Anda di halaman 1dari 4

SKENARIO D BLOK 26 TAHUN 2017

Pimpinan Puskesmas Rambutan yaitu dr. Andi yang baru bertugas 4 bulan. Dalam 7 hari ini ada 5
orang anak Sekolah Dasar yang di diagnose Demam Berdarah Dengue yang dirujuk ke Rumah Sakit dan
beberapa orang yang diobservasi demam berdarah dengue.
Dr. Andi mengadakan pertemuan dengan seluruh staf Puskesmas untuk melihat jadwal kegiatan
Promosi kesehatan dan kesehatan lingkungan di wilayah Puskesmas dan PHBS di Sekolah Dasar tsb. Dari
hasil pertemuan dengan staf Puskesmas adalah dalam 3 bulan ini kegiatan promosi kesehatan yang
berhubungan dengan kesehatan lingkungan tidak dilaksanakan, sampah menumpuk karena pembungan ke
Tempat Pembuangan Akhir terhambat sehingga banyak smapah yang masuk selokan sehingga menghambat
saluran air dan hasil pemantauan banyak jentik-jentik nyamuk di rumah-rumah penduduk.
Setelah melihat permaslahan yang ada, dr. Andi berkoordinasi dengan Pak Camat. Pak Camat sebagai
penanggung jawab wilayah segera mengadakan pertemuan dengan kepala desa, pak RT, kepala sekolah,
tokoh agama, kader kesehatan dokter kecil, untuk mengadakan survey mawas diri dan dilanjutkan dengan
musyawarah masyarakat desa dan diharapkan menurunkan penyakit demam berdarah dengue di Kecamatan
Rambutan.

ANALISIS MASALAH
3.1 Pimpinan Puskesmas Rambutan yaitu dr. Andi yang baru bertugas 4 bulan. Dalam 7 hari ini
ada 5 orang anak Sekolah Dasar yang di diagnose Demam Berdarah Dengue yang dirujuk ke
Rumah Sakit dan beberapa orang yang diobservasi demam berdarah dengue.
3.1.1 Apa saja faktorfaktor yang mempengaruhi derajat kesehatan? 6 7
Menurut H.L. Blum, dikutip Notoadmodjo (2007), derajat kesehatan dipengaruhi 4 (empat) macam faktor
yaitu:
lingkungan,
perilaku,
pelayanan kesehatan, dan
hereditas.
Faktor lingkungan dan perilaku merupakan faktor terbesar yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya
derajat kesehatan.

3.2 Dr. Andi mengadakan pertemuan dengan seluruh staf Puskesmas untuk melihat jadwal kegiatan
Promosi kesehatan dan kesehatan lingkungan di wilayah Puskesmas dan PHBS di Sekolah Dasar
tsb. Dari hasil pertemuan dengan staf Puskesmas adalah dalam 3 bulan ini kegiatan promosi
kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan tidak dilaksanakan, sampah
menumpuk karena pembungan ke Tempat Pembuangan Akhir terhambat sehingga banyak
smapah yang masuk selokan sehingga menghambat saluran air dan hasil pemantauan banyak
jentik-jentik nyamuk di rumah-rumah penduduk.

1
3.2.1 Apa saja komponen PHBS? 7 8
Indikator nasional PHBS ada 10, yaitu :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi bayi ASI Eksklusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan Air Bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah
8. Makan sayur dan buah setiap hari
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah

Keterangan indikator PHBS:


1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Pertolongan pertama pada persalinan balita termuda dalam rumah tangga dilakukan oleh tenaga
kesehatan (dokter, bidan)
2. Memberi bayi ASI Eksklusif
Bayi umur 0 6 bulan diberi ASI saja sejak lahir sampai dengan 24 jam terakhir.
3. Menimbang balita setiap bulan
Balita (0 59 bl) ditimbang berat badannya secara rutin setiap bulan dan dicatat dalam KMS.
Penimbangan ke posyandu, puskesmas, pustu, RS, bidan dan sarana kesehatan lainnya minimal 8 kali
setahun
4. Menggunakan Air Bersih
Rumah tangga menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Syarat fisik air bersih adalah
tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Jarak sumber air bersih dengan tempat penampungan limbah
minimal 10 m.
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Kebiasaan anggota rumah tangga umur 5 th untuk mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
sebelum dan sesudah makan, sesudah buang air besar (BAB) dalam 1 minggu terakhir.
6. Menggunakan jamban sehat
Rumah tangga memiliki atau menggunakan jamban leher angsa dengan septik tank/lubang
penampung kotoran sebagai tempat pembuangan akhir.
7. Memberantas jentik di rumah
Tidak ditemukan jentik di semua tempat yang dapat menampung air baik di dalam atau di
lingkungan rumah.
8. Makan sayur dan buah setiap hari
Anggota rumah tangga umur > 10 th mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran setiap
hari dalam 1 minggu terakhir
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
Anggota keluarga umur > 10 th melakukan aktifitas fisik setiap hari minimal 30 menit dalam 1
minggu terakhir. Aktifitas fisik yang dimaksud adalah kegiatan olah tubuh yang membuat tubuh menjadi
lebih sehat : lari, jalan, bersepeda kayuh, menimba air, dls.
10. Tidak merokok di dalam rumah
Anggota keluarga umur > 10 th tidak merokok di dalam rumah ketika berada bersama anggota
keluarga lainnya selama 1 bulan terakhir.

3.3 Setelah melihat permaslahan yang ada, dr. Andi berkoordinasi dengan Pak Camat. Pak Camat
sebagai penanggung jawab wilayah segera mengadakan pertemuan dengan kepala desa, pak RT,
kepala sekolah, tokoh agama, kader kesehatan dokter kecil, untuk mengadakan survei mawas

2
diri dan dilanjutkan dengan musyawarah masyarakat desa dan diharapkan menurunkan
penyakit demam berdarah dengue di Kecamatan Rambutan.
3.3.1 Bagaimana cara melakukan advokasi pada kasus? 6 11 7
Beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam melaukan advokasi:
1. Mengumpulkan dan merumuskan isu
Isu bisa diperoleh dari berbagai sumber, misalnya media massa. Isu yang diangkat berkenaan dengan
permasalahan masyarakat secara luas. Advokasi kebijakan bisa dilakukan oleh siapa saja. Aktivis Non
Government Organization (NGO), kelompok masyarakat korban, para peneliti lapangan, aktivis media dan
lainlain yang selama ini memiliki perhatian terhadap permasalahan buruknya lingkungan, timpangnya
gender, terabaikannnya hak-hak sipil, carut-marutnya pendidikan, lemahnya keberdayaan ekonomi,
buruknya pelayanan umum, pertanian yang terbengkalai dan lainlain dapat serta-merta turut dalam advokasi
kebijakan publik.
2. Menyiapkan alat sebagai bahan advokasi
Alat yang dimaksud bisa berupa data-data pendukung, misalnya aturan-aturan yang terkait (Undang-
Undang, Perda, APBD), data-data dari hasil penelitian, analisis meupun dari hasil pelacakan. Bahan-bahan
tersebut penting sebagai alat argumentasi dalam melakukan advokasi. Oleh karena itu, advokasi kebijakan
memerlukan basis data dan informasi yang kuat, analisis yang tajam dan obyektif, kepekaan yang tinggi atas
kebutuhan masyarakat dan input yang memadai atas kebijakan-kebijakan terdahulu.
3. Mengidentifikasi aktor-aktor kunci
Aktor-aktor kunci bisa berasal dari eksekutif, legislatif, LSM, tokoh-tokoh dibelakang layar yang
mempengaruhi kebijakan.
4. Memetakan potensi dan ancaman
Analisis potensi dan ancaman penting dilakukan untuk membantu kita agar lebih siap dalam
melakukan advokasi. Di samping itu, juga untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk untuk
mencapai tujuan.
5. Menentukan pilihan strategi/cara-cara advokasi
Apakah advokasi akan dilakukan dengan kooperatif (bekerjasama dengan para pengambil kebijakan)
atau konfrontatif (tidak bekerjasama dengan pengambil kebijakan), apakah akan reaktif (merespon sebuah
kebijakan). Pilihan metode yang bisa digunakan lobby, berkoalisi, kampanye, atau demontrasi dan
menggunakan pendekatan hukum
6. Melaksanakan agenda advokasi
Agenda advokasi dilaksanakan sesuai momentum dan disesuaikan dengan jadwal yang telah
direncanakan
7. Melakukan monitoring (pemantauan) dan evaluasi
Monitoring dan evaluasi penting dilakukan untuk menyusun ulang rencana yang telah dilaksanakan.
Langkah-langkah advokasi kebijakan

Gambar 1. Langkah-langkah advokasi


kebijakan

Sumber: http://mcw-malang.org/wp-
content/uploads/2014/09/panduan-audit-
sosial1.pdf
3
3.3.2 Apa tujuan survei mawas diri dan bagaimana cara melaksanakan survei mawas diri pada
kasus? 7 8
Tujuan survei mawas diri:
Masyarakat mengenal, mengumpulkan data, dan mengkaji masalah kesehatan yang ada di desa
Timbulnya minat dan kesadaran untuk mengetahui masalah kesehatan dan pentingnya
permasalahan tersebut untuk diatas
Langkah langkah Survei Mawas Diri (SMD)
a) Persiapan
- Menyusun daftar pertanyaan :
1) Berdasarkan prioritas masalah yang ditemui di Puskesmas & Desa (data sekunder)
2) Dipergunakan untuk memandu pengumpulan data
3) Pertanyaan harus jelas, singkat, padat & tidak bersifat mempengaruhi responden
4) Kombinasi pertanyaan terbuka, tertutup dan menjaring
5) Menampung juga harapan masyarakat
- Menyusun lembar observasi (pengamatan)
Untuk mengobservasi rumah, halaman rumah, lingkungan sekitarnya.
- Menentukan Kriteria responden, termasuk cakupan wilayah & jumlah KK
b) Pelaksanaan:
- Pelaksanaan interview/wawancara terhadap Responden
- Pengamatan terhadap rumah-tangga & lingkungan
c) Tindak lanjut
- Meninjau kembali pelaksanaan SMD,
- Merangkum, mengolah & menganalisis data yang telah dikumpulkan
- Menyusun laporan SMD, sebagai bahan untuk MMD
d) Pengolahan data
Setelah data diolah, sebaiknya disepakati:
1) Masalah yang dirasakan oleh masyarakat.
2) Prioritas masalah
3) Kesediaan masyarakat untuk ikut berperan serta aktif dalam pemecahan masalah
Cara penyajian data Survei Mawas Diri (SMD)
Ada 3 cara penyajian data yaitu :
1) Secara Tekstular (mempergunakan kalimat)
Adalah Penyajian data hasil penelitian menggunakan kalimat.
2) Secara Tabular (menggunakan tabel)
Merupakan Penyajian data dalam bentuk kumpulan angka yang disusun menurut kategori-kategori
tertentu, dalam suatu daftar. Dalam tabel, disusun dengan cara alfabetis, geografis, menurut besarnya angka,
historis, atau menurut kelas-kelas yang lazim.
3) Secara Grafikal ( menggunakan grafik)
Adalah gambar gambar yang menunjukkan secara visual data berupa angka atau simbol simbol
yang biasanya dibuat berdasarkan dari data tabel yng telah dibuat.

Anda mungkin juga menyukai