Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di
seluruh dunia, di Amerika Serikat 20-35 juta kejadian diare terjadi setiap tahun, pada 16,5 juta anak
sebelum usia 5 tahun dan menyebabkan 3 5 juta kematian setiap tahunnya 1. Dalam berbagai hasil
Survei kesehatan Rumah Tangga diare menempati kisaran urutan ke-2 dan ke-3 berbagai penyebab
kematian bayi di Indonesia.

Diare adalah buang air besar (defekasi) encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer
tersebut dapat atau tanpa disertai lendir dan darah. Diare akut merupakan diare yang berlangsung
kurang dari 15 hari. Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri, parasit,
virus), keracunan makanan, efek obat-obatan, dan lain-lain. Diare dapat disebabkan oleh satu atau
lebih patofiologi, antara lain : 1).Osmolaritas intraluminal yang meninggi, disebut diare osmotik ; 2).
Sekresi cairan dan elektrolit meninggi, disebut diare sekretorik ; 3). Infeksi dinding usus, disebut
diare infeksi ; dan lain-lain. Yang berperan pada terjadinya diare akut terutama karena infeksi yaitu
faktor kausal (agent) dan faktor pejamu (host). Diagnosis diare akut ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Dehidrasi perlu diwaspadai karena
merupakan salah satu penyebab kematian pada pasien diare. Penentuan derajat dehidrasi sangat perlu
dilakukan untuk menentukan seberapa besar terapi cairan yang diberikan.

Penatalaksanaan diare akut menurut WHO terdiri dari rehidrasi (cairan oralitosmolaritas
rendah), diet, zink, antibiotik selektif (sesuai indikasi), dan edukasi kepadaorang tua pasien. Selain
itu, beberapa randomized controlled trials (RCT) dan metaanalisismenyatakan bahwa probiotik
efektif untuk pencegahan primer maupun sekunderserta untuk mengobati diare. Mekanismenya
secara singkat yaitu dengan meningkatkankolonisasi bakteri probiotik di dalam lumen saluran cerna,
sehingga seluruh epitelmukosa usus telah diduduki oleh bakteri probiotik melalui reseptor dalam sel
epitel usus,sehingga tidak terdapat tempat lagi untuk bakteri patogen untuk melekatkan diri pada
selepitel usus dan akhirnya kolonisasi bakteri patogen tidak terjadi.

[Lapsus Diare] Page 1


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI
Diare adalah perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba akibat kandungan air di dalam
tinja melebihi normal (10ml/kg/hari), yang menyebabkan peningkatan frekuensi defekasi lebih dari 3
kali sehari. Diare adalah buang air besar atau defekasi dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair
(setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau200 ml/24
jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebihdari 3 kali per hari.
Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah. Diare akut yaitu diare yang
berlangsung kurang dari 15 hari. Sedangkan menurut world gastroenterology organization global
guidelines 2005, diare akut didefinisikan sebagaipasase tinja yang cair/lembek dengan jumlah lebih
banyak dari normal, berlangsung kurang dari 14 hari.

KLASIFIKASI

Berdasarkan waktu terjadinya diare dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Diare akut adalah buang air besar lembek atau bahkan dapat berupa air saja, dengan atau
tanpa darah dan lendir, dengan frekuensi tiga kali atau lebih sering dari biasanya dalam 24
jam, dan berlangsung kurang dari 14 hari.
2. Diare persisten yaitu buang air besar lembek atau bahkan dapat berupa air saja, dengan atau
tanpa darah dan lendir, dengan frekuensi tiga kali atau lebih sering dari biasanya dalam 24
jam, dan berlangsung selama 14 hari atau lebih.
3. Diare disentri (infeksius) yaitu buang air besar lembek atau bahkan dapat berupa air saja,
dengan atau tanpa darah dan lendir, dengan frekuensi tiga kali atau lebih sering dari biasanya
dalam 24 jam dan disertai adanya darah dalam tinja

ETIOLOGI DIARE AKUT

[Lapsus Diare] Page 2


Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri, parasit, virus), keracunan
makanan, efek obat-obatan, dan lain-lain.

PATOGENESIS

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :

1. Gangguan Osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit dalam rongga
usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga
timbul diare. Proses ini paling sering menyebabkan diare, yang terjadi akibat konsumsi bahan
bahan yang tidak dapat diserap. Pada diare jenis ini kotoran akan mengeluarkan bahan-bahan yang
tidak dapat diserap, sifat diare biasanya tidak hebat, dan diare akan berkurang dengan tidak
mengkonsumsi bahan-bahan tersebut.

[Lapsus Diare] Page 3


2. Gangguan Sekresi

Akibat rangsangan tertentu ( misal oleh toksin) sel-sel pada dinding usus akan merubah
sistem transport menjadi aktif sekresi. Penyebab paling sering adalah infeksi bakteri pada usus.
Beberapa kondisi yang memungkinkan adalah setelah bakteri berkembang dalam usus, bakteri akan
menginvasi sel-sel epitel, dan menghasilkan racun. Bakteri juga dapat merangsang untuk
dikeluarkannya zat-zat perantara untuk terjadinya peradangan pada usus. Kedua mekanisme tersebut
pada akhirnya akan menyebabkan sel menjadi aktif untuk mensekresi cairan ke dalam lumen lumen
usus. Gambaran diare sekresi yaitu diare yang hebat, tidak berubah dengan puasa, tidak terdapat
gangguan ion dalam kotoran (menandakan bahwa nutrisi tetap di penyerapan dengan baik).

3. Gangguan Motilitas Usus

Adanya hiperperistaltik akan mengakibatkan kesempatan usus untuk menyerap makanan,


sehingga timbul diare, sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh
berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

PATOFISIOLOGI DIARE AKUT

Ada beberapa mekanisme patofisiologis yang terjadi, sesuai dengan penyebab diare. Virus
dapat secara langsung merusak vili usus halus sehingga mengurangi luas permukaan usus halus dan
mempengaruhi mekanisme enzimatik yang mengakibatkan terhambatnya perkembangan normal vili
enterocytes dari usus kecil dan perubahan dalam struktur dan fungsi epitel. Perubahan ini
menyebabkan malabsorbsi dan motilitas abnormal dari usus selama infeksi rotavirus .

Bakteri mengakibatkan diare melalui beberapa mekanisme yang berbeda. Bakteri non
invasive (vibrio cholera, E.coli patogen) masuk dan dapat melekat pada usus, berkembang baik
disitu, dan kemudian akan mengeluarkan enzim mucinase (mencairkan lapisan lendir), kemudian
bakteri akan masuk ke membran, dan mengeluarkan sub unit A dan B, lalu mengeluarkan cAMP
yang akan merangsang sekresi cairan usus dan menghambat absorpsi tanpa menimbulkan kerusakan
sel epitel. Tekanan usus akan meningkat, dinding usus teregang, kemudian terjadilah diare 10.

Bakteri invasive (salmonella spp, shigella sp, E.coli invasive, campylobacter) mengakibatkan
ulserasi mukosa dan pembentukan abses yang diikuti oleh respon inflamasi. Toksin bakteri dapat
mempengaruhi proses selular baik di dalam usus maupun di luar usus. Enterotoksin Escherichia coli

[Lapsus Diare] Page 4


yang tahan panas akan mengaktifkan adenilat siklase, sedangkan toksin yang tidak tahan panas
mengaktifkan guanilat siklase. E.coli enterohemoragik dan Shigella menghasilkan verotoksin yang
menyebabkan kelainan sistemik seperti kejang dan sindrom hemolitik uremik.

Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan terjadi :

1. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan


keseimbangan asam dan basa (asidosis metabolik, hipokalemia dan sebagainya).
2. Gangguan Gizi , hal ini disebabkan :

Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare dan / muntahnya akan
bertambah hebat.

Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengenceran dan susu yang
encer ini diberikan terlalu lama.

Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsopsi dengan baik
karena adanya hiperperistaltik.

3. Hipoglikemia, hal ini terjadi karena :

Penyimpanan/persediaan glikogen dalam hati terganggu.

Adanya gangguan absopsi glukosa (walaupun jarang).

Gejala hipoglikemi akan muncul jika kadar glukosa darah menurun sampai 40 mg % pada bayi dan
50 mg % pada anak-anak. Gejala hipoglikemi tersebut dapat berupa : lemas, apatis, peka rangsang,
tremor, berkeringat, pucat, syok, kejang sampai koma.

4. Gangguan sirkulasi

Sebagai akibat diare dengan/tanpa disertai muntah, dapat terjadi gangguan sirkulasi darah
berupa renjatan (shock) hipovolemik. Akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia,
asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan pendarahan dalam otak, kesadaran menurun
(soporokomatosa) dan bila tidak segera ditolong penderita dapat meninggal .

[Lapsus Diare] Page 5


Manifestasi Klinis

Infeksi usus menimbulkan tanda dan gejala gastrointestinal serta gejala lainya bila terjadi
komplikasi ekstraintestinal termasuk manifestasi neurologik. Gejala gastrointestinal bisa berupa
diare, kram perut, dan muntah. Sedangkan manifestasi sistemik bervariasi tergantung pada
penyebabnya.

Penderita dengan diare cair mengeluarkan tinja yang mengandung sejumlah ion natrium,
klorida dan bikarbonat. Kehilangan air dan elektrolit ini bertambah bila ada muntah dan kehilangan
air juga akan meningkat bila ada panas. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolik,
dan hipokalemia. Dehidrasi merupakan keadaan yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan
hipovolemia, kolaps kardiovaskular dan kematian bila tidak diobati dengan tepat. Dehidrasi yang
terjadi menurut tonisitas plasma dapat berupa dehidrasi isotonik, dehidrasi hipertonik (hipernatremik)
atau dehidrasi hipotonik.

Menurut derajat dehidrasinya bisa tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan sedang, dehidrasi berat.
Infeksi ekstraintestinal yang berkaitan dengan bakteri enterik patogen antara lain : vulvovaