Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem mastikasi adalah suatu proses menghancurkan partikel makanan di


dalam rongga mulut yang bertujuan untuk mengubah ukuran dan konsistensi
makanan sehingga membentuk bolus yang mudah untuk ditelan. Penghancuran
makanan dilakukan oleh gigi-geligi dengan bantuan otot-otot mastikasi
(pengunyahan), yang didukung oleh pergerakan kondilus mandibula terhadap
artikular pada tulang tengkorak. Gerakan artikulasi temporomandibula adalah
gerakan kapitulum mandibula, gerakan memundurkan mandibula dan kiri dan
kanan serta gerakan rotasi dan meluncur. Mengunyah terdiri dari beberapa tahap,
yaitu tahap membuka mandibula, tahap menutup mandibula dan tahap berkontak
gigi antagonis satu sama lain atau kontak gigi dengan bolus makanan.
Sistem mastikasi terdiri dari sendi temporomandibular (TMJ), otot-otot
pengunyahan, gigi geligi dalam rongga mulut, suplai darah serta sistam saraf yang
mendukung semua struktur. Kemampuan untuk memahami anatomi dan fungsi dari
sistem pengunyahan serta menafsirkan dengan benar terkait informasi diagnostik
merupakan prasyarat untuk memenuhi standar komprehensif perawatan. Disfungsi
sistem pengunyahan mengakibatkan tekanan nonfungsional yang berlebihan dapat
menyebabkan perubahan patologis dalam sendi temporomandibular, otot-otot
pengunyahan, permukaan oklusal gigi, dan periodontal jaringan pendukung.
(Carranza, 2012)

1.2 Tujuan Penulisan


1) Menjelaskan struktur anatomi sistem mastikasi.
2) Menjelaskan fungsi dari sistem mastikasi.
3) Menjelaskan gangguan sistem mastikasi.
4) Menjelaskan cara evaluasi komprehensif pada gangguan sistem mastikasi.
1.3 Manfaat Penulisan
Mengetahui struktur anatomi, fungsi, gangguan serta perawatan komprehensif pada
sistem mastikasi.

LO 2:

Persarafan motorik dan sensorik dari TMJ dan sistem mastikasi yang lain
dilayani oleh struktur persarafan trigeminal. Persarafan pada kedua ligamen kapsul
dan ligamen diskus menerima stimuli proprioseptif yang berkaitan dengan letak
persendian. Neuron eferen atau motorik menyebabkan kontraksi otot ketika
merespon stimuli dari kortikal pusat dan merespon stimuli afferen pada aktivitas
refleks. (Carranza, 2012)

Persepsi nyeri menyebabkan refleks nosiseptif untuk membuka mulut secara


cepat yang melibatkan kontraksi otot-otot depressor dan supresi otot-otot elevator,
konsisten dengan refleks protektif lainnya dalam sistem muskuloskeletal. Refleks
protektif dapat ditekan pada individu yang mengalami parafungsi oklusal kronis
(seperti clenching dan grinding). Persepsi terhadap tekanan merupakan fungsi dari
beberapa mekanoreseptor pada ligamen periodontal saat gigi geligi dalam keadaan
kontak. (Carranza, 2012)

LO 4:
Semakin luas permukaan gigi geligi , maka semakin baik proses mastikasinya.
(Caranza,2012)

DAFPUS :
Carranza FA, Newman MG. 2012. Clinical Periodontology. 11th ed. Philadelpia: WB. Saunders Co.
p. 184-191.

Anda mungkin juga menyukai