Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODE PERENCANAAN

3.1 Diagram alir

Mulai

Studi literatur Survey Lapangan

Skema Gambar Menara

Perhitungan Kekuatan
Menara

Persiapan Alat dan Bahan

Pembuatan Kerangka Menara

Perakitan Kerangka Menara

Tidak
Pengujian Kerangka Menara
Terhadap Beban Turbin

Ya

Analisa dan Pembahasan

selesai

Gambar 3.1. Diagram Alir Perancangan Kerangka Menara Turbin


20

3.2. Skema Gambar Kerangka Menara Turbin

Gambar 3.2 Skema menara turbin Angin origami

Keterangan alat :

1. Besi baja siku profil L Tipe 40 x 40 tebal 3 mm


Sebagai kerangka menara untuk menopang beban generator turbin diatas.
2. Bracing dari besi baja siku profil L Tipe 25 x 25 tebal 2 mm
Sebagai adalah pengaku-pengaku yang mutlak diperlukan agar seluruh
kuda-kuda dapat bekerja sebagai satu sistem rangka atas dan bawah.
3. Baut mur dan elektroda
Berfungsi sebagai penyambungan bagian-bagian kerangka menara agar
memiliki kekuatan.dengan sistem penyambungan baut mur diameter 12
mm dan pengelasan.
21

3.3. Metode Perencanaan Komponen Menara Turbin Origami

Untuk mendapatkan hasil rancangan menara turbin angin yang baik,terlibih


dahulu kita mengetahui ukuran dan kekuatan masing masing komponen dari
turbin angin,untuk itu perlu dilakukan suatu perhitungan perencanaan komponen
tersebut,diantaranya:
1. Besi siku profil L tipe 40 x 40 cm untuk menara utama.
2. Besi siku profil L 25 x 25 untuk bracing menara.
3. Baut mur 12 dan elektroda RB E6010 untuk penyambungan.

3.4. Proses Pembuatan


Dalam melakukan proses pembuatan yang harus dilakukan adalah
menyiapkan alat bantu yang akan digunakan dan kemudian baru melakukan
pembuatannya, seperti dibawah ini:
3.4.1. Pembuatan Komponen Kerangka Menara
Dengan potongan besi baja profil L ini mengunakan dua bagian kerangka
yaitu kerangka atas dan bawah , dan bracing kiri dan kann. Dengan ukuran
masing-masing kerangka bawah tinggi 3 meter dan atas 2 meter, sedangkan
bracing /skur menara mengunakan besi baja profil L ukuran atas dan bawah
berbeda dibawah 40 cm keseluruhan sisi dan atas 20 cm keseluruhan
sisinya.Seperti pada gambar 3.3 dibawah ini.

Gambar 3.3 Pembuatan Komponen Kerangka


22

3.4.2. Alat Yang Digunakan


1. Mesin Las Listrik
Mesin las listrik merupakan sumber tenaga yang memberi jenis tenaga
listrik yang diperlukan serta tegangan yang cukup untuk terus melangsungkan
suatu lengkungan listrik las. Las busur listrik atau las listrik termasuk suatu proses
penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas.
Jadi sumber panas listrik ditimbulkan oleh busur api arus listrik, antara elektroda
las dan benda kerja. Mesin las listrik secara prinsip terdiri dari beberapa
komponen meliputi transformator, pendingin, pemegang elektroda, kabel las
listrik kutub positif dan kabel las listrik kutub negatif. Mesin las listrik dapat
dilihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Mesin Las Listrik


2. Mesin Gerinda Tangan
Mesin gerinda tangan digunakan untuk menghaluskan permukaan benda
kerja, misalnya pada sambun gan las. Penggerindaan dilakukan dengan
menggosokkan batu gerinda yang terpasang pada mesin gerinda terhadap
permukaan benda kerja. Batu gerinda itu dipasang pada poros yang digerakkan
oleh tenaga listrik, sehingga bilamana saklar mesin gerinda dihidupkan maka batu
gerinda itu akan berputar sesuai spesifikasi kecepatan mesin tersebut. Mesin ini
pun digunakan untuk memotong satu persatu bagian kerangka menara yang akan
dibuat . Mesin gerinda tangan dapat dilihat pada Gambar 3.5.
23

Gambar 3.5 Gerinda tangan


3. Meteran Gulung
Jenis mistar ukur ini kebanyakan terbuat dari pelat baja yang tipis dan bisa
digulung. Gulungan ini dimasukkan kotak sedemikian rupa sehingga cara
menggunakannya menjadi lebih praktis. Pada ujung dari meteran ini biasanya
diberi semacam kait guna mengaitkan ujung ukur dengan benda ukur sehingga
pengukuran menjadi lebih mudah. Gambar 3.6 menunjukkan sebuah contoh
meteran gulung yang banyak digunakan.

Gambar 3.6 Meteran gulung


4. Mesin bor
Mesin bor adalah peralatan mesin perkakas yang secara umum digunakan
untuk membuat lubang pada benda kerja. Selain itu juga berfungsi untuk
mereamer (meluaskan), mengetap, dan lain - lain. Hampir semua mesin bor
sama proses kerjanya yaitu poros utama mesin berputar dengan sendirinya mata
24

bor akan ikut berputar. Mata bor yang berputar akan dapat melakukan
pemotongan terhadap benda kerja yang dijepit pada ragum mesin. Mesin bor
dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7 Mesin Bor


3.4.3. Bahan Yang Digunakan
Dalam melakukan rancang bangun menara turbin angin adapun bahan
perencanaan yang digunakan yaitu:

1. Tiang menara
Bahan: besi baja profil siku tipe 40 x 40 tebal 3mm
2. Skur tengah menara
Bahan: besi baja profil siku tipe 25 x 25 tebal 2mm
3. Baut dan mur
Bahan : besi baja tuang, diameter 12 mm
4. Elektroda RB E6010
Bahan : baja karbon atau baja padua

3.4.4. Proses Penandaan Bahan


Proses penandaan adalah untuk pengukuran bahan yang akan dipotong.
Dalam pembuatan menara untuk turbin angin proses penandaan bahan dibagi
menjadi beberapa tahapan. Tahapan-tahapan itu ialah sebagai berikut :
1. Penandaan ukuran pemotongan bahan untuk pembuatan rangka atas
2. Penandaan ukuran pemotongan bahan untuk pembuatan rangka bawah
25

3.4.5. Proses Pemotongan Bahan


Setelah dilakukan penandaan terhadap bahan, barulah pengerjaan
pemotongan dilakukan. Pemotongan pada pembuatan menara ini menggunakan
mesin gerinda potong. Hal ini dikarenakan lebih menghemat waktu dan lebih
mudah dalam pengerjaannya. Langkah pemotongan bahan untuk pembuatan
menara ialah sebagai berikut :
1. Siapakan mesin gerinda potong
2. Siapkan bahan yang sudah diberi penandaan
3. Setel sudut kemiringan pada ragum gerinda potong
4. Tempatkan bahan pada ragum dan posisikan sesuai penandaan
5. Kencangkan ulir penekan
6. Lakukan pemotongan bahan sesuai penandaan

3.4.6. Proses Pengeboran


Proses pengeboran dilakukan guna mendapatkan lubang-lubang dengan
diameter yang diinginkan. Pembuatan lubang dilakukan pada tiang bawah dan
atas dengan diameter lubang 12 mm sebagai tempat baut untuk perakitan tiang
menara.

3.5. Proses Perakitan


Setelah komponen selesai dalam tahap perencanaan kemudian dilanjutkan
dengan melakukan perakitan pada masing masing tempat bagian yang akan dirakit
sesuai dengan urutan yang telah ditentukan, sehingga menjadi sebuah menara
yang siap digunakan sesuai dengan yang telah direncanakan.
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan dirakit Menyatukan kerangka besi
baja utama pada sisi kiri kanan menara berukuran masing-masing bagian
bawah besi profil dengan panjang 3 meter dan 2 meter disambung bagian
atas dengan cara mengelas bagian-bagian dan diberi baut mur sebagian.
2. Menyiapkan alat bantu pada saat perakitan
3. Pelaksanaan Memberi bracing atau skur agar menara lebih memiliki
kekuatan terhadap beban yang diterima menara pada saat generator
diletakkan di atasnya dengan masing2 bracing berbeda ukuran bagan bawah
26

40 cm dan atas 20 cm. Setelah semua bahan menyatu letakkan besi baja
bulat yang tersambung dengan turbin di posisi paling atas menara dengan
menambahkan bantalan besi pat berukuran 3mm untuk alasnya dengan cara
mengelas sekelilingnya agar lebih kuat dan tahan terhadap hembusan angin
4. Menentukan teknik pengikat /penyambungan dengan sistem pengelasan dan
dengan mur baut
5. Langkah akhir dilanjutkan dengan penanaman menara bagian bawah dengan
cara dicor beberapa meter bagian bawahnya.

Anda mungkin juga menyukai