Batu
A. Latar Belakang
kelembagaan. Bukan hanya pada organisasi bisnis, tetapi telah berkembang lebih
memuaskan adalah pelayanan yang didukung oleh perilaku aparat yang baik.
Dengan perilaku aparat yang baik itu berdampak pada kualitas pelayanan yang
baik, bertanggung jawab, adil, cepat dan tepat. Berkaitan dengan proses pelayanan,
kinerja pegawai yang tidak baik, seperti perilaku yang tidak mencerminkan
Pada dasarnya kemampuan kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai
mereka.
untuk desa seperti : Aceh dipakai nama Gampong atau Meunasah. Ditanah Batak
sebuah Desa disebut dengan Kuta atau Huta. Sementara di daerah Minangkabau
kepala desa juga bersama-sama dengan Badan Perwakilan Desa (BPD) dalam
3
merencanakan pembangunan desa, oleh sebab itu BPD dipilih langsung oleh
warga desa. Oleh sebab itu, BPD yang dipilih langsung oleh warga desa Kampung
Bilah, juga memiliki peran dalam kebijakan desa dan mengawasi jalannya roda
pemerintahan.
disebutkan tadi adalah hal yang tidak dapat dilepaskan dari kinerja aparat
Dari hasil observasi dilakukan penulis pada kantor Kecamatan Billah Hilir,
menujukan bahwa kinerja pegawai dirasakan masih sangat jauh dari harapan
dan opini publik yang kurang baik. Kurangnya sarana dan prasarana merupakan
masalah lain yang dimilki oleh kantor Camat Tapa serta kurangnya pemerintah
daerah Kab Labuhan Batu memantau hasil Kinerja pegawai telah menjadikan
B. Perumusan Masalah
memiliki arah yang jelas dalam mengiterpresrasikan fakta dan data ke dalam
diteliti.
1. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
a. Untuk peneliti
b. Untuk instansi
E. URAIAN TEORITIS
1. Kinerja
Kinerja ialah suatu hal yang sangat penting karena kinerja merupakan
tolak ukur keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan atau misinya.
karena hal tersebut dapat dijadikan sebagai imput bagi peningkatan dan perbaikan
kinerja dimasa yang akan datang. Kinerja atau perfomance dipahami sebagai
disebut dengan kinerja. Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang
pekerjaan itu.
dicapai oleh seseorang). Penegertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan
diharapkan. Kinerja suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral dan
etika
Menurut Kurniawan,(2005:46). Bila dikaji dari tujuan dan visi utama dari
publik maka kinerja organisasi publik dapat dikatakan berhasil apabila mampu
mengatakan bahwa kinerja dapat juga dikatakan sebagai prestasi kerja dan prestasi
menyangkut efektifitas, yaitu sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan di dalam
menghasilkan sesuatu hasil yang diperoleh dengan aktifitas yang dicapai dengan
memenuhi fungsi serta aturan yang ditetapkan bagi pencapaian tujuan. Oleh
karena itu kinerja organisasi paling tidak mengandung tiga aspek penting yaitu,
Menurut Echols dan Shadily efektivitas berasal dari kata effective, yang
sangat bergantung pada kemampuan pegawai bekerja secara efektif yaitu bekerja
sesuai dengan ketentuan dan mentaati setiap aturan yang dimiliki organisasi.
tujuan kerja yang dimiliki oleh setiap pekerja, seseorang pegawai dinyatakan
memiliki efektifitas kerja yang tinggi jika pegawai tersebut mampu mencapai
demikian pegawai yang efektif dalam bekerja adalah pegawai yang seluruh
takes into account several factors inside and outside the organization.
kerja dan factor diluar lingkungan kerja akan mendukung dirinya tumbuh sebagai
telah ditetapkan dengan waktu yang dibutuhkan pegawai, dan juga dapat
9
dibandingkan dengan antara hasil atau kualitas yang dicapai dengan kualitas yang
telah ditetapakan .jika pelaksanaan kerja yang dilakukan pegawai lebih baik dari
yang ditetapkan maka pegawai tersebut tergolong sebagai pegawai yang efektif.
efektivitas organisasi :
kelangsungan hidupnya.
untuk mencapai tujuan. Dalam teori sistem, organisasi dipandang sebagai suatu
unsur dari sejumlah unsur yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain.
Bila dalam organisasi hanya pekerjaan yang benar (sesuai dengan rencana)
dikerjakan, maka akan muncul efektivitas, dan bila cara yang digunakan untuk
mengerjakan pekerjaan yang benar itu tepat maka akan menghasilkan efisiensi.
berperan, yaitu:
a. Produktivitas
11
b. Kualitas Layanan
yang menginginkannya.
c. Responsivitas
d. Responsibilitas
12
e. Akuntabilitas
banyak. Kinerja organisasi publik tidak hanya dilihat dari dari ukuran
dari ukuran eksternal, seperti nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam
norma tersebut.
kemampuan (ability) dan faktor kinerja (motivation). Hal ini sesuai dengan
pendapat Keit Davis dalam Mangkunegara (2011: 67) yang merumuskan bahwa
keterangannya :
1. Faktor kemampuan
2. Faktor Kinerja
sebagai berikut :
13
a. Faktor kemampuan
Oleh karena itu pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai
dengan keahlianya (the right man in the right place, the right man on the
right job).
b. Faktor Kinerja
1. Personal factors
2. Leadership factors
3. Team factors
4. System factors
5. Contextual/situational factors
14
sebagai berikut :
1. Personal factors
komitmen individu.
2. Leadership factors
3. Team factors
4. System factors
Ditunjukan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas yang diberikan organisasi.
5. Contextual/situational factors
terdiri dari berbagai unsur yang saling berkaitan, jika salah satu unsur memiliki
sumber daya secara terus menerus. Suatu perusahaan tidak memperhatikan faktor-
faktor tersebut maka tujuan yang ingin dicapai dapat lebih mudah tercapai hal itu
a. Perbaikan kinerja
b. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi
c. Keputusan-keputusan penempatan
g. Ketidakakuratan informasional
j. Tantangan-tantangan eksternal
a. Perbaikan kinerja
memperbaiki prestasi.
b. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi
c. Keputusan-keputusan penempatan
Promosi, transfer dan demosi biasanya didasarkan pada kinerja masa lalu atau
masa lalu.
Kinerja yang baik atau jelek mencerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur
g. Ketidakakuratan informasional
Kinerja yang jelek mungkin merupakan suatu tanda kesalahan dalam desain
j. Tantangan-tantangan eksternal
sangat penting dilakukan karena akan memperbaiki kinerja pegawai yang masih
kinerjanya.
a.Volume pekerjaan
terbatas.
yang sebenarnya.
Informasi itu harus tersedia dan ada pada saat informasi itu diperlukan
d. Peningkatan biaya
kepada masyarakat yang berorientasi kerja, yang memandang kerja adalah sesuatu
tersebut.
19
terlibat dalam organisasi ini disebut juga pegawai. Untuk lebih jelasnya akan
merupakan tenaga kerja manusia jasmaniah maupun rohaniah (mental dan pikiran)
yang senantiasa dibutuhkan dan oleh karena itu menjadi salah satu modal pokok
pekerja atau worker adalah, Mereka yang secara langsung digerakkan oleh
terdiri dari:
pemerintah
3. Kualitas Pelayanan
Menurut Abdullah (2012:60), kualitas jasa adalah jasa yang sesuai dengan
yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai
jasa untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan masyarakat. Menurut Peter dan
Olson (2013:79), Kualitas jasa adalah kesesuaian jasa dengan kebutuhan pasar
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
3) Perbaikan berkelanjutan;
tidak terbatas hanya sebelum penjualan, tetapi juga selama proses penjualan
hingga purna jual yang mencakup pelayanan reparasi dan ketersediaan komponen
yang dibutuhkan.
kualitas bersumber dari dua sisi, produsen dan masyarakat. Produsen menentukan
yang dihasilkan.
Salah satu model kualitas pelayanan yang banyak dijadikan acuan dalam
dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml, dan Berry seperti yang dikutip oleh
Lopiyoadi (2001) dalam serangkaian penelitian mereka terhadap enam sektor jasa,
reparasi, peralatan rumah tangga, kartu kredit, asuransi, sambungan telepon jarak
premium) yang berarti nilai tinggi, dimana tinggi menunjukkan adanya ukuran.
