NIM : 04011181320047
Kelas : PSPD A 2013
ANALISIS MASALAH
Kolesterol total dan LDL yang meningkat dapat diakibatkan oleh pola makan
dan pola hidup yang tidak sehat. Adanya peningkatan menunjukkan suatu faktor
resiko terjadinya arterosklerosis yang berhubungan dengan hipertensi dan stroke yang
dialami oleh Tn.Amir.
Gula darah sewaktu yang meningkat diakibatkan adanya riwayat diabetes
melitus yang ia derita.
4. Definisi
Demensia merupakan suatu sindrom yang bersifat kronis progresif dan
menandakan adanya penurunan fungsi kognitif, disebabkan oleh penyakit organik
difus pada hemisfer serebri (demensia kortikal) maupun kelainan struktur subkortikal
(demensia subkortikal). Pada demensia tidak ditemuka adanya gangguan kesadaran
dan dipertimbangkan sebagai demensia bila gejala muncul dalam waktu minimal 6
bulan.
Demensia vaskular demensia yang timbul secara mendadak namun dapat
pula bertahap, disertai dengan adanya gejala neurologis fokal
5. Faktor resiko
Secara umum faktor risiko demensia vaskular sama seperti faktor risiko stroke
meliputi: usia, hipertensi, diabetes melitus, aterosklerosis, penyakit jantung, penyakit
arteri perifer, plak pada arteri karotis interna, alkohol, merokok, ras dan pendidikan
rendah. Berbagai studi prospektif menunjukkan risiko vaskular seperti hipertensi,
diabetes, hiperkolestrolemia merupakan faktor risiko terjadinya demensia vaskular.
6. Prognosis
Dubia. Tergantung dengan perhatian pengasuh kepada pasien. Apabila
perhatian baik bisa saja menjadi bonam.
LEARNING ISSUE
ANATOMI DAN FISIOLOGI MEMORI
Jenis-jenis memori :
1. Memori eksplisit
i. Memori segera korteks prefrontal dan dorsal medial thalamus atau
korteks sensoris primer dan sekunder
ii. Memori jangka pendek hipokampus dan lobus temporalis, badan
mamilaris, dienchepalon. Memori jangka pendek dapat menjadi
memori jangka panjang jika terus terjadi pengulangan, atau disebut
konsolidasi.
iii. Memori jangka panjang tersebar di seluruh serebrum
2. Memori implisit
a) Motorik serebellum, ganglia basalis, korteks motorik sekunder
b) Memori implisit yang berhubungan dengan emosi amigdala
Memori Jangka Pendek
Kemampuan memori jangka panjang didasari oleh adanya proses long term
potentiation (LTP). Ketika terdapat stimulus lalu stimulus tersebut terus diulang-ulang,
makan menyebabkan kemampuan neuron presinaps untuk mengeksitasi neuron post
sinaps akan meningkat. Akan terbentuk koneksi antara pre dan pos sinaps yang semakin
kuat. Sehingga terbentuklah excitatory post synaptic potential (EPSPs) di pos sinaps,
akibatnya adalah banyak potensial aksi yang dikirimkan, sehingga terjadilah long term
potentiation.
Glutamat yang berikatan dengan reseptor NMDA tidak langsung menyebabkan Ca2+
masuk, tapi harus Mg2+ keluar terlebih dahulu dan terjadinya dopalarisasi dari aktivitas
eksitatori lainnya.
Semakin banyak reseptor AMDA respons EPSP dari pos sinaps akan semakin besar
terhadap pengikatan glutamat, sehingga LTP akan terus terjaga dan memori akan
diingat dalam jangka waktu panjang.
Retrieval time (waktu Cepat diperoleh kembali Lebih lambat, kecuali memori
mengingat) (rapid retrieval) yang benar-benar melekat.
Lobus temporalis berperan memperkuat ingatan visual, memproses input indera, memahami
bahasa, menyimpan ingatan baru, emosi, dan mengambil kesimpulan atau arti.
Fungsi
Ingatan visual
Pendengaran
Wilayah terdekat di bagian superior, posterior, dan lateral lobus temporalis terlibat
dalam pemrosesan pendengaran tingka tinggi. Lobus temporalis terlibat dalam persepsi
auditori primer, seperti pendengaran, dan berisi korteks auditori primer. Korteks auditori
primer menerima informasi penginderaan dari telinga dan wilayah sekunder memproses
informasi menjadi sesuatu yang bermakna seperti kata-kata. Gyrus temporalis superior
mencakup sebuah daerah (di dalam sulcus lateral) tempat sinyal auditori dari koklea pertama
mencapai korteks serebral, lalu diproses korteks auditori primer di lobus temporalis kiri.
Penglihatan
Wilayah yang berkaitan dengan penglihatan di lobus temporalis menerjemahkan
makna stimulus visual dan menciptakan pengenalan objek. Bagian ventral dari korteks
temporalis tampaknya terlibat dalam pemrosesan visual stimulus kompleks tingkat tinggi
seperti wajah (fusiform gyrus) dan pemandangan (parahippocampal gyrus). Bagian anterior
dari arus ventral untuk pemrosesan visual ini terlibat dalam persepsi dan pengenalan objek.
Pemahaman bahasa
Lobus temporalis kiri berisi korteks auditori primer, penting untuk memproses
semantik dalam percakapan dan penglihatan pada manusia. Wilayah Wernicke, yang
membentang antara lobus temporalis dan parietalis, memainkan peran penting (bersama
wilayah Broca di lobus frontalis) dalam pemahaman percakapan. Fungsi lobus temporalis kiri
tidak terbatas pada persepsi tingkat rendah, namun juga pemahaman, pemberian nama, dan
ingatan verbal.
Ingatan baru
Lobus temporalis medial (dekat bidang sagittal) diduga terlibat dalam mengode
ingatan jangka panjang deklaratif. Lobus temporalis medial mencakup hippocampus, penting
untuk penyimpanan ingatan, karena itu kerusakan di kawasan ini mengakibatkan kegagalan
pembentukan ingatan baru yang berujung pada amnesia anterograde permanen atau
sementara.
DAFTAR PUSTAKA
Sherwood L. 2012. Fisiologi Manusia: dari sel ke sistem. Ed.. Jakarta: EGC.
Guyton, Arthur C. ; Hall, John E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed.11.
Jakarta : EGC.
Tanto, Chris; dkk. 2014. Kapita Selekta Kedokteran II, Ed. IV. Jakarta : Media
Aesculapius.