Anda di halaman 1dari 22

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Energi Angin


Energi angin merupakan energi yang berasal dari alam terjadi angin ini
disebabkan karena adanya perbedaan suhu antara udara panas,dan udara dingin di
daerah panas menjadi panas. Mengembang dan menjadi ringan, naik ke atas dan
bergerak ke daerah yang dingin.Udara menjadi dingin dan turun ke bawah.
Dengan demikian terjadi suatu perputaran udara. Perpindahan inilah yang disebut
sebagai energi angin.Sekarang ini energi angin hanya memenuhi sebagian kecil
saja dari kebutuhan energi angin. Dengan demikian kemajuan teknologi
Penggunaan energi angin makin meningkat dan biaya pemakaiyanya semakin
murah.
2.2 Manfaat Energi Angin
Energi Angin tidak menyebabkan polusi udara dan air, dan tidak
berkontribusi pada pemanasan global, energi angin digunakan sebagai energi
pembangkit listrik. Selain pembakit listrik, energi angin juga cocok sebagai turbin
angin untuk mendukung kegiatan pertanian, perladangan dan perikanan dan
lainnya. Dan berikut ini penjelasan tentang manfaat energi angin.
2.2.1 Energi angin sebagai sumber alternatif pengganti energi konvensional
Hasil survei yang dilakukan . Hanya 1 dari 10 orang Indonesia yang paham
mengenai energi terbarukan, di tengah kekhawatiran soal polusi udara. Namun,
di tengah-tengah ketidaktahuan tersebut, 9 dari 10 orang menyatakan bahwa
energi terbarukan mutlak diperlukan jika kita peduli terhadap lingkungan.Hal
tersebut bisa ditarik dari sisi positif bahwa sebenarnya warga Indonesia pada
dasarnya sangat peduli terhadap lingkungan, dan akan mendukung rencanarencana
peningkatan kelestarian lingkungan; terutama jika rencana tersebut berdampak
positif bagi kehidupan sehari-hari.Tidak seperti energi fosil yang jumlahnya
sangat terbatas, energi angin yang berasal dari alam sifatnya hampir bisa dibilang
tidak terbatas. Energi angin merupakan energi yang berkelanjutan karena
senantiasa tersedia di alam dalam waktu ynang relatif sangat panjang sehingga
tidak perlu khawatir akan kehabisan sumbernya.Beberapa bentuk energi

5
terbarukan antara lain cahaya matahari, angin, tenaga air, tenaga gelombang dan
geothermal yang dapat diperbarui secara alamiah. Alam menyediakan berbagai
sumber energi ini dalam jumlah yang sangat besar karena hampir selalu ada dan
siap diolah menjadi sumber energi.Dari penjelasan tersebut bisa kita simpulkan,
bahwa dengan adanya energi angin sebagai energi alternatif bisa menggantikan
energi bahan bakar fosil sebagai energi. karena jika indonesia bahkan dunia terus
menggunakan enegi bahan bakar fosil sebagai energi pembangkit listrik. maka
eksploitas akan semakin tinggi dan keseimbangan lingkungan pun tidak berjalan
dengan baik. dan bisa merusak lingkungan di bumi ini.
2.2.2 Tenaga Angin Sebagai Pembangkit listrik
Dengan adanya turbin angin, kita bisa memanfaatkan energi angin sebagai
pembangkit listrik tenaga angin. Kini turbin angin lebih banyak digunakan untuk
mengakomodasi kebutuhan listrik masyarakat, dengan menggunakan prinsip
konversi energi dan menggunakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui
yaitu angin. Walaupun sampai saat ini pembangunan turbin angin masih belum
dapat menyaingi pembangkit listrik konvensional (Contoh: PLTD,PLTU ) turbin
angin masih lebih dikembangkan oleh para ilmuwan karena dalam waktu dekat
manusia akan dihadapkan dengan masalah kekurangan sumber daya alam tak
terbaharui (Contoh : batubara, minyak bumi) sebagai bahan dasar untuk
membangkitkan listrik.

Gambar 2.1 Siklus Pembangkit listirik sederhana Tenaga Angin

6
1. Poros utama
2. Turbin baling-baling (blade)
3. Generator
4. Lumpentur ( pensuri AC DC )
Dengan adanya energi angin sebagai energi nonkonvensional.Bisa
menggantikan energi bahan bakar fosil, sebagai sumber daya energi di muka bumi
ini.
2.3 Keuntungan dan Kerugian Energi Angin
2.3.1 Keuntungan energi angin
Keuntungan energi angin yaitu :
1. Tersedia selalu
2. Mudah.
3. Murah
4. Meriah
5. Dapat berkonstribusi dalam ketahanan energi dunia di masa depan.
6. Merupakan sumber energi yang ramah lingkungan dan bebas polusi.
7. Tidak menghasilkan gas rumah kaca dan tidak menghasilan limbah
beracun.
2.3.2 Kerugian yang membuat energi angin
Kerugian energi angin, hal pertama yang harus disebutkan adalah
ketersediaan angin. Di beberapa tempat angin kencang sering ditemui yang
membuat pemanfaatan energi angin menjadi sangat mudah, sementara di beberapa
tempat angin tidak cukup kuat untuk menciptakan listrik yang memadai. Selain itu
kerugian dari pembangkit tenaga angin yaitu membuat bising, karena pembangkit
tenaga angin menggerakkan rotor yang di turbin angin yang digerakkan oleh
baling turbin angin. Kerugian lainnya dari tenaga angin adalah bangunan
pembangkit listrik tenaga angin dapat mempengaruhi lingkungan . Fasilitas listrik
tenaga angin juga perlu direncanakan dengan hati-hati, lokasi dan
pengoperasiannya harus meminimalkan dampak negatif pada populasi burung dan
satwa liar

7
2.4 Sumber Energi Angin
Angin disebabkan oleh pemanasan sinar matahari yang tidak merata di atas
permukaan bumi. Udara yang lebih panas akan mengembang menjadi ringan dan
bergerak naik ke atas, sedangkan udara yang lebih dingin akan lebih berat dan
bergerak menempati daerah tersebut.Perbedaan tekanan atmosfer pada suatu
daerah yang disebabkan oleh perbedaan temperatur akan menghasilkan sebuah
gaya. Perbedaan dalam tekanan dinyatakan dalam istilah gradien tekanan
merupakan laju perubahan tekanan karena perbedaan jarak. Gaya gradien
merupakan gaya yang bekerja dalam arah dari tekanan lebih tinggi ketekanan
yang lebih rendah. Arah gaya gradien tekanan di atmosfer tegak lurus permukaan
isobar. Beberapa karakteristik angin :
2.5 Jenis-jenis Angin
Angin timbul akibat sirkulasi di atmosfer yang dipengaruhi oleh aktivitas
matahari dalam menyinari bumi yang berotasi. dengan demikian, daerah
khatulistiwa akan menerima energi radiasi matahari lebih banyak daripada di
daerah kutub, atau dengan kata lain, udara di daerah khatulistiwa akan lebih tinggi
dibandingkan dengan udara di daerah kutub perbedaan berat jenis dan tekanan
udara inilah yang akan menimbulkan adanya pergerakan udara pergerakan udara
inilah yang didefinisikan sebagai angin. Gambar 3 merupakan pola sirkulasi
pergerakan udara akibat aktivitas matahari dalam menyinari bumi yang berotasi.

Gambar 2. 2 Pola sirkulasi udara akibat rotasi bumi

8
2.5.1 Angin Laut dan Angin Darat
Angin laut adalah angin yang timbul akibat adanya perbedaan suhu antara
daratan dan lautan. Seperti yang kita ketahui bahwa sifat air dalam melepaskan
panas dari radiasi sinar matahari lebih lambat daripada daratan, sehingga suhu di
laut pada malam hari akan lebih tinggi dibandingkan dengan suhu di daratan.
Semakin tinggi suhu, tekanan udara akan semakin rendah. Akibat adanya
perbedaan suhu ini akan menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan udara di atas
daratan dan lautan. Hal inilah yang menyebabkan angin akan bertiup dari arah
darat ke arah laut. Sebaliknya, pada siang hari dari pukul 09.00 sampai dengan
pukul 16.00 angin akan berhembus dari laut ke darat akibat sifat air yang lebih
lambat menyerap panas matahari.
2.5.2 Angin Lembah
Angin lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke arah puncak
gunung yang biasa terjadi pada siang hari. Prinsip terjadinya hampir sama dengan
terjadinya angin darat dan angin laut yaitu akibat adanya perbedaan suhu antara
lembah dan puncak gunung.
2.5.3 Angin Musim
Angin musim dibedakan menjadi 2, yaitu angin musim barat dan angin
musim timur. Angin Musim Barat/Angin Muson Barat adalah angin yang
mengalir dari Benua Asia (musim dingin) ke Benua Australia (musim panas).
Apabila angin melewati tempat yang luas, seperti perairan dan samudra, maka
angin ini akan mengandung curah hujan yang tinggi. Angin Musim Barat
menyebabkan Indonesia mengalami musim hujan.Angin ini terjadi pada bulan
Desember, januari dan Februari, dan maksimal pada bulan Januari dengan
kecepatan minimum 3 m/s. Angin Musim Timur/Angin Muson Timur adalah
angin yang mengalir dari Benua Australia (musim dingin) ke Benua Asia (musim
panas). Angin ini menyebabkan Indonesia mengalami musim kemarau, karena
angin melewati celah- celah sempit dan berbagai gurun (Gibson, Australia Besar,
dan Victoria). Musim kemarau di Indonesia terjadi pada bulan Juni, Juli dan
Agustus, dan maksimal pada bulan Juli.

