Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

BLOK STOMATOGNASI I

STM atau TMJ

Disusun Oleh :
Arina Rosyida
NIM : 151610101071

LABORATORIUM FISIOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2016
BAB I
DASAR TEORI

Pemeriksaan Sendi Tempora-Mandibula (STM)


Sendi Tempora Mandibula adalah persendian antara RA dan RB. Persendian memiliki
sistem dua persendian, yaitu persendian antara kondilus mandibula dengan fossa artikularis
yang berada pada tulang temporal (Ganong, 1983). Diskus artikularis/meniskus sendi yang
merupakan jaringan ikat fibrosa padat, memisahkan ruang sendi menjadi ruang sendi atas dan
bawah. Di ruang sendi atas terjadi gerakan meluncur dan bagian bawah berfungsi sebagai sendi
engsel. Selain itu juga terdapat kapsul dan ligamen sendi yang membatasi pergerakan sendi ke
depan dan ke bawah.
Permukaan sendi dilapisi oleh jaringan ikat fibrosa padat dan avaskuler. Hal ini
menyebabkan sendi tidak dapat memikul beban karena tidak dilapisi oleh kartilago hialin. Ada
empat otot kunyah utama, yaitu masseter, temporalis, pterygoideus medialis dan lateralis. Saat
berfungsi, komponen-komponen sendi saling bekerja sama. Misalnya gerakan protrusi diawali
kontraksi otot yang menarik kondil kedepan dan ke bawah mengikuti eminensia sendi (Okeson,
1993). Meniskus/Diskus artikularis merupakan suatu lempeng jaringan ikat fibrosa yang
berada di antara kondil dan fosa artikularis. Diskus ini tidak melekat erat baik pada kondil dan
fosa artikularis, bagian tengahnya tipis dan agak menebal pada bagian anterior dan posterior.
Pada kedudukan normal dan menutup mulut, kedudukan kepala kondil berada pada
bagian tengah diskus yaitu bagian yang tipis. Pada proses ini, otot masseter akan berkontraksi
dan meluncurkan kondil ke arah posterior. Sedang, pada proses membuka mulut, diskus
artikularis dan kondil bersama-sama meluncur ke bawah sepanjang eminensia sendi dan diskus
artikularis berputar pada kepala kondil ke arah posterior. Panjang dan kelenturan serabut
elastis serta bentuk diskus artikularis dapat berubah apabila pola gerak mandibula berubah dari
pola gerak yang seharusnya. Secara klinis, perubahan ini menimbulkan bunyi keletuk sendi
pada saat menutup dan membuka mulut. (Alsawaf 1989, Ganong 1983).
BAB II
JAWABAN DARI PERTANYAAN

1. Apa yang menyebabkan bunyi sendi?

Terjadinya bunyi pada sendi karena adanya perubahan letak, bentuk, dan fungsi dari
komponen sendi temporomandibular. Bunyi yang dihasilkan dapat bervariasi mulai dari bunyi
yang lemah dan hanya terasa oleh si penderita sampai yang keras dan tajam. Bunyi ini dapat
terjadi pada awal, pertengahan atau akhir gerak buka dan tutup mulut.

2. Apa perbedaan krepitus, clicking, dan popping?

Krepitus adalah bunyi mengeret atau gemeretak menunjukan adanya perubahan degenerasi.
Biasanya ditemukan pada pasien dengan kelainan sendi temporo-mandibula jangka panjang .

Clicking adalah bunyi tunggal dalam waktu yang singkat. Bunyi tersebut dapat berupa
bunyi berdebuk yang perlahan, samar sampai bunyi retak yang tajam 3ias3ram3.

Popping adalah bunyi letupan karena adanya keterbatasan gerakan rahang atau atau gerakan
rahang yang biasanya asimetri.

3. Bagaimana pola pergerakan kondil pada saat membuka dan menutup mulut?

Pada saat membuka mulut, diskus artikularis dan kondil bersama-sama meluncur ke bawah
sepanjang emenensia artikularis dan diskus artikularis berputar pada kepala kondil 3ias3ra
posterior sedangkan pada saat menutup mulut, kedudukan kepala kondil berada pada bagian
tengah diskus yaitu pada bagian yang tipis.

4. Mengapa dapat timbul gerakan inkoordinasi 3ias3ram3r?

Dapat terjadi karena hilangnya kontinuitas 3ias3ram3r sehingga menyebabkan kehilangan


keseimbangan dan akhirnya menyebabkan inkoordinasi gerakan mandibular.

5. Apakah posisi tidur dapat berpengaruh pada kondisi 3ias3ram3r? Jelaskan


mekanismenya.

Tidur dilakukan kurang lebih selama 6 jam, bila seseorang memiliki kebiasaan tidur yang
salah maka akan dapat mempengaruhi kondisi dari mandibular itu sendiri. Misalnya kebiasaan
tidur dengan memiringkan tubuh ke salah satu sisi saja dapat menyebabkan tekanan mandibular
yang berat pada salah satu sisi. Apalagi bila tidur dilakukan selama berjam-jam dan kebiasaan
itu terbawa sejak lama, dapat menyebabkan perubahan posisi ataupun kemiringan dari
mandibular yang nantinya akan berpengaruh pula pada susunan gigi geliginya.

6. Mengapa membuka mulut maksimal menimbulkan kelelahan dan nyeri? Jelaskan


mekanismenya.

Membuka mulut maksimal dapat menimbulkan nyeri karena sendi temporo-mandibula


mengalami dislokasi, dimana sendi rahang keluar dari lokasi normalnya. Sehingga
menyebabkan rasa sakit dan lelah bila terus menerus dilakukan gerakan membuka mulut secara
maksimal.

7. Apa fungsi pemijatan pada kelelahan? Jelaskan mekanismenya.

Pemijatan mampu memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Efek pijat pada syaraf mampu
memberikan rangsangan dan meningkatkan aktivitas otot, pembuluh darah, dan kelenjar yang
diatur oleh otot-otot tersebut. Karena setelah dipijat, aliran darah ke otot akan lebih 4ias4r
sehingga pasokan oksigen akan lebih banyak dari sebelumnya. Oksigen berguna dalam proses
pembakaran untuk menghasilkan 4ias4r, sehingga setelah dipijat 4ias4r meningkat dan otot
dapat bekerja lebih lama. Kegiatan pijat mampu mengendurkan dan meregangkan otot dan
jaringan-jaringan lunak dalam tubuh, sehingga mengurangi ketegangan otot 4ias4ram.
Perbaikan sirkulasi darah dan getah bening di otot akan menghasilkan sirkulasi yang lebih baik
dalam tulang-tulang yang terkait. Sendi yang tegang dan rasa sakit yang diakibatkan oleh
kondisi-kondisi seperti arthritis, 4ias dikurangi sehingga tercipta rasa nyaman dan kemudahan
dalam bergerak.

8. Apa fungsi infra red pada kelelahan? Jelaskan mekanismenya.

Pemberian infra red pada bagian tubuh tertentu setelah mengalami kelelahan, akan
mengurangi kelelahan yang dirasakan. Hal ini dapat terjadi karena sinar infra red akan
menghasilkan panas yang menyebabkan pembuluh kapiler darah membesar (vasodilatasi).
Sirkulasi darah menjadi lancar, sehingga suplai oksigen dari darah mengalir lancar. Hal
tersebut yang akan menyebabkan rasa lelah menjadi berkurang.
BAB 3
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

3.1. HASIL PENGAMATAN


Pemeriksaan Gerakan STM Secara Palpasi

Jenis kelamin orang coba Gerakan STM (simetri/normal/terjadi hambatan/....)

Laki-laki simetris, normal, dan tidak terjadi hambatan

Perempuan Simetris, normal, dan tidak terjadi hambatan

Pemeriksaan Bunyi STM Secara Auskultasi

Jenis kelamin orang coba Gerakan STM (sakit/krepitasi/kliking/poping/....)

Laki-laki Tidak sakit, krepitasi

Perempuan Tidak sakit, kliking

Pemeriksaan Gerakan Mandibula


A. Gerakan Membuka Mulut Maksimal

(A) Jarak maksimal (B) Waktu maksimal


Jenis kelamin orang coba (menit)
(mm)

Laki-laki 46 mm 42 detik

Perempuan 50 mm 15 detik
B. Gerakan Membuka dan Menutup Mulut

Jenis kelamin
Gerakan mandibula Perubahan kondil
orang coba

Pada saat membuka : meluncur ke bawah


Pada saat menutup : kembali ke atas ke
posisi awal
Perempuan (C) Antero-posterior
Pada saat antero-posterior : kondil bergeser
ke depan dan
belakang
Perempuan (D) Lateral Kondil bergeser ke samping

Pergerakan kedua kondil kanan dan kiri


Perempuan (E) Koordinasi gerakan
simetri
Laki-laki Pada saat membuka : meluncur ke bawah
Pada saat menutup : kembali ke atas ke
posisi awal
(C) Antero-posterior
Pada saat antero-posterior : kondil bergeser
ke depan dan
belakang
Laki-laki
(D) Lateral Kondil bergerak ke samping
Laki-laki Pergerakan kedua kondil kanan dan kiri
(E) Koordinasi gerakan
simetri

Kelelahan pada Gerakan Mandibula Menutup Mulut

Jenis kelamin Lamanya membuka mulut Waktu sampai timbul


orang coba secara maksimal kelelahan (menit)

Perempuan 5 menit 40 detik


Waktu maksimal (ex. X menit)

Istirahat 10 menit

1
2dari waktu maksimal 6 menit 31 detik
(0.5 dari X menit + pemijatan)
Istirahat 10 menit

