Difteri dan Tetanus
5. Vaksin Idiotipe
Vaksin yang dibuat berdasarkan sifat bahwa Fab (fragment
antigen binding) dari antibodi yang dihasilkan oleh tiap klon sel B
mengandung asam amino yang disebut sebagai idiotipe atau
determinan idiotipe yang dapat bertindak sebagai antigen. Vaksin ini
dapat menghambat pertumbuhan virus melalui netralisasai dan
pemblokiran terhadap reseptor pre sel B.
6. Vaksin Rekombinan
Vaksin rekombinan memungkinkan produksi protein virus dalam
jumlah besar. Gen virus yang diinginkan diekspresikan dalam sel
prokariot atau eukariot. Sistem ekspresi eukariot meliputi sel bakteri
E.coli, yeast, dan baculovirus. Dengan teknologi DNA rekombinan selain
dihasilkan vaksin protein juga dihasilkan vaksin DNA. Penggunaan virus
sebagai vektor untuk membawa gen sebagai antigen pelindung dari
virus lainnya, misalnya gen untuk antigen dari berbagai virus disatukan
ke dalam genom dari virus vaksinia dan imunisasi hewan dengan vaksin
bervektor ini menghasilkan respon antibodi yang baik. Susunan vaksin
ini (misal hepatitis B) memerlukan-epitop organisme yang patogen.
Sintesis dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan penentuan kode
gen epitop bagi sel penerima vaksin.
8. Vaksin Hepatitis B
Vaksin Hepatitis B dapat mencegah penyakit Hepatitis B dan
berbagai komplikasinya yang serius yaitu sirosis dan kanker. Vaksinasi
Hepatitis B dibuat dari bagian virus, bukan seluruh virus tersebut
sehingga vaksin hepatitis tidak dapat menimbulkan penyakit hepatitis.
Vaksin Hepatitis B diberikan 4 serial, pemberian serial ini memberikan
efek proteksi jangka panjang bahkan seumur hidup.
9. Vaksin Pneumokokus
Persatuan kesehatan sedunia menempatkan penyakit
Pneumokokus yaitu penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin
sebagai penyebab no.1 kematian anak-anak di bawah umur 5 tahun di
seluruh dunia. Bakteri Pneumonia (Pneumokokus) dapat menyebabkan
penyakit Pneumokokus. Biasanya ditemukan di dalam saluran
pernafasan anak-anak yang disebarkan melalui batuk atau bersin. Kini
terdapat lebih dari 90 jenis Pneumokokus yang diketahui, namun hanya
lebih kurang 10% yang bisa menyebabkan penyakit yang serius di
seluruh dunia. Jenis 19A adalah bakteri yang muncul di dunia dan dapat
menyebabkan penyakit pneumokokus yang sangat serius dan resisten
terhadap antibiotik.
Pneumokokus menyerang beberapa bagian tubuh yang berbeda,
diantaranya adalah:
a. Meningitis (Radang selaput otak)
b. Bakteremia (infeksi dalam darah)
c. Pneumonia (infeksi Paru-paru)
d. Otitis Media (infeksi Telinga)
Penyakit Pnemokokus sangat serius dan dapat menyebabkan
kerusakan otak, ketulian, dan kematian.
3. Vaksin toksoid
Adalah vaksin yang dibuat dari racun (toksin) kuman yang
dilemahkan, contohnya adalah Vaksin untuk Tetanus dan Difteri.
4. Vaksin rekombinan
Kemajuan iptek kedokteran memungkinkan vaksin dari hasil
rekayasa genetika yang dikenal sebagai vaksin rekombinan, seperti :
Vaksin Hepatitis B, Vaksin Tifoid dan Vaksin Rotavirus.
B. IMUNOGLOBULIN
Imunitas ini terdiri dari 5 jenis, yaitu : IgG, IgM, IgE, IgA, IgD. Berikut
deskripsinya :
1. Imunoglobulin A (IgA)
Ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada selaput lendir, terutama
lapisan saluran pernapasan dan saluran pencernaan, serta dalam air liur
dan air mata. IgA berfungsi untuk pertahanan terhadap virus atau bakteri
sebelum masuk plasma atau bagian dalam tubuh, selain itu juga
mencegah bakteri atau virus melekat pada membran mukosa. Antibodi
IgA melindungi permukaan tubuh yang terkena zat asing dari luar. Jenis
antibodi ini juga ditemukan di air mata, dan darah. Sekitar 10% sampai
15% dari antibodi di dalam tubuh adalah antibodi IgA. Sejumlah kecil
orang tidak membuat antibodi IgA. Antibodi ini melindungi janin dalam
kandungan dari berbagai penyakit. IgA yang terdapat dalam ASI akan
melindungi system pencernaan bayi terhadap mikroba karena tidak
terdapat dalam tubuh bayi yang baru lahir.
2. Immunoglobulin G (IgG).
Jenis antibodi yang paling melimpah, ditemukan di semua cairan
tubuh dan melindungi terhadap infeksi bakteri dan virus. IgG merupakan
75% dari serum immunoglobulin pada manusia. Antibodi IgG sangat
penting dalam memerangi infeksi bakteri dan virus dan merupakan satu-
satunya jenis antibodi yang dapat melintasi plasenta pada wanita hamil
untuk membantu melindungi bayi (janin).
IgG selalu tersedia untuk membantu menangkal infeksi dan juga
siap untuk mereproduksi dan menyerang ketika zat-zat asing memasuki
tubuh. Kehadiran IgG dalam serum darah biasanya mengindikasi infeksi
baru atau remote. IgG paling umum sekitar 3 minggu setelah infeksi
dimulai. IgG dibagi menjadi empat subklas yang berbeda dari IgG1
sampai IgG4. IgG biasanya ditemukan pada ASI pertama kali keluar.
IgG dapat menangkal bakteri pathogen misal : virus, bakteri dan jamur.
3. Imunoglobulin D (IgD)
Terdapat dalam jumlah sangat kecil dalam serum. IgD adalah
antibodi paling sedikit dipahami. Baru-baru ini, IgD ditemukan untuk
mengikat basofil dan sel mast dan mengaktifkan sel-sel untuk
menghasilkan faktor antimikroba untuk berpartisipasi dalam pertahanan
kekebalan tubuh (pernafasan) pada manusia.
4. Imunoglobulin E (IgE)
Berhubungan terutama dengan reaksi alergi (ketika sistem
kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap antigen lingkungan
seperti serbuk sari atau bulu hewan peliharaan). Hal ini ditemukan di
paru-paru, kulit, dan selaput lendir.
5. Imunoglobulin M (IgM)
Adalah antibodi terbesar. IgM ditemukan dalam darah dan cairan
getah bening dan merupakan jenis pertama dari antibodi yang dibuat
sebagai respons terhadap infeksi. IgM juga menyebabkan sel-sel lain
dalam sistem kekebalan tubuh untuk menghancurkan zat asing. Antibodi
IgM berkisar antara 5% sampai 10% dari semua antibodi dalam tubuh.
IgM terutama bertanggung jawab untuk penggumpalan.
C. OBAT UTEROTONIKA
Macam-macam obat uterotonika :
1. Alkaloid ergot
Sumber : jamur gandum clavikus purpurea
Berdasarkan efek dan struktur kimia alkaloid ergot dibagi menjadi 3 :
a. Alkaloid asam amino (ergotamin)
Merupakan obat yang paling kuat dari kelompok alkaloid asam
amino
b. Derivat dihidro alkaloid asam amino (dihiro ergotamin)
c. Alkaloid amin
Cara Kerja Alkaloid ergot :
Mempengaruhi otot uterus berkontraksi terus-menerus sehingga
memperpendek kala III (kala uri).
Menstimulsi otot-otot polos terutama dari pembuluih darah perifer
dan rahim.
Pembuluh darah mengalami vasokonstriksi sehingga tekanan
darah naik dan terjadi efek oksitosik pada kandungan mature.
b. Kontra Indikasi
Persalinan kala I dan II
Hipersensitif
Penyakit vascular
Penyakit jantung parah
Fungsi paru menurun
Fungsi hati dan ginjal menurun
Hipertensi yang parah
Eklampsi
Dosis yang digunakan
a. Oral : mulai kerja setelah sepuluh menit
b. Injeksi: intravena mulai kerja 40 detik
c. IM : mulai kerja 7-8 menit. Hal ini lebih menguntungkan karena efek
samping lebih sedikit
Dosis :
Oral 0,2-0,4 mg , 2-4 kali sehari selama 2 hari
IV / IM 0,2 mg , IM boleh diulang 24 jam bila perdarahan hebat.
Contoh obat :
Nama generic : metal ergometrin, metal ergometrina, hydrogen
maleat
Nama paten : methergin, met6hernial, methorin, metilat,
myomergin.
2. Oksitosin
Oksitosin merupakan hormone peptide yang disekresi olah
pituitary posterior yang menyebabkan ejeksi air susu pada wanita dalam
masa laktasi. Oksitosin diduga berperan pada awal kelahiran.
Cara kerja obat
Bersama dengan faktor-faktor lainnya oksitosin memainkan peranan
yang sangat penting dalam persalinan dan ejeksi ASI. Oksitosin bekerja
pada reseptor oksitosik untuk menyebabkan :
a. Kontraksi uterus pada kehamilan aterm yang terjadi lewat kerja
langsung pada otot polos maupun lewat peningkatan produkdsi
prostaglandin
b. Konstriksi pembuluh darah umbilicus
c. Kontraksi sel-sel miopital ( refleks ejeksi ASI ) .Oksitosin bekerja
pada reseptor hormone antidiuretik ( ADH )* untuk menyebabkan :
Peningkatan atau penurunan yang mendadak pada tekanan
darah 9 diastolik ) karena terjadinya vasodilatasi
Retensin air
Catatan
Oksitosin dan hormone anti diuretic memiliki rumus bangun yang
sangat mirip sehingga menjelaskan mengapa fungsi kedua
substansi ini saling tumpang tindih
3. Misoprostol / Prostagladin
Misoprostol adalah suatu analog prostaglandin Elsintetik yang
menghambat sekresi asam lambung dan nmenaikkan proteksi mukosa
lambung.
Bila Anda curiga obat yang Anda minum menyebabkan efek samping,
segeralah berkonsultasi dengan dokter.
4. Jangan sembarangan memberikan obat bebas kepada anak.
Jangan memberikan obat bebas kepada anak kecuali labelnya
secara spesifik menyebutkan boleh dikonsumsi anak-anak. Anak-anak
bukanlah orang dewasa berukuran kecil. Mereka memiliki
sensitivitas dan daya respon yang berbeda terhadap obat sehingga tidak
semua obat untuk dewasa dapat diberikan kepada anak.
5. Bacalah kandungan isi dan tanggal daluwarsa obat.
Banyak obat bebas yang memiliki nama atau merek berbeda-beda
namun kandungannya sama. Pastikan Anda tidak mengkonsumsi obat
yang sama dalam kemasan merek yang berbeda untuk menghindari
overdosis.
6. Beritahu dokter bila Anda:
a. sedang hamil atau menyusui
b. alergi terhadap obat tertentu
c. memiliki diabetes, penyakit ginjal atau liver
d. sedang meminum obat lain atau suplemen/herbal
e. sedang menjalani diet khusus