2014 PDF
2014 PDF
LAPORAN AKHIR
PROFIL KEPENDUDUKAN
KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2014
LEMBAGA PENELITIAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
Kata Pengantar
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 LATAR BELAKANG 1
1.2 Tujuan 3
1.3 Ruang Lingkup 4
1.4 Pengertian Umum Terhadap Istilah 4
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANDUNG 23
A Letak Geografis 23
B Kondisi Demografis 25
C Gambaran Ekonomi 25
1 Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 30
2 PDRB Per Kapita 32
3 Inflasi 34
D Potensi Daerah 36
1 Potensi Pertanian dan Perkebunan 39
2 Potensi Kehutanan 42
3 Potensi Pariwisata 46
4 Potensi Perdagangan dan Perindustrian 50
5 Potensi Energi Panas Bumi (Geothermal) 51
BAB III SUMBER DATA 52
BAB IV KUANTITAS PENDUDUK 53
A Jumlah Dan Persebaran Penduduk 53
1 Jumlah Dan Proporsi Penduduk Menurut Jenis 53
Kelamin/Kecamatan/Desa
2 Kepadatan Penduduk 54
3 Laju Pertumbuhan Penduduk 55
B Penduduk Menurut Karakteristik Demografi 57
1 Jumlah dan Proporsi Penduduk Menurut Umur Dan Jenis Kelamin 57
1.a. Rasio Jenis Kelamin 57
1.b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur 58
1.c Rasio Ketergantungan 60
2 Jumlah Dan Proporsi Penduduk Menurut Status Kawin 61
2.a. Angka Perkawinan Kasar 63
2.b. Angka Perkawinan Umum 64
2.c Rata-Rata Umur Kawin Pertama 65
2.d Angka Perceraian Kasar 66
2.e Angka Perceraian Umum 68
3 Keluarga 69
3.a Jumlah Keluarga Dan Rata-Rata Jumlah Anggota Keluarga 69
3.b Karakteristik Kepala Keluarga Berdasarkan Jenis Kelamin 71
3.c Karakteristik Kepala Keluarga Berdasarkan Pendidikan 72
3.d Karakteristik Kepala Keluarga Berdasarkan Status Pekerjaan 75
4 Penduduk Menurut Karakteristik Sosial 76
a Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan 76
b Jumlah Penduduk Menurut Agama 78
c Jumlah Penduduk Menurut Kecacatan 81
5 Kelahiran 82
6 Kematian 86
BAB V KUALITAS PENDUDUK 87
A. Kesehatan 87
1 Kelahiran 89
1.a Angka Kelahiran Total 89
2.b Rasio Anak Perempuan 89
2 Kematian 90
2.a Angka Kematian Bayi 90
2.b Angka Kematian Neonatal 92
2.c Angka Kematian Ibu
B Pendidikan 97
1 Angka Melek Huruf 97
2 Angka Partisipasi Kasar 97
3 Angka Partisipasi Murni 98
4 Angka Penduduk Putus Sekolah 99
C Ekonomi 99
1 Proporsi Dan Jumlah Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja 99
1.a Proporsi Dan Jumlah Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja 99
1.b Jumlah Dan Proporsi Penduduk Bekerja Dan Menganggur 102
2 Angka Partisipasi Angkatan Kerja 104
3 Jumlah Dan Proporsi Penduduk Yang Bekerja Menurut Jenis 106
Pekerjaan
D Sosial 108
1 Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial 108
2 Proporsi Penduduk Penyandang Cacat 110
BAB VI MOBILITAS PENDUDUK 112
A Mobilitas Permanen 112
DAFTAR TABEL
2.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 - 2013 29
2.2 PDRB Kabupaten Bandung Tahun 2010 - 2013 31
2.3 PDRB Kabupaten Bandung atas dasar berlaku dan Harga Konstan 32
2.4 Pendapatan Per Kapita Kabupaten Bandung 33
2.5 Pendapatan Per Kapita Kabupaten Bandung dan Propinsi Jawa Barat tahun 2019 - 34
2013
2.6 Inflasi Produk Domestik Bruto Kabupaten Bandung Tahun 2011-2013 35
2.7 Luas Lahan Sawah berdasarkan Jenis Irigasi di Kabupaten Bandung menurut 37
Kecamatan (Ha) pada tahun 2012
2.8 Kawasan Sentra Produksi Komoditas Unggulan Kabupaten Bandung per Kecamatan 39
2.9 Perusahaan Bergerak di Jenis Usaha Peternakan di Kabupaten Bandung Tahun 2010 42
2.10 Luas Hutan Rakyat Per Kecamatan Di Kabupaten Bandung 44
Tahun 2010
4.1 Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin dan Kecamatan 53
4.2 Kepadatan Penduduk Kabupaten Bandung per Kecamatan 54
Tahun 2013
4.3 Rasio Jenis Kelamin Penduduk Kabupaten Bandung, Tahun 2013 57
4.4 Rasio Ketergantungan Muda dan Tua per Kecamatan 60
di Kabupaten Bandung Tahun 2013
4.5 Status Kawin Penduduk Kabupaten Bandung, Tahun 2013 62
4.6 Angka Perkawinan Kasar 63
4.7 Angka Perkawinan Umum 64
4.8 Angka Perceraian Kasar di Kabupaten Bandung Tahun 2013 67
4.9 Angka Perceraian Umum di Kabupaten Bandung Tahun 2013 68
4.10 Jumlah Keluarga Berdasarkan Kepemilikian Kartu Keluarga Dan Rata-Rata Jumlah 70
Anggota Keluarga
4.11 Kepala Keluarga berdasarkan Jenis Kelamin 71
4.12 Kepala Keluarga berdasarkan Pendidikan per Kecamatan di Kabupaten Bandung, 73
Tahun 2013
4.13 Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Tingkat Pendidikan 75
4.14 Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Status Pekerjaan 76
4.15 Penduduk (Laki-laki dan Perempuan) 10 Tahun ke Atas Menurut Kecamatan dan 77
Ijazah Tertinggi Yang Dimiliki Kabupaten Bandung Tahun 2013
4`16 Penduduk Kabupaten Bandung berdasarkan Agama, Tahun 2013 79
4.17 Distribusi Penduduk menurut Jenis Kecacatan di Kabupaten Bandung, Tahun 2013 82
4.18 Kelahiran per Kecamatan di Kabupaten Bandung, Tahun 2013 83
5.1 Kelahiran per Kecamatan di Kabupaten Bandung, Tahun 2013 87
5.2 Rasio Anak Perempuan per Kecamatan di Kabupaten Bandung, Tahun 2013 89
5.3 Angka Kematian Bayi Kabupaten Bandung Tahun 2013 91
5.4 Angka Kematian Bayi terbanyak per kecamatan di Kabupaten Bandung Tahun 2013 93
5.5 Angka Kematian Anak Kabupaten Bandung Tahun 2013 95
5.6 Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Bandung Tahun 2013 97
5.7 Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Bandung Tahun 2013 98
5.8 Angka Putus Sekolah (APS) Kabupaten Bandung Tahun 2013 99
5.9 Penduduk Kabupaten Bandung Menurut Kelompok Umur Produktif Tahun 2013 100
5.10 Penduduk Kabupaten Bandung Menurut Kelompok Bekerja Dan Menganggur Tahun 102
2013
5.11 Angka Partisipasi Angkatan Kerja (APAK) Kabupaten Bandung Tahun 2013 105
5.12 Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Kabupaten Bandung Tahun 2013 107
5.13 Penduduk sebagai Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kabupaten Bandung, 108
Tahun 2013
5.14 Distribusi Penduduk menurut Jenis Kecacatan di Kabupaten Bandung Tahun 2013 111
6.1 Jumlah MigrasiMasuk ke Kabupaten Bandung Tahun 2013 112
6.2 Jumlah Migrasi Keluar dari Kabupaten Bandung Tahun 2010 114
6.3 Kepala Keluarga di Kabupaten Bandung Per Kecamatan Hingga Tahun 2013 116
6.4 Kepemilikan e - KTP di Kabupaten Bandung Per Kecamatan Tahun 2013 117
6.5 Akta Lahir di Kabupaten Bandung Per Kecamatan Tahun 2013 118
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GRAFIK
2.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bandung Tahun 2010 -2013 26
2.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bandung Tahun 2013 27
2.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bandung Tahun 2012 -2013 28
2.4 Laju Pertumbuhan Ekonomi Semester I dan II Tahun 2013 30
BAB I
PENDAHULUAN
Data Informasi yang akurat sebagai bahan pertimbangan yang objektif dalam
menetapkan suatu kebijakan dalam perencanaan dan strategi pembangunan
kedepan serta evaluasi dimasa lalu. Pelaksanaan pembangunan yang semakin
meningkat membawa dampak dari adanya pertambahan penduduk, untuk diketahui
keadaan penduduk dan persebaran dengan berbagai kualitas yang dimiliki
diharapkan pemerintah daerah dapat mengambil kebijakan dan langkah langkah
strategis yang jelas dan teratur dalam penyusunan perencanaan pembangunan dan
anggaran.
dan mutahir dalam rangka mendukung pembangunan nasional dan pembangunan
daerah. Pertumbuhan penduduk sangat berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat.
1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib mengumpulkan, mengolah, dan
menyajikan data dan informasi mengenai kependudukan dan keluarga; 2) Upaya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui sensus, survei, dan
pendataan keluarga; dan 3) Data dan informasi kependudukan dan keluarga wajib
digunakan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sebagai dasar penetapan
kebijakan, penyelenggaraan, dan pembangunan.
1.2 Tujuan
1) Mengetahui kuantitas penduduk, kualitas penduduk, mobilitas
penduduk dan kepemilikan dokumen kependudukan serta
perkembangannya di Kabupaten Bandung Tahun 2013
2) Untuk mereview dan memberikan gambaran tentang perkembangan
kependudukan di Kabupaten Bandung, Melakukan analisis dan
evaluasi terhadap situasi kependudukan pada tingkat Kecamatan
untuk kemudian dipergunakan sebagai penetapan kebijakan dan
program
5. Kualitas Penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan
non fisik serta ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang
merupakan dasar untuk mengembangkan kemampuan dan menikmati
kehidupan sebagai manusia yang berbudaya, berkepribadian dan
layak (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992);
6. Mobilitas Penduduk adalah gerak keruangan penduduk dengan
melewati batas administrasi Daerah Tingkat II (Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1992);
7. Profil Perkembangan Penduduk adalah kumpulan data dan informasi
tentang perkembangan kependudukan dalam bentuk tertulis, yang
mencakup segala kegiatan yang berhubungan dengan perubahan
keadaan penduduk yang meliputi kuantitas, kualitas dan mobilitas
yang mempunyai pengaruh terhadap pembangunan dan lingkungan
hidup;
8. Persebaran Penduduk adalah kondisi sebaran penduduk secara
keruangan (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992);
9. Peristiwa Kependudukan adalah kondisi sebaran penduduk secara
keruangan (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992);
10. Peristiwa Penting adalah kejadian yang dialami oleh seseorang
meliputi kelahiran, kematian, lahir mati, perkawinan, perceraian,
pengakuan anak, pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan
nama dan perubahan status kewarganegaraan (Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2006);
11. Kematian atau mortalitas menurut WHO adalah suatu peristiwa
menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang
bias terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (Biro PusatStatistic);
12. Ratio Jenis Kelamin adalah suatu angka menunjukan perbandingan
jenis kelamin antara banyaknya penduduk laki-laki dan penduduk
perempuan disuatu daerah pada waktu tertentu;
13. Perkembangan Kependudukan adalah segala kegiatan yg
berhubungan dengan perubahan keadaan penduduk yang meliputi
kuantitas, kualitas dan mobilitas yang mempunyai pengaruh terhadap
pembangunan dan lingkungan hidup (Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1992);
14. Mobilitas Penduduk Permanen (Migrasi) adalah per-pindahan
penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat
lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas
politik/negara (migrasi internasional);
15. Mobilitas Penduduk Non Permanen (Circucaltion/ Sirkuler) adalah
perpindahan penduduk dengan tujuan untuk tidak menetap dari suatu
tempat ke tempat lain melewati batas administratif. Mobilitas penduduk
non permanen dibagi menjadi dua yaitu ulang-alik (commuting) dan
menginap/mondok.
16. Penduduk Musiman merupakan salah satu jenis obilitas penduduk
non permanen yang bekerja tidak pada daerah domisilinya dan
menetap dalam kurun waktu lebih dari satu hari tetapi kurang dari satu
tahun dan dilakukan secara berulang;
22. Urbanisasi adalah suatu proses bertambahnya konsentrasi penduduk
di perkotaan dan atau proses perubahan suatu daerah perdesaan
menjadi perkiraan, baik secara fisik mau-pun ukuran-ukuran spasial
atau bertambahnya fasilitas perkotaan, serta lembaga-lembaga sosial,
maupun perilaku masyarakatnya.
31. Angka Kematian Bayi Lepas Baru Lahir adalah Banyaknya
kematian bayi lepas baru lahir (usia 1-11 bulan) pada suatu periode
per 1.000 kelahiran hidup pada pertengahan periode yang sama.
32. Angka Kematian Bayi / IMR adalah banyaknya kematian bayi usia
kurang dari satu tahun (9-11 butan) pada suatu periode per 1.000
kelahiran hidup pada pertengahan perode yang sama.
33. Angka Kematian Ibu/MMR adalah banyaknya kematian ibu pada
waktu hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan per
100.000 kelahiran hidup, tanpa memandang lama dan tempat
kelahiran yang disebabkan karena kehamilannya atau
pengelolaannya.
34. Angka Kematian Kasar adalah banyaknya kematian yang terjadi
pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk.
35. Pengeluaran Untuk Makanan adalah proporsi pengeluaran yang
dipergunakan untuk mengkonsumsi makanan di-bandingkan dengan
total pengeluaran (makanan dan bukan makanan).
36. Penduduk Melek Huruf adalah penduduk yang berusia 15 tahun
keatas yang tetah bebas dari tiga buta, yaitu buta aksara, buta Latin,
dan buta angka, buta bahasa Indonesia dan buta pengalaman dasar.
37. Buta Huruf adalah penduduk yang berusia 15 tahun keatas yang
betum bebas dari tiga buta, yaitu buta aksara, Latin d angka, buta
bahasa Indonesia dan buta pengataman dasar.
38. Angka Partisipasi Total adalah proporsi penduduk bersekolah
menurut golongan umur sekolah yaitu umur 7-12,13-15,16-18, dan 19-
24 tahun.
39. Angka Partisipasi Murni/APM adalah presentase jumlah peserta
didik SD usia 7-12 tahun, jumlah peserta didik SLTP usia 13-15 tahun,
jumtah peserta didik SLTA usia 16-18 tahun dan jumlah peserta didik
PTN/PTS usia 19-24 tahun dibagi jumah penduduk kelompok usia dari
masing-masing jenjang pendidikan.
40. Angka Partisipasi Kasar /APK adalah rasio jumlah siswa,
berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan
tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan
dengan jenjang pendidikan tertentu.
40. Angka Partisipasi Kasar /APK adalah rasio jumlah siswa, berapapun
usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap
jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang
pendidikan tertentu.
Penjelasan indikator
Dimana:
Dimana :
Dimana:
RJK = rasio jenis kelamin
L = jumlah penduduk laki-laki
P = jumlah penduduk perempuan
K = konstanta
Rasio Ketergantungan
Data yang digunkana untuk menghitung rasio ketergantungan adalah jumlah
penduduk usia 0-14 tahun 54 tahun. Rasio ketergantungan dapat dihitung
dengan menggunakan rumus:
Dimana:
RK total = rasio ketergantungan penduduk usia muda dan tua
RK muda = rasio ketergantungan penduduk usia muda
RK tua = rasio ketergantungan penduduk usia tua
P 0-14 = jumlah penduduk usia muda (0-14 tahun)
P65+ = jumlah penduduk usia tua (65 tahun keatas)
P15-64 = jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun)
Dimana:
M = angka perkawinan kasar
= jumlah perkawinan dalam satu tahun
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama
K = konstatnta = 1000
Dimana :
Mu = angka perkawinan umum
M = jumlah perkawinan dalam satu tahun
P15+ = jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas
K = konstatnta
Untuk menghitung angka perkawinan spesifik (angka perkawinan menurut
kelompok umur) dapat menggunakan rumus:
Dimana:
= angka perkawinan menurut kelompok umur (i) dan jenis kelamin (s)
= jumlah perkawinan menurut kelompok umur (i) dan jenis kelamin (s) pada
tahun tertentu
= jumlah penduduk menurut kelompok umur umur (i) dan jenis kelamin (s)
pada pertengahan tahun yang sama
K = konstanta - 1000
Dimana:
d = angka perceraian kasar
Dv = jumlah perceraian dalam setahun
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun
K = konstanta = 1000
Dimana:
AK = rata-rata jumlah anggota keluarga
= jumlah penduduk
= jumlah kepala keluarga
Jumlah Kelahiran
Data yang diperlukan adalah jumlah kelahiran hidup menurut jenis kelamin
dalam satu wilayah tertentu pada tahun tertentu dan disajikan dalam bentuk
tabel.
Dimana:
CBR = angka kelahiran kasar
B = banyaknya kelahiran pada tahun tertentu
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
Dimana:
ASFR = age specific fertility rate (angka kelahiran menurut umur)
untuk perempuan pada kelompok 1
Dimana:
i = 1 untuk umur 15 19 tahun
i = 2 untuk umur 20 24 tahun
i = 3 untuk umur 25 29 tahun
i = 4 untuk umur 30 34 tahun
i = 5 untuk umur 35 39 tahun
i = 6 untuk umur 40 44 tahun
i = 7 untuk umur 45 49 tahun
B = jumlah kelahiran dari perempuan pada kelompok umur i
P = jumlah penduduk perempuan pada kelompok umur i
Dimana :
CWR = rasio anak perempuan
P0-4 = jumlah penduduk dibawah usia 5 tahun (0-4 tahun)
P15-49 = jumlah penduduk perempuan usia 15-49 tahun
Jumlah Kematian
Jumlah kematian menunjukan banyaknya kematian yang terjadi di suatu
daerah pada tahun tertentu. Informasi mengenai jumlah kematian bermanfaat
untuk memonitor kinerja pemerintah daerah dalam peningkatan kesejahteran
penduduk. Selain itu, data tentang jumlah kematian merupakan dasar untuk
perhitungan berbagai indicator kemtian/mortalitas lainnya.
Dimana:
CDR = angka kematian kasar
D = banayaknya kematian pada kematian tertentu
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
Dimana:
AKB = angka kematian bayi
= jumlah kematian bayi kurang dari 1 tahun pada satu tahun
tertentu
= jumlah kelahiran hidup pada satu tahun tertentu
Dimana:
NNDR = angka kematian bayi dibawah satu bulan
= jumlah kematian bayi umur 5-1 bulan pada satu tahun tertentu
= jumlah kelahiran hidup pada satu tahun tertentu
Kematian postneonatal adalah kematian yang terjadi pada bayi yang berumur 1
bulan sampai dengan kurang dari 1 tahun per 1000 kelahiran hidup selama
satu tahun. Angka kematian postneonatal dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
Dimana:
PNNDR = angka kematian bayi dibawah satu bulan
= jumlah kematian bayi umur 1 bulan - < 1 tahun
= jumlah kelahiran hidup pada satu tahun tertentu
Dimana:
AK balita = angka kematian balita
D0-4 = jumlah kematian anak umur 0-4 tahun pada satu tahun
tertentu
Pdkk0-4th = jumlah penduduk usia 0-4 tahun pada pertengahan tahun
yang sama
Dimana:
APC = angka penyandang cacat
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013 24
PC = jumlah penyandang cacat
Pddk = jumlah penduduk
Migrasi Masuk
Migrasi masuk menunjukan angka banyaknya migrant yang masuk per 1.000
penduduk di suatu kabupaten/kota tujuan dalam waktu satu tahun.
Dimana:
Mi = angka migrasi risen masuk/penduduk yang pernah tinggak di
daerah lain
Migmasuk = jumlah penduduk yang masuk ke daerah tujuan selama satu
Tahun/periode
P = jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama
Migrasi Keluar
Migrasi keluar menunjukan angka banyaknya migrant keluar dari suatu
kabupaten/kota per 1.000 penduduk daerah asal dengan waktu satu tahun.
Dimana:
Mo = angka migrasi risen keluar/penduduk yang keluar selama satu
tahun
Mout = jumlah penduduk yang keluar selama satu tahun
Migrasi Netto
Migrasi netto merupakan angka yang menunjukan selisih antara migrasi masuk
dan migrasi keluar. Apabila migrasi masuk lebih besar daripada migrasi keluar
maka disebut migrasi netto positif. Sedangkan jika migrasi keluar lebih besar
daropada migrasi masuk disebut migrasi neto negatif.
Dimana Mn = angka migrasi risen netto
Akte Kelahiran
Persentase kepemilikan akte kelahiran berguna untuk mengetahui jumlah
penduduk yang memiliki akte kelahiran, dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
Akte Perkawinan
Persentase kepemilikan akte perkawinan berguna untuk mengetahui jumlah
penduduk yang memiliki akte perkawinan, dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Akte Perceraian
Persentase kepemilikan akte perceraian berguna untuk mengetahui jumlah
penduduk yang memiliki akte perceraian, dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
Akte Kematian
Persentase kepemilikan akte kematian berguna untuk mengetahui jumlah
penduduk yang memiliki akte kematian, dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
h. Jumlah Perceraian dan Angka Perceraian Kasar adalah suatu angka yang
menunjukan persentase penduduk yang bercerai terhadap jumlah penduduk
keseluruhan pada pertengahan tahun untuk suatu tahun tertentu.
i. Angka Perceraian Umum adalah suatu angka yang menunjukan proporsi
penduduk yang berstatus bercerai terhadap jumlah penduduk usia 15 tahun
keatas pada pertengahan tahun untuk suatu tahun tertentu.
l. Migrasi Neto merupakan angka selisih antara migrasi masuk dan migrasi
keluar. Apabila angka migrasi masuk lebih besar dari angka migrasi keluar
maka disebut migrasi neto positif. Sedangkan jika migrasi keluar lebih besar
dari migrasi masuk maka disebut migrasi neto negative.
m. Kepemilikan kartu keluarga merupakan dokumen penting yang wajib dimiliki
oelh setiap keluarga, dimana didalamnya memuat data-data kelahiran,
pernikahan, kepindahan dan perubahan-perubahan status dan kondisi yang
lain.
n. Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk adalah identitas resmi penduduk sebagai
bukti dari yang diterbitkan oleh instansi pelaksana yang berlaku diseluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
o. Kepemilikan Akte terdiri dari Akte Kelahiran, Akte Perkawianan, Akte
Perceraian dan Akte Kematian.
p. Kepemilikan akte kelahiran merupakan bukti yuridis, bahwa seorang anak
berhak untuk mendapatkan perlindungan hak-hak kewarganegaraannya,
misalnya hak atas pendidiakn, atas kesehatan, hak atas pemukiman, dan hak
atas system perlindungan sosial.
q. Akta Perkawinan sebagai bukti sahnya perkawinan menurut negara (khusunya
bagi penganut agama non muslim )yang diperlukan sebagai dasar legalitas
kehidupan bersama. Di dalam hukum nasional, proses pen-catatan ini telah
menjadi bagian dari hukum positif, karena hanya dengan proses ini maka
masing-masing pihak diakui segala hak dan kewajibannya di depan hukum.
Dan pencatatan perkawinan akan membawa akibat terhadap anak-anak yang
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013 28
dilahirkan dan pemenuhan hak-hak ,untuk pengurusan Akta Kelahiran anak
yang dilahirkan, penerbitan KK, tunjangan keluarga, asuransi, pensiunan,
perbankan. Sebagai perlindungan hukum bagi pasangan dan anak serta
persyaratan mengajukan gugat cerai. Di dalam undang undang perkawinan
pasal 2 ayat 1 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Tiap-
tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bagi mereka yang melakukan perkawinan menurut agama Islam, pencatatan
dilakukan di Kantor Urusan Agama (KUA). Sedangkan bagi yang beragama
selain Islam (Katholik, Kristen, Budha, Hindu, Konghucu, Penghayat dan lain-
lain) pencatatan itu dilakukan di Kantor Catatan Sipil (KCS).
r. Akta perceraian adalah suatu bukti outentik tentang putusnya suatu ikatan
perkawinan. Setiap peristiwa perceraian yang telah memiliki putusan
pengadilan yang tetap (Islam dari pengadilan agama dan non muslim dari
pengadilan tinggi negri ) harus di laporkan kepada dina kependudukan dan
pencatatan sipil dalam jangka waktu sekurang kurangnya 60 (enam puluh) hari
sejak putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Sumber : http://casip.bandungkab.go.id
s. Akte kematian adalah sebagai bukti kematian seseorang yang di akui oleh
negara . Di dalam UU Nomor 24 tahun 2013 tentang Aministrasi kependudukan
pasal 44 Ayat (1) Setiap kematian wajib dilaporkan oleh ketua rukun tetangga
atau nama lainnya di domisili kepada Instansi Pelaksana setempat paling
lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal kematian.
Sumber : http://casip.bandungkab.go.id
BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANDUNG
A. Letak Geografis
Kondisi geografis wilayah Kabupaten Bandung yang terletak pada koordinat
107 22 108o -5o Bujur Timur dan 6o 41 7o19 Lintang Selatan terletak di wilayah
o
buatan serta 172 buah sungai dan anak-anak sungai. Sumber air permukaan pada
umumnya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pertanian, industri dan sosial
lainnya sedangkan air tanah dalam (kedalaman 60 200 meter) pada umumnya
dipergunakan untuk keperluan industri, non industri dan sebagian kecil untuk rumah
tangga. Sebagian besar masyarakat memanfaatkan air tanah bebas (sumur gali)
dan air tanah dangkal (kedalaman 24 sampai 60 meter) untuk memenuhi kebutuhan
rumah tangga serta sebagian kecil menggunakan fasilitas dari PDAM.
GAMBAR : 2.1
WILAYAH ADMINISTRASI KABUPATEN BANDUNG
B. Kondisi Demografis
C. Gambaran Ekonomi
jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun
tertentu sebagai dasar untuk mengetahui total produksi barang dan jasa suatu
daerah pada periode tertentu.
Sumber : http://www.bandungkab.go.id/arsip/2366/pertumbuhan-produk-domestik-regional-bruto-
(pertumbuhan-pdrb)
sektor ekonomi mengalami pertumbuhan positif, hanya satu sektor yaitu sektor
pertambangan dan penggalian yang mengalami pertumbuhan negatif.
Sumber : http://www.bandungkab.go.id/arsip/2366/pertumbuhan-produk-domestik-regional-bruto-
(pertumbuhan-pdrb)
Sumber : http://www.bandungkab.go.id/arsip/2366/pertumbuhan-produk-domestik-regional-
bruto-(pertumbuhan-pdrb)
Grafik 2.3 menggambarkan perbandingan LPE sembilan sektor ekonomi pada
tahun 2013 dengan tahun 2012. Pada umumnya sektor ekonomi mengalami
perlambatan LPE, hanya di sektor bangunan, sektor bangunan, sektor perdagangan,
hotel dan restoran, dan sektor jasa-jasa yang mengalami peningkatan nilai LPE.
Sedangkan untuk sektor lainnya mengalami perlambatan nilai LPE.
Hal yang perlu mendapat catatan bahwa untuk sektor bangunan meskipun
mengalami kenaikan harga di beberapa komponen bahan bangunan namun masih
memberikan kinerja yang cukup baik yaitu dari LPE 5,04 persen di tahun 2012
menjadi 8,97 persen di tahun 2013. Hal ini disinyalir dari terus berkembangnya
pembangunan perumahan di wilayah Kabupaten Bandung.
Kondisi yang sama untuk sektor jasa-jasa dimana kinerjanya mengalami
peningkatan yaitu dari nilai LPE 5,05 persen di tahun 2012 menjadi 9,28 persen di
tahun 2013. Peningkatan kinerja ini didorong oleh meningkatnya kinerja dari sub
sektor jasa hiburan maupun jasa perorangan. Hal ini memberikan gambaran bahwa
meskipun terjadi gejolak ekonomi secara global namun sektor ini cukup bertahan
dan justru mengalami peningkatan.
Hal yang sama untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran dimana kinerja masih
mengalami peningkatan yaitu dari 8,67 persen di tahun 2012 menjadi 9,10 persen di
tahun 2013. Meskipun ada deraan melemahnya nilai tukar rupiah sepanjang tahun
2013. Rupiah bahkan menembus level Rp 12.300 per dolar Amerika Serikat (AS) di
pengujung tahun. Data Bank Indonesiamenyebutkan kurs tengah Bank Indonesia
(BI) pada 30 Desember 2013 tercatat sebesar Rp 12.270 per dolar AS, dengan kurs
jual sebesar Rp 12.331 dan kurs beli sebesar Rp 12.209. Adapun sektor dominan
yaitu industri pengolahan, sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan
restoran di tahun 2013 kinerjanya mengalami perlambatan di bandung tahun 2012,
hanya sektor perdagangan, hotel dan restoran yang masih memberikan kinerja lebih
baik
Tabel 2.1
Laju Per tumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2010 - 2013
(Per sen
LAPANGAN USAHA ) 2011*) 2012** 2013***
[1] [2] [3] [4]
I. Primer 9,01 9,12 9,09
1. Pertanian 7,76 7,92 8,04
2. Pertambangan dan Penggalian 1,25 1,2 1,05
II. Sekunder 61,99 61,01 60,67
3. Industri Pengolahan 58,72 57,67 57,08
4. Listrik, Gas dan Air 1,61 1,67 1,81
5. Bangunan 1,66 1,66 1,78
III. Tertier 29,87 30,24
29,00
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 17,39 18,29 18,33
7. Pengangkutan dan Komunikasi 4,21 4,16 4,13
8. Keuangan, Persewaan & Js Prshaan 1,93 1,97 1,89
9. Jasa jasa 5,47 5,46 5,88
KABUPATEN BANDUNG
100,00 100,00 100,00
Catatan : *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara ***) Angka Sangat Sementara
Sumber : http://www.bandungkab.go.id/arsip/2366/pertumbuhan-produk-domestik-regional-bruto-
(pertumbuhan-pdrb)
Sumber http://www.bandungkab.go.id/arsip/2366/pertumbuhan-produk-domestik-regional-bruto-
(pertumbuhan-pdrb)
persen dari tahun sebelumnya. Demikian pula PDRB atas dasar harga konstan
2000, yang mengalami kenaikan sebesar Rp 1,4 triliun dari Rp 24,44 triliun pada
tahun sebelumnya.
Tabel 2.2
PDRB Kabupaten Bandung
Tahun 2009 - 2013
(Juta rupiah)
Uraian 2009 2010 2011* 2012** 2013***
PDRB 41.262.098,75 46.092.238,72 51.291.762,65 57.071.406,68 64.334.227,32
A D H
BERLAKU
20.527.539,56 21.734.661,19 23.026.237,14 24.443.222,17 25.901.171,60
PDRB
A D H
KONSTAN
Catatan : *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara ***) Angka Sangat Sementara
Sumber http://www.bandungkab.go.id/arsip/2366/pertumbuhan-produk-domestik-regional-bruto-(pertumbuhan-
pdrb)
Sektor industri pengolahan mempunyai nilai tambah terbesar tahun ini yaitu
mencapai Rp 36,72 triliun, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran
sebesar Rp 11,79 triliun; sektor pertanian sebesar Rp 5,17 triliun; sektor jasa-jasa
sebesar Rp 3,78 triliun; sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp 2,66
triliun; sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar Rp 1,22 triliun;
sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar Rp 1,17 triliun; sektor bangunan sebesar
Rp 1,14 triliun; dan terakhir sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp 0,67
triliun.
Sementara itu berdasarkan kelompok sektor ekonomi, total nilai tambah bruto
atas dasar harga berlaku dari kelompok sekunder yang mencakup sektor industri
pengolahan, sektor listrik, gas dan air, dan sektor bangunan mencapai Rp 39,03
triliun atau meningkat sebesar 12,10 persen dibanding tahun sebelumnya. Adapun
kelompok sektor primer dan kelompok tertier pada tahun ini masing-masing
menghasilkan nilai tambah bruto sebesar Rp 5,85 triliun dan Rp 19,46 triliun, atau
mengalami kenaikan masing-masing sebesar 12,31 persen dan 14,12 persen
dibanding tahun sebelumnya.
Profil Kependudukan Kabupaten Bandung Tahun 2013 39
Sumber : BPS Kabupaten Bandung, PDRB Semesteran Kabupaten Bandung
2013
2. PDRB Per Kapita
oleh penduduk di suatu wilayah maka tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah
yang bersangkutan dapat dikatakan bertambah baik, namun pada dasarnya
penghitungan nilai PDRB mengesampingkan kepemilikan, dengan demikian bisa jadi
nilai PDRB perkapita suatu wilayah tinggi namun tidak menggambarkan tingkat
kemakmuran penduduk setempat karena sebagian besar aktivitas produksi yang
terjadi di wilayah tersebut bukan milik dari penduduk setempat, demikian pula
sebaliknya.
Tabel 2.4
Pendapatan Per Kapita Kabupaten Bandung
( Ribu Rupiah )
Selama kurun tahun 2010 hingga tahun 2013, PDRB per kapita atas dasar
berlaku Kabupaten Bandung terus menunjukkan peningkatan yang cukup berarti.
Secara nominal PDRB per kapita atas dasar harga berlaku mampu tumbuh sebesar
30,52 persen, nilai PDRB per kapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Bandung
pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp 14.430.805 per tahun meningkat menjadi Rp
18.834.858 per tahun di tahun 2013.
Namun tidak demikian dengan tingkat pertumbuhan nilai PDRB per kapita
atas dasar konstan yang menggambarkan pendapatan riil penduduk Kabupaten
Bandung, dimana tingkat pertumbuhannya termasuk kecil yaitu hanya sekitar 11,44
persen dalam kurun waktu empat tahun terakhir. Pada tahun 2010 nilai PDRB per
kapita atas dasar harga konstan 2000 tercatat sebesar Rp 6.804.804 per tahun dan
di tahun 2013 hanya sedikit meningkat menjadi Rp. 7.582.976 per tahun.
Sebagai perbandingan, untuk kurun waktu tiga tahun terakhir, pertumbuhan
pendapatan per kapita penduduk Provinsi Jawa Barat tercatat sebesar 18,74 persen,
angka ini relatif masih lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan
per kapita penduduk Kabupaten Bandung yang mencapai 19,58 persen untuk kurun
waktu tahun 2010 sampai tahun 2012.
Begitu pula dengan rata-rata tingkat pendapatan per tahun, secara nominal
rata-rata pendapatan yang diterima penduduk Kabupaten Bandung relatif tidak
berbeda terlalu jauh dengan pendapatan yang diterima oleh penduduk di Provinsi
Jawa Barat seperti yang terlihat pada tabel Selisih pendapatan yang diterima antara
penduduk Kabupaten Bandung dan penduduk Provinsi Jawa Barat tahun 2010
terhitung sebesar 24,04 persen dan berkurang secara bertahap menjadi 23,17
persen di tahun 2012.
Tabel 2.5
Pendapatan Per Kapita Kabupaten Bandung dan Propinsi Jawa Barat
Tahun 2010 2012 ( Ribu Rupiah )
Tahun Jawa Barat Kab Bandung
2010 17.9 14.431
2011 19.645 15.852
2012 21.255 17.256
Data BPS Kabupaten Bandung tahun 2013 yang sudah diolah
3. Inflasi
Definisi inflasi secara sederhana dapat diartikan sebagai kenaikan tingkat
harga rata - rata barang dan jasa secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga
dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu
meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.
Inflasi yang stabil menjamin keberlangsungan kegiatan perekonomian, inflasi
yang tinggi akan mempengaruhi nilai real dari pendapatan masyarakat, selain itu
ketidakstabilan inflasi akan meningkatkan ketidakpastian yang akan berpengaruh
pada pengambilan keputusan masyarakat terkait faktor-faktor investasi, konsumsi,
dan produksi yang tentunya akan berdampak pada pencapaian kinerja ekonomi.