9
2.5.4 Angin Permukaan
Kecepatan dan arah angin ini dipengaruhi oleh perbedaan yang diakibatkan
oleh material permukaan Bumi dan ketinggiannya. Secara umum, suatu tempat
dengan perbedaan tekanan udara yang tinggi akan memiliki potensi angin yang
kuat. Ketinggian mengakibatkan pusat tekanan menjadi lebih intensif.Selain
perbedaan tekanan udara, material permukaan bumi juga mempengaruhi kuat
lemahnya kekuatan angin karena adanya gaya gesek antara angin dan material
permukaan bumi ini.Disamping itu, material permukaan bumi juga mempengaruhi
kemampuannya dalam menyerap dan melepaskan panas yang diterima dari sinar
matahari. Sebagai contoh, belahan Bumi utara didominasi oleh daratan, sedangkan
selatan sebaliknya lebih di dominasi oleh lautan. Hal ini saja sudah
mengakibatkan angin di belahan Bumi utara dan selatan menjadi tidak seragam.
tekanan udara dan arah angin bulanan pada permukaan Bumi dari tahun 1959-
1997. Perbedaan tekanan terlihat dari perbedaan warna. Biru menyatakan tekanan
rendah, sedangkan kuning hingga oranye menyatakan sebaliknya. Arah dan besar
angin ditunjukkan dengan arah panah dan panjangnya.

Gambar 2.3 Arah angin permukaan dan pusat tekanan atmosfer rata-rata
pada bulan

10
2.5.5 Angin Topan
Angin topan adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120
km/jam atau lebih yang sering terjadi di wilayah tropis di antara garis balik utara
dan selatan. Angin topan disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam suatu sistem
cuaca. Di Indonesia dan daerah lainnya yang sangat berdekatan dengan
khatulistiwa, jarang sekali dilewati oleh angin ini. Angin paling kencang yang
terjadi di daerah tropis ini umumnya berpusar dengan radius ratusan kilometer di
sekitar daerah sistem tekanan rendah yang ekstrem dengan kecepatan sekitar 20
Km/jam.
2.5.6 Angin Orografi
Angin orografi merupakan angin yang dipengaruhi oleh perbedaan tekanan
antara permukaan tinggi dengan permukaan rendah (angin gunung dan angin
lembah). Pada pagi sampai menjelang siang hari, bagian lereng atau punggung
pegunungan lebih dahulu disinari matahari bila dibandingkan dengan wilayah
lembah. Akibatnya, wilayah lereng lebih cepat panas dan mempunyai tekanan
udara yang rendah, sedangkan suhu udara di daerah lembah masih relatif dingin
sehingga mempunyai tekanan udara yang tinggi. Maka massa udara bergerak dari
lembah ke lereng atau ke bagian punggung gunung. Massa udara yang bergerak
ini disebut sebagai angin lembah. Pada malam hari, suhu udara di wilayah gunung
sudah sedemikian rendah sehingga terjadi pengendapan massa udara padat dari
wilayah gunung ke lembah yang masih relatif lebih hangat. Gerakan udara inilah
yang disebut angin gunung. Syarat syarat dan kondisi angin yang dapat
digunakan untuk menghasilkan energi listrik dapat dilihat pada tabel 2.1 dan 2.2
berikut.

11
Tabel 2.2 Tingkat Kecepatan Angin 10 Meter di atas Permukaan Tanah

Catatan : yang bertulisan merah merupakan angin yang bisa dimanfaatkan


untuk turbin angin

12
Tabel 2.3 Tingkat Kecepatan Angin 10 meter di atas permukaaan tanah

Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas
maksimum energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi
listrik.
2.6 Kecepatan Angin
Hal yang biasanya dijadikan patokan untuk mengetahui potensi angin adalah
kecepatannya. Biasanya yang menjadi masalah adalah kestabilan kecepatan angin.
Sebagai mana diketahui, kecepatan angin akan berfluktuasi terhadap waktu dan
tempat. Misalnya di Indonesia, kecepatan angin pada siang hari bisa lebih

13
kencang dibandingkan malamhari. Pada beberapa lokasi bahkan pada malam hari
tidak terjadi gerakan udara yang signifikan. Untuk situasi seperti ini,perhitungan
kecepatan rata- rata dapat dilakukan dengan catatanpengukuran kecepatan angin
dilakukan secara kontinyu.Untuk udara yang bergerak terlalu dekat dengan
permukaan tanah, kecepatan angin yang diperoleh akan kecil sehingga daya yang
dihasilkan sangat sedikit. Semakin tinggi akan semakin baik. Pada keadaan ideal,
untukmemperoleh kecepatan angin di kisaran 5-7 m/s, umumnya diperlukan
ketinggian 5-12 m.Dan berikut ini adalah tabel kecepatan tekanan angin yang
terdapat diarea profinsi jambi dan sekitarnya yang terlihat pada tabel 2.4.
Tabel 2.4 Menujukan Suhu tekanan udara dan kecepatan
Tabel : Suhu dan kecepatan di propinsi jambi ( BMKG)
Angin Angin
no Lokasi Suhu C Kelembapan
km/jam Km/Detik
1 Jambi 17-25 10 10.000 80-100
2 Bulian 23-28 20 20.000 80-100
3 Sarolangun 23-29 10 10.000 80-95
4 Bangko 22-29 10 10.000 80-95
5 Sengeti 23-29 10 10.000 80-100
6 Tebo 22-29 10 10.000 80-100
7 Bungo 22-29 10 10.000 80-95
8 Kuala tungkal 33-29 20 20.000 80-100

Faktor lain yang perlu diperhatikan untuk turbin angin konvensional adalah
desain baling-baling. Untuk baling-baling yang besar (misalnya dengan diameter
20 m), kecepatan angin pada ujung baling-baling bagian atas kira kira 1,2 kali
dari kecepatan angin ujung baling - baling bagian bawah. Artinya, ujung baling-
baling. Pada saat di atas akan terkena gaya dorong yang lebih besar dari pada pada
saat di bawah. Hal ini perlu diperhatikan pada saat mendesain kekuatan baling
baling dan tiang (menara) khususnya pada turbin angin yang besar. Jika kecepatan
angin di baling-baling atas dan bawah berbeda secara signifikan. Yang perlu
diperhitungkan selanjutnya adalah pada kecepatan angin berapa turbin angin dapat
menghasilkan daya optimal.Kecepatan angin juga dipengaruhi oleh kontur dari

14
permukaan.Di daerah perkotaan dengan banyak rumah, apartemen dan
perkantoran bertingkat, kecepatan angin akan rendah.Sementara kecepatan angin
pada daerah lapang lebih tinggi. Kepadatan (porositas) dipermukaan bumi akan
menyebabkan angin mudah bergerak atau tidak. Faktor porositas ini juga penting
untuk diperhatikan ketika mendesain turbin angin.
2.7 Macam-Macam Turbin Angin
Pembangkit tenaga angin mulai digunakan pada tahun 1975 oleh amerika
serikat dengan bantuan NASA ( National Aeronautics and Space Andminstration )
dan NSF ( National Science Foundation ) dengan awal penemuan turbin angin
dengan model MOD 0 menghasilkan daya sekitar 100 Kw sampai menciptakan
MOD 5B dengan menghasilkan daya sampai 7.2 Mw di tahun 1980.
Kebanyakan turbin angin yang digunakan yaitu turbin angin horisontal yang
bersudu tiga atau dua. Turbin angin yaitu kincir angin yang digunakan untuk
membangkitkan tenaga listrik. Daya yang dihasilkan oleh turbin angin tergantung
pada diamter dari sudu, semakin panjang diameter maka daya yang dihasilkan
semakin besar.Sekarang ini turbin angin banyak digunakan untuk mengkomodasi
listrik masyrakat, dengan menggunakan konversi energi dan menggunakan
sumber daya alam yang dapat diperbarui yaitu angin. jenis jenis turbin dibagi
menjadi dua yaitu turbin angin horisontal dan vertikal, dan ini lah gambar dari
turbin angin tersebut.

Turbin Angin horisontal Turbin Angin Vertikal


Gambar 2.4 Jenis Turbin Angin

15
2.7.1 Turbin Angin Sumbu Horisontal
Turbin angin sumbu horizontal ialah jenis turbin angin yang paling banyak
digunakan. Turbin ini terdiri dari sebuah menara yang di puncaknya terdapat
sebuah baling-baling yang berfungsi sebagai rotor dan menghadap atau
membelakangi arah angin. Kebanyakan turbin angin jenis ini mempunyai dua atau
tiga bilah baling-baling walaupun ada juga turbin bilah baling-balingnya kurang
atau lebih daripada yang disebut diatas.

Gambar 2.5 Turbin Angin Sumbu Horizontal


2.7.2 Turbin Angin Sumbu Vertikal
Turbin angin sumbu vertikal/tegak (atau TASV) memiliki poros/sumbu
rotor utama yang disusun tegak lurus. Kelebihan utama susunan ini adalah turbin
tidak harus diarahkan ke angin agar menjadi efektif. Kelebihan ini sangat berguna
di tempat-tempat yang arah anginnya sangat bervariasi. VAWT mampu
mendayagunakan angin dari berbagai arah. Dengan sumbu yang vertikal,
generator serta gearbox bisa ditempatkan di dekat tanah, jadi menara tidak perlu
menyokongnya dan lebih mudah diakses untuk keperluan perawatan Tapi ini
menyebabkan sejumlah desain menghasilkan tenaga putaran yang berdenyut.
Drag (gaya yang menahan pergerakan sebuah benda padat melalui fluida (zat cair
atau gas) bisa saja tercipta saat kincir berputar.Karena sulit dipasang di atas
menara, turbin sumbu tegak sering dipasang lebih dekat ke dasar tempat ia
diletakkan, seperti tanah atau puncak atap sebuah bangunan. Kecepatan angin
lebih pelan pada ketinggian yang rendah, sehingga yang tersedia adalah energi
angin yang sedikit. Aliran udara di dekat tanah dan obyek yang lain mampu
menciptakan aliran yang bergolak, yang bisa menyebabkan berbagai

16
permasalahan yang berkaitan dengan getaran, diantaranya kebisingan dan bearing
wear yang akan meningkatkan biaya pemeliharaan atau mempersingkat umur
turbin angin. Jika tinggi puncak atap yang dipasangi menara turbin kira-kira 50%
dari tinggi bangunan, ini merupakan titik optimal bagi energi angin yang
maksimal dan turbulensi angin yang minimal. Pada gambar 2.6 adalah salah satu
contoh turbin darries.

Gambar 2.6 Turbin Darrieus.


2.8 Turbin angin origami skala rumah tangga
Pada turbin angin,Berikut skema rangkaian pembangkit listrik tenaga
angin secara skala kecil untuk rumahan tanga Turbin yang dirancang untuk
memanfaatkan energi angin disini yaiti turbin anggin yang bersumbu horizontal
jenis american yang mana turbin yang berjenis ini mampu beroperasi dan lebih
cocik dimamfaatkan pada kecepatan angin rata rata kurang dari 4 m/s. Dan dalam
perencanaannya.Rancang bangun turbin ini mengunakan metode, perancangan
,Pembuatan perakitan dan pengujian . Turbin agin ini dirancang dan didesain
dengan berdia meter rotor 11 cm dan lebartiap sudu 50 cm sudut serang 20,50
listirik sebesar 8 volt dengan 22 wat. Dari sini dapatdiketahui bahwa masih
diperlukannya suatu usaha untuk meningkatkan kinerja turbin angin ini agar daya
yang direncanakan dapat tercapai dan nantinya dapat digunakan untuk suatu
perbandingandalam pembuatan sekala besar dan bisa diterapkan dimasarakat.
Pada dasarnya energi yang dihasilkan angin dapat dirumuskan sebagai berikut:
Udara yang memiliki suatu masa m dan kecepatan v akan menghasilkan energi
kinetik sebesar:
1
E = 2 .m. 2

17
Dimana:
E = energi kinetik (joule)
m = masa udara yang bergerak (kg)
v = kecepatan angin (m/s)
Dengan menganggap bahwa kecepatan udara yang melalui penampang A adalah
sebesar v, maka polume udara yang melalui penampang rotor pada satuan waktu
adalah:
V = v .A
Dimana:
V = Laju volume udara (3 /s)
v = kecepatan angin (m/s)
A = luas penanmpang turbin (2)

Dengan demikan, laju aliran masa udara yang bergerak (kg/s) dapat
dirumuskan dengan persaman :
m = A. v.
Persamaan yang menyatakan energi kinentik yang melalui penampang A
pada setiap satuan waktu dapat dinyatakan sebagai daya yang melalui penampang
A adalah:
P0 = (Pav) ( 2 )
1
= 2 ..A. 3

Dimana :
P0 = daya angin yang melalui penampang A (Watt)
v = kecepatan angin (m/s)
= Kerapatan udara (kg/3 )
= Luas penampang turbin (2 )
Besarnya daya diatas adalah daya yang dimiliki oleh angin sebelum
dikonfersi atau sebelum melewati turbin angin . dari daya tersebut tidak semuanya
dapat dikonfersi menjadi energi mekanik oleh turbin.Konfersi daya sangat
mempengaruhi kinerja rurbin angin , dan dipengaruhi oleh kontnstruksi turbin
angin dan perinsip konfersi energinya.
Daya mekanik turbin dapat dirumuskan sebagai berikut:

18
1
p = 4 .pA.( v1 + v2 )( v1 + v2 )
2 2 2 2

Sedangkan daya yang melewati penampang rotor adalah


1
P0 = 2 pA 3
Perbandingan antara daya yang dihasilkan secara mekanik pada sudu akibat gaya
angin terhadap daya total yang melalui penampang sudu.
1
(1+2) (12 22 )
2
Cp = = 1
2
2

Dimana :
Cp = koefisien daya ( power coefisient )
P = daya mekanik yang dihasilkan turbin ( watt)
P0 = daya mekanik total yang yang terkandung dalam angin yang melalui
A ( watt)
v1 = kecepatan aliran udara sebelum melewati rotor (m/s)
v2 = kecepatan aliran udara setelah melewati rotor (m/s).
A. Turbin Angin origami
Bagian ini merupakan komponen utama untuk mendapatkan semaksimal
mungkin hembusan angin. Bagian ini merupakan bagian paling sulit dibangun jika
anda berniat membangunnya sendiri. Eksperimen terus menerus dengan sabar
sehingga didapatkan kesesuaian antara kekuatan hembusan angin, ukuran baling-
baling dan kemampuan generator. Bagian bagian turbin angin dapat dilihat pada
gambar 2. 8

Pengertian Origami:
O : Ongkosnya Murah
Ri : Ringkas Dan Tangkas
Ga : Gagah Bila Sudah Jadi
Mi : Milik Kita Bertiga

Gambar 2.8 Skema turbin angin origami

19
Keterangan alat:
1. Sudu/baling baling turbin
Berfungsi mengubah hembusan angin menjadi energi kinetik untuk
memutar generator listrik. Semakin panjang baling-baling akan semakin
luas area yang di sapu, akan semakin banyak menerima terpaan angin
sehingga akan semakin besar energi putaran (mekanik) yang dihasilkan
untuk memutar generator.Adakalanya sebelum poros baling-baling
disambung ke generator listrik.
2. Poros baling baling
Berpungsi sebagai penyalur daya sebagai putaran sudu turbin ke roda
pengerak.
3. Ekor /Sirip
Berfungsi sebagai penyesuai arah kedudukan sudu turbin terhadap arah
datangnya sumber angin.
4. Generator
Berpungsi sebagai pengubah energi mekanik menjadi energi listirik.
5. Kiprok/Regulator
Sebagai pensetabil keluar arus listik dari generator.
6. Bola lampu
Sebagai beban yang di berikan.
7. Bering
Berpungsi sebagai tumpuan tiang poros turbin pengatur arah angin.
8. Tiang utama
Berpungsi sebagai penyangga keseluruhan mekanisme yang ada di atasnya
dan sebagai tumpuan saat terjadinya rotasi.
9. Pondasi/Tapak
Berpungsi sebagai tumpuan dari tiang utama.
2.8.1 Sistem Konversi Energi Angin (SKEA)
Sistem konversi energi angin merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk
mengubah energi potensial angin menjadi energi mekanik poros oleh rotor untuk
kemudian diubah lagi oleh alternator menjadi energi listrik. Prinsip utamanya
adalah mengubah energi listrik yang dimiliki angin menjadi energi kinetik poros.

20
Besarnya energi yang dapat ditransferkan ke rotor tergantung pada massa jenis
udara, luas area dan kecepatan angin. Hal ini selanjutnya akan dibahas melalui
persamaan-persamaan. Energi kinetik untuk suatu massa angin m yang bergerak
dengan kecepatan v yang nantinya akan diubah menjadi energi poros dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1
E = m 2 (Nm)
2
(Eric Hau, Wind Turbines Fundamentals (5)
Dimana:
m : massa udara yang bergerak (kg)
v : kecepatan angin (m/s)
Energi kinetik yang terkandung dalam angin inilah yang ditangkap oleh
turbin angin untuk memutar rotor.
Dengan menganggap suatu penampang melintang A, dimana udara dengan
kecepatan v mengalami pemindahan volume untuk setiap satuan waktu, yang
disebut dengan aliran volume V sebagai persamaan:
V = v.A
(Eric Hau, Wind Turbines Fundamentals (5)
Dimana:
3
V : laju volume (m /s)
v : kecepatan angin (m/s)
2
A : luas area sapuan rotor (m )
Sedangkan aliran massa dengan kecepatan udara p sebagai:
m = Av.
Persamaan-persamaan diatas menunjukkan energi kinetik dan aliran massa
yang melewati suatu penampang melintang A sebagai energi P yang ditunjukkan
dengan mensubstitusi menjadi:
1
P= 3 pA 3
2
(Eric Hau, Wind Turbines Fundamentals (6)
Dimana:
P : daya mekanik (W)
v : kecepatan angin (m/s)

21
3
: densitas udara ( rata-rata : 1,2 kg/m )
Karena setiap jenis turbin angin mempunyai karakteristik aerodinamika
yang unik, maka faktor daya sebagai fungsi dari TSR untuk setiap jenis turbin
angin juga berbeda-beda. Dengan memasukkan faktor daya Cp, sebagaimana
dijelaskan sebelumnya, gaya mekanik aktual yang dapat diperoleh dari energi
kinetik pada angin menjadi:
1
P = Cpr 2 pA 3.

(Eric Hau, Wind Turbines Fundamentals (6)

Gambar 2.9 Hubungan Antara Cpr dan TSR


Parameter utama yang mempengaruhi Cp adalah: jumlah bilah sudu,
panjang chord bilah sudu, karakteristik aerodinamis bilah sudu, NREL
menambahkan kemampuan sebuah SKEA juga dibatasi oleh rugi-rugi pada
generator dan sistem transmisi.
2.8.2 Tip Speed Ratio
Tip speed ratio (rasio kecepatan ujung) adalah rasio kecepatan ujung rotor
terhadap kecepatan angin bebas. Untuk kecepatan angin nominal yang tertentu, tip
speed ratio akan berpengaruh pada kecepatan putar rotor. Turbin angin tipe lift
akan memiliki tip speed ratio yang relatif lebih besar dibandingkan dengan turbin
angin tipe drag. Tipe speed ratio dihitung dengan persamaan:

= =
60
(Eric Hau, Wind Turbines Fundamentals (5)
Dengan:

22
= tipe speed ratio
D = diameter rotor (m)
n = putaran rotor (rpm)
v = kecepatan angin (m/s)
Grafik berikut menunjukkan variasi nilai tip speed ratio dan koefisien daya
cp untuk berbagai macam turbin angin.

Gambar 2.10 Torsi rotor untuk berbagai jenis turbin angin


2.8.3 Pemilihan Sistem Transmisi Daya
Ketika putaran rotor dan daya motor sudah ditentukan, maka generator yang
digunakan dipilih. Generator yang tersedia di pasaran memiliki karakteristik yang
berbeda satu sama lain. Setiap generator memiliki kondisi kerja masing-masing.
Untuk meneruskan daya yang dihasilkan rotor ke generator, perlu sistem
transmisi yang konfigurasinya disesuaikan dengan kebutuhan daya yang
ditransmisikan, putaran, dan konfigurasi turbin angin. Sistem transmisi daya dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok menurut rasio putaran masukan dan
keluarannya yaitu:

1. Direct drive
Direct Drive yang dimaksud adalah transmisi daya langsung dengan
menggunakan porors dan pasangan kopling. Yang penting dalam sistem transmisi
direct drive adalah tidak ada penurunan atau peningkatan putaran. Sistem

23
transmisi ini digunakan untuk meningkatkan momen gaya .Pada penerapannya,
sistem transmisi direct drive hanya menggunakan poros dan kopling jika
diperlukan. Konstruksi direct drive lebih sederhana dibandingkan yang lainnya
dan tidak memerlukan banyak ruang. Turbin angin yang putaran rotornya berada
dalam selang putaran kerja generator, maka transmisi daya yang digunakan adalah
direct drive, rotor menggerakkan generator secara langsung.
2.9 Alat Penunjang
Generator adalah peralatan elektronika mekanik yang mengubah besaran
energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Kebanyakan Generator
menggunakan rotating magnetic field, akan tetapi adakalanya alternator linear
digunakan. Pada prinsipnya, setiap generator AC dapat disebut sebagai alternator,
akan tetapi istilah tersebut sering disama artikan dengan mesin putaran kecil yang
dikendalikan oleh automotif atau mesin pembakaran internal. Salah satu contoh,
alternator digunakan sebagai mesin pembangkit listrik arus bolak-balik dengan
tenaga turbin uap yang sering dikenal sebagai turbo-alternator.
Generator menimbulkan listrik sama prinsipnya dengan generator DC, yaitu
saat medan magnet di sekitar konduktor berubah, timbul arus didalam konduktor.
Magnet yang berputar yang disebut juga sebagai rotor berputar di dalam suatu
rangkaian tetap konduktor yang terbuat dari inti besi berkumparan (inti besi yang
dililiti oleh konduktor), yang disebut dengan stator. Medan magnet terpotong
secara tepat oleh konduktor, menimbulkan arus listrik, dan yang menyebabkan
rotor berputar yaitu berupa masukan mekanik. Medan magnet berputar
menginduksi tegangan AC pada lilitan stator. Seringkali terdapat delapan buah
lilitan stator. Medan magnet berputar dapat dihasilkan melalui induksi (pada
alternator tanpa sikat), melalui magnet permanen (pada mesin yang berukuran
kecil). Medan magnet berputar barangkali dapat dihasilkan pula melalui medan
lilitan tetap dengan kutub yang berputar pada rotornya.
Mesin dengan magnet permanen mencegah kehilangan daya ketika arus
mengalir pada rotor untuk menghasilkan medan magent, akan tetapi penggunaan
magnet tersebut terbatasi pada ukuran, dan berdasarkan pada biaya material
magnet. Sejak medan magnet permanen konstan, terminal tegangan bervariasi
langsung terhadap kecepatan dari generator. Generator AC tanpa sikat merupakan

24
mesin yang besar jika dibandingkan dengan mesin berputar yang digunakan pada
umumnya.
Rangakaian sistem pengisian pada Dinamo pembangkit listrik .Ke tiga kabel
(soket) dihubungkan dengan dinamo pembangkit listri disepanjang rangkaian
kelistrikan aga26r tegangan yang dihasilkan 12Volt.
2.9.1. Spul
Spul adalah rangkaian kumparan yang digunakan untuk menimbulkan
medan magnet, jumlah kumparan pada stator ini adalah 8 buah.

Gambar2.11Dinamopembangki
2.9.2. Rangkaian pengisian pada alternator

Gambar 2.12 Rangkaian pengisian pada alternator


1. Adalah Spul magnet yang menghasilkan arus AC.
2. Adalah Kiprok yang digunakan untuk menstabilkan tegangan menjadi
12 Volt DC.
3. Adalah batterai yang digunakan menyimpan daya atau langsung ke
lampu.

25
2.9.3. Regulator (Kiprox)
Regulator adalah otak dari sistem pengisian. Regulator mengatur keduanya
baik itu voltase aki dan voltase stator, dan tergantung dari kecepatan putaran
mesin, regulator akan mengatur kemampuan kumparan rotor untuk menghasilkan
output alternator.

Gambar 2.13 IC Regulator (Kiprok)

26

Anda mungkin juga menyukai