Dalam pengertian ini pelayanan prima adalah pelayanan yang bernilai tinggi, yang
bahwa pelayanan publik yang prima adalah pelayanan jasa yang dapat
Budiono, (2003 : 63) hakekat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima
kemauan birokrasi sendiri, maka cara baru dalam memikat masyarakat harus
masyarakat.
istilah excellent service yang secara harfiah berarti pelayanan yang sangat baik
dan atau pelayanan yang terbaik. Disebut sangat baik atau terbaik karena sesuai
dengan standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki oleh instansi yang
memberikan pelayanan.
persepsi masyarakat terhadap lima dimensi spesifik dari kinerja layanan. Kotler
(2007:56) menyimpulkan bahwa ada lima dimensi ServQual (Service Quality) yang
terpercaya.
b. Reliability (kehandalan)
masyarakat tidak merasa ditipu. Selain itu, pemasar juga harus tepat
diperhatikan bahwa janji bukan sekedar janji, namun janji harus ditepati.
c. Responsiveness (ketanggapan)
masyarakat. Unsur lain yang juga penting dalam hal cepat tanggap ini
d. Assurance (Jaminan)
Dalam hal ini perilaku para pegawai harus membuat masyarakat tenang
masyarakat.
Selain kedua faktor yang telah dijelaskan di atas, ada indikator dari
e. Empathy (Empati)
kali, lalu segera dijawab. Ingat, waktu yang dimiliki masyarakat sangat
kalah dan harus mengiyakan pendapat masyarakat, tetapi paling tidak mencoba
diramu dengan baik. Apabila tidak, hal tersebut menimbulkan kesenjangan antara
interaktif.
kuat dari pemerintah untuk mengupayakan kepuasan dari masyrakat dalam hal
Berkenaan dengan itu pula merujuk pada pandangan Budiono, (2003 : 63)
yang menyatakan bahwa pelayanan juga dapat diberi makna respek. Respek dalam
menambahkan sesuatu yang tidak bisa dinilai dengan uang, dan itu adalah
ketulusan dan integritas sedangkan ketulusan dan integritas bermuara pada hal-
menghubunginya.
4. Hipotesis
Paduan untuk meguji dua atau variable, mencerminkan imajinas dan ketajaman
masalah penelitian.
penelitian yang harus diberikan kebenaranya dengan jalan diuji melalui penelitian
lapangan.
31
Adapun hipotesis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah : Jika Kinerja
F. METODE PENELITIAN
1. Jenis penelitian
pendekatan kuantitif yaitu yaitu bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi pada
satu faktir berkaitan dengan variasi faktor lain. Hubungan antara dua variabel
tidak saja dalam bentuk sebab akibat. Hubungan sebab akibat yang lain adalah
hubungan-hubungan linier berupa hubungan timbal balik antar dua variabel atau
berikut :
lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Hal ini dilakukan
peneliti.
yang tentunya berkaitan dengan masalah yang diteliti. Hal ini dilakukan
buku karya Ilmiah makalah yang memiliki relevansi dengan masalah yang
catatan tertulis dokumen, dan arsip yang menyangkut masalah yang diteliti
(1994:148)
( ) ( )( )
=
( )( ) ( )( )
Di mana :
= koefisien kolerasi
= variable bebas
= variable terikat
= Jumlah responden
33
b. Uji Signifikan
t=
keterangan :
r = koefisien kolerasi
n = Jumlah sampel
c. Uji Determinasi
dapat dilihat pengujian hipotesis penelitian dan melihat signifikasi variable bebas
Dengan nilai r yang kita peroleh, dapat kita lihat secara langsung melalui
table korelasi, untuk meguji apakah nilai r yang kita peroleh tersebut berarti atau
tidak. Table korelasi ini mencantumkan batas-batas r yang signifikan tertentu, dan
34
dalam hal ini signifikasi 5%, bila nilai r tersebut adalah signifikasi, artinya
Menurut Sudjana (2005: 383) Adapun kegunaan dari uji regresi linier
adalah untuk menentukan pengaruh perubahan variabel bebas (X) hasil peranan
motivasi terhadap variabel (Y) efektivitas kerja pegawai secara teoritis terdapat
y = a + b (x)
( )( 2 ) ( )()
=
2 ( )2
( )( 2 ) ( )( )
=
2 ( )2
7.Lokasi Penelitian
penelitian ini penulis menentukan bahwa objek penelitian adalah. Dinas Catatan
H. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan
BAB V PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan dan saran-saran dari hasil penelitian yang
dilakukan.
36
DAFTAR PUSTAKA
J. Paul Peter, Jery C. Olson, 2013, Perilaku Konsumen Dan Strategi Pemasaran,
Salemba Empat, Jakarta
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller 2007, Manajemen Pemasran. Edisi Kedua
Belas. Erlangga, Jakarta.
Suryanto Adi, Sutopo, 2006: Pelayanan Prima, Bahan Ajar Diklat Prajabatan
Golongan III , Lembaga Administrasi Negara Repoblik Indonesia.
Suyety dan Kurniawan, 2005, Customer Loyalty, Edisi Revisi, Jakarta. Erlangga