Inflasi PDRB Kabupaten Bandung selama tahun 2013 (Januari-Desember)
terhitung sebesar 6,38 persen, jauh meningkat dari inflasi PDRB tahun sebelumnya
yang terhitung sebesar 4,82 persen. Namun walaupun meningkat nilai ini masih
masuk pada kategori inflasi ringan (dibawah 10 persen per tahun). Inflasi ini terjadi
hampir merata di semua daerah di Indonesia, tekanan inflasi disinyalir disebabkan
oleh kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi dan kenaikan harga komoditas
makanan dan bahan makanan.
Tabel 2.6
Inflasi Produk Domestik Bruto Kabupaten Bandung
Tahun 2011-2013 (Persen)
LAPANGAN USAHA 2011 2013
* 2012** ***
[1] [2] [3] [4]
1. Pertanian 8,76 7,28 9,09
2. Pertambangan dan Penggalian 7,39 8,69 2,46
3. Industri Pengolahan 4,22 3,69 6,22
4. Listrik, Gas dan Air 2,82 2,90 2,91
5. Bangunan 3,09 5,78 10,80
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 6,06 7,66 3,60
7. Pengangkutan dan Komunikasi 3,80 1,89 5,26
8. Keuangan, Persewaan & Js Prshaan 2,90 4,77 4,33
9. Jasa jasa 7,76 5,66 11,13
KABUPATEN BANDUNG 5,04 4,82 6,38
Sumber
: Data BPS Kabupaten Bandung tahun 2013 yang sudah diolah
Jika dirinci menurut sektor ekonomi, inflasi tertinggi pada tahun ini terjadi
pada sektor listrik, gas dan air yang mencapai hingga 12,91 persen. Tingginya inflasi
pada sektor listrik, gas dan air merupakan dampak dari kenaikan tarif dasar listrik
yang naik sebesar 15 persen secara bertahap setiap triwulan sepanjang tahun ini.
Inflasi tertinggi selanjutnya pada tahun ini terjadi pada sektor jasa-jasa yang
mencapai 11,13 persen dan sektor bangunan sebesar 10,80 persen. Sementara itu
inflasi terendah terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian yang terhitung
sebesar 2,46 persen. Inflasi untuk sektor pertanian yang mencapai 9,09 persen
dipicu oleh kenaikan harga bahan makanan, seperti harga produk dari pertanian
yaitu padi-padian dan hortikultura, produk peternakan dan produk perikanan.
D. Potensi Daerah
Luas wilayah Kabupaten Bandung adalah 176.238,67 Ha. Hingga tahun
2012,secara administratif Kabupaten Bandung terdiri dari 31 Kecamatan, 270
desa (sebelumnya 267 desa) dan 10 kelurahan (sebelumnya 9 kelurahan). Luas
wilayah terbesar berada pada Kecamatan Pasirjambu dengan luas sebesar
23.957,64 Ha, sedangkan luas wilayah tersempit atau paling kecil adalah
kecamatan Margahayu dengan luas sebesar 1.054,33 Ha
Berdasarkan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bandung Tahun
2007-2027, wilayah Kabupaten Bandung dibagi kedalam 8 Wilayah Pengembangan:
(1) WP Baleendah; (2) WP Banjaran; (3) WP Cicalengka; (4) WP Cilengkrang-
Cimenyan; (5) WP Cileunyi-Rancakek; (6) Majalaya; (7) Margahayu-Margaasih; (8)
Soreang-Kutawaringin-Katapang.
Potensi sektor pertanian hampir di seluruh Wilayah Pengembangan sehingga
kebijakan pengembangan sistem kota-kota dan wilayah diarahkan pada
pengembangan kawasan pertanian, terutama di WP Soreang-Kutawaringin-
Katapang, WP Baleendah, WP Banjaran, WP Majalaya, WP Cileunyi-Rancaekek,
WP Cicalengka, dan WP Cilengkrang-Cimenyan.
yang besar terhadap kesempatan kerja, sumber pendapatan serta perekonomian
regional. Di Kabupaten Bandung, sektor pertanian menempati urutan ketiga sektor
yang berkontribusi relatif tinggi terhadap pembentukan nilai PDRB Kabupaten
Bandung.
Potensi lahan merupakan sumberdaya alam yang paling penting dalam usaha
budidaya pertanian. Potensi Lahan di Kabupaten Bandung, terdiri dari Lahan Sawah
seluas 36.212 hektar atau 20,55% dari luas wilayah Kabupaten Bandung (176,239
Ha), Lahan Kering seluas 140.027 hektar (79,45 %), terdiri dari lahan kering
pertanian seluas 74.778 Ha (42,43 %) dan lahan kering bukan pertanian 65.249 Ha
(37,02 %). Lahan Sawah : 36.212 Ha baik yang diairi irigasi teknis, irigasi setengah
teknis, irigasi sederhana, irigasi Non-PU, maupun sawah tadah hujan, secara
lengkap tersaji pada Tabel 2.7.
Tabel 2.7
Luas Lahan Sawah berdasarkan Jenis Irigasi di Kabupaten Bandung
menurut Kecamatan (Ha) pada tahun 2012
Lahan pertanian di Kabupaten Bandung mayoritas beririgasi teknis seluas
8.730 Ha, beririgasi Non-PU seluas 7.063 Ha beririgasi setengah teknis seluas 6.949
Ha, sawah bertadah hujan seluas 6.899 Ha dan masih beririgasi sederhana seluas
6.571 Ha. Hampir semua orang sepakat, bahwa penataan ruang yang dilakukan
terhadap wilayah yang relatif masih kosong lebih memungkinkan untuk
pengaturannya tidak saja permasalahan keindahannya/estetika saja melainkan juga
pengaturan sarana dan prasarana ruangnya. Perkembangan Perkotaan Soreang,
meliputi sebagian Kecamatan Soreang, Katapang dan Kutawaringin bahkan
Cangkuang sebetulnya mempunyai potensi yang besar menjadi perkotaan baru
kawasan selatan Metropolitan Bandung terutama sampai saat ini semaikin banyak
dan semakin mendesaknya kebutuhan ruang untuk permukiman yang diakibatkan
perkembangan kawasan metropolitan yang tinggi. Hampir dipastikan, bahwa
Kawasan Perkotaan Soreang merupakan wilayah yang masih memiliki tingkat harga
lahan yang rendah yang mendorong masyarakat miskin perkotaan eksodus ke
tempat ini selain memang di tempat ini terdapat pusat pemerintahan Kabupaten
Bandung. Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bandung Tahun 2007-2027
tersaji pada Gambar 2.1
Sumber : http://www.bandungkab.go.id/arsip/2345/gambaran-umum-sumber-daya-alam
Gambar 2.2 Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Bandung Tahun
2007-2027
Adapun Kawasan Sentra Produksi Komoditas Unggulan di Kabupaten
Bandung per kecamatan tersaji pada Tabel 2.8
Tabel 2.8
Kawasan Sentra Produksi Komoditas Unggulan
Kabupaten Bandung per Kecamatan
Sumber : http://www.bandungkab.go.id/arsip/2341/kawasan-sentra-produksi-komoditas-unggulan-
kabupaten-bandung tahun 2012
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan pertanian salah
satunya dapat dilihat dari indikator kinerja, sebagai berikut :
b. Jumlah Produksi dan Konsumsi Daging, Telur dan Susu
Tahun 2010 jumlah produksi daging mencapai 45.1830 kg, adapun jumlah
konsumsi daging mencapai 10,50 kg/kapita/th. Jumlah produksi tersebut meningkat
bila dibandingkan dengan Tahun 2009, di mana pada Tahun 2009 produksi daging
mencapai 39.658.461 kg, peningkatan jumlah konsumsi tersebut seiring dengan
meningkatnya jumlah Penduduk Kabupaten Bandung.
Konsumsi telur di Kabupaten Bandung pada Tahun 2010 mencapai 2,08 kg/
kapita/th, dengan jumlah produksi sebanyak 8.3230 kg. Jumlah konsumsi ini sama
dengan Tahun 2009 dan meningkat bila dibandingkan dengan Tahun-Tahun
sebelumnya (2006-2008), yaitu konsumsi telur pada Tahun 2006 mencapai 1,66
kg/kapita/th, pada Tahun 2007 mencapai 1,62 kg/kapita/th dan pada Tahun 2008
mencapai 1,74 kg/kapita/th. Peningkatan jumlah konsumsi tersebut diimbangi
dengan peningkatan jumlah produksi pada setiap Tahunnya (2006-2010).
http://www.bandungkab.go.id/arsip/2357/potensi-pengolahan-ternak
konsumsi, jumlah produksi pun pada Tahun 2010 mengalami peningkatan bila
dibandingkan dengan Tahun 2006-2010.
Sementara adanya perusahaan-perusahaan yang bergerak di jenis usaha
peternakan meliputi, sapi potong, sapi perah, ayam ras petelur dan pedaging yang
ada di Kabupaten Bandung, tersaji pada Tabel 2.9
Tabel 2.9
Perusahaan Bergerak di Jenis Usaha Peternakan di Kabupaten Bandung
Tahun 2010
luas keseluruhan mencapai 8.248,48 ha. Disamping itu, Kabupaten Bandung
memiliki potensi hutan rakyat yang cukup luas. Saat ini luas hutan rakyat di
Kabupaten Bandung Tahun 2010 mencapai 6.132 ha yang tersebar di 31
kecamatan. Yang memiliki areal hutan rakyat terluas antara lain adalah ; Cimenyan,
Cilengkrang, Pacet, Arjasari dan Pasirjambu. Gambaran Luas Hutan Rakyat di
Kabupaten Bandung, tersaji pada Gambar 2.6
Gambar 2.3
Luas Hutan Rakyat Kabupaten Bandung Tahun 2005 S/d 2010
Adapun luas Hutan Rakyat, tersaji pada berikut.
Tabel 2.10
Luas Hutan Rakyat Per Kecamatan Di Kabupaten Bandung
Tahun 2010
Sumber : http://www.bandungkab.go.id/arsip/2357/potensi-pengolahan-hutan update 04 januari 2012
Namun tidak kalah tinggi adanya tingkat lahan kritis dan kerusakan hutan
sekarang ini menyebabkan keprihatinan yang besar bagi semua pihak. Praktek
illegal logging dan illegal trade, perambahan hutan, kebakaran hutan, pembukaan
hutan untuk keperluan di luar sektor kehutanan, pengelolaan hutan yang belum
menerapkan azas kelestarian merupakan faktor utama penyebab kerusakan hutan.
Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis (GRHLK) merupakan salah satu upaya
percepatan rehabilitasi hutan dan lahan kritis yang diarahkan untuk penanggulangan
bencana alam banjir, tanah longsor dan kekeringan secara terpadu dengan peran
semua pihak (pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, pengusaha dan lain-lain)
melalui mobilisasi sumber daya.
Dari luasan tersebut telah seluruhnya dilakukan rehabilitasi. Luas lahan kritis
di Kabupaten Bandung pada Tahun 2006 mencapai 21.130,00 ha, pada Tahun 2007
mencapai 15.330,60 ha dan pada Tahun 2008 mencapai 9.056,19 ha.
3. Potensi Pariwisata
3. Agrowisata Sayuran : Kecamatan Pasirjambu, Kecamatan
Rancabali, Kecamatan Ciwidey, Kecamatan Pacet, Kecamatan
Kertasari, Kecamatan Arjasari, Kecamatan Pangalengan;
4. Agrowisata Herbal : Kecamatan Rancabali, Kecamatan pasirjambu,
Kecamatan Ciwidey.
Kawasan Pariwisata Terpadu dan Olahraga, meliputi : Stadion Si Jalak
Harupat (Kecamatan Kutawaringin), Arena Golf Margahayu/BIG
(Kecamatan Margahayu), arena Dago Golf (Kecamatan Cimenyan), Kawasan
Wisata Terpadu Cimenyan (Kecamatan Cimenyan), serta Kawasan
Pariwisata Terpadu Sekitar Situ Cileunca (Kecamatan Pengalengan).
Jumlah obyek wisata yang ada di Kabupaten Bandung sejak Tahun 2010
sebanyak 53 obyek. Jumlah kunjungan yang sebanyak 4.607.330 orang pada Tahun
2010. Jumlah ini meningkat bila dibandingkan dengan Tahun-Tahun sebelumnya
(Tahun 2008-2009), di mana pada Tahun 2008 sebanyak 4.306.602 orang dan pada
Tahun 2009 sebanyak 4.126.434 orang yang berkunjung ke 53 obyek. Dari data
tersebut dapat diketahui rata-rata jumlah pengunjung pada masing-masing obyek
wisata sebanyak 50.273 pada Tahun 2008, sebanyak 77.857 orang pada Tahun
2009 dan sebanyak 86.930 orang pada Tahun 2010.
Sumber : http://www.bandungkab.go.id/page/content/type/module/id/14/title/f-potensi-pariwisata update 21
Desember 2011
Kawah Putih
Di temukan oleh seorang Jerman, Dr. Franz Wilhelm Junghun pada
tahun 1837, yang juga seorang pengusaha perkebunan
Cimanggu Hot Spring Water
Kolam pemandian air panas Cimanggu berada pada ketinggian kurang
lebih 1.100 m dpl yang di sekitarnya terdapat hamparan
Ranca Upas
Obyek wana wisata Bumi Perkemahan Ranca Upas memiliki area
seluas 215 ha memiliki kekayaan alam perbukitan serta hutan
Walini
Bandung selatan selain terkenal dengan perkebunan teh-nya juga
terdapat pemandian air panas, Seperti halnya Cimanggu, Walini
Kawah Cibuni
Kawah Cibuni yang terletak di kaki Gunung Patuha temasuk di dalam
kawasan Perkebunan Rancabali, afdeeling Rancabali II.
Situ Patengan
Situ Patengan memiliki total luas cagar alamnya sekitar 123.077,15
hektar dengan luas danaunya sendiri 45 ribu hektar. Danau ini punya
kedalaman 3 sampai dengan 4 m. Dengan luas dan kedalaman seperti
ini, danau ini menjadi habitat yang tepat untuk berbagai jenis ikan
seperti nila, tawes, dan gurami.
Danau ini terbuka terus selama 24 jam, namun untuk fasilitas
rekreasinya hanya ada sejak pukul 06.00 sampai dengan pukul 18.00.
Situ Patengan terletak di Kecamatan Ranca Bali, Objek wisata ini
masuk dalam wilayah Kabupaten Bandung, tepatnya daerah Bandung
bagian selatan yang berjarak kurang lebih sekitar 40 km dari Kota
Bandung.
Cibolang Hot Spring Water
Pangalengan
Ingin berwisata yang mempunyai keindahan alam serta berhawa sejuk?
Pangalengan adalah tempatnya.
Situ Cileunca
Menurut sejarah Situ Cileunca merupakan kawasan pribadi seorang
warga Belanda bernama Kuhlan yang dulu menetap di Pangalengan.
Sumber : http://www.bandungkab.go.id/page/content/type/module/id/14/title/f-potensi-pariwisata#
dan berdasarkan harga konstan mencapai Rp 21.734.661.190,00. Dengan demikian
dapat diketahui bahwa prosentase kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB
Kabupaten Bandung Tahun 2010 sebesar 16.914% berdasarkan harga berlaku dan
15.987% berdasarkan harga konstan. prosentase kontribusi ini meningkat bila
dibandingkan dengan Tahun-Tahun sebelumnya (2006-2009), yaitu persentase
konstribusi sektor perdagangan pada Tahun 2006 berdasarkan harga berlaku
mencapai 15,062%, pada Tahun 2007 mencapai 15,342%, pada Tahun 2008
mencapai 15.684% dan pada Tahun 2009 mencapai 16,561%, prosentase
konstribusi sektor perdagangan pada Tahun 2006 berdasarkan harga konstan
mencapai 14,881%, pada Tahun 2007 mencapai 15,092% pada Tahun 2008
mencapai 15,222% dan Tahun 2009 mencapai 15,642%.
c. Pertumbuhan Industri
Kecenderungan membaiknya perekonomian nasional dan regional
merupakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan sektor industri. Sektor industri
di Kabupaten Bandung mempunyai kontribusi besar terhadap PDRB Kabupaten
Bandung, terutama indutsri olahan. Total jumlah industri di Kabupaten Bandung
pada Tahun 2010 secara keseluruhan mengalami peningkatan bila dibandingkan
pada Tahun 2009, yaitu dari 722 industri menjadi 741 industri pada Tahun 2010.
Peningkatan ini terjadi pada industri kecil, dimana pada Tahun 2008 berjumlah 331
industri dan pada Tahun 2010 berjumlah 374 industri.
BAB III
SUMBER DATA
Sumber data utama dalam penyusunan profil ini adalah hasil registrasi
penduduk dari tingkat kelurahan, kecamatan dan Kabupaten Bandung adalah :
1. Data registrasi yang dihasilkan melalui Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan (SIAK) mulai akhir bulan Januari sampai dengan akhir bulan
Desember 2013 pukul 17.00 WIB (sesuai dengan Pasal 12 Permendagri No.
65 Tahun 2010).
2. Data non registrasi yang terdiri dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
selama bulan Januari Desember 2013, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,
Dinas Tenaga Kerja, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Badan KB dan
Pemberdayaan Perempuan, Departemen Agama. Data yang bersumber dari
SKPD lain lebih bersifat melengkapi, khususnya untuk informasi kualitas
penduduk, seperti indikator kesehatan, ketenagakerjaan dan sosial.
3. Data dari lintas sektor yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten Bandung dan BPS Provinsi Jawa Barat.
BAB IV
KUANTITAS PENDUDUK
Tabel 4.1
Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin dan Kecamatan
JUMLAH PENDUDUK
N0 KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
JUMLAH %
JUMLAH % JUMLAH %
1 CILEUNYI 82.052 51,53 77.192 48,78 159.244 4,58
2 CIMENYAN 52.493 51,65 49.141 48,35 101.634 2,92
3 CILENGKRANG 24.738 51,70 23.114 48,30 47.852 1,38
4 BOJONGSOANG 55.087 51,38 52.124 48,62 107.211 3,08
5 MARGAHAYU 66.494 51,17 63.464 48,83 129.958 3,74
6 MARGAASIH 84.136 51,96 77.787 48,04 161.923 4,66
7 KATAPANG 61.940 51,73 57.789 48,27 119.729 3,44
8 DAYEUHKOLOT 59.449 51,58 55.818 48,42 115.267 3,32
9 BANJARAN 69.957 51,30 66.401 48,70 136.358 3,92
10 PAMEUNGPEUK 37.138 51,21 35.390 48,79 72.528 2,09
11 PANGALENGAN 79.221 51,00 76.104 49,00 155.325 4,47
12 ARJASARI 49.577 51,13 47.380 48,87 96.957 2,79
13 CIMAUNG 42.434 51,20 40.445 48,80 82.879 2,38
14 CICALENGKA 62.642 51,36 59.331 48,64 121.973 3,51
15 NAGREG 30.220 51,84 28.073 48,16 58.293 1,68
16 CIKANCUNG 42.996 51,54 40.423 48,46 83.419 2,40
17 RANCAEKEK 95.706 51,22 91.136 48,78 186.842 5,37
18 CIPARAY 99.392 51,29 83.928 48,71 172.310 4,96
19 PACET 52.699 52,09 48.464 47,91 101.163 2,91
JUMLAH PENDUDUK
N0 KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
JUMLAH %
JUMLAH % JUMLAH %
20 KERTASARI 32.949 51,16 31.453 48,84 64.402 1,85
21 BALEENDAH 124.088 51,58 116.472 48,42 240.560 6,92
22 MAJALAYA 78.338 51,57 73.573 48,43 151.911 4,37
23 SOLOKANJERUK 40.637 51,57 38.165 48,43 78.802 2,27
24 PASEH 63.680 51,62 59.678 48,38 123.358 3,55
25 IBUN 41.569 51,86 38.587 48,14 80.156 2,31
26 SOREANG 64.798 51,86 60.151 48,14 124.949 3,59
27 PASIRJAMBU 50.337 51,49 47.429 48,51 97.766 2,81
28 CIWIDEY 42.720 51,62 40.044 48,38 82.764 2,38
29 RANCABALI 26.537 51,45 25.044 48,55 51.581 1,48
30 CANGKUANG 38.216 51,56 35.898 48,44 74.114 2,13
31 KUTAWARINGIN 49.415 51,91 45.777 48,09 95.192 2,74
JUMLAH 1.790.645 51,51 1.685.775 48,49 3.476.420 100,00
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2013
2. Kepadatan Penduduk
Kepadatan Penduduk di Kabupaten Bandung Tahun 2013 sebesar 1.970
jiwa/Ha dan terpadat berada pada beberapa daerah industri dan usaha kecil
menengah, yaitu di Kecamatan Margahayu, yaitu sebesar 12.330 jiwa/Ha,
Kecamatan Dayeuhkolot sebesar 10.450 jiwa/Ha, Kecamatan Katapang sebesar
7.616 jiwa/Ha, Kecamatan Majalaya sebesar 5.990 jiwa/Ha, Kecamatan Baleendah
sebesar 5.788 jiwa/Ha. Sementara dengan kepadatan terendah berada pada
daerah perkebunan, yaitu ada di Kecamatan Rancabali sebesar 348 jiwa/Ha,
Kecamatan Pasirjambu sebesar 408 jiwa/Ha dan Kecamatan Kertasari sebesar 424
jiwa/Ha. Secara lengkap tersaji pada Tabel 4.2
No Kecamatan Jumlah Luas Area Kepadatan
Penduduk (KM2) (per KM2)
9 Banjaran 136,358 42.92 3,177
10 Pameungpeuk 72,528 16.62 4,364
11 Pangalengan 155,325 195.41 795
12 Arjasari 96,957 64.98 1,492
13 Cimaung 82,879 55 1,507
14 Cicalengka 121,973 35.99 3,389
15 Nagreg 58,293 49.3 1,182
16 Cikancung 83,419 40.14 2,078
17 Rancaekek 186,842 45.25 4,129
18 Ciparay 172,310 46.18 3,731
19 Pacet 101,163 91.94 1,100
20 Kertasari 64,402 152.07 424
21 Baleendah 240,560 41.56 5,788
22 Majalaya 151,911 25.36 5,990
23 Solokanjeruk 78,802 24.01 3,282
24 Paseh 123,358 51.03 2,417
25 Ibun 80,156 54.57 1,469
26 Soreang 124,949 25.51 4,898
27 Pasirjambu 97,766 239.58 408
28 Ciwidey 82,764 48.47 1,708
29 Rancabali 51,581 148.37 348
30 Cangkuang 74,114 24.61 3,012
31 Kutawaringin 95,192 47.3 2,013
JUMLAH 3,476,420 1764.4 1,970
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2013 yang sudah diolah
Gambar 4.1 Laju Pertumbuhan Jumlah Penduduk dari Tahun 2009-2013
menyebabkan banyak perilaku kriminalitas yang terjadi akibat ketimpangan status
penduduk yang satu dengan yang lain. Seperti yang dikemukakan Robert Malthus,
bahwa pada kondisi awal jumlah penduduk memang dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi namun pada suatu keadaan optimum pertambahan penduduk
tidak akan menaikkan pertumbuhan ekonomi malahan dapat menurunkannya.
RASIO
LAKI-LAKI PEREMPUAN
JENIS
NO NAMA KEC JUMLAH
KELAMIN
JUMLAH % JUMLAH %
(L/P)
18 CIPARAY 99.392 51,29 83.928 48,71 172.310 1,05
19 PACET 52.699 52,09 48.464 47,91 101.163 1,09
20 KERTASARI 32.949 51,16 31.453 48,84 64.402 1,05
21 BALEENDAH 124.088 51,58 116.472 48,42 240.560 1,07
22 MAJALAYA 78.338 51,57 73.573 48,43 151.911 1,06
23 SOLOKANJERUK 40.637 51,57 38.165 48,43 78.802 1,06
24 PASEH 63.680 51,62 59.678 48,38 123.358 1,07
25 IBUN 41.569 51,86 38.587 48,14 80.156 1,08
26 SOREANG 64.798 51,86 60.151 48,14 124.949 1,08
27 PASIRJAMBU 50.337 51,49 47.429 48,51 97.766 1,06
28 CIWIDEY 42.720 51,62 40.044 48,38 82.764 1,07
29 RANCABALI 26.537 51,45 25.044 48,55 51.581 1,06
30 CANGKUANG 38.216 51,56 35.898 48,44 74.114 1,06
31 KUTAWARINGIN 49.415 51,91 45.777 48,09 95.192 1,08
JUMLAH 1.790.645 51,51 1.685.775 48,49 3.476.420 1,06
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2013 yang sudah diolah
1.b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur
Dengan melihat grafik jumlah penduduk berdasarkan umur, kita mengetahui
struktur umur penduduk dan implikasinya terhadap tuntutan penyediaan pelayanan
pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kebutuhan dasar penduduk (baik balita,
remaja, dewasa, laki- laki, perempuan dan lansia) sekaligus melihat potensi tenaga
kerja serta membayangkan kebutuhan akan tambahan kesempatan kerja yang harus
diciptakan.
Berikut disajikan jumlah penduduk Kabupaten Bandung berdasarkan umur
tahun 2013.
Gambar 4.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Bandung Berdasarkan Umur
Tahun 2013
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2013 yang sudah diolah
siswanya sangat minim. Jadi keseimbangan penyediaan sarana pendidikan dengan
jumlah pelajar harus diperhatikan.
Rasio
KELOMPOK UMUR
Ketergantungan
No Kecamatan
< 14 15 - 64 > 65
Muda Tua
Tahun Tahun Tahun
13 Rancaekek 47,578 119,901 7,714 39.68% 6.43%
14 Majalaya 46,828 102,202 7,317 45.82% 7.16%
15 Solokanjeruk 22,825 53,629 4,006 42.56% 7.47%
16 Ciparay 46,854 102,759 7,951 45.60% 7.74%
17 Baleendah 75,189 163,632 9,203 45.95% 5.62%
18 Arjasari 28,979 60,660 5,373 47.77% 8.86%
19 Banjaran 35,151 79,057 5,911 44.46% 7.48%
20 Cangkuang 21,314 46,814 3,488 45.53% 7.45%
21 Pameungpeuk 21,587 48,654 3,267 44.37% 6.71%
22 Katapang 35,481 80,646 4,908 44.00% 6.09%
23 Soreang 31,763 73,977 5,320 42.94% 7.19%
24 Kutawaringin 27,246 63,364 4,912 43.00% 7.75%
25 Margaasih 42,107 98,059 5,473 42.94% 5.58%
26 Margahayu 31,980 86,918 5,234 36.79% 6.02%
27 Dayeuhkolot 30,150 80,621 4,276 37.40% 5.30%
28 Bojongsoang 34,506 78,895 3,908 43.74% 4.95%
29 Cileunyi 54,410 128,054 6,817 42.49% 5.32%
30 Cilengkrang 14,596 33,916 2,253 43.04% 6.64%
31 Cimenyan 31,248 75,480 5,199 41.40% 6.89%
Kab. Bandung 999,712 2,264,740 160,524 44.14% 7.09%
Sumber Data : BKBPP Kabupaten Bandung, Tahun 2013
mati. Secara lengkap status kawin Penduduk Kabupaten Bandung tersaji pada Tabel
4.4.
Tabel 4.5 Status Kawin Penduduk Kabupaten Bandung, Tahun 2013
Status Kawin
No Kecamatan Cerai- Cerai- jumlah
Belum Kawin
Hidup Mati
1 Cileunyi 75,246 79,525 1,917 2,556 159,244
2 Cimenyan 43,854 54,123 1,687 1,970 101,634
3 Cilengkrang 21,278 25,133 704 737 47,852
4 Bojongsoang 52,441 51,803 1,539 1,428 107,211
5 Margahayu 63,479 61,981 1,799 2,699 129,958
6 Margaasih 80,986 75,880 2,196 2,861 161,923
7 Katapang 56,024 59,357 2,288 2,060 119,729
8 Dayeuhkolot 56,633 54,825 1,681 2,128 115,267
9 Banjaran 65,542 65,769 2,163 2,884 136,358
10 Pamuengpeuk 33,120 36,837 1,224 1,347 72,528
11 Pangalengan 65,085 83,633 3,161 3,446 155,325
12 Arjasari 43,266 49,894 1,614 2,183 96,957
13 Cimaung 34,737 44,735 1,705 1,702 82,879
14 Cicalengka 58,318 58,844 2,318 2,493 121,973
15 Nagreg 28,475 27,697 945 1,176 58,293
16 Cikancung 38,974 41,516 1,268 1,661 83,419
17 Rancaekek 88,472 91,715 2,954 3,701 186,842
18 Ciparay 85,877 79,695 2,459 4,279 172,310
19 Pacet 45,154 52,070 1,740 2,199 101,163
20 Kertasari 24,089 37,587 1,209 1,517 64,402
21 Baleendah 113,398 119,300 3,961 3,901 240,560
22 Majalaya 69,288 76,822 2,579 3,222 151,911
23 Solokanjeruk 33,796 42,162 1,306 1,538 78,802
24 Paseh 55,188 63,087 2,239 2,844 123,358
25 Ibun 33,240 43,661 1,433 1,822 80,156
26 Soreang 57,238 62,547 2,303 2,861 124,949
27 Pasirjambu 42,955 50,276 1,868 2,667 97,766
28 Ciwidey 33,144 45,441 1,843 2,336 82,764
29 Rancabali 20,648 28,961 1,103 869 51,581
30 Cangkuang 33,451 38,008 1,169 1,486 74,114
31 Kutawaringin 40,200 51,229 1,710 2,053 95,192
Jumlah 1,593,596 1,754,113 58,085 70,626 3,476,420
Sumber Data : DB Hasil Konsoldasi Kemendagri 31 - 12 -2013
Perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi
yang membentuk hubungan kekerabatan dan yang merupakan suatu pranata dalam
budaya setempat yang meresmikan hubungan antar pribadi yang biasanya intim dan
seksual. Perkawinan umumnya dimulai dan diresmikan dengan upacara pernikahan.
Umumnya perkawinan dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga.
Tergantung budaya setempat bentuk perkawinan bisa berbeda-beda dan
tujuannya bisa berbeda-beda juga. Tapi umumnya perkawinan itu ekslusif dan
mengenal konsep perselingkuhan sebagai pelanggaran terhadap perkawinan.
Perkawinan umumnya dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga.
Umumnya perkawinan harus diresmikan dengan pernikahan.
Penduduk
Jumlah Perkawinan
No Kecamatan Berstatus
Penduduk Kasar
Kawin
20 Kertasari 37,587 64,402 584
21 Baleendah 119,300 240,560 496
22 Majalaya 76,822 151,911 506
23 Solokanjeruk 42,162 78,802 535
24 Paseh 63,087 123,358 511
25 Ibun 43,661 80,156 545
26 Soreang 62,547 124,949 501
27 Pasirjambu 50,276 97,766 514
28 Ciwidey 45,441 82,764 549
29 Rancabali 28,961 51,581 561
30 Cangkuang 38,008 74,114 513
31 Kutawaringin 51,229 95,192 538
Jumlah 1,754,113 3,476,420 505
Sumber : Hasil Pengolahan dari DB Konsolidasi Kemendagri 31-12-2013, Tahun 2014
Penuduk
Berstatus Jumlah
Angka
Kawin Penduduk
No Kecamatan Perkawinan
Dengan Berusia
Umum
Usia 15 15 tahun
tahun
8 Dayeuhkolot 54,825 89,389 613
9 Banjaran 65,769 106,429 618
10 Pamuengpeuk 36,837 57,470 641
11 Pangalengan 83,633 126,250 662
12 Arjasari 49,894 77,496 644
13 Cimaung 44,735 67,188 666
14 Cicalengka 58,844 95,580 616
15 Nagreg 27,697 45,539 608
16 Cikancung 41,516 66,089 628
17 Rancaekek 91,715 146,187 627
18 Ciparay 79,695 133,481 597
19 Pacet 52,070 81,768 637
20 Kertasari 37,587 53,876 698
21 Baleendah 119,300 189,623 629
22 Majalaya 76,822 121,015 635
23 Solokanjeruk 42,162 63,617 663
24 Paseh 63,087 99,003 637
25 Ibun 43,661 65,559 666
26 Soreang 62,547 99,494 629
27 Pasirjambu 50,276 78,658 639
28 Ciwidey 45,441 68,439 664
29 Rancabali 28,961 42,247 686
30 Cangkuang 38,008 59,126 643
31 Kutawaringin 51,229 77,726 659
Jumlah 1,754,113 2,760,896 635
Gambar 4.3. Rata-rata Umur Perkawinan Pertama Perempuan di Kabupaten
Bandung, Tahun 2009-2013
Sumber: BPS Kabupaten Bandung, Survei Khusus IPM 2009-2013
Tabel 4.8 Angka Perceraian Kasar di Kabupaten Bandung Tahun 2013
Jml
Penduduk Jml Perceraian
No Kecamatan
berstatus Penduduk Kasar
cerai
1 Cileunyi 4,473 159,244 28
2 Cimenyan 3,657 101,634 36
3 Cilengkrang 1,441 47,852 30
4 Bojongsoang 2,967 107,211 28
5 Margahayu 4,498 129,958 35
6 Margaasih 5,057 161,923 31
7 Katapang 4,348 119,729 36
8 Dayeuhkolot 3,809 115,267 33
9 Banjaran 5,047 136,358 37
10 Pamuengpeuk 2,571 72,528 35
11 Pangalengan 6,607 155,325 43
12 Arjasari 3,797 96,957 39
13 Cimaung 3,407 82,879 41
14 Cicalengka 4,811 121,973 39
15 Nagreg 2,121 58,293 36
16 Cikancung 2,929 83,419 35
17 Rancaekek 6,655 186,842 36
18 Ciparay 6,738 172,310 39
19 Pacet 3,939 101,163 39
20 Kertasari 2,726 64,402 42
21 Baleendah 7,862 240,560 33
22 Majalaya 5,801 151,911 38
23 Solokanjeruk 2,844 78,802 36
24 Paseh 5,083 123,358 41
25 Ibun 3,255 80,156 41
26 Soreang 5,164 124,949 41
27 Pasirjambu 4,535 97,766 46
28 Ciwidey 4,179 82,764 50
29 Rancabali 1,972 51,581 38
30 Cangkuang 2,655 74,114 36
31 Kutawaringin 3,763 95,192 40
Jumlah 128,711 3,476,420 37
Sumber : Hasil Pengolahan dari DB Konsolidasi Kemendagri 31-12-2013, Tahun 2014
2.e. Angka Perceraian Umum
Secara lengkap jumlah perceraian umum Penduduk di Kabupaten Bandung
tersaji pada Tabel 4.6.
Tabel 4.9 Angka Perceraian Umum di Kabupaten Bandung Tahun 2013
Jml
Penduduk
Penduduk Perceraian
No Kecamatan dengan
> 15 Thn Umum
status
cerai
1 Cileunyi 4,473 125,094 36
2 Cimenyan 3,657 82,287 44
3 Cilengkrang 1,441 38,207 38
4 Bojongsoang 2,967 83,055 36
5 Margahayu 4,498 100,972 45
6 Margaasih 5,057 125,539 40
7 Katapang 4,348 94,493 46
8 Dayeuhkolot 3,809 89,389 43
9 Banjaran 5,047 106,429 47
10 Pamuengpeuk 2,571 57,470 45
11 Pangalengan 6,607 126,250 52
12 Arjasari 3,797 77,496 49
13 Cimaung 3,407 67,188 51
14 Cicalengka 4,811 95,580 50
15 Nagreg 2,121 45,539 47
16 Cikancung 2,929 66,089 44
17 Rancaekek 6,655 146,187 46
18 Ciparay 6,738 133,481 50
19 Pacet 3,939 81,768 48
20 Kertasari 2,726 53,876 51
21 Baleendah 7,862 189,623 41
22 Majalaya 5,801 121,015 48
23 Solokanjeruk 2,844 63,617 45
24 Paseh 5,083 99,003 51
25 Ibun 3,255 65,559 50
26 Soreang 5,164 99,494 52
27 Pasirjambu 4,535 78,658 58
28 Ciwidey 4,179 68,439 61
29 Rancabali 1,972 42,247 47
Jml
Penduduk
Penduduk Perceraian
No Kecamatan dengan
> 15 Thn Umum
status
cerai
30 Cangkuang 2,655 59,126 45
31 Kutawaringin 3,763 77,726 48
Jumlah 128,711 2,760,896 47
Sumber : Hasil Pengolahan dari DB Konsolidasi Kemendagri 31-12-2013, Tahun 2014
3. Keluarga
Keluarga merupakan unit masyarakat terkecil dalam kehidupan. Data
keluarga menjadi penting untuk menyusun berbagai program pembangunan seperti
peningkatan ekonomi, penghasilan dan penanganan kemiskinan dan lain
sebagainya. Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat merupakan tempat
pertama dan utama dalam tumbuh kembang anak, baik dari sisi fisik, pembentukan
karakter dan pengembangan intelektual. Oleh sebab itu perencanaan keluarga
menjadi penting, tidak hanya jumlah anggota keluarga tetapi juga kualitasnya.
Keluarga dibentuk dari sekelompok orang yang terikat dan mempunyai
hubungan kekerabatan melalui perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain sebagainya.
Unit keluarga menjadi hal penting untuk berbagai intervensi seperti penanganan
kemiskinan, keluarga berencana, kesehatan dan lain sebagainya. Keluarga terbagi
menjadi dua yaitu keluarga inti/batih (nuclear family) dan keluarga luas (extended
family). Besarnya jumlah anggota keluarga biasanya digunakan untuk
menggambarkan kesejahteraan keluarga, dimana semakin kecil jumlah anggota
keluarga diasumsikan akan semakin tinggi tingkat kesejahteraannya.
Pada saat sekarang ini sudah mulai muncul adanya keluarga yang terdiri dari
3 generasi, yaitu generasi orang tua, anak menantu dan cucu atau yang biasa
disebut dengan sandwiches family, dimana pasangan suami istri harus menanggung
orang tua/mertua dan anak-anak mereka sendiri. Persoalan yang muncul adalah
bagaimana dengan kesejahteraan mereka, bagaimana dengan beban yang mereka
tanggung dan bagaimana sistem pengasuhan baik orang tua maupun anak dapat
berlangsung dalam keluarga semacam ini. Jumlah keluarga di Kabupaten Bandung
sebanyak 1.291.680 keluarga yang tersebar di 31 kecamatan. Kecamatan
Baleendah memiliki jumlah keluarga terbesar, yaitu 87.441 keluarga kemudian
disusul oleh Kecamatan Rancaekek sebanyak 67.960 keluarga dan Kecamatan
Ciparay sebanyak 65.339 keluarga. Sedangkan jumlah keluarga terkecil berada di
Kecamatan Cilengkrang, yaitu 17.055 keluarga. Secara lengkap jumlah keluarga dan
rata-rata jumlah anggota keluarga tersaji pada Tabel 4.7.
Tabel 4.10
Jumlah Keluarga Berdasarkan Kepemilikian Kartu Keluarga Dan Rata-Rata
Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah Rata-Rata Jumlah
No Kecamatan
Keluarga Anggota Keluarga
27 Pasirjambu 37,363 2.62
28 Ciwidey 32,289 2.56
29 Rancabali 21,783 2.37
30 Cangkuang 26,926 2.75
31 Kutawaringin 35,743 2.66
Jumlah 1,291,680 2.67
KEPALA KELUARGA
No NAMA KEC
LAKI-LAKI % PEREMPUAN % JUMLAH %
26 SOREANG 32.395 87,67 4.557 12,33 36.897 100,00
27 PASIRJAMBU 26.056 87,37 3.766 12,63 29.822 100,00
28 CIWIDEY 23.266 86,37 3.671 13,63 26.937 100,00
29 RANCABALI 14.857 86,71 2.278 13,29 171.735 100,00
30 CANGKUANG 19.244 86,97 2.882 13,03 22.126 100,00
31 KUTAWARINGIN 25.697 89,26 3.092 10,74 28.789 100,00
JUMLAH ..... 893.352 86,74 136.550 13,26 1.029.902 100,00
Sumber Data :DB Hasil Konsolidasi Kemendagri 31-12-
2013
Keterangan : terdapat perbedaan jumlah KK berdasarkan Kepemilikan Kartu Keluarga dengan jumlah Kepala Keluarga berdasarkan
status hubungan dalam keluarga (SHDK), dikarenakan pada KK yang lama, masih banyak yang tdk mencantumkan
status Kepala Keluarga, melainkan suami, orang tua,
dll
(selisih 261.778, berdasarkan jumlah Kartu Keluarga yang terbit terdapat 1.291.680 Kepala Keluarga,
sedangkan yang berstatus Kepala Keluarga dalam Kartu Keluarga hanya 1.029.902)
3.c Karakteristik Kepala Keluarga Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.12 Kepala Keluarga berdasarkan Pendidikan per Kecamatan di Kabupaten Bandung, Tahun 2013
TINGKAT PENDIDIKAN
BELUM TAMAT
No NAMA TIDAK / BELUM TAMAT SD / SLTP / SLTA / DIPLOMA I / AKADEMI/D-III DIPLOMA IV / Data JUMLAH
STRATA II STRATA III JUMLAH
KECAMATAN TOTAL
SD / SEDERAJAT
SEKOLAH SEDERAJAT SEDERAJAT SEDERAJAT II / SARMUD STRATA I Anomali
Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr (null)
1 CILEUNYI 598 158 339 119 10.132 19.000 6.611 742 13.922 1.088 652 72 1.899 152 4.721 292 727 30 100 1 39.701 4.554 11 44.266
2 CIMENYAN 1.401 278 756 272 11.532 2.078 3.937 413 6.114 535 263 45 785 118 2.109 167 477 31 134 8 27.508 3.945 2 31.455
3 CILENGKRANG 141 50 301 112 5.224 784 1.817 210 2.885 302 138 27 549 48 1.200 65 153 8 15 1 12.423 1.607 0 14.030
4 BOJONGSOANG 478 213 188 94 7.222 1.269 4.673 519 8.474 726 264 30 1.433 117 3.284 181 308 10 22 1 26.346 3.160 3 29.509
5 MARGAHAYU 263 90 192 92 6.020 1.415 4.909 870 12.392 1.913 428 65 1.791 208 4.306 416 421 30 53 2 30.775 5.101 0 35.876
6 MARGAASIH 627 193 480 211 12.453 2.027 7.172 941 11.751 1.544 289 49 1.383 139 3.490 264 299 4 27 2 37.971 5.374 15 43.360
7 KATAPANG 278 88 207 105 9.928 1.808 7.073 663 10.281 829 299 20 678 39 1.632 78 89 4 10 0 30.475 3.634 1 34.110
8 DAYEUHKOLOT 308 95 172 92 6.675 1.632 6.591 1.004 11.806 1.704 375 64 806 105 1.914 180 203 20 26 0 28.876 4.896 43 33.815
9 BANJARAN 868 330 340 224 10.201 2.701 8.422 930 11.135 945 285 40 827 41 1.507 96 95 2 18 0 33.798 5.309 7 39.114
10 PAMEUNGPEUK 245 59 156 97 4.721 1.347 5.606 719 6.271 536 167 23 335 29 708 47 44 5 4 0 18.357 2.862 0 21.219
11 PANGALENGAN 688 363 1.244 586 22.923 4.304 10.236 937 6.585 453 209 27 256 21 672 46 31 0 12 2 42.856 6.739 1 49.596
2 ARJASARI 451 238 953 483 11.789 2.243 5.875 636 5.234 401 149 22 314 17 662 53 58 1 8 3 25.493 4.097 0 29.590
13 CIMAUNG 1.000 512 371 181 12.309 3.386 4.427 403 4.088 305 115 9 227 23 503 43 31 5 4 0 23.075 4.867 1 27.943
14 CICALENGKA 507 130 262 141 10.428 2.422 6.967 985 9.748 804 204 24 595 67 1.222 105 115 6 12 0 30.060 4.684 0 34.744
15 NAGREG 161 74 279 116 6.363 1.134 3.498 521 3.600 273 68 11 126 13 337 31 27 2 5 0 14.464 2.175 0 16.639
16 CIKANCUNG 384 165 488 223 10.868 1.888 4.394 435 4.052 269 111 20 157 15 350 18 32 0 4 1 20.840 3.034 0 23.874
17 RANCAEKEK 864 309 660 333 11.934 2.855 10.932 1.389 17.526 1.546 550 74 1.237 107 3.014 238 297 18 51 3 47.065 6.872 33 53.970
18 CIPARAY 727 374 560 368 15.812 3.671 9.771 1.178 11.812 1.062 296 42 698 52 1.471 111 78 4 11 1 41.236 6.863 0 48.099
19 PACET 858 326 1.419 700 13.937 2.915 4.509 664 3.482 331 110 13 121 8 530 31 36 5 5 0 25.007 4.993 4 30.004
20 KERTASARI 300 111 628 323 13.341 2.818 3.134 283 1.244 144 62 9 64 6 177 14 6 0 4 0 18.960 3.708 23 22.691
21 BALEENDAH 1.173 320 725 313 16.775 3.725 13.989 1.645 21.421 1.874 765 81 1.736 116 3.392 190 213 10 29 2 60.218 8.276 4 68.498
22 MAJALAYA 686 216 683 327 16.501 3.203 8.939 930 10.543 844 208 47 415 30 895 65 36 4 2 0 38.908 5.666 5 44.579
TINGKAT PENDIDIKAN
BELUM TAMAT
No NAMA TIDAK / BELUM TAMAT SD / SLTP / SLTA / DIPLOMA I / AKADEMI/D-III DIPLOMA IV / Data JUMLAH
STRATA II STRATA III JUMLAH
KECAMATAN TOTAL
SD / SEDERAJAT
SEKOLAH SEDERAJAT SEDERAJAT SEDERAJAT II / SARMUD STRATA I Anomali
Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr (null)
23 SOLOKANJERUK 248 101 307 150 8.874 1.664 4.895 624 7.158 2.340 119 14 195 17 525 34 44 1 6 1 22.371 4.946 3 27.320
24 PASEH 506 166 712 335 18.375 3.093 5.242 622 6.075 483 145 22 301 21 678 53 57 2 8 0 32.009 4.797 1 36.897
25 IBUN 333 174 778 341 14.162 2.676 3.424 464 3.405 360 128 20 151 34 414 45 24 3 7 0 22.826 4.117 0 26.943
26 SOREANG 399 96 277 140 12.376 2.352 6.025 744 9.966 976 239 32 840 61 2.098 151 164 4 11 1 32.395 4.557 0 36.952
27 PASIRJAMBU 238 99 246 190 15.713 2.586 4.571 465 4.204 327 144 24 235 18 655 56 46 1 3 0 26.055 3.766 1 29.822
28 CIWIDEY 334 207 314 173 14.208 2.494 3.973 419 3.595 291 118 22 207 19 471 41 38 2 4 1 23.262 3.669 6 26.937
29 RANCABALI 201 111 346 135 10.260 1.779 2.397 162 1.388 80 50 3 49 1 158 7 8 0 0 0 14.857 2.278 0 17.135
30 CANGKUANG 194 119 221 109 6.561 1.460 4.081 493 6.459 595 83 12 509 37 1.064 55 68 2 4 0 19.244 2.882 0 22.126
31 KUTAWARINGIN 267 91 271 122 15.163 2.195 4.815 330 4.352 313 94 4 175 11 526 24 30 2 4 0 25.697 3.092 0 28.789
JUMLAH ....
15.726 5.856 14.875 14.875 362.780 71.824 182.905 21.340 241.068 24.193 7.227 967 19.094 1.690 44.685 3.197 4.255 216 603 30 893.218 136.520 164 1.029.902
Tabel 4.13 Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Jumlah
No Pendidikan Persentase
(Orang)
1
Tidak / Belum Sekolah 21.582 2,1
2
Tidak Tamat SD 22082 2,14
3
Tamat SD 434604 42,2
4
Tamat SLTP 204245 19,83
5
Tamat SLTA 265161 25,76
6
Tamat D1 8094 0,8
7
Tamat D3 20784 2,02
8
Tamat D4 / S1 47882 4,65
9
Tamat S2 4471 0,43
10
Tamat S3 633 0,06
11
Tidak berstatus 164 0,02
Jumlah 1029902 100
Sumber : DB Hasil Konsolidasi Kemendagri 31-12-2013 yang sudah diolah
Sumber : DB Hasil Konsolidasi Kemendagri 31-12-2013 yang sudah diolah
3.d Karakteristik Kepala Keluarga Berdasarkan Status Pekerjaan
Status Pekerjaan Kepala Keluarga di Kabupaten Bandung sebagian besar
bekerja. Secara lengkap tersaji pada Tabel 4.11
Tabel 4.14
Jumlah Kepala Keluarga Berdasarkan Status Pekerjaan
No JENIS PEKERJAAN JUMLAH %
1 BEKERJA 879,266 85.37
2 BELUM/TIDAK BEKERJA 53,360 5.18
3 PELAJAR/MAHASISWA 7,216 0.70
4 PENSIUNAN 25,108 2.44
5 MENGURUS RUMAH TANGGA 64,952 6.31
JUMLAH 1,029,902 100
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 2013 yang sudah diolah
sebanyak 354.686 jiwa (13,22%). Secara lengkap penduduk berdasarkan tingkat
pendidikan, tersaji pada Tabel 4.15
Tabel 4.15 Penduduk (Laki-laki dan Perempuan) 10 Tahun ke Atas Menurut
Kecamatan dan Ijazah Tertinggi Yang Dimiliki Kabupaten Bandung Tahun 2013
Ijazah tertinggi yang dimiliki
Tdk/blm
SD / SLTP / SLTA / Perguruan
No Kecamatan punya Jumlah
setara setara
Ijazah setara SD Tinggi
SLTP SLTA
1 Ciwidey 8,294 33,312 12,942 6,446 819 61,813
2 Rancabali 4,645 25,526 6,619 2,433 611 39,834
3 Pasirjambu 6,168 38,772 12,030 7,948 1,494 66,362
4 Cimaung 9,301 26,122 14,879 9,470 1,426 61,198
5 Pangalengan 18,160 53,523 27,010 13,634 2,764 115,091
6 Kertasari 7,723 31,081 11,317 3,135 698 53,954
7 Pacet 11,581 45,302 16,436 8,998 1,425 83,742
8 Ibun 8,480 34,346 10,785 7,687 2,002 63,300
9 Paseh 10,762 51,883 20,883 14,627 1,996 100,151
10 Cikancung 7,333 34,043 15,973 10,007 2,092 69,448
11 Cicalengka 8,840 32,376 23,619 23,865 3,353 92,053
12 Nagreg 5,049 18,664 9,833 6,022 771 40,339
13 Rancaekek 11,494 40,370 40,666 44,806 7,604 144,940
14 Majalaya 12,388 48,817 30,415 29,625 3,901 125,146
15 Solokanjeruk 7,797 27,149 17,699 11,169 1,595 65,409
16 Ciparay 10,897 48,024 33,016 30,083 4,894 126,914
17 Baleendah 16,437 62,660 52,837 54,393 11,733 198,060
18 Arjasari 10,046 32,401 18,748 12,548 2,153 75,896
19 Banjaran 8,982 30,051 27,406 25,201 5,145 96,457
20 Cangkuang 4,977 20,210 14,159 14,912 3,003 57,621
21 Pameungpeuk 5,016 17,992 18,219 15,447 2,540 59,214
22 Katapang 9,004 31,640 25,947 24,827 6,039 97,456
23 Soreang 6,466 36,325 19,596 21,712 5,786 89,885
24 Kutawaringin 10,784 38,997 16,979 9,405 1,558 77,723
25 Margaasih 10,920 40,063 26,886 31,116 8,793 117,778
26 Margahayu 5,623 22,966 22,227 36,455 15,653 102,924
27 Dayeuhkolot 6,856 22,247 25,422 32,773 7,457 94,775
28 Bojongsoang 7,117 22,120 20,973 31,136 13,403 94,749
29 Cileunyi 7,591 32,810 36,760 53,239 22,880 153,280
30 Cilengkrang 3,299 16,742 8,386 8,520 4,305 41,252
31 Cimenyan 7,611 36,065 17,801 19,917 9,806 91,200
Kab. Bandung 269,641 1,052,549 656,828 621,556 157,699 2,758,273
Sumber : BPS Kabupaten Bandung, Survei Khusus IPM 2013
b) Jumlah Penduduk Menurut Agama
Persentase penduduk yang beragama Islam merupakan mayoritas diantara
pemeluk agama lainnya, yaitu mencapai 97,68 persen, yang memeluk Agama
Kristen sebanyak 1,59 persen, pemeluk Agama Katholik sebanyak 0,59 persen,
pemeluk Agama Hindu sebanyak 0,026 persen, pemeluk Agama Budha sebanyak
0,096 persen dan pemeluk Konghuchu sebanyak 0,002 persen. Secara lengkap
tersaji pada Tabel 4.16.
Tabel 4.16 Penduduk Kabupaten Bandung berdasarkan Agama, Tahun 2013
ALIRAN
ISLAM KRISTEN KHATOLIK HINDU BUDHA KONGHUCU TOTAL
No NAMA KEC KEPERCAYAAN
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 CILEUNYI 155.587 97,70 2.549 1,60 919 0,58 97 0,061 85 0,053 3 0,002 4 0,003 159.244 100,0
2 CIMENYAN 98.227 96,65 1.763 1,73 1.372 1,35 91 0,090 33 0,032 14 0,014 134 0,132 101.634 100,0
3 CILENGKRANG 46.256 90,66 752 1,57 798 1,67 45 0,094 0 0,000 1 0,002 0 0,000 47.852 100,0
4 BOJONGSOANG 104.269 97,26 2.115 1,97 702 0,65 50 0,047 57 0,053 0 0,000 18 0,017 107.211 100,0
5 MARGAHAYU 112.718 86,73 11.030 8,49 4.978 3,83 141 0,108 1.076 0,828 7 0,005 8 0,006 129.958 100,0
6 MARGAASIH 145.077 89,60 11.028 6,81 4.335 2,68 97 0,060 1.339 0,827 11 0,007 36 0,022 161.923 100,0
7 KATAPANG 116.228 97,08 2.759 2,30 632 0,53 13 0,011 95 0,079 0 0,000 2 0,002 119.729 100,0
8 DAYEUHKOLOT 107.929 93,63 5.027 4,36 1.851 1,61 138 0,120 300 0,260 16 0,014 6 0,005 115.267 100,0
9 BANJARAN 134.469 98,61 1.471 1,08 366 0,27 4 0,003 40 0,029 1 0,001 7 0,005 136.358 100,0
10 PAMEUNGPEUK 71.689 98,84 631 0,87 198 0,27 5 0,007 3 0,004 1 0,001 1 0,001 72.528 100,0
11 PANGALENGAN 154.806 99,67 462 0,30 35 0,02 7 0,005 3 0,002 2 0,001 10 0,006 155.325 100,0
12 ARJASARI 96.499 99,53 308 0,32 130 0,13 4 0,004 16 0,017 0 0,000 0 0,000 96.957 100,0
13 CIMAUNG 82.578 99,64 238 0,29 42 0,05 4 0,005 5 0,006 2 0,002 10 0,012 82.879 100,0
14 CICALENGKA 121.250 99,41 541 0,44 141 0,12 16 0,013 24 0,020 0 0,000 1 0,001 121.973 100,0
15 NAGREG 57.934 99,38 269 0,46 48 0,08 40 0,069 2 0,003 0 0,000 0 0,000 58.293 100,0
16 CIKANCUNG 83.073 99,59 252 0,30 75 0,09 1 0,001 1 0,001 7 0,008 10 0,012 83.419 100,0
17 RANCAEKEK 183.524 98,22 2.568 1,37 609 0,33 49 0,026 83 0,044 0 0,000 9 0,005 186.842 100,0
18 CIPARAY 170.875 90,17 1.363 0,66 266 0,15 3 0,002 5 0,003 2 0,001 25 0,015 172.310 100,0
19 PACET 101.057 99,90 74 0,07 19 0,02 8 0,009 3 0,003 2 0,002 0 0,000 101.163 100,0
20 KERTASARI 64.373 99,95 23 0,04 4 0,01 2 0,003 0 0,000 0 0,000 0 0,000 64.402 100,0
21 BALEENDAH 234.489 97,48 4.363 1,81 1.583 0,66 50 0,021 64 0,027 0 0,000 10 0,004 240.560 100,0
22 MAJALAYA 150.247 98,90 1.363 0,90 246 0,16 4 0,003 43 0,028 6 0,004 2 0,001 151.911 100,0
23 SOLOKANJERUK 78.460 99,57 254 0,32 79 0,1 1 0,001 8 0,010 0 0,000 0 0,000 78.902 100,0
ALIRAN
ISLAM KRISTEN KHATOLIK HINDU BUDHA KONGHUCU TOTAL
No NAMA KEC KEPERCAYAAN
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
24 PASEH 122.957 99,67 301 0,24 93 0,08 4 0,003 2 0,002 0 0,000 1 0,001 123.358 100,0
25 IBUN 80.013 99,82 129 0,16 12 0,01 0 0,000 1 0,007 0 0,000 1 0,001 80.156 100,0
26 SOREANG 122.855 98,32 1.586 1,27 468 0,37 9 0,007 29 0,023 0 0,000 2 0,002 124.949 100,0
27 PASIRJAMBU 97.396 99,02 239 0,24 124 0,13 0 0,000 7 0,007 0 0,000 0 0,000 97.766 100,0
28 CIWIDEY 82.428 99,59 285 0,34 41 0,05 0 0,000 8 0,010 0 0,000 2 0,002 82.764 100,0
29 RANCABALI 51.461 99,77 90 0,17 24 0,05 2 0,004 0 0,000 0 0,000 4 0,008 51.581 100,0
30 CANGKUANG 72.395 97,68 1.389 1,87 325 0,44 1 0,001 2 0,003 0 0,000 2 0,003 74.114 100,0
31 KUTAWARINGIN 94.815 99,60 282 0,30 86 0,09 6 0,006 3 0,003 0 0,000 0 0,000 95.192 100,0
JUMLAH 3.395.934 97,68 55.504 1,60 20.601 0,59 892 0,03 3337 0,10 75 0,00 305 0,01 3.476.520 100,0
Gambar 4.5 Persentase Penduduk Kabupaten Bandung berdasarkan Agama
dan Kepercayaan, Tahun 2013
Gambar 4.6 Jumlah Penduduk Penyandang Cacat di Kabupaten Bandung Tahun
2013
Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Bandung, Tahun 2013 yang sudah diolah
5. Kelahiran
Fertilitas atau kelahiran merupakan salah satu faktor penambah jumlah
penduduk disamping migrasi masuk. Banyaknya kelahiran membawa konsekuensi
pada pemenuhan kebutuhan tumbuh kembang bayi, pemenuhan gizi, perawatan
kesehatan ibu dan anak dan pada selanjutnya membutuhkan fasilitas pendidikan
dan pemenuhan kesempatan kerja.
Salah satu ukuran yang sering dipakai untuk mengetahui tingkat kelahiran di
suatu wilayah pada suatu waktu tertenu adalah Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth
Rate/CBR). Nilai CBR dari masa ke masa dapat digunakan sebagai acuan untuk
mengetauai tingkat pertumbuhan (kenaikan atau penurunan) populasi penduduk di
suatu wilayah dan dapat dibandingkan dengan wilayah lain. Selain itu nilai CBR
dapat dimanfaatkan untuk memperkirakan jumlah bayi lahir hidup dan jumlah ibu
hamil.
CBR adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran pada Tahun
tertentu per 1000 penduduk pada pertengahan Tahun yang sama. Untuk
mengetahui tingkat kelahiran yang terjadi di suatu daerah tertentu pada waktu
tertentu. Indikator angka kelahiran Tahunan mencerminkan tingkat kelahiran pada
suatu waktu atau Tahun tertentu. Umumnya mengemukakan ukuran tentang berapa
banyaknya bayi yang lahir dibandingkan dengan jumlah perempuan usia subur,
pada suatu Tahun tertentu untuk daerah tertentu. Indikator Angka Kelahiran
Tahunan merupakan cerminan kelahiran dalam bentuk penampang lintang (cross
section) dan bukan bersifat longitudinal atau histories.
Tabel 4.18
Kelahiran per Kecamatan di Kabupaten Bandung, Tahun 2013
17 KIANGROKE 1.085 1 1.086
10 PAMEUNGPEUK 18 PAMEUNGPEUK 1.369 1 1.370
11 PANGALENGAN 19 PANGALENGAN 1.054 9 1.063
DTP
20 WARNASARI 856 6 862
21 SUKAMANAH 1.016 7 1.023
12 ARJASARI 22 ARJASARI 631 631
23 BANJARAN DTP 1.186 3 1.189
13 CIMAUNG 24 CIKALONG 818 5 823
25 CAMPAKAMULYA 710 5 715
14 CICALENGKA 26 CICALENGKA DTP 1.303 1.303
27 SAWAH LEGA 854 3 857
15 NAGREG 28 NAGREG 886 5 891
16 CIAKNCUNG 29 CIKANCUNG 819 10 829
30 CILULUK 595 5 600
17 RANCAEKEK 31 RANCAEKEK DTP 1.211 3 1.214
32 LINGGAR 1.212 2 1.214
33 NANJUNG MEKAR 705 2 707
18 CIPARAY 34 CIPARAY DTP 883 5 888
35 SUMBERSARI 981 8 989
36 PAKUTANDANG 1.180 6 1.186
19 PACET 37 PACET 164 164
38 PANCA 744 4 748
20 KERTASARI 39 KERTASARI 775 775
40 SANTOSA 703 703
21 BALEENDAH 41 BALEENDAH 1.392 3 1.395
42 RANCAMANYAR 719 719
43 JELEKONG 1.091 8 1.099
22 MAJALAYA 44 MAJALAYA 1.237 8 1.245
45 CIAKRO 1.024 10 1.034
46 WANGISAGARA 584 584
23 SOLOKAN 47 SOLOKAN JERUK 859 6 865
JERUK
48 PADAMUKTI 720 3 723
24 PASEH 49 PASEH 1.501 3 1.504
50 CIPEDES 970 12 982
25 IBUN 51 IBUN 858 858
52 SUDI 574 5 579
26 SOREANG 53 SOREANG 1.177 1 1.178
54 SUKAJADI 556 5 561
27 KUTAWARINGIN 55 KOPO 765 10 775
56 GAJAH MEKAR 861 4 865
28 PASIR JAMBU 57 PASIR JAMBU 875 4 879
58 SUGIHMUKT 583 4 587
29 CIWIDEY 59 CIWIDEY 930 3 933
60 60 RAWABOGO 867 4 871
30 RANCABALI 61 RANCABALI 905 5 910
31 CANGKUANG 62 NAGRAK 975 4 979
JUMLAH 57.384 245 57.631
sumber Bidang Binkesmas, seksi Kesga, Kabupaten Bandung 2013yang sudah diolah
6. Kematian
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu dari tiga komponen demografi
selain fertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur
penduduk. Tinggi rendahnya tingkat mortalitas penduduk suatu daerah tidak hanya
mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi juga mencerminkan dari tinggi
rendahnya tingkat kesehatan penduduk daerah tersebut. Indikator kematian
berguna untuk memonitor kinerja pemerintah pusat maupun lokal dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah angka yang menunjukkan
berapa besarnya kematian yang terjadi pada suatu Tahun tertentu untuk setiap 1000
penduduk. Angka ini disebut kasar sebab belum memperhitungkan umur penduduk.
Penduduk tua mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan
penduduk yang masih muda.
Angka Kematian Kasar adalah indikator sederhana yang tidak
memperhitungkan pengaruh umur penduduk. Tetapi jika tidak ada indikator kematian
yang lain angka ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai keadaan
kesejahteraan penduduk pada suatu Tahun yang bersangkutan. Apabila
dikurangkan dari Angka kelahiran Kasar akan menjadi dasar perhitungan
pertumbuhan penduduk alamiah. Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara
saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu Tahun.
Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari
sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen.
Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal; adalah
kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya
disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari
orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.
Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi
yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu Tahun yang
disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.
BAB V
KUALITAS PENDUDUK
A. Kesehatan
1. Kelahiran
Fertilitas atau kelahiran merupakan salah satu faktor penambah jumlah
penduduk disamping migrasi masuk. Banyaknya kelahiran membawa konsekuensi
pada pemenuhan kebutuhan tumbuh kembang bayi, pemenuhan gizi, perawatan
kesehatan ibu dan anak dan pada selanjutnya membutuhkan fasilitas pendidikan
dan pemenuhan kesempatan kerja.
a) Angka Kelahiran Total
Tabel 5.1
Kelahiran per Kecamatan di Kabupaten Bandung, Tahun 2013
KODE KECAMATAN NO PUSKESMAS Jumlah kelahiran
laki - laki + Perempuan
Hidup Mati Hidup + Mati
1 2 3 4 5 6 7
1 CILEUNYI 1 CILEUNYI 730 1 731
2 CINUNUK 920 1 921
3 CIBIRU HILIR 157 7 164
2 CIMENYAN 4 CIMENYANG 873 873
5 CIBEUNYING 911 3 914
3 CILENGKRANG 6 CILENGKRANG 756 6 762
4 BOJONGSOANG 7 BOJONGSOANG 1.555 1.555
5 MARGAHAYU 8 BIHBUL 1.230 1.230
9 MARGAHAYU 876 876
SELATAN
6 MARGAASIH 10 MARGAASIH 1.222 12 1.234
11 RAHAYU 1.198 8 1.206
7 KATAPANG 12 KATAPANG 804 804
13 SANKANHURIP 1.048 1.048
8 DAYEUHKOLOT 14 DAYEUHKOLOT 979 3 982
15 CANGKUANG 1.240 1 1.241
9 BANJARAN 16 BANJARAN 1.117 11 1.128
KOTA
17 KIANGROKE 1.085 1 1.086
10 PAMEUNGPEUK 18 PAMEUNGPEUK 1.369 1 1.370
11 PANGALENGAN 19 PANGALENGAN 1.054 9 1.063
DTP
20 WARNASARI 856 6 862
21 SUKAMANAH 1.016 7 1.023
12 ARJASARI 22 ARJASARI 631 631
23 BANJARAN DTP 1.186 3 1.189
13 CIMAUNG 24 CIKALONG 818 5 823
25 710 5 715
CAMPAKAMULYA
14 CICALENGKA 26 CICALENGKA 1.303 1.303
DTP
27 SAWAH LEGA 854 3 857
15 NAGREG 28 NAGREG 886 5 891
16 CIAKNCUNG 29 CIKANCUNG 819 10 829
30 CILULUK 595 5 600
17 RANCAEKEK 31 RANCAEKEK 1.211 3 1.214
DTP
32 LINGGAR 1.212 2 1.214
33 NANJUNG 705 2 707
MEKAR
18 CIPARAY 34 CIPARAY DTP 883 5 888
35 SUMBERSARI 981 8 989
36 PAKUTANDANG 1.180 6 1.186
19 PACET 37 PACET 164 164
38 PANCA 744 4 748
20 KERTASARI 39 KERTASARI 775 775
40 SANTOSA 703 703
21 BALEENDAH 41 BALEENDAH 1.392 3 1.395
42 RANCAMANYAR 719 719
43 JELEKONG 1.091 8 1.099
22 MAJALAYA 44 MAJALAYA 1.237 8 1.245
45 CIAKRO 1.024 10 1.034
46 WANGISAGARA 584 584
23 SOLOKAN 47 SOLOKAN 859 6 865
JERUK JERUK
48 PADAMUKTI 720 3 723
24 PASEH 49 PASEH 1.501 3 1.504
50 CIPEDES 970 12 982
25 IBUN 51 IBUN 858 858
52 SUDI 574 5 579
26 SOREANG 53 SOREANG 1.177 1 1.178
54 SUKAJADI 556 5 561
27 KUTAWARINGIN 55 KOPO 765 10 775
56 GAJAH MEKAR 861 4 865
28 PASIR JAMBU 57 PASIR JAMBU 875 4 879
58 SUGIHMUKT 583 4 587
29 CIWIDEY 59 CIWIDEY 930 3 933
60 60 RAWABOGO 867 4 871
30 RANCABALI 61 RANCABALI 905 5 910
31 CANGKUANG 62 NAGRAK 975 4 979
JUMLAH 57.384 245 57.631
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung selama Tahun 2013 yang sudah diolah
Penduduk Penduduk
No Kecamatan Usia 0-4 Perempuan Rasio
Tahun Usia 15-49
11 Pangalengan 6,480 Tahun24,581 26.36
12 Arjasari 3,983 29,552 13.48
13 Cimaung 3,028 25,463 11.89
14 Cicalengka 4,182 37,324 11.2
15 Nagreg 2,523 17,579 14.35
16 Cikancung 3,983 22,410 17.77
17 Rancaekek 6,941 57,656 12.04
18 Ciparay 7,936 51,576 15.39
19 Pacet 2,811 33,093 8.49
20 Kertasari 2,056 20,556 10
21 Baleendah 8,604 75,233 11.44
22 Majalaya 5,358 46,743 11.46
23 Solokanjeruk 2,858 45,669 6.26
24 Paseh 4,666 37,377 12.48
25 Ibun 3,492 24,299 14.37
26 Soreang 4,604 37,543 12.26
27 Pasirjambu 4,691 28,441 16.49
28 Ciwidey 3,617 24,397 14.83
29 Rancabali 1,856 15,112 12.28
30 Cangkuang 3,387 25,616 13.22
31 Kutawaringin 3,598 28,937 12.43
Jumlah 132,645 1,065,274 12.45
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bandung selama Tahun 2013
2. Kematian
Indikator kematian yang biasa digunakan untuk mengukur kualitas
hidup/kesehatan di suatu daerah adalah:
2.a Angka Kematian Bayi
Angka Kelahiran Bayi/IMR digunakan sebagai indikator yang
menggambarkan kemajuan pembangunan yang dapat menggambarkan tingkat
pelayanan kesehatan ibu dan anak. Berikut disajikan tabel Angka Kematian Bayi
(IMR) Kabupaten Bandung
Tabel 5.3.
Angka Kematian Bayi Kabupaten Bandung Tahun 2013
No KECAMATAN NO PUSKESMAS Angka
Kematian
Bayi
1 2 3 4
1 CILEUNYI 1 CILEUNYI 1
2 CINUNUK 1
3 CIBIRU HILIR 4
2 CIMENYAN 4 CIMENYANG 4
5 CIBEUNYING 5
3 CILENGKRANG 6 CILENGKRANG 0
4 BOJONGSOANG 7 BOJONGSOANG 5
5 MARGAHAYU 8 BIHBUL 1
9 MARGAHAYU 1
SELATAN
6 MARGAASIH 10 MARGAASIH 12
11 RAHAYU 7
7 KATAPANG 12 KATAPANG 0
13 SANKANHURIP 1
8 DAYEUHKOLOT 14 DAYEUHKOLOT 2
15 CANGKUANG 0
9 BANJARAN 16 BANJARAN KOTA 6
17 KIANGROKE 2
10 PAMEUNGPEUK 18 PAMEUNGPEUK 1
11 PANGALENGAN 19 PANGALENGAN DTP 7
20 WARNASARI 11
21 SUKAMANAH 10
12 ARJASARI 22 ARJASARI 0
23 BANJARAN DTP 0
13 CIMAUNG 24 CIKALONG 10
25 CAMPAKAMULYA 4
14 CICALENGKA 26 CICALENGKA DTP 6
27 SAWAH LEGA 5
15 NAGREG 28 NAGREG 1
16 CIAKNCUNG 29 CIKANCUNG 6
30 CILULUK 3
17 RANCAEKEK 31 RANCAEKEK DTP 0
32 LINGGAR 0
33 NANJUNG MEKAR 0
18 CIPARAY 34 CIPARAY DTP 2
35 SUMBERSARI 0
36 PAKUTANDANG 1
19 PACET 37 PACET 0
38 PANCA 0
20 KERTASARI 39 KERTASARI 1
40 SANTOSA 0
21 BALEENDAH 41 BALEENDAH 0
42 RANCAMANYAR 0
43 JELEKONG 0
22 MAJALAYA 44 MAJALAYA 4
45 CIAKRO 6
46 WANGISAGARA 0
23 SOLOKAN JERUK 47 SOLOKAN JERUK 1
48 PADAMUKTI 0
24 PASEH 49 PASEH 1
50 CIPEDES 1
25 IBUN 51 IBUN 0
52 SUDI 5
26 SOREANG 53 SOREANG 2
54 SUKAJADI 2
27 KUTAWARINGIN 55 KOPO 4
56 GAJAH MEKAR 5
28 PASIR JAMBU 57 PASIR JAMBU 13
58 SUGIHMUKT 0
29 CIWIDEY 59 CIWIDEY 1
60 60 RAWABOGO 1
30 RANCABALI 61 RANCABALI 3
31 CANGKUANG 62 NAGRAK 9
JUMLAH 178
sumber Bidang Binkesmas, seksi Kesga 2013
Dari tabel terlihat bahwa dari 1.000 kelahiran hidup di Kabupaten Bandung
pada tahun 2013 terjadi kematian bayi sebanyak 178 bayi. Kematian bayi terbanyak
ada di Kecamatan Pangalegan yaitu 28 kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup.
Tabel 5.4 Angka Kematian Bayi terbanyak per kecamatan di Kabupaten
Bandung Tahun 2013
Angka
Kematian
No KECAMATAN No PUSKESMAS
Neo
Natal
1 CILEUNYI 3
1 CILEUNYI 2 CINUNUK 1
3 CIBIRU HILIR 25
4 CIMENYANG 5
2 CIMENYAN
5 CIBEUNYING 5
3 CILENGKRANG 6 CILENGKRANG 0
4 BOJONGSOANG 7 BOJONGSOANG 3
8 BIHBUL 1
5 MARGAHAYU MARGAHAYU
9 1
SELATAN
10 MARGAASIH 10
6 MARGAASIH
11 RAHAYU 6
12 KATAPANG 0
7 KATAPANG
13 SANKANHURIP 1
14 DAYEUHKOLOT 2
8 DAYEUHKOLOT
15 CANGKUANG 0
16 BANJARAN KOTA 6
9 BANJARAN
17 KIANGROKE 2
10 PAMEUNGPEUK 18 PAMEUNGPEUK 1
PANGALENGAN 19 PANGALENGAN DTP 7
11 20 WARNASARI 11
21 SUKAMANAH 10
22 ARJASARI 0
12 ARJASARI
23 BANJARAN DTP 0
24 CIKALONG 10
13 CIMAUNG
25 CAMPAKAMULYA 4
26 CICALENGKA DTP 6
14 CICALENGKA
27 SAWAH LEGA 5
15 NAGREG 28 NAGREG 1
29 CIKANCUNG 6
16 CIAKNCUNG
30 CILULUK 3
31 RANCAEKEK DTP 0
17 RANCAEKEK
32 LINGGAR 0
Angka
Kematian
No KECAMATAN No PUSKESMAS
Neo
Natal
33 NANJUNG MEKAR 0
34 CIPARAY DTP 2
18 CIPARAY 35 SUMBER SARI 0
36 PAKUTANDANG 1
37 PACET 0
19 PACET
38 PANCA 0
39 KERTASARI 1
20 KERTASARI
40 SANTOSA 0
41 BALEENDAH 0
21 BALEENDAH 42 RANCAMANYAR 0
43 JELEKONG 0
44 MAJALAYA 4
22 MAJALAYA 45 CIAKRO 6
46 WANGISAGARA 0
SOLOKAN 47 SOLOKAN JERUK 1
23
JERUK 48 PADAMUKTI 0
49 PASEH 1
24 PASEH
50 CIPEDES 1
51 IBUN 0
25 IBUN
52 SUDI 5
53 SOREANG 2
26 SOREANG
54 SUKAJADI 2
55 KOPO 4
27 KUTAWARINGIN
56 GAJAH MEKAR 5
57 PASIR JAMBU 13
28 PASIR JAMBU
58 SUGIHMUKT 0
59 CIWIDEY 1
29 CIWIDEY
60 RAWABOGO 1
30 RANCABALI 61 RANCABALI 3
31 CANGKUANG 62 NAGRAK 9
JUMLAH 3
sumber Bidang Binkesmas, seksi Kesga Kabupaten Bandung 2013
Dari tabel terlihat bahwa dari 1.000 kelahiran hidup di Kabupaten Bandung
pada tahun 2013 terjadi kematian neo natal sebanyak 3 bayi. Kematian bayi
terbanyak ada di Kecamatan Pangalegan yaitu 25 26 kematian bayi per 1.000
kelahiran hidup.
2.c. Angka Kematian Ibu
Data kematian ibu yang disebabkan oleh kehamilan dan pengelolaannya dan
data kelahiran bayi yang lahir hidup dapat diperoleh dari hasil pencatatan/pendataan
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung. Diketahui bahwa di Kabupaten Bandung
pada tahun 2013 terjadi kelahiran sebanyak 57,378 kelahiran hidup. Namun tercatat
bahwa pada tahun tersebut juga terdapat 47 orang ibu meninggal karena persalinan
dan pasca persalinan, maka dari data tersebut dapat diperoleh angka kematian ibu
(MMR) sebesar 0,82.
Tabel 5.5. Angka Kematian Anak Kabupaten Bandung Tahun 2013
KELAHIRAN KEMATIAN IBU MATERIAL
No KECAMATAN No PUSKESMAS AKI
HIDUP HAMIL BERSALIN NIFAS JUMLAH
1 CILEUNYI 730 0 1 2 3 410.96
1 CILEUNYI 2 CINUNUK 920 0 0 0 0 0
3 CIBIRU HILIR 157 0 0 0 0 0
4 CIMENYANG 837 0 0 1 1 119.47
2 CIMENYAN
5 CIBEUNYING 911 0 0 0 0 0
3 CILENGKRANG 6 CILENGKRANG 756 0 0 0 0 0
4 BOJONGSOANG 7 BOJONGSOANG 1555 0 0 0 0 0
8 BIHBUL 1230 0 0 0 0 0
5 MARGAHAYU MARGAHAYU
9 876 0 1 0 1 114.16
SELATAN
10 MARGAASIH 1222 1 1 0 2 163.67
6 MARGAASIH
11 RAHAYU 1198 0 2 1 3 250.42
12 KATAPANG 804 0 0 0 0 0
7 KATAPANG
13 SANKANHURIP 1048 0 0 0 0 0
14 DAYEUHKOLOT 979 0 0 0 0 0
8 DAYEUHKOLOT
15 CANGKUANG 1240 0 1 0 1 80.65
16 BANJARAN KOTA 1117 0 1 0 1 89.53
9 BANJARAN
17 KIANGROKE 1085 0 0 0 0 0
10 PAMEUNGPEUK 18 PAMEUNGPEUK 1369 0 0 0 0 0
PANGALENGAN
19 1054 1 1 0 2 189.75
DTP
11 PANGALENGAN 20 WARNASARI 856 0 0 0 0 0
21 SUKAMANAH 1016 0 1 1 2 196.85
22 ARJASARI 631 0 0 0 0 0
12 ARJASARI
23 BANJARAN DTP 1186 0 0 0 0 0
24 CIKALONG 818 0 1 1 2 244.5
13 CIMAUNG
25 CAMPAKAMULYA 710 0 0 0 0 0
KELAHIRAN KEMATIAN IBU MATERIAL
No KECAMATAN No PUSKESMAS AKI
HIDUP HAMIL BERSALIN NIFAS JUMLAH
26 CICALENGKA DTP 1303 0 1 0 1 76.75
14 CICALENGKA
27 SAWAH LEGA 854 0 0 0 0 0
15 NAGREG 28 NAGREG 886 0 1 0 1 112.87
29 CIKANCUNG 819 0 3 0 3 366.3
16 CIAKNCUNG
30 CILULUK 595 0 0 0 0 0
31 RANCAEKEK DTP 1211 0 1 0 0 0
sumber Bidang Binkesmas, seksi Kesga 2013 Kabupaten Bandung, 2013
Dari tabel di atas berarti di Kabupaten Bandung pada tahun 2013 dari
100.000 kelahiran hidup terdapat 81 82 kematian ibu saat hamil, bersalin, maupun
pasca bersalin.
B. Pendidikan
1. Angka Melek Huruf
Untuk Kabupaten Bandung, Angka Melek Huruf (AMH) tahun 2013
berdasarkan data pokok perencanaan pembangunan tahun 2013 sebesar 98.86
persen. Hal ini berarti dari 100 orang penduduk yang berusia di atas 15 tahun
sebanyak 98 99 orang bias membaca dan menulis. AMH tertinggi berada di
Kecamatan Kecamatan Margahayu sebesar 99,79 persen dan Kecamatan
Dayeuhkolot sebesar 99,74 persen sedangkan AMH terendah berada di Kecamatan
Cimaung sebesar 97,06 persen dan Kecamatan Kertasari sebanyak 97,64 persen.
APK di Kabupaten Bandung pada tahun 2013 untuk setiap jenjang pendidikan
tertentu rata-rata di atas 90 persen. APK tertinggi ada pada jenjang pendidikan SD
sebesar 107,15 persen. Sementara APK untuk jenjang pendidikan SLTA hanya
22,74 persen, yang berarti bahwa dari 100 anak usia SLTA, hanya terdapat 22 23
anak yang sekolah. Jadi keberadaan SLTA atau sederajat yang ada di Kabupaten
Bandung perlu lebih ditingkatkan lagi.
4. Angka Penduduk Putus Sekolah
Angka Putus Sekolah murid menyajikan persentase murid yang putus sekolah
menurut jenjang pendidikan. APS untuk Kabupaten Bandung disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 5.8. Angka Putus Sekolah (APS) Kabupaten Bandung Tahun 2013
C. Ekonomi
1. Proporsi Dan Jumlah Tenaga Kerja Dan Angkatan Kerja
Tabel 5.9. Penduduk Kabupaten Bandung Menurut Kelompok Umur Produktif Tahun 2013
KELOMPOK UMUR
No Kecamatan Jumlah
15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 +
1 Ciwidey 6.759 5.855 5.817 6.457 5.733 5.242 4.309 3.774 2.865 2.451 5.095 54.357
2 Rancabali 4.472 3.708 3.710 4.068 3.738 3.549 2.790 2.432 1.947 1.603 2.846 34.863
3 Pasirjambu 7.338 6.536 6.141 6.944 6.048 5.849 4.780 4.068 3.119 2.375 4.916 58.114
4 Cimaung 7.041 5.601 5.432 6.206 6.074 5.282 4.275 3.662 2.913 2.316 4.840 53.642
5 Pangalengan 12.968 20.623 10.140 11.482 10.595 9.953 8.335 6.793 5.862 4.437 8.456 109.644
6 Kertasari 6.238 5.226 5.280 5.566 5.170 4.378 3.720 3.284 2.504 1.998 3.583 46.947
7 Pacet 11.815 9.302 8.435 8.380 7.170 6.344 5.037 4.350 3.203 2.657 5.435 72.128
8 Ibun 7.403 6.263 6.237 6.985 5.824 5.245 4.089 3.592 2.623 2.064 4.495 54.820
9 Paseh 12.185 10.363 9.987 10.917 9.165 7.967 6.402 5.575 4.051 3.108 6.411 86.131
10 Cikancung 8.789 7.757 7.423 7.407 6.350 5.539 4.248 3.579 2.551 2.058 4.026 59.727
11 Cicalengka 11.299 9.068 9.227 10.319 9.019 7.939 6.307 4.932 3.821 2.790 5.370 80.091
12 Nagreg 5.120 4.016 4.044 4.443 3.971 3.350 2.591 2.147 1.608 1.221 2.521 35.032
13 Rancaekek 16.089 15.226 14.585 16.548 14.626 13.507 10.575 8.516 6.005 4.224 7.714 127.615
14 Majalaya 14.261 12.792 13.022 14.469 11.957 10.738 8.379 7.305 5.323 3.956 7.317 109.519
15 Solokanjeruk 7.218 6.815 6.870 7.595 6.430 5.686 4.287 3.740 2.835 2.153 4.006 57.635
16 Ciparay 15.328 12.679 12.290 13.776 12.139 10.834 8.646 7.350 5.437 4.280 7.951 110.710
17 Baleendah 22.369 19.267 19.083 23.988 22.193 18.906 13.732 10.635 8.007 5.452 9.203 172.835
18 Arjasari 9.067 7.583 6.979 8.064 7.368 6.622 5.176 4.186 3.113 2.502 5.373 66.033
19 Banjaran 10.667 9.399 9.031 11.050 10.273 8.937 6.800 5.433 4.364 3.103 5.911 84.968
20 Cangkuang 6.484 5.333 5.088 6.207 5.899 5.670 4.423 3.452 2.460 1.798 3.488 50.302
21 Pameungpeuk 6.767 5.936 5.754 6.894 6.242 5.376 3.933 3.248 2.599 1.905 3.267 51.921
22 Katapang 10.466 9.778 9.906 11.757 10.601 9.357 6.952 5.321 3.812 2.696 4.908 85.554
23 Soreang 9.582 8.769 8.944 10.360 9.130 8.058 6.657 5.442 4.101 2.934 5.320 79.297
24 Kutawaringin 8.953 7.987 8.061 8.728 7.461 6.659 5.173 4.350 3.375 2.617 4.912 68.276
25 Margaasih 13.705 13.206 12.905 13.339 11.722 10.573 8.268 6.727 4.459 3.155 5.473 103.532
26 Margahayu 10.021 10.811 11.453 12.321 10.545 9.312 7.589 6.632 5.029 3.205 5.234 92.152
27 Dayeuhkolot 8.885 11.930 10.487 12.003 10.504 8.919 6.489 4.997 3.827 2.580 4.276 84.897
28 Bojongsoang 10.207 10.828 8.911 10.383 10.265 9.639 7.580 5.205 3.516 2.361 3.908 82.803
29 Cileunyi 16.152 15.431 15.027 17.941 16.980 15.616 12.052 8.754 6.106 3.995 6.817 134.871
30 Cilengkrang 4.569 4.159 3.879 4.352 4.279 3.913 3.125 2.576 1.829 1.235 2.253 36.169
31 Cimenyan 9.533 9.265 9.305 10.782 8.986 8.022 6.683 5.797 4.333 2.774 5.199 80.679
Kab. Bandung 311.750 291.512 273.453 309.731 276.821 246.981 193.402 157.854 117.597 86.003 160.524 2.425.264
Sumber : Disnaker Kabupaten Bandung 2013, yang sudah di olah
Jumlah penduduk Kabupaten Bandung pada tahun 2013 sebanyak 3,476,420 jiwa dan penduduk usia kerja (15 65 tahun)
menurut tabel diatas adalah 2,425,264 jiwa, maka persentase Tenaga Kerja di Kabupaten Bandung adalah 69,76% yang berarti
bahwa 69,76% penduduk Kabupaten Bandung adalah tenaga kerja, dimana jika semakin besar jumlah tenaga kerja maka
penawaran tenaga kerja juga semakin tinggi. Akan tetapi jika kondisi tersebut tidak diiringi dengan bertambahnya kesempatan
kerja, maka akan terjadi pengangguran yang cukup besar di Kabupaten Bandung. Maka hal ini harusnya menjadi perhatian khusus
baik bagi pemerintah Kabupaten Bandung dan maupun bagi pihak swasta.
Gambar 5.1. Proporsi Penduduk Kabupaten Bandung Menurut Kelompok Umur
Produktif Per Kecamatan Tahun 2013
Sumber : BPS Kabupaten Bandung, Survei Khusus IPM 2013 yang sudah diolah
Angkatan Kerja
No Kecamatan
Bekerja Menganggur Jumlah
Gambar 5.2. Proporsi Penduduk Kabupaten Bandung Menurut Kelompok
Bekerja Dan Menganggur Per Kecamatan Tahun 2013
Sumber : BPS Kabupaten Bandung, Survei Khusus IPM 2013 yang sudah diolah
Tabel 5.11. Angka Partisipasi Angkatan Kerja (APAK) Kabupaten Bandung
Tahun 2013
Angkatan Kerja
No Kecamatan Mencari
Bekerja Jumlah
Pekerjaan
1 Ciwidey 23,929 1,346 25,275
2 Rancabali 17,113 2,291 19,404
3 Pasirjambu 23,976 817 24,793
4 Cimaung 22,744 4,526 27,270
5 Pangalengan 48,551 3,202 51,753
6 Kertasari 27,321 1,704 29,025
7 Pacet 31,011 2,925 33,936
8 Ibun 25,567 1,470 27,037
9 Paseh 46,712 6,231 52,943
10 Cikancung 22,769 2,275 25,044
11 Cicalengka 36,733 6,492 43,225
12 Nagreg 11,819 4,540 16,359
13 Rancaekek 59,572 13,588 73,160
14 Majalaya 56,131 6,129 62,260
15 Solokanjeruk 25,770 5,727 31,497
16 Ciparay 44,708 11,515 56,223
17 Baleendah 74,543 7,629 82,172
18 Arjasari 28,190 4,668 32,858
19 Banjaran 36,016 3,609 39,625
20 Cangkuang 21,125 2,494 23,619
21 Pameungpeuk 18,644 3,857 22,501
22 Katapang 39,769 4,131 44,082
23 Soreang 42,855 1,888 44,743
24 Kutawaringin 30,626 2,408 33,034
25 Margaasih 54,322 4,901 59,223
26 Margahayu 44,659 4,276 48,935
27 Dayeuhkolot 30,610 4,123 34,733
28 Bojongsoang 35,916 2,003 37,919
29 Cileunyi 60,602 1,937 62,539
30 Cilengkrang 17,311 839 18,150
31 Cimenyan 42,501 832 43,333
Kab. Bandung 1,102,115 124,555 1,226,670
Sumber : BPS Kabupaten Bandung, Survei Khusus IPM 2013
adalah 124,555 jiwa, maka persentase Tenaga Kerja di Kabupaten Bandung adalah
89,85% yang berarti bahwa 89,85% penduduk angkatan kerja Kabupaten Bandung
adalah bekerja, dimana jika semakin besar jumlah tenaga kerja maka penawaran
tenaga kerja juga semakin tinggi.
Gambar 5.3. Proporsi Penduduk Kabupaten Bandung Menurut Angka Partisipasi
Angkatan Kerja (APAK) Per Kecamatan Tahun 2013
Sumber : BPS Kabupaten Bandung, Survei Khusus IPM 2013 yang sudah diolah
Tabel 5.12.
Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Kabupaten Bandung Tahun 2013
Lapangan Usaha
No Kecamatan Jumlah
Pertanian Industri Perdagangan Jasa Lainnya
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase terbesar untuk jenis
pekerjaan adalah industri yaitu sebesar 32,77%.
Gambar 5.4. Proporsi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Kabupaten
Bandung Tahun 2013
Sumber : BPS Kabupaten Bandung, Survei Khusus IPM 2013 yang sudah diolah
D. Sosial
1. Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
Tabel 5.13
Penduduk sebagai Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kabupaten
Bandung, Tahun 2013
Nilai / Jumlah
Nama Satuan
Tahun 2013
1. Penduduk Rawan Sosial Dan Sarana
1 Anaka Jalanan 362 Jiwa
2 Penderita Sakit Jiwa / Mental Jiwa
3 Gepeng (Gelandangan Pengemis) 253 Jiwa
4 Jumlah Penderita HIV / AIDS 7 Jiwa
5 Jumlah Pecandu Narkotika 124 Jiwa
6 Sarana Regabilitasi Sosial - -
7 Fakir Miskin 6.170 Jiwa
8 Balita Terlantar 4.272 Jiwa
9 Anak Terlantar 24.130 Jiwa
10 Lanjut Usia Terlantar 18.043 Jiwa
11 Komunitas Adat Terpencil - -
12 Penyandang Cacat 2.197 Jiwa
Nilai / Jumlah
Nama Satuan
Tahun 2013
13 Cacat Netra 208 Jiwa
14 Cacat Fisik 1.053 Jiwa
15 Cacat Ganda 154 Jiwa
16 Tuna Wicara / Rungu 215 Jiwa
17 Tuna Daksa - -
18 Tuna Grahita 3 Jiwa
19 Pengungsi dan Korban Bencana 175.292 Jiwa
20 Tuna Susila 54 Jiwa
21 Bekas Narapidana 127 Jiwa
22 Korban Penyalahgunaan NAPZA 124 Jiwa
23 Jumlah Anak Berhadapan Dengan Hukum 301 Jiwa
24 Jumlah Wanita Rawan Sosial Ekonomi 1.950 Jiwa
25 Jumlah Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis 102 Jiwa
26 Jumlah Korban Tindak Kekekerasan 18 Jiwa
27 Jumlah Pekerja Migran Bermasalah Sosial 108 Jiwa
2. Jumlah Panti
1 Panti Sosial Asuhan Anak 56 Buah
2 Panti Sosial Petirahan Anak -
3 Panti Sosial Bina Remaja -
4 Panti Sosial Tresna Werdha 1 Buah
5 Panti Sosial Bina Daksa
Nilai / Jumlah
Nama Satuan
Tahun 2013
3 Organisasi Sosial 148 Buah
4 Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) 1.000 Jiwa
5 Taruna Siaga Bencana (TAGANA) 134 Jiwa
Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Bandung, Tahun 2013
Gambar 5.5 Jumlah Penduduk Penyandang Cacat di Kabupaten Bandung
Tahun 2013
Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Bandung, Tahun 2013 yang sudah diolah
Tabel 5.14
Distribusi Penduduk menurut Jenis Kecacatan di Kabupaten Bandung
Tahun 2013
Laki-Laki Perempuan Penandang Cacat
Jenis Kecacatan
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Cacat Fisik 531 2.97% 522 3.10% 1,053 6.06%
Cacat Netra/Buta 100 0.56% 108 0.64% 208 1.20%
Cacat Rungu/Wicara 113 0.63% 102 0.61% 215 1.24%
Cacat Mental/Jiwa 307 1.71% 257 1.52% 565 3.24
Cacat Fisil dan Mental 90 0.50% 64 0.38% 154 0.88%
Cacat Lainnya 2 0.01% 1 0.01% 3 0.02%
Jumlah 1,143 6.38% 1,054 6.25% 2,197 12.64%
Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Bandung, Tahun 2013
BAB VI
MOBILITAS PENDUDUK
NO BULAN LAKI-LAKI PEREMPUAN PROVINSI LUAR PROVINSI JUMLAH
6 Juni 865 687 1,398 154 1,552
7 Junli 692 646 1,338 196 1,534
8 Agustus 484 423 907 201 1,108
9 September 770 656 1,426 287 1,713
10 Oktober 643 563 1,206 264 1,470
11 November 660 619 1,279 172 1,451
12 Desember 721 636 1,357 203 1,560
JUMLAH 8,546 7,427 15,193 2,103 17,296
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bandung 2013, Diolah
Dari tabel tersebut terlihat bahwa banyaknya migrasi masuk dalam 1 tahun
adalah 17.296 jiwa. Dan dari angka tersebut maka rata-rata banyaknya migrasi masuk
di Kabupaten Bandung setiap bulannya adalah sebanyak 1.442 jiwa.
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa jumlah migrasi masuk paling
banyak adalah bulan September 2013 dan paling sedikit pada bulan Agustus 2013.
2. Migrasi Keluar
Migrasi keluar yang dimaksud adalah penduduk yang keluar Kabupaten
Bandung dengan tujuan menetap di daerah lain. Berikut pada tabel 6.2 ditampilkan
jumlah migrasi keluar setiap bulan selama tahun 2013. Dari tabel terlihat bahwa
banyaknya migrasi keluar Kabupaten Bandung dalam 1 tahun adalah 20.580 jiwa.
Dimana rata-rata banyaknya migrasi keluar dari Kabupaten Bandung setiap bulannya
mencapai 1.715 jiwa.
Tabel 6.2. Jumlah Migrasi Keluar dari Kabupaten Bandung Tahun 2010
NO BULAN LAKI-LAKI PEREMPUAN PROVINSI LUAR PROVINSI JUMLAH
1 Januari 1,159 1,115 2,136 138 2,274
2 Pebruari 1,111 1,135 2,127 119 2,246
3 Maret 795 835 1,406 224 1,630
4 April 678 693 1,187 184 1,371
5 Mei 487 440 822 105 927
6 Juni 1,171 1,272 2,207 236 2,443
7 Junli 791 675 1,466 423 1,889
8 Agustus 546 512 1,058 328 1,386
9 September 797 732 1,529 362 1,891
10 Oktober 711 596 1,307 326 1,633
11 November 597 635 1,232 313 1,545
12 Desember 531 516 1,047 298 1,345
JUMLAH 9,374 9,156 17,524 3,056 20,580
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bandung 2013, Diolah
3. Angka Migrasi Neto
Angka ini merupakan selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar. Apabila
migrasi masuk lebih besar daripada migrasi keluar maka disebut migrasi neto positif.
Sedangkan jika migrasi keluar lebih besar daripada migrasi masuk disebut migrasi
neto negatif
Untuk Kabupaten Bandung pada tahun 2013, jumlah migrasi masuk adalah
17.296 jiwa dan jumlah migrasi keluar adalah 20.580 jiwa. Angka Migrasi Neto
diperoleh sebesar -0.994, yang berarti bahwa setiap 1.000 penduduk Kabupaten
Bandung terdapat 0 1 jiwa migran keluar.
BAB VII
KEPEMILIKAN DOKUMEN KEPENDUDUKAN
1 2 3
1 CILEUNYI 54.430
2 CIMENYAN 36.852
3 CILENGKRANG 17.055
4 BOJONGSOANG 37.578
5 MARGAHAYU 42.317
6 MARGAASIH 56.608
7 KATAPANG 44.140
8 DAYEUHKOLOT 42.752
9 BANJARAN 51.612
10 PAMEUNGPEUK 26.124
11 PANGALENGAN 59.136
12 ARJASARI 36.806
13 CIMAUNG 35.080
14 CICALENGKA 44.731
15 NAGREG 23.070
16 CIKANCUNG 28.931
17 RANCAEKEK 67.960
18 CIPARAY 65.339
19 PACET 38.673
20 KERTASARI 27.674
21 BALEENDAH 87.441
22 MAJALAYA 54.773
23 SOLOKANJERUK 33.748
24 PASEH 46.148
25 IBUN 32.503
26 SOREANG 46.095
27 PASIRJAMBU 37.363
28 CIWIDEY 32.289
29 RANCABALI 21.783
30 CANGKUANG 26.926
31 KUTAWARINGIN 35.743
1.291.680
B. Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk
Jumlah kepemilikian KTP di Kabupaten Bandung per kecamatan hingga tahun
2013 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 7.2
Kepemilikan eKTP di Kabupaten Bandung Per Kecamatan Tahun 2013
KODE
KEPEMILIKAN eKTP POTENSI WAJIB
NAMA KEC
No KEC Sdh DIREKAM Sdh CETAK eKTP
1 320405 CILEUNYI 92.568 87.703 111.921
2 320406 CIMENYAN 73.138 60.668 75.616
3 320407 CILENGKRANG 27.884 27.541 35.746
4 320408 BOJONGSOANG 55.885 53.218 79.631
5 320409 MARGAHAYU 71.750 67.921 95.397
6 320410 MARGAASIH 71.626 69.022 111.863
7 320411 KATAPANG 67.659 64.184 87.613
8 320412 DAYEUHKOLOT 69.995 59.371 85.958
9 320413 BANJARAN 68.693 63.508 95.866
10 320414 PAMEUNGPEUK 42.740 42.404 52.236
11 320415 PANGALENGAN 91.924 87.460 109.904
12 320416 ARJASARI 55.496 53.523 61.417
13 320417 CIMAUNG 47.991 46.116 38.570
14 320425 CICALENGKA 67.825 63.670 63.107
15 320426 NAGREG 30.923 26.735 27.322
16 320427 CIKANCUNG 47.783 47.064 36.492
17 320428 RANCAEKEK 99.642 96.468 104.744
18 320429 CIPARAY 90.838 87.143 83.016
19 320430 PACET 64.398 58.134 40.930
20 320431 KERTASARI 41.118 39.088 29.596
21 320432 BALEENDAH 132.438 126.806 125.220
22 320433 MAJALAYA 94.150 90.625 75.978
23 320434 SOLOKANJERUK 48.545 43.572 40.110
24 320435 PASEH 71.331 70.053 54.307
25 320436 IBUN 46.945 44.247 31.764
26 320437 SOREANG 67.708 65.170 69.252
27 320438 PASIRJAMBU 53.703 52.258 46.215
28 320439 CIWIDEY 55.111 48.736 40.394
29 320440 RANCABALI 31.751 30.115 21.611
30 320444 CANGKUANG 40.150 38.370 39.043
31 320446 KUTAWARINGIN 53.845 45.317 43.965
JUMLAH ..... 1.975.553 1.856.210 2.014.804
Sumber : DB Konsolidasi Kemendagri 31-12-2013
Sumber : Kabupaten Bandung Dalam Angka Tahun 2013
C. Kepemilikan Akta
1) Akta Kelahiran
Jumlah akta kelahiran di Kabupaten Bandung per kecamatan tahun 2013 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 7.3
Akta Lahir di Kabupaten Bandung Per Kecamatan Tahun 2013
LAKI-LAKI PEREMPUAN
No KECAMATAN JUMLAH
JUMLAH % JUMLAH %
1 CILEUNYI 1,019 51.62 955 48.38 1,974
2 CIMENYAN 940 51.68 879 48.32 1,819
3 CILENGKRANG 368 52.65 331 47.35 699
4 BOJONGSOANG 894 52.59 806 47.41 1,700
5 MARGAHAYU 963 51.03 924 48.97 1,887
6 MARGAASIH 2,099 50.98 2,018 49.02 4,117
7 KATAPANG 1,534 51.15 1,465 48.85 2,999
8 DAYEUHKOLOT 1,022 49.71 1,034 50.29 2,056
9 BANJARAN 1,980 49.96 1,983 50.04 3,963
10 PAMEUNGPEUK 1,039 50.27 1,028 49.73 2,067
11 PANGALENGAN 1,982 50.38 1,952 49.62 3,934
12 ARJASARI 1,371 52.57 1,237 47.43 2,608
13 CIMAUNG 1,288 51.29 1,223 48.71 2,511
14 CICALENGKA 1,105 51.47 1,042 48.53 2,147
15 NAGREG 899 50.25 890 49.75 1,789
16 CIKANCUNG 1,632 51.34 1,547 48.66 3,179
17 RANCAEKEK 1,786 50.38 1,759 49.62 3,545
18 CIPARAY 3,197 50.27 3,163 49.73 6,360
19 PACET 1,224 51.91 1,134 48.09 2,358
20 KERTASARI 1,239 52.02 1,143 47.98 2,382
21 BALEENDAH 2,522 51.19 2,405 48.81 4,927
22 MAJALAYA 1,515 50.75 1,470 49.25 2,985
23 SOLOKANJERUK 1,109 51.77 1,033 48.23 2,142
24 PASEH 2,245 51.70 2,097 48.3 4,342
25 IBUN 1,717 52.91 1,528 47.09 3,245
26 SOREANG 1,780 50.73 1,729 49.27 3,509
27 PASIRJAMBU 2,260 51.50 2,128 48.5 4,388
28 CIWIDEY 1,580 51.70 1,476 48.3 3,056
29 RANCABALI 674 51.57 633 48.43 1,307
30 CANGKUANG 1,298 51.49 1,223 48.51 2,521
LAKI-LAKI PEREMPUAN
No KECAMATAN JUMLAH
JUMLAH % JUMLAH %
31 KUTAWARINGIN 1,551 50.28 1,534 49.72 3,085
DIENTRY TANPA NIK.... 26,739 51.10 25,583 48.9 52,322
2) Akta Nikah
Jumlah pasangan nikah yang berakta nikah di Kabupaten Bandung Tahun
2013 sebanyak 5.820 pasangan dari total pasangan sebanyak 6.962 pasangan. Rasio
pasangan berakta nikah sebesar 83,60 persen. Hal ini berarti dari 100 pasangan yang
telah menikah di Kabupaten Bandung sebanyak 83 84 telah memiliki akta nikah.
3) Akta Kematian
Jumlah akta kematian di Kabupaten Bandung sebanyak 56 jiwa. Jumlah ini
jauh di bawah angka kematian penduduk di Kabupaten Bandung. Hal ini sebaiknya
menjadi perhatian pemerintah kabupaten Bandung karena akta kematian ini dapat
menyebabkan munculnya permasalah ke depan seperti jumlah penduduk, daftar
pemilihan tetap, daftar penerima BLT atau bantuan social lainnya, daftar penerima
Askeskin, dan lainnya. Dalam memperbaiki permsalahan akta kematian ini perlu
kerjasama antara RT/RW di seluruh Kabupaten Bandung dalam mendaftarkan
warganya yang meninggal. Untuk meningkatkan motivasi RT/RW tersebut sebaiknya
pemerintah Kabupaten Bandung memberikan insentif agar data kematian semakin
akurat dari waktu ke waktu.
BAB VIII
KESIMPULAN
adalah 97,14 persen, artinya bahwa dari 100 penduduk usia 7 12 tahun 97 98
orang bersekolah dibangku SD/Sederajat. Angka partisipasi murni penduduk usia 13-
15 tahun yang duduk dibangku SLTP/Sederajat sebesar 61,61 persen dan lebih
rendah dibandingkan dengan partisipasi SD. Angka partisipasi murni penduduk usia
13-15 tahun yang duduk dibangku SLTA/Sederajat sebesar 16,64 persen dan lebih
rendah dibandingkan dengan partisipasi SLTP. Angka Putus Sekolah Murid
SD/Sederajat di Kabupaten Bandung menunjukkan APS yang paling besar yaitu 0.5
persen.
Pada bidang ekonomi, persentase Tenaga Kerja di Kabupaten Bandung adalah
66,30 persen, dimana mayoritas bekerja di bidang industri. maka persentase Tenaga
Kerja di Kabupaten Bandung adalah 89,85% yang berarti bahwa 89,85% penduduk
angkatan kerja Kabupaten Bandung adalah bekerja.
Jumlah penyandang cacat sebanyak 12,64%. Sementara jumlah penduduk miskin
yang telah mempunyai kartu jaminan kesehatan cenderung sudah memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan yang diberikan pemerintah Kabupaten Bandung.
Penduduk sebagai Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kabupaten
Bandung Tahun 2013 adalah pengungsi dan korban bencana sebanyak 175.292 jiwa.
Untuk mengatasi permsalahan ini, pemerintah sebaiknya melakukan koordinasi
dengan dinas terkait dalam penanggulangan bencana baik terhadap kondisi fisik
bangunan dan kondisi kesehatan penduduk.
Migrasi masuk dalam 1 tahun adalah 17.296 jiwa. Dan dari angka tersebut
maka rata-rata banyaknya migrasi masuk di Kabupaten Bandung setiap bulannya
adalah sebanyak 1.442 jiwa. Migrasi keluar Kabupaten Bandung dalam 1 tahun
adalah 20.580 jiwa. Dimana rata-rata banyaknya migrasi keluar dari Kabupaten
Bandung setiap bulannya mencapai 1.715 jiwa. Migrasi penduduk di Kabupaten
Bandung pada tahun 2013 lebih banyak migrasi keluar daripada migrasi masuk
dimana dari 1.000 penduduk Kabupaten Bandung terdapat 0 1 jiwa migran keluar.
Kesadaran penduduk Kabupaten Bandung dalam mengurus Kepemilikan
dokumen kependudukan terutama KK dan KTP di Kabupaten Bandung pada
umumnya sudah dapat dikatakan bagus, akan tetapi perlu pengawasan secara
berkala dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bandung agar
masyarakat tetap sadar akan pentingnya kepemilikan dokumen kependudukan.
Sedangkan untuk kepemilikan Akta Kelahiran, Akta Perkawinan, Akta Perceraian, dan
Akta Kematian masih diperlukan perhatian khusus.
Jumlah akta kematian di Kabupaten Bandung sebaiknya menjadi perhatian
pemerintah kabupaten Bandung karena dapat menyebabkan munculnya permasalah
ke depan seperti jumlah penduduk, daftar pemilihan tetap, daftar penerima BLT atau
bantuan social lainnya, daftar penerima Askeskin, dan lainnya. Dalam memperbaiki
permsalahan akta kematian ini perlu kerjasama antara RT/RW di seluruh Kabupaten
Bandung dalam mendaftarkan warganya yang meninggal. Untuk meningkatkan
motivasi RT/RW tersebut sebaiknya pemerintah Kabupaten Bandung memberikan
insentif agar data kematian semakin akurat dari waktu ke waktu.