1dari waktu maksimal (0.5 dari X


2
6 menit 40 detik
menit + pajanan sinar infra merah)
3.2. PEMBAHASAN
Pembahasan Gerakan secara Palpasi
Pada pemeriksaan gerakan STM secara palpasi, dua orang berjenis kelamin
berbeda, yaitu laki-laki dan perempuan melakukan palpasi dengan jarak 0.5-1 cm di
depan meatus acusticus externus (lubang telinga) kiri dan kanan pada posisi membuka
dan menutup mulut. Palpasi dilakukan secara bersamaan dengan operator yang berbeda.
Pada orang coba pertama diketahui bahwa gerakan STM simetris. Namun dalam
membuka dan menutup mulut tidak terjadi hambatan maupun rasa nyeri, gerakan STM
normal. Pada orang coba kedua, diketahui bahwa gerakan STM terjadi secara simetris
dan normal, juga tidak terjadi hambatan pergerakan STM dan tidak ada rasa nyeri.
Pemeriksaan Bunyi STM secara Aukultasi
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan stetoskop. Dua orang coba
meletakkan stetoskop pada daerah STM, kemudian mendengarkan bunyi yang timbul
saat masing-masing membuka dan menutup mulut. Kemudian dilakukan pencatatan,
apakah ada bunyi krepitasi, clicking, atau popping yang muncul. Pemeriksaan ini
dilakukan secara bersamaan dengan operator berbeda, dan hasilnya, pada laki-laki
terdapat bunyi krepitasi tetapi tidak sakit. Dan pada perempuan terdapat bunyi kliking
namun tidak sakit.
Pemeriksaan Gerakan Mandibula
A. Gerakan membuka mulut maksimal
Pada pemeriksaan kali ini, dua orang coba berjenis kelamin berbeda melakukan
pemeriksaan bersamaan dengan operator berbeda dilakukan dengan cara membuka
mulut semaksimal mungkin. Kemudian dihitung panjang jarak maksimal mandibula
dengan menggunakan penggaris dan jangka kemudian dicatat berapa lama waktu yang
dibutuhkan bagi pergerakan maksimal mandibula untuk bertahan. Dari pemeriksaan
yang diperoleh, panjang jarak maksimal mandibula orang coba perempuan adalah 50
mm dengan waktu maksimal 15 detik. Sedangkan panjang jarak maksimal mandibula
orang coba laki-laki adalah 46 mm dengan waktu maksimal 42 detik.
B. Gerakan membuka dan menutup mulut
Pemeriksaan ini dilakukan oleh dua orang coba berjenis kelamin perempuan dan
laki-laki. Operator meletakkan jari telunjuk dan jari tengah kedua tangan pada kedua
kondil orang coba. Orang coba diinstruksikan untuk membuka mulut, dilanjutkan
menutup mulut sampai gigi geligi kedua rahang menyentuh. selanjutnya
menggerakkan mandibula ke arah (C) antero-posterior dan (D) lateral. Pada
perempuan dan laki-laki, perubahan kondil pada saat menggerakkan mandibula ke arah
antero-posterior adalah pada saat membuka : meluncur ke bawah,pada saat menutup :
kembali ke atas ke posisi awal,pada saat antero-posterior : kondil bergeser ke depan
dan belakang.Ke arah lateral adalah kondil bergeser ke samping.. Sedangkan (E)
koordinasi gerakan masing-masing arah pergerakan mandibula adalah simetris.
Kelelahan pada gerakan mandibula menutup mulut
Pemeriksaan ini dilakukan oleh satu orang coba berjenis kelamin perempuan.
Orang coba diinstruksikan untuk membuka mulut maksimal sampai timbul rasa lelah.
Didapatkan bahwa rasa lelah timbul pada waktu 5 menit 40 detik. Orang coba
diistirahatkan selama 10 menit, kemudian kembali diinstruksikan untuk membuka
mulut sampai timbul rasa lelah. Namun pada detik ke-35 setelah orang coba
diinstruksikan untuk membuka mulut, operator melakukan pemijatan pada otot
pembuka mulut. Kelelahan baru timbul pada waktu 6 menit 31 detik. Selanjutnya orang
coba kembali diistirahatkan selama 10 menit. Setelah itu, orang coba diinstruksikan
untuk melakukan hal yang sama, yaitu membuka mulut secara maksimal sampai timbul
kelelahan. Pada detik ke-35 dilakukan pemancaran dengan sinar infra-red pada otot
pembuka mulut, dan didapatkan hasil bahwa kelelahan timbul pada waktu 6 menit 40
detik.
BAB 4
KESIMPULAN
Dari pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
Adanya kelainan intrakapsular memungkinkan terjadinya hambatan dan rasa sakit
ketika sendi temporo-mandibula bergerak.
Bunyi pada sendi terjadi karena adanya perubahan letak, bentuk, dan fungsi dari
komponen sendi temporo-mandibula.
Membuka mulut maksimal dapat menimbulkan nyeri karena sendi temporo-mandibula
mengalami dislokasi, sehingga menimbulkan rasa sakit.
Pemijatan menyebabkan energi meningkat dan otot dapat bekerja lebih lama.
Pemberian infra red akan mengurangi kelelahan yang dirasakan karena sinar infra red
akan menghasilkan panas yang menyebabkan pembuluh kapiler darah membesar
(vasodilatasi).
Tingkat kelelahan pada wanita lebih cepat dibandingkan laki-laki.

DAFTAR PUSTAKA
Ganong WF, 1983. Fisiologi Kedokteran Ed. 10. Jakarta: EGC.
Guyton, Arthur C. 2007. Fisiologi Kedokteran Ed. 11. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai