Anda di halaman 1dari 12

Nama : Chyntia Tiara Putri

NIM : 04011181320047
Kelas : PDU A 2013

ANALISIS MASALAH

1. Mengapa keluhan semakin progresif ?


Banyak studi mengenai perjalanan gangguan dan prognosis gangguan mood
menyimpulkan secara umum bahwa gangguan mood cenderung memiliki
perjalanan gangguan yang lama dan juga pasien cenderung kambuh. Walaupun
gangguan mood sering dianggap jinak, sebaliknya dengan skizofrenia,
gangguan mood menyebabkan kerusakan mencolok pada pasien yang
mengalaminya. Kesimpulan lazim lain studi tersebut adalah bahwa stressor
kehidupan lebih sering mendahului episode pertama gangguan mood daripada
episode selanjutnya. Temuan ini telah diartikan untuk menunjukkan bahwa
stress psikososial mungkin memainkan peranan di dalam penyebab awal
gangguan mood dan bahwa, walaupun episode awal dapat membaik, perubahan
biologi otak yang bertahan lama memberikan pasien resiko yang lebih tinggi
untuk mengalami episode berikutnya.

2. Apa penyebab dan mekanisme dari banyak bergerak?


Salah satu faktor utama penyebab seseorang mengidap gangguan bipolar
adalah terganggunya keseimbangan cairan kimia utama di dalam otak. Sebagai
organ yang berfungsi menghantarkan rangsang, otak membutuhkan
neurotransmitter (saraf pembawa pesan atau isyarat dari otak ke bagian tubuh
lainnya) dalam menjalankan tugasnya. Norepinephrin, dopamin, dan serotonin
adalah beberapa jenis neurotransmitter yang penting dalam penghantaran
impuls syaraf. Pada penderita gangguan bipolar, cairan-cairan kimia tersebut
berada dalam keadaan yang tidak seimbang. Ketika seorang pengidap gangguan
bipolar dengan kadar dopamin yang tinggi dalam otaknya akan merasa sangat
bersemangat, agresif dan percaya diri. Keadaan inilah yang disebut fase mania.
Peningkatan aktivitas neurotransmitter inilah yang mengakibatkan banyak
bergerak karena pasien tidak akan pernah merasa lelah.
3. Apa makna klinis dari keluhan ada suara memuji dan berkeyakinan dirinya
orang penting?
Pada episode manik biasanya pasien akan merasa euphoria yang
berlebihan sehingga ia akan merasa dirinya sangat penting dan banyak orang
yang memuji dirinya, oleh karena itu timbul halusinasi auditorik dan waham
grandiose. Seseorang yang menderita gangguan bipolar menandakan adanya
gangguan pada sistem motivasional yang disebut dengan behavioral activation
system (BAS). BAS memfasilitasi kemampuan manusia untuk memperoleh
penghargaan (pencapaian tujuan) dari lingkungannya. Hal ini dikaitkan dengan
positive emotional states, karakteristik kepribadian seperti ekstrovert (bersifat
terbuka), peningkatan energi dan berkurangnya kebutuhan untuk tidur. Secara
biologis, BAS diyakini terkait dengan jalur saraf dalam otak yang melibatkan
dopamin dan perilaku untuk memperoleh penghargaan. Peristiwa kehidupan
yang melibatkan penghargan atau keinginan untuk mencapai tujuan diprediksi
meningkatkan episode mania tetapi tidak ada kaitannya dengan episode depresi.

4. Apa penyebab mekanisme jawaban pasien sangat panjang bahkan banyak tidak
berhubungan dengan pertanyaan?
Terdapat bukti adanya penyimpangan neurokimia dan mikrostruktur dari
otak pada pasien gangguan afektif, berdasarkan kajian PET, MRI, SPECT, dan
magnetic resonance spectroscopy. Pada kortek frontal terjadi penurunan
densitas sel neuron dan glia, berkurangnya aktifitas glia, gangguan integritas sel
neuron, dan penyimpangan struktur serta aktifitas neurokimia. Selain
penurunan aktifitas, terjadi pula penurunan volume kortek prefrontal pada
pasien depresi dan bipolar. Defisit kortek frontal bersamaan dengan
hiperaktifitas hipokampus berperan pada munculnya defisit kognitif yang dapat
diamati pada pasien meskipun dalam kondisi mood yang normal/eutimik.
Defisit inilah yang bermanifestasi pada gangguan bicara berupa logorea.

5. Apa diagnosis pada kasus ?


Aksis I : F31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan
gejala psikotik
Aksis II : F60.3 Gangguan kepribadian emosional tak stabil
Aksis III : Tidak ada
Aksis IV : Masalah dengan “primary support group” (keluarga) 
pertengkaran dengan adik kandungnya
Aksis V : 40-31  beberapa disabilitas dalam hubungan dengan
realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa
fungsi

6. Bagaimana SKDI pada kasus ?


3A : Bukan gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
LEARNING ISSUE
BIPOLAR

Gangguan bipolar terdiri dari afek yang meningkat, dan juga aktivitas yang
berlebih (mania atau hipomania), dan dalam jangka waktu yang berbeda terjadi
penurunan afek yang disertai dengan penurunan aktivitas (depresi). Gangguan bipolar
terdiri dari afek yang meningkat, dan juga aktivitas yang berlebih (mania atau
hipomania), dan dalam waktu yang berbeda terjadi penurunan mood yang diikuti dengan
penurunan energi maupun penurunan aktivitas (depresi).

Sebagian besar orang yang mengalami manik, setidaknya sekali


dalam hidup mereka di lain waktu akan memiliki gangguan depresi. Kombinasi dari dua
episode, yang berada di kutub yang berlawanan dari suasana hati, disebut gangguan
bipolar atau gangguan afektif bipolar. Jarang terjadi, beberapa orang menunjukkan fitur
dari kedua manik dan depresi pada saat yang sama. Mereka hiperaktif sementara juga
mengalami suasana hati yang depresi. Pasien tersebut dikatakan memiliki gangguan
afektif campuran.

Jumlah kejadian setiap tahun dari gangguan bipolar dalam populasi diperkirakan
antara 10-15 per 100000 di antara manusia. Angka ini lebih tinggi di kalangan wanita dan
bahkan dapat mencapai 30 per 100000 . Kondisi ini dapat mempengaruhi orang dari
hampir semua usia, dari anak-anak sampai usia lanjut. Prevalensi serupa terjadi pada
pria maupun wanita.

Gangguan afektif bipolar merupakan peringkat kedua terbanyak sebagai penyebab


disabilitas. Sebanyak 4% dari populasi menderita gangguan bipolar. Bahaya kematian
bisa terjadi pada penderita bipolar. Salah satu penyebab kematian pada penderita bipolar
mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Populasi diperkirakan antara 10-15 per
100000 di antara manusia. Prevalensi serupa pada pria dan wanita pada semua
kelompok budaya dan etnis. Gangguan ini dimulai sejak awal masa dewasa, tetapi
pada kasus gangguan bipolar lainnya sudah terjadi pada masa remaja maupun pada
masa kanak-kanak.

Gangguan bipolar yang berdasarkan pada Pedoman Penggolongan dan


Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III ini sifatnya berulang dimana pasien
memperlihatkan bagaimana perasaannya, gangguan ini terjadi meningkatnya suasana
pemikiran, aktivitas, perilaku dan pada saat yang berbeda berupa afek menurun juga
rendahnya perilaku, energi dan kegiatan (depresi). Pada gangguan ini spesialnya
adalah ada penyembuhan total yang sempurna di setiap episode. Episode manik biasanya
terjadi tak terduga dan berlangsung paling cepat dua minggu sampai dengan lima
bulan, lain halnya jika depresi yang cenderung lebih lama.

Episode manik terdiri dari 3 tingkatan keparahannya, meliputi (1) hipomanik,


(2) manik dengan gejala psikotik dan (3) manik tanpa gejala psikotik. Contoh gangguan
hipomanik yaitu jika wanita sedang jatuh cinta terhadap pria. Perasaan sangat gembira,
bersemangat dalam melakukan segala aktivitas, dan gairah seksual yang meningkat.
Gangguan hipomanik lebih bisa dikontrol daripada manik karena gejala yang dialami
tidak menyimpang dari masyarakat. Contoh gangguan manik seperti sangat optimis
dalam suatu pekerjaan. Selain itu perasaan mudah tersinggung saat berdiskusi dan curiga
bila ada pasangan selingkuh. Gejala tersebut sangat berat karena aktivitas sosialnya
menjadi sangat kacau. Selain itu manik merupakan hiperaktifitas motorik seperti
bekerja melebihi kemampuan/kewajaran yang terkadang tidak produktif, kegembiraan
yang berlebihan, banyak bicara, dan disertai dengan waham kebesaran. Pengertian
waham kebesaran yaitu perilaku yang sesuai dengan keinginan wahamnya, tidak
sistematik, perilaku yang menyimpang dari norma- norma yang ada di masyarakat.
Apabila gejala tersebut lalu berkembang selanjutnya menjadi waham untuk itu
diagnosis dengan gejala psikotik harus ditegakkan.

Etiologi gangguan bipolar, belum diketahui secara pasti. Bisa terjadi karena
berbagai faktor seperti faktor genetika dan psikososial. Para peneliti juga berpendapat
bahwa disregulasi heterogen terjadi dari neurotransmitter di otak. Gangguan jiwa bipolar
adalah penyakit gangguan jiwa yang bukan disebabkan tekanan psikologis, melainkan
karena terjadinya gangguan keseimbangan pada otak.

Bipolar terjadi secara biologis berupa gangguan di neurotransmitter otak yang


berfungsi mengatur keseimbangan.

Faktor genetika dianggap sebagai mekanisme gen yang saling bergantung,


sedangkan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar merupakan faktor
dari segi psikososial biasanya mendahului episode awal dari gangguan bipolar. Ada 10-
12% kasus pada gangguan jiwa bipolar yang semakin memburuk setelah
mengkonsumsi NAPZA.

Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual (DSM) IV, gangguan


bipolar dibedakan menjadi dua bagian meliputi (1) gangguan bipolar I dan (2) bipolar
II. Gangguan bipolar I ditandai adanya dua episode yang berbeda yaitu episode
manik dan depresi, sedangkan gangguan bipolar II ditandai dengan hipomanik dan
depresi. Pembagian PPDGJ III membagi dengan klasifikasi yang berbeda
meliputi episode saat kini yang dialami penderita. (Kaplan, 2010) Gangguan bipolar
terbentuk oleh episode berulang (paling sedikit dua) yang tertuju pada suasana
hati pasien (mood) dan aktivitas yang terganggu, pada waktu tertentu gangguan
ini terdiri dari suasana hati yang berubah-ubah (mood), pada waktu lainnya bisa
terjadi penurunan suasana hati (mood) peningkatan aktivitas, energi dan perilaku
(mania atau hipomania), energi dan pengurangan aktivitas (depresi). Terlihat lebih khas
ketika adanya penyembuhan antar episode. Episode manik biasanya diawali secara tak
terduga berlangsung sekitar dua minggu sampai dengan lima bulan. Episode ini sangat
sering terjadi setelah kehidupan yang penuh beban pikiran (stres) atau trauma. Menurut
PPDGJ III, pedoman diagnostik untuk gangguan afektif bipolar, episode manik dengan
psikotik, episode saat ini harus memenuhi kriteria untuk manik dengan gejala psikotik
dan harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau
campuran di masa lampau. Keadaan tersebut disertai paling sedikit empat gejala
berikut peningkatan aktivitas atau ketidaktenangan fisik, lebih banyak bicara dari
biasanya atau adanya dorongan untuk bicara terus menerus, rasa harga diri
yang melambung, berkurangnya kebutuhan tidur, mudah teralih perhatian,
keterlibatan berlebih dalam aktivitas. Pada pasien ini terdapat gejala utama dan
empat gejala lainnya yaitu keadaan afek yang meningkat, atau iritabel,
peningkatan aktivitas, lebih banyak berbicara, lompat gagasan, berkurangnya
kebutuhan tidur. Gejala-gejala tersebut sudah berlangsung selama satu bulan. Pasien
yang memiliki gangguan bipolar sangat membutuhkan semangat serta dorongan
untuk mempertahankan dan melanjutkan pengobatan dengan segala keterbatasannya
lithium yang merupakan salah satu pengobatan yang telah lama digunakan pada
penderita gangguan bipolar. Meskipun saat ini terdapat obat- obat terbaru yang
sudah ditemukan, namun kasus bunuh diri masih sering dilakukan. Pada masa
anak-anak dan masa remaja gangguan bipolar dapat disembuhkan dengan
lithium. Litium karbonat merupakan obat pilihan utama untuk meredakan sindrom
mania akut atau profilaksis terhadap serangan sindrom mania yang kambuhan
pada gangguan afektif bipolar. Efek anti mania dari lithium disebabkan
kemampuan mengurangi ”dopamine receptor supersensitivity”, dengan
meningkatkan ”cholinergic muscarinic activity”, dan menghambat ”Cyclic AMP
(adenosine monophosphate) & phosphoinositides.” . Tapi bukan berarti
lithium tanpa cela. Indeks terapi sempit dan perlu pengawasan ketat kadar
lithium saat berada dalam darah. Penggunaan lithium kontraindikasi pada gangguan
ginjal karena akan menghambat proses ekskresi yang nantinya dapat
menghasilkan toksik. Dilaporkan juga lithium dapat merusak ginjal bila
digunakan dalam jangka waktu yang lama. Karena kontraindikasi itulah,
penggunaan lithium mulai ditinggalkan pemakaiannya. Pengobatan antipsikotik lebih
baik pada penderita bipolar dengan agitasi psikomotor. Pada pasien ini
diberikan antipsikotik tipikal haloperidol untuk mengatasi hiperaktivitas,
impulsivitas, iritabilitas dengan onset yang cepat. Ketelitian harus dilakukan
jika ingin memberi antipsikotik jangka panjang khususnya pada generasi
pertama (golongan tipikal) karena dapat menimbulkan adanya efek
samping. Trihexyphenidyl diberikan untuk mencegah gangguan
ekstrapiramidal, sindrom neuroleptic maligna, dan tardive dyskinesia.

Pasien pada gangguan bipolar episode manik mendapatkan hasil yang lebih
buruk. Dua tahun pertama setelah peristiwa pertama, hampir 50%, pasien mengalami
gangguan manik lain. Sekitar 60% pasien dengan serangan bipolar episode manik bisa
disembuhkan gejalanya dengan menggunakan lithium. 7% pasien tidak lagi mengalami
serangan bipolar. 45% pasien mengalami kekambuhan lebih dari sekali dan lebih dari
40% gejalanya menetap. (Soreff S, 2008). Faktor-faktor yang semakin memperburuk
prognosis yaitu kemiskinan, pekerjaan yang buruk, jenis kelamin laki-laki,
menyalahgunakan konsumsi minuman keras dan alkohol, gejala psikotik, dan pada
keadaan depresi yang lama. Prognosis akan menjadi lebih baik pada pasien bila gejala
masih berada dalam episode manik, tidak ada keinginan untuk mengakhiri hidup,
tanpa atau minimal adanya gejala psikotik, usia lanjut, dan jika tidak ada masalah yang
serius dengan kesehatan medis.

SEPUTAR BIPOLAR

Gangguan bipolar adalah gangguan mood (suasana perasaan) yang


dikarakteristikan dengan episode depresi dan manik atau hipomanik. Dahulu gangguan ini
dikenal sebagai “manic-depressive illness.” Pada awalnya antara skizofrenia dengan
gangguan bipolar saling bertumpang tindih dalam penegakan diagnosisnya namun
kemudian diberi batasan yang jelas oleh Emil Kraeplin, seorang psikiater Austria.

Depresi adalah suatu kondisi suasana perasaan yang menetap sedih dalam jangka
waktu panjang. Sedangkan pada kondisi manik atau hipomanik terdapat suatu kondisi
suasana perasaan yang berkebalikan dengan depresi di mana terdapat suatu suasana
perasaan yang gembira secara berlebih-lebihan, meluas, atau iritable (mudah menjadi
marah). Kondisi mood yang meningkat ini akan menyebabkan perubahan pada diri pasien
meliputi peningkatan energi, gangguan tidur, gangguan makan, rasa percaya diri yang
berlebihan, waham kebesaran, kontrol impuls yang buruk, hingga perilaku agresi dan tanpa
perhitungan. Hipomanik adalah kondisi mood yang menyerupai manik namun dalam
derajat lebih ringan. Episode manik harus berlangsung sekurangnya 1 minggu, sedangkan
episode hipomanik berlangsung sekurangnya 4 hari.

Episode depresif dari gangguan bipolar memiliki kriteria diagnostik yang sama
dengan gangguan depresi mayor episode tunggal. Sedangkan pada gangguan bipolar
episode campuran terdapat gejala-gejala manik atau hipomanik dan depresi yang berganti-
ganti secara cepat pada suatu periode waktu yang berlangsung sekurangnya satu minggu.
Pada tampilan klinis, seorang yang menderita gangguan bipolar episode campuran
biasanya mengalami kondisi mood yang sangat tidak stabil. Secara umum, terdapat dua
jenis gangguan bipolar, pada gangguan bipolar tipe satu, ditemukan sekurangnya satu
episode manik. Sedangkan pada gangguan bipolar tipe dua ditemukan sekurangnya satu
episode hipomanik.

Epidemiologi

Banyaknya orang yang mengalami gangguan ini adalah berkisar 1-3% dari
keseluruhan total populasi di Amerika Serikat. Sedangkan jumlah yang menderita
gangguan ini di Indonesia, tidak diketahui dengan pasti. Sekitar 10%, individu dengan
gangguan depresi mayor biasanya akan mengalami episode manik atau hipomanik pada
perkembangan penyakitnya. Onset usia yang muda, ditemukannya gejala-gejala psikotik
(menyerupai skizofrenia), dan ditemukannya episode depresi berulang merupakan faktor
risiko munculnya gangguan bipolar.

Menurut perkiraan, rata-rata angka morbiditas dari pasien yang tidak diterapi adalah 14
tahun di mana akan muncul kondisi hilangnya produktifitas dan gangguan dalam fungsi
hidup sehari-hari. Dijumpai perilaku bunuh diri pada 10 hingga 20 persen pasien.
Gangguan ini umumnya muncul pada awal usia 20 tahunan walaupun variasinya luas. Pria
dan wanita memiliki kemungkinan yang sama untuk menderita gangguan ini. Tidak ada
data mengenai variasi gangguan pada kelompok ras atau etnik yang berbeda.

Patofisiologi Penyebab Munculnya Gangguan Bipolar

Etiologi dan patofisiologi gangguan bipolar belum dapat ditentukan hingga saat ini
dan belum ditemukan marker biologis yang berhubungan secara mutlak dengan gangguan
bipolar. Obat-obat psikiatri golongan mood stabilizer diketahui memiliki efektifitas yang
cukup tinggi dalam mengendalikan mood yang tidak stabil tersebut. Pemberian obat

Secara genetik, diketahui bahwa pasien dengan gangguan bipolar tipe I, 80-90% di
antaranya memiliki keluarga dengan gangguan depresi atau gangguan bipolar juga (yang
mana 10-20 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang ditemukan pada populasi umum).
Anak kembar yang berasal dari satu telur memiliki kemungkinan lebih besar untuk
menderita gangguan yang serupa dibandingkan anak kembar yang berasal dari dua telur,
jika anak kembar tersebut dibesarkan di lingkungan yang berbeda. Rata-rata tingkat
kemungkinan pasangan kembar menderita gangguan yang sama berkisar 60-70%.

Untuk gangguan bipolar tipe I, keluarga terdekat dari individu yang menderita gangguan
ini memiliki risiko tujuh hingga sepuluh persen untuk menderita gangguan yang sama.
Faktor psikososial yang diketahui sering memicu timbulnya gangguan mood ini, di
antaranya tekanan lingkungan sosial, gangguan tidur, atau kejadian traumatis lainnya.

Gambaran Klinis

Saat datang pertama kalinya untuk berobat, umumnya pasien datang dengan gejala-
gejala depresi. Gangguan bipolar merupakan kondisi yang kronik dan individu yang
menderita gangguan ini umumnya memiliki tingkat kekambuhan yang tinggi. Seiring
dengan berjalannya waktu, gejala utama yang terlihat adalah depresi dalam derajat ringan
atau subklinis. Perbandingan hari lamanya gejala klinis depresi dan manik pada gangguan
bipolar I adalah sekitar tiga berbanding satu, sedangkan pada gangguan bipolar II, lamanya
hari depresi dibandingkan hipomanik adalah sekitar lima belas berbanding satu.

Terdapat suatu kondisi yang dikenal sebagai “rapid cycling” yang merujuk pada
kekambuhan gejala yang terjadi sebanyak empat kali atau lebih dengan kondisi manik atau
hipomanik dan depresi yang berganti-ganti secara cepat pada satu episode dalam
sekurangnya 12 bulan terakhir. Gejala klinis yang muncul pada episode ‘rapid cycling’
tidak berbeda dari gejala klinis yang berlangsung dalam episode non-rapid cycling hanya
saja pada episode ‘rapid cycling’, gejala-gejala manik atau hipomanik dan depresi
berganti-ganti dengan sangat cepat. Menurut penelitian, kondisi ‘rapid cycling’ jauh lebih
sulit untuk diterapi. Pada kondisi yang berat, dapat muncul gejala-gejala psikotik pada
gangguan bipolar.

Evaluasi, Diagnosis, dan Penilaian Awal


Gangguan bipolar adalah suatu jenis gangguan jiwa yang sulit ditegakan
diagnosisnya secara tepat. Ketika pasien datang untuk pertama kalinya, umumnya pasien
didiagnosa dengan gangguan lain yang gejalanya bertumpang tindih dengan gangguan
bipolar. Sekitar 19% pasien, mendapatkan diagnosis lain ketika datang untuk pertama
kalinya. Sekitar sepertiga pasien mengalami kekambuhan gejala dalam rentang waktu
sepuluh tahun paska mencari pertolongan untuk pertama kalinya hingga mendapatkan
tatalaksana yang tepat. Kemungkinan kekambuhan gejala sangat tinggi sehingga
diperlukan pengobatan maintenance yang ditujukan untuk pencegahan kekambuhan gejala.

Pasien biasanya tidak mencari pertolongan ke psikiater atau dokter ketika


mengalami episode manik atau hipomanik. Episode manik dan hipomanik sering kali
disangkal atau dilupakan oleh pasien. Pada kondisi hipomanik terutama, pasien umumnya
mengalami kondisi kepercayaan diri yang meningkat, lebih mudah bergaul dengan orang
lain, produktifitas yang meningkat. Hal-hal tersebut akan menyebabkan pasien
mengesampingkan gejala-gejala yang lebih berat dan mengganggu dari gangguan ini,
seperti emosi yang tidak stabil, argumentatif, insomnia, penilaian situasi yang buruk, dan
melakukan perilaku berisiko tanpa memikirkannya dengan baik hingga pasien dapat
terlibat dalam perilaku free sex atau munculnya perilaku-perilaku impulsif lainnya.

Pada kondisi depresi sendiri, juga terkadang pasien tidak datang untuk mencari
pertolongan karena gejala-gejala yang muncul umumnya berupa keluhan fisik yang serupa
dengan sakit fisik yang sesungguhnya seperti pusing, sesak nafas, rasa sakit di badan, dan
sebagainya. Gejala-gejala seperti rasa kehilangan tenaga, hilangnya gairah, rasa kosong
dan hampa, dan perasaan tak berdaya pada umumnya tidak dipertimbangkan oleh pasien
untuk mencari pertolongan.

Pemeriksaan Penunjang

Dari penelitian pada penderita gangguan bipolar berusia dewasa, diketahui bahwa
pada pemeriksaan MRI didapatkan pembesaran ventrikel ke-3. Pemeriksaan PET (Positron
Emission Tomographic) menunjukan penurunan aktivitas metabolisme pada bagian otak
depan (lobus frontalis). Hingga saat ini dikatakan bahwa abnormalitas yang terjadi pada
bagian-bagian otak tersebut akan menyebabkan gangguan dalam pengaturan mood dan
fungsi kognitif.

Tatalaksana
Hingga saat ini, tatalaksana untuk gangguan bipolar masih difokuskan dalam
pemberian terapi farmakologi. Obat-obat golongan mood stabilizer diberikan baik untuk
kondisi akut maupun untuk terapi maintenance yang bertujuan mencegah kekambuhan.
Obat-obat anti depresan sangat dihindarkan karena dapat memicu munculnya gejala manik
pada pasien. Terapi farmakologis biasanya dikombinasi dengan terapi non farmakologis
berupa psikoterapi.

DAFTAR PUSTAKA

Sadock, Benjamin J. 2015. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2.
Jakarta : EGC.

Maslim, Rusdi. 2013. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa : Rujuka Ringkas dari
PPDGJ –III dan DSM-5. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya.

Martin, Andres; Volkmar, Fred R. 2007. Lewis's Child and Adolescent Psychiatry:
A Comprehensive Textbook, 4th Edition. Lippincott Williams & Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai