Anda di halaman 1dari 21

TUGAS

MK FARMAKOLOGI
SEMESTER III PRODI D-IV KEBIDANAN TAHUN AKADEMIK 2015/2016
Dosen Pembimbing : Dra. Eni Purwaningtyas,Apt.,M.Sc

Oleh :

Susi Lestari

P07124214037

JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
A. VAKSIN
Berikut adalah jenis-jenis vaksin beserta contohnya :
1. Live Attenuated Vaccine
Vaksin hidup yang dibuat dari bakteri atau virus yang sudah
dilemahkan daya virulensinya dengan cara kultur dan perlakuan yang
berulang-ulang, namun masih mampu menimbulkan reaksi imunologi
yang mirip dengan infeksi alamiah.
Sifat vaksin live attenuated vaccine, yaitu :
Vaksin dapat tumbuh dan berkembang biak sampai
menimbulkan respon imun sehingga diberikan dalam bentuk
dosis kecil antigen
Respon imun yang diberikan mirip dengan infeksi alamiah, tidak
perlu dosis berganda
Dipengaruhi oleh circulating antibody sehingga ada efek
netralisasi jika waktu pemberiannya tidak tepat
Vaksin virus hidup dapat bermutasi menjadi bentuk patogenik
Dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi
alamiah
Mempunyai kemampuan proteksi jangka panjang dengan
keefektifan mencapai 95%
Virus yang telah dilemahkan dapat bereplikasi di dalam tubuh,
meningkatkan dosisasli dan berperan sebagai imunisasi ulangan.
Contoh :
Berasal dari virus hidup : Vaksin Campak, Vaksin Gondongan
(Parotis), Vaksin Rubela, Vaksin Polio, Vaksin Rotavirus, dan Vaksin
Demam Kuning (Yellow Fever).
Berasal dari bakteri hisup : Vaksin BCG dan Vaksin Demam Tifoid
Oral.

2. Inactivated Vaccine (Killed Vaccine)


Vaksin dibuat dari bakteri atau virus yang dimatikan dengan zat
kimia (formaldehid) atau dengan pemanasan, dapat berupa seluruh
bagian dari bakteri atau virus, atau sebagian dari bakteri atau virus atau
toksoidnya saja.
Sifat vaksin inactivated vaccine, yaitu :
Vaksin tidak dapat hidup sehingga seluruh dosis antigen dapat
dimasukkan dalam bentuk antigen
Respon imun yang timbul sebagian besar adalah humoral dan
hanya sedikit atau tidak menimbulkan imunitas seluler
Titer antibodi dapat menurun setelah beberapa waktu sehingga
diperlukan dosis ulangan, dosis pertama tidak menghasilkan
imunitas protektif tetapi hanya memacu dan menyiapkan sistem
imun, respon imunprotektif baru-barumuncul setelah dosis kedua
dan ketiga
Tidak dipengaruhi oleh circulating antibody
Vaksin tidak dapat bermutasi menjadi bentuk patogenik
Tidak dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi
alamiah.
Contoh : Vaksin Rabies, Vaksin Influenza, Vaksin Polio (Salk),
Vaksin Pneumonia Pneumokokal, Vaksin Kolera, Vaksin
Pertusis, dan Vaksin Demam Tifoid.

3. Vaksin Toksoid
Vaksin yang dibuat dari beberapa jenis bakteri yang menimbulkan
penyakit dengan memasukkan racun dilemahkan ke dalam aliran darah.
Bahan bersifat imunogenik yang dibuat dari toksin kuman.
Hasil pembuatan bahan toksoid yang jadi disebut sebagai natural fluid
plain toxoid yang mampu merangsang terbentuknya antibodi antitoksin.
Imunisasi bakteri toksoid efektif selamasatu tahun.
Contoh : Vaksin Difteri dan Tetanus

4. Vaksin Acellular dan Subunit


Vaksin yang dibuat dari bagian tertentu dalam virus atau bakteri
dengan melakukan kloning dari gen virus atau bakteri melalui
rekombinasi DNA, vaksin vektor virus dan vaksin antiidiotipe.
Contoh : Vaksin Hepatitis B, Vaksin Hemofilus Influenza tipe b (Hib)
dan Vaksin Influenza

5. Vaksin Idiotipe
Vaksin yang dibuat berdasarkan sifat bahwa Fab (fragment
antigen binding) dari antibodi yang dihasilkan oleh tiap klon sel B
mengandung asam amino yang disebut sebagai idiotipe atau
determinan idiotipe yang dapat bertindak sebagai antigen. Vaksin ini
dapat menghambat pertumbuhan virus melalui netralisasai dan
pemblokiran terhadap reseptor pre sel B.

6. Vaksin Rekombinan
Vaksin rekombinan memungkinkan produksi protein virus dalam
jumlah besar. Gen virus yang diinginkan diekspresikan dalam sel
prokariot atau eukariot. Sistem ekspresi eukariot meliputi sel bakteri
E.coli, yeast, dan baculovirus. Dengan teknologi DNA rekombinan selain
dihasilkan vaksin protein juga dihasilkan vaksin DNA. Penggunaan virus
sebagai vektor untuk membawa gen sebagai antigen pelindung dari
virus lainnya, misalnya gen untuk antigen dari berbagai virus disatukan
ke dalam genom dari virus vaksinia dan imunisasi hewan dengan vaksin
bervektor ini menghasilkan respon antibodi yang baik. Susunan vaksin
ini (misal hepatitis B) memerlukan-epitop organisme yang patogen.
Sintesis dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan penentuan kode
gen epitop bagi sel penerima vaksin.

7. Vaksin DNA (Plasmid DNA Vaccines)


Vaksin dengan pendekatan baru dalam teknologi vaksin yang
memiliki potensi dalam menginduksi imunitas seluler. Dalam vaksin DNA
gen tertentu dari mikroba diklon ke dalam suatu plasmid bakteri yang
direkayasa untuk meningkatkan ekspresi gen yang diinsersikan ke
dalam sel mamalia. Setelah disuntikkan DNA plasmid akan menetap
dalam nukleus sebagai episom, tidak berintegrasi kedalam DNA sel
(kromosom), selanjutnya mensintesis antigen yang dikodenya.
Selain itu vektor plasmid mengandung sekuens nukleotida yang
bersifat imunostimulan yang akan menginduksi imunitas seluler. Vaksin
ini berdasarkan isolasi DNA mikroba yang mengandung kode
antigenyang patogen dan saat ini sedang dalam perkembangan
penelitian. Hasil akhir penelitian pada binatang percobaan menunjukkan
bahwa vaksin DNA (virus dan bakteri) merangsang respon humoral dan
selular yang cukup kuat,sedangkan penelitian klinis pada manusia saat
ini sedang dilakukan.

8. Vaksin Hepatitis B
Vaksin Hepatitis B dapat mencegah penyakit Hepatitis B dan
berbagai komplikasinya yang serius yaitu sirosis dan kanker. Vaksinasi
Hepatitis B dibuat dari bagian virus, bukan seluruh virus tersebut
sehingga vaksin hepatitis tidak dapat menimbulkan penyakit hepatitis.
Vaksin Hepatitis B diberikan 4 serial, pemberian serial ini memberikan
efek proteksi jangka panjang bahkan seumur hidup.

9. Vaksin Pneumokokus
Persatuan kesehatan sedunia menempatkan penyakit
Pneumokokus yaitu penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin
sebagai penyebab no.1 kematian anak-anak di bawah umur 5 tahun di
seluruh dunia. Bakteri Pneumonia (Pneumokokus) dapat menyebabkan
penyakit Pneumokokus. Biasanya ditemukan di dalam saluran
pernafasan anak-anak yang disebarkan melalui batuk atau bersin. Kini
terdapat lebih dari 90 jenis Pneumokokus yang diketahui, namun hanya
lebih kurang 10% yang bisa menyebabkan penyakit yang serius di
seluruh dunia. Jenis 19A adalah bakteri yang muncul di dunia dan dapat
menyebabkan penyakit pneumokokus yang sangat serius dan resisten
terhadap antibiotik.
Pneumokokus menyerang beberapa bagian tubuh yang berbeda,
diantaranya adalah:
a. Meningitis (Radang selaput otak)
b. Bakteremia (infeksi dalam darah)
c. Pneumonia (infeksi Paru-paru)
d. Otitis Media (infeksi Telinga)
Penyakit Pnemokokus sangat serius dan dapat menyebabkan
kerusakan otak, ketulian, dan kematian.

10. Vaksin Human Papillomavirus (HPV)


Human Papilloma Virus secara umum menginfeksi lapisan kulit
yaitu pada keratinosit dan membran mukosa. Sebagian besar virus jenis
ini (ada lebih dari 200 virus) tidak menimbulkan gejala, tetapi sebagian
akan dapat menimbulkan gejala berupa kutil. Kutil ini dapat muncul
dimana saja. Virus ini juga telah terbukti memiliki hubungan dengan
munculnya kanker cervix, vulva, vagina, dan anus pada wanita dan
sebagian lain kanker pada anus dan penis laki-laki.

11. Vaksin Varicella (Cacar Air)


Cacar air (Varicella) adalah penyakit yang sering dialami pada
masa kanak-kanak.Penyakit ini cukup ringan, tapi bisa berakibat serius,
terutama bagi bayi dan orang dewasa.
Cacar air bisa menyebabkan ruam, rasa gatal, demam, dan rasa
lelah
Bisa menyebabkan infeksi kulit yang berat, meninggalkan bekas
luka, pneumonia, kerusakan pada otak, atau kematian
Virus cacar air bisa tersebar melalui udara, atau melalui kontak
dengan cairan pada lepuhan (pada kulit) yang disebabkan oleh
cacar air tersebut
Seseorang yang telah menderita penyakit cacar air bisa
mengalami ruam yang menyebabkan rasa nyeri beberapa tahun
setelah terkena cacar air
Sebelum vaksin cacar air ini ada, sekitar 11.000 orang di
Amerika Serikat dirawat di rumah sakit akibat penyakit ini.
Vaksin cacar air ini dapat mencegah penyakit cacar air. Kebanyakan
dari orang yang telah mendapatkan vaksinasi cacar air, mereka tidak
terkena penyakit ini. Walaupun mereka terkena cacar air, biasanya
reaksi yang ditimbulkan cukup ringan. Mereka hanya memiliki sedikit
lepuh/gelembung cacar air di tubuh, dan sangat kecil kemungkinannya
untuk mengalami demam. Waktu pemulihannya juga relatif cepat.

12. RotaTeq dan Rotarix Vaksin


Rotavirus adalah virus yang sering menyebabkan gastroenteritis
akut (infeksi saluran pencernaan) pada anak, yang ditandai dengan
muntah, diare, demam, dan nyeri perut. Pada bayi dan anak kecil,
infeksi rotavirus dapat menyebabkan diare dan muntah berat sehingga
anak menjadi kehilangan banyak cairan (dehidrasi). Infeksi rotavirus
dapat dicegah salah satunya dengan imunisasi rotavirus. Saat ini
tersedia dua jenis vaksin rotavirus yaitu RotaTeq dan Rotarix.
Gejala infeksi rotavirus berupa demam, muntah, diare, dan atau
nyeri perut. Muntah dan diare merupakan gejala utama infeksi rotavirus
dan dapat berlangsung selama 3 8 hari. Infeksi rotavirus dapat disertai
gejala lain yaitu anak kehilangan nafsu makan, dan tanda-tanda
dehidrasi. Infeksi rotavirus dapat menyebabkan dehidrasi ringan dan
berat, bahkan kematian.

13. Vaksin Hepatitis A


Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
virus Hepatitis A suatu virus RNA yang ditularkan melalui rute fecal-oral
terutama karena sanitasi yang buruk. Dapat menular lewat makanan
atau minuman yang terkontaminasi virus atau dari droplet ludah
manusia yang mengandung virus. Penyakit ini sebenarnya dapat
sembuh sendiri tetapi pada pasien dengan gejala yang berat dapat
muncul kuning di seluruh tubuh maupun di mata, mual, muntah-muntah
dan demam. Vaksinasi dapat mencegah penyakit ini.

Jenis Vaksin yang Sering Digunakan :


Vaksin yang sering digunakan dalam program imunaisasi wajib atau
yang dianjurkan dibagi atas 4 golongan vaksin, yaitu:
1. Vaksin Hidup
Berisi virus atau bakteri yang dilemahkan, dibuat dilaboratorium
dengan memodifikasikan kuman penyebab penyakit. Kuman yang
dilemahkan tersebut masih bisa berkembang (bereplikasi) dan
menimbulkan kekebalan tapi tidak membuat sakit seseorang.
Contoh vaksin yang berisi virus hidup :
Vaksin Polio dan MMR.
Contoh vaksin yang berisi bakteri hidup :
Vaksin BCG, Vaksin Campak, dan Vaksin Tifoid Oral (vivotif).

2. Vaksin yang tidak aktif (inactivated)


Berisikan virus atau bakteri yang dibuat tidak aktif, dapat terdiri
dari seluruh komponen kuman atau sebagian komponen kuman.
Contoh vaksin yang mengandung virus mati :
Vaksin Influenza, Vaksin Rabies, Vaksin Hepatitis A, Vaksin
Hepatitis B.
Contoh vaksin yang mengandung bakteri mati :
Vaksin Pertusis (batuk rejan), Vaksin HiB, Vaksin Kolera, dan
Vaksin Meningokokus.

3. Vaksin toksoid
Adalah vaksin yang dibuat dari racun (toksin) kuman yang
dilemahkan, contohnya adalah Vaksin untuk Tetanus dan Difteri.

4. Vaksin rekombinan
Kemajuan iptek kedokteran memungkinkan vaksin dari hasil
rekayasa genetika yang dikenal sebagai vaksin rekombinan, seperti :
Vaksin Hepatitis B, Vaksin Tifoid dan Vaksin Rotavirus.

Selain pembagian golongan berdasarkan isi vaksin tadi, vaksin yang


ada juga bisa dibagi atas vaksin tunggal dan vaksin kombinasi. Vaksin
tunggal berisi hanya 1 antigen/kuman yang dilemahkan, misalnya vaksin
hepatitis B, vaksin campak dan sebagainya. Sementara Vaksin
kombinasi (combo vaccine) berisi beberapa antigen/kuman yang
dilemahkan, misalnya DPT yang dapat mencegah Difteri, Pertusis dan
Tetanus. Bahkan belakangan ada kecenderungan untuk membuat vaksin
kombinasi yang lebih banyak sampai 4 atau 5 antigen/kuman sehingga
dengan 1 kali pemberian vaksin dapat mencegah 4 atau 5 penyakit
sekaligus, Contoh vaksin kombinasi seperti ini : vaksin DPT digabung
dengan hepatitis B atau HiB. Di Puskesmas sudah dikenalkan vaksin kombo
yaitu vaksin DPT yang digabung dengan hepatitis B.

B. IMUNOGLOBULIN
Imunitas ini terdiri dari 5 jenis, yaitu : IgG, IgM, IgE, IgA, IgD. Berikut
deskripsinya :
1. Imunoglobulin A (IgA)
Ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada selaput lendir, terutama
lapisan saluran pernapasan dan saluran pencernaan, serta dalam air liur
dan air mata. IgA berfungsi untuk pertahanan terhadap virus atau bakteri
sebelum masuk plasma atau bagian dalam tubuh, selain itu juga
mencegah bakteri atau virus melekat pada membran mukosa. Antibodi
IgA melindungi permukaan tubuh yang terkena zat asing dari luar. Jenis
antibodi ini juga ditemukan di air mata, dan darah. Sekitar 10% sampai
15% dari antibodi di dalam tubuh adalah antibodi IgA. Sejumlah kecil
orang tidak membuat antibodi IgA. Antibodi ini melindungi janin dalam
kandungan dari berbagai penyakit. IgA yang terdapat dalam ASI akan
melindungi system pencernaan bayi terhadap mikroba karena tidak
terdapat dalam tubuh bayi yang baru lahir.

2. Immunoglobulin G (IgG).
Jenis antibodi yang paling melimpah, ditemukan di semua cairan
tubuh dan melindungi terhadap infeksi bakteri dan virus. IgG merupakan
75% dari serum immunoglobulin pada manusia. Antibodi IgG sangat
penting dalam memerangi infeksi bakteri dan virus dan merupakan satu-
satunya jenis antibodi yang dapat melintasi plasenta pada wanita hamil
untuk membantu melindungi bayi (janin).
IgG selalu tersedia untuk membantu menangkal infeksi dan juga
siap untuk mereproduksi dan menyerang ketika zat-zat asing memasuki
tubuh. Kehadiran IgG dalam serum darah biasanya mengindikasi infeksi
baru atau remote. IgG paling umum sekitar 3 minggu setelah infeksi
dimulai. IgG dibagi menjadi empat subklas yang berbeda dari IgG1
sampai IgG4. IgG biasanya ditemukan pada ASI pertama kali keluar.
IgG dapat menangkal bakteri pathogen misal : virus, bakteri dan jamur.

3. Imunoglobulin D (IgD)
Terdapat dalam jumlah sangat kecil dalam serum. IgD adalah
antibodi paling sedikit dipahami. Baru-baru ini, IgD ditemukan untuk
mengikat basofil dan sel mast dan mengaktifkan sel-sel untuk
menghasilkan faktor antimikroba untuk berpartisipasi dalam pertahanan
kekebalan tubuh (pernafasan) pada manusia.

4. Imunoglobulin E (IgE)
Berhubungan terutama dengan reaksi alergi (ketika sistem
kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap antigen lingkungan
seperti serbuk sari atau bulu hewan peliharaan). Hal ini ditemukan di
paru-paru, kulit, dan selaput lendir.

5. Imunoglobulin M (IgM)
Adalah antibodi terbesar. IgM ditemukan dalam darah dan cairan
getah bening dan merupakan jenis pertama dari antibodi yang dibuat
sebagai respons terhadap infeksi. IgM juga menyebabkan sel-sel lain
dalam sistem kekebalan tubuh untuk menghancurkan zat asing. Antibodi
IgM berkisar antara 5% sampai 10% dari semua antibodi dalam tubuh.
IgM terutama bertanggung jawab untuk penggumpalan.

C. OBAT UTEROTONIKA
Macam-macam obat uterotonika :
1. Alkaloid ergot
Sumber : jamur gandum clavikus purpurea
Berdasarkan efek dan struktur kimia alkaloid ergot dibagi menjadi 3 :
a. Alkaloid asam amino (ergotamin)
Merupakan obat yang paling kuat dari kelompok alkaloid asam
amino
b. Derivat dihidro alkaloid asam amino (dihiro ergotamin)
c. Alkaloid amin
Cara Kerja Alkaloid ergot :
Mempengaruhi otot uterus berkontraksi terus-menerus sehingga
memperpendek kala III (kala uri).
Menstimulsi otot-otot polos terutama dari pembuluih darah perifer
dan rahim.
Pembuluh darah mengalami vasokonstriksi sehingga tekanan
darah naik dan terjadi efek oksitosik pada kandungan mature.

Indikasi dan kontra indikasi


a. Indikasi
Oksitosik : Sebagai stimultan uterus pada perdarahan paska
persalinan atau paska abortus, yaitu :
Induksi partus aterm
Mengontrol perdarahan dan atoni uteri pasca persalinan.
Merangsang konstraksi setelah operasi Caesar/operasi
uterus lainnya
Induksi abortus terapeutik
Uji oksitoksin

b. Kontra Indikasi
Persalinan kala I dan II
Hipersensitif
Penyakit vascular
Penyakit jantung parah
Fungsi paru menurun
Fungsi hati dan ginjal menurun
Hipertensi yang parah
Eklampsi
Dosis yang digunakan
a. Oral : mulai kerja setelah sepuluh menit
b. Injeksi: intravena mulai kerja 40 detik
c. IM : mulai kerja 7-8 menit. Hal ini lebih menguntungkan karena efek
samping lebih sedikit
Dosis :
Oral 0,2-0,4 mg , 2-4 kali sehari selama 2 hari
IV / IM 0,2 mg , IM boleh diulang 24 jam bila perdarahan hebat.
Contoh obat :
Nama generic : metal ergometrin, metal ergometrina, hydrogen
maleat
Nama paten : methergin, met6hernial, methorin, metilat,
myomergin.

Efek samping Obat


a. Efek pada uterus :
Dosis kecil menyebabkan kontraksi, dosis besar menyebabkan
tetani
Kepekaan uterus tergantung maturitas dan kehamilan
Semua alkaloid ergot meningkatkan kontraksi uterus secara
nyata
b. Efek pada kardiovaskuler :
Menyebabkan vasokontriksi perifer
Pembendungan dan trombosis pada gangren dapat terjadi akibat
vasokontriksi
c. Efek samping :
Ergotamine merupakan ergotamin merupakan alkaloid yang
paling toksik.2.
Dosis besar dapat menyebabkan : mual, muntah, diare, gatal,
kulit dingin, nadi lemah dan cepat, bingung dan tidak sadar
Dosis keracunan fatal: 26 mg per oral selama beberapa hari,
atau dosis tunggal 0,5-1,5 mg parenteral
Gejala keracunan kronik: perubahan peredaran darah ( tungkai
bawah, paha, lengan dan tangan jadi pucat), nyeri otot, denyut
nadi melemah, gangren, angina pectoris, bradikardi, penurunan
atau kenaikan tekanan darah
Keracunan biasanya disebabkan: takar lajak dan peningkatan
sensitivitas
Farmakokinetik :
a. Ergotamin diabsorbsi lambat dan tidak sempurna di saluran cerna
b. Kadar puncak plasma dicapai setelah 2 jam
c. Pemberian kofein akan meningkatkan kadar puncak plasma 2
kali lipat
d. Dosis ergotamin IM 1/10 dosis oral absorbsi di tempat
suntikan lambat reaksi perlu waktu 20 menit
e. Dosis ergotamin IV dosis IM efek perangsangan uterus
setelah 5 menit
f. Ekskresi ergotamin melalui: empedu sedikit yang melalui urine
g. Pada pemberian oral bromokriptin diabsorbsi lebih baik drpd
ergotamin, dan dieliminasi lebih lambat
h. Ekskresi 90% melalui empedu
Farmakodinamik :
a. Efeknya sebanding dengan dosis yang diberikan.
b. Kepekaan uterus terhadap alkaloid ergot bervariasi tergantung
maturitas dan umur kehamilan.
c. Ergotamin dan alkaloid sejenis menimbulkan vasokonstriksi dan
merusak endotel kapiler.
d. Ergotamine efektif mengurangi gejala migren melalui pengurangan
amplitude pulsasi arteri karotis eksterna terjadi penguranan aliran
darah arteri basiler.

Tanda keracunan ergot (ergotisme)


a. Nyeri pada lengan, tungkai bawah dan punggung bawah
b. Tangan dan kaki dingin
c. Kelemahan otot
d. Diare
e. Halusinasi
f. Kejang
g. Hiperkoagulabilitas darah
Cara mengatasi efek samping obat :
a. Membaca dosis dan aturan pakainya
b. Melihat tanda peringatan
c. Membaca kandungan isi dan tanggal kadaluarsa
d. Meminta dokter mengevaluasi pengobatan jangka panjang
e. Alkaloid ergot tidak boleh diberikan dalam 24 jam setelah
pemberian triptan dan tidak boleh digunakan bersamaan dengan
obat lain yang menyebabkan vasokontriksi

2. Oksitosin
Oksitosin merupakan hormone peptide yang disekresi olah
pituitary posterior yang menyebabkan ejeksi air susu pada wanita dalam
masa laktasi. Oksitosin diduga berperan pada awal kelahiran.
Cara kerja obat
Bersama dengan faktor-faktor lainnya oksitosin memainkan peranan
yang sangat penting dalam persalinan dan ejeksi ASI. Oksitosin bekerja
pada reseptor oksitosik untuk menyebabkan :
a. Kontraksi uterus pada kehamilan aterm yang terjadi lewat kerja
langsung pada otot polos maupun lewat peningkatan produkdsi
prostaglandin
b. Konstriksi pembuluh darah umbilicus
c. Kontraksi sel-sel miopital ( refleks ejeksi ASI ) .Oksitosin bekerja
pada reseptor hormone antidiuretik ( ADH )* untuk menyebabkan :
Peningkatan atau penurunan yang mendadak pada tekanan
darah 9 diastolik ) karena terjadinya vasodilatasi
Retensin air
Catatan
Oksitosin dan hormone anti diuretic memiliki rumus bangun yang
sangat mirip sehingga menjelaskan mengapa fungsi kedua
substansi ini saling tumpang tindih

Kerja oksitosin yang lain meliputi :


a. Kontraksi tuba falopi untuk membantu pengangkutan sperma,;
luteolitis (involusi korpus luteum );
b. Peranan neurotransmitter yang lain dalam system saraf pusat.
c. Oksitosin disintesis dalam hipotalamus, kelenjar gonad, plasenta
dan uterus. Muylai dari usia kehamilan 32 minggu danselanjutnya,
konsentrasi oksitosin dan demikian pula aktifitas uterus akan lebih
tinggi pada malam harinya ( Hirst et al, 1993 ).

Pelepasan oksitosin endogenus ditingkatkan oleh:


a. Persalinan
b. Stimulasi serviks vagina atau parudara
c. Estrogen yang beredar dalam darah
d. Peningkatan osmolalitas / konsentrasi plasma
e. Volume carian yang rendah dalam sirkulasi darah
f. Stress.
Stres dalam persalinan dapat memacu partus presipitatus yang
dikenal dengan istilah refleks ejeksi fetus. Stress yang disebabkan
oleh tangisan bayi akan menstimulasi produksi ASI.

Pelepasan oksitosin disupresi oleh :


a. Alcohol
b. Relaksin
c. Penurunan osmolalitas plasma
d. Volume cairan yang tinggi dalam sirkulasi darah ( Graves, 1996 )

Indikasi dan kontra indikasi


a. Indikasi
Indikasi oksitosik.
Induksi partus aterm
Mengontrol perdarahan dan atuni uteri pasca persalinan
Merangsang konstraksi uterus setelah operasi Caesar
Uji oksitoksik
Menghilangkan pembengkakan payudara.
b. Kontra Indikasi
Kontraksi uterus hipertonik
Distress janiN
Prematurisasi
Letak bayi tidak normal
Disporposi sepalo pelvis
Predisposisi lain untuk pecahnya rahim
Obstruksi mekanik pada jalan lahir
Preeklamsi atau penyakit kardiovaskuler dan terjadi pada ibu
hamil yang berusia 35 tahun
Resistensi dan mersia uterus
Uterus yang starvasi
Gawat janin

Dosis yang digunakan


Untuk induksi persalinan intravena 1-4 m U permenit dinaikkan
menjadi 5-20 m U / menit sampai terjadi pola kontraksi secara fisiologis.
Untuk perdarahan uteri pasca partus, ditambahkan 10-40 unit pada 1 L
dari 5 % dextrose, dan kecepatan infuse dititrasi untuk mengawasi
terjadinya atonia uterus. Kemungkinan lain adalah, 10 unit dapat
diberikan secara intramuskuler setelah lahirnya plasenta. Untuk
menginduksi pengaliran susu, 1satu tiupan ( puff ) disemprotkan ke
dalam tiap lubang hidung ibu dalam posisi duduk 2-3 menit sebelum
menyusui.
Contoh obat : Tablet oksitosina Pitosin tablet (PD)

Efek samping dan cara mengatasinya


a. Efek pada Uterus:
Merangsang frekuensi dan kontraksi uterus
Efek pada uterus menurun jika estrogen menurun
Uterus imatur kurang peka thd oksitosin
Infus oksitoksin perlu diamati menghindari tetani
respon uterus meningkat 8 x lipat pada usia kehamilan 39
minggu
b. Efek pada mamae:
Menyebabkan kontraksi otot polos mioepitel susu
mengalir (ejeksi susu)
Sediaan oksitosin berguna untuk memperlancar ejeksi susu,
serta mengurangi pembengkakan payudara pasca
persalinan
c. Efek Kardiovaskuler:
Relaksasi otot polos pembuluh darah (dosis besar)
Penurunan tekanan sistolik, warna kulit merah, aliran darah
ke ekstremitas menurun, takikardi dan curah jantung
menurun
Farmakokinetik
a. Hasil baik pada pemakaian parenteral
b. Cepat diabsorbsi oleh mukosa mulut Efektif untuk pemberian
tablet isap
c. Selama hamil ada peningkatkan enzim Oksitosinase atau sistil
aminopeptidase berfungsi mengaktifkan oksitoksin enzim
tersebut berkurang setelah melahirkan, diduga dibuat oleh plasenta
d. Absorpsi: baik lewat mukosa hidung
e. Distribusi: PP rendah
f. Metabolisme: t 1 9 menit
g. Eliminasi: ginjal
Farmakodinamik:
a. IM: mula 3 5 menit, P: TD, L: 2 3 jam
b. IV: M: segera, P: TD, L: 1 jam
c. Inhal: M: menit, P: TD, L: 20 menit
Efek :
Efek terapeutik: induksi persalianan, mengeluarkan ASI
Efek samping: hipo/hipertensi, mual, muntah, konstipasi,
berkurangnya aliran darah uterus, ruam kulit, anoreksia
Reaksi merugikan: kejang, intoksikasi air, perdarahan
intrakranial, disritmia, asfiksia, janin: ikterus, hipoksia
Cara mengatasi efek samping obat :
a. Membaca dosis dan aturan pakainya
b. Melihat tanda peringatan
c. Membaca kandungan isi dan tanggal kadaluarsa
d. Meminta dokter mengevaluasi pengobatan jangka panjang

3. Misoprostol / Prostagladin
Misoprostol adalah suatu analog prostaglandin Elsintetik yang
menghambat sekresi asam lambung dan nmenaikkan proteksi mukosa
lambung.

Cara kerja obat


Setelah penggunaan oral misprostol diabsobrsi secara ekstensif
dan cepat dide-esterifikasi menjadi obat aktif : asam misoprostol.Kadar
puncak serum asam misoprostol direduksi jika misoprostol diminum
bersama makanan.

Indikasi dan kontra indikasi


a. Indikasi
Induksi partus aterm
Mengontrol perdarahan dan atoni uteri pasca persalinan
Merangsang kontraksi uterus post sc atau operasi uterus lainya
Induksi abortus terapeutik
Uji oksitosin
Menghilangkan pembengkakan mamae
b. Kontra indikasi
Untuk proteksi GI, misoprostol dikontraindikasikan pada
kehamilan karena resiko aborsi. Pasien-pasien harus diberi tahu
untuk tidak memberikan misoprostol kepada orang lain. Pasien
pasien yang menerima terapiu jangka lama AINSS untuk reumotoid
arthritis, misoprostol 200g qid lebih baik daripada antagonis
reseptor H2 atau sukralfat dalam mencegah gastric ulcer yang
induksinya oleh AINS. Walaupun demikian misoprostol tidak
menghilangkan nyeri G1 atau rasa tidak enak yang dihubungkan
dengan pengunaan AINS.

Dosis yang digunakan


Peroral untuk proteksi GI selama terapi AINS : 200 gqid.
Diberiksan bersama makanan, jika dosis ini tidak ditolerir : 100g qid
dapat digunakan. Bentuk sediaan : tablet 100,200g. Misoprostol juga
tersedia dalam kombinasi dengan diklofenak.
Contoh obat :
Misoprostol Tablet : Gastrul isi : misoprostol 200 mcg / tablet.

Efek samping dan cara mengatasinya


a. Dapat menyebabkan kontraksi uterin
b. Diare dilaporkan terjadi dalam 2 minggu pada terapi inisiasi dalam
14-40 % pasien dengan AINS yang menerima 800g / hari. Diare
biasanya akan membaik dalam kurang lebih satu minggu terapi.
Wanita-wanita yang menggunaklan misoprostol kadang-kadang
mengalami gangguan ginekologi termasuk kram atau perdarahan
vaginal.

Cara mengatasi efek samping obat :


a. Membaca dosis dan aturan pakainya
b. Melihat tanda peringatan
c. Membaca kandungan isi dan tanggal kadaluarsa
d. Meminta dokter mengevaluasi pengobatan jangka panjang

# Cara Menghindari Efek Samping Obat Uterotonika


Sebagai konsumen kesehatan, Anda sendirilah yang harus waspada
terhadap potensi efek samping obat. Beberapa tips berikut dapat menjadi
panduan Anda :
1. Baca dosis dan aturan pakainya.
Setiap obat berbeda kekuatannya. Bacalah dosis obat dengan
cermat ketika Anda akan mengkonsumsinya. Bila dokter menyarankan
setengah tablet, jangan mengubahnya sendiri karena Anda merasa
kekuatannya kurang. Berkonsultasilah dengan dokter sebelum
melakukannya. Tanyakan juga ke dokter atau apoteker bila Anda akan
menggerus atau memecah tablet. Beberapa jenis obat harus ditelan
secara utuh.
2. Lihat tanda peringatan.
Beberapa obat berpengaruh terhadap kemampuan Anda
berkendara atau mengoperasikan mesin. Bila Anda meminumnya, Anda
harus berhenti berkendara atau menjalankan mesin agar tidak
mengalami kecelakaan. Obat-obatan ini memiliki tanda peringatan
segitiga merah di labelnya.
3. Ketahui efek samping obat.
Sejumlah obat memiliki potensi efek samping. Beberapa obat
penenang, obat anti hipertensi dan obat anti epilepsi, misalnya, dapat
menimbulkan impotensi. Anda juga harus waspada terhadap potensi
efek samping obat berikut:
Obat antikoagulan warfarin -> perdarahan
Obat penurun kolesterol simvastatin dan atorvastatin -> masalah
otot
Obat anti peradangan ibuprofen -> perdarahan
Obat penenang diazepam-> menekan kerja sistem saraf pusat
Obat diuretik furosemide -> ketidakseimbangan garam dalam
tubuh
Obat penenang citalopram -> sindrom serotonin seperti sakit
kepala, kejang otot, kecemasan, bingung dan berkeringat.

Bila Anda curiga obat yang Anda minum menyebabkan efek samping,
segeralah berkonsultasi dengan dokter.
4. Jangan sembarangan memberikan obat bebas kepada anak.
Jangan memberikan obat bebas kepada anak kecuali labelnya
secara spesifik menyebutkan boleh dikonsumsi anak-anak. Anak-anak
bukanlah orang dewasa berukuran kecil. Mereka memiliki
sensitivitas dan daya respon yang berbeda terhadap obat sehingga tidak
semua obat untuk dewasa dapat diberikan kepada anak.
5. Bacalah kandungan isi dan tanggal daluwarsa obat.
Banyak obat bebas yang memiliki nama atau merek berbeda-beda
namun kandungannya sama. Pastikan Anda tidak mengkonsumsi obat
yang sama dalam kemasan merek yang berbeda untuk menghindari
overdosis.
6. Beritahu dokter bila Anda:
a. sedang hamil atau menyusui
b. alergi terhadap obat tertentu
c. memiliki diabetes, penyakit ginjal atau liver
d. sedang meminum obat lain atau suplemen/herbal
e. sedang menjalani diet khusus

Obat-obatan tertentu tidak cocok untuk orang dengan kondisi tertentu.


Obat juga dapat berinteraksi dengan obat lain, makanan dan suplemen
tertentu. Dokter perlu mengetahui kondisi Anda agar dapat meresepkan
obat yang aman.
7. Mintalah dokter mengevaluasi pengobatan jangka panjang Anda.
Bila Anda memiliki penyakit kronis seperti penyakit jantung atau
hipertensi, Anda perlu mengkonsumsi obat tertentu secara terus-
menerus dalam jangka panjang. Obat yang Anda minum seringkali perlu
diselangi obat lain agar tidak memberikan efek negatif yang merugikan
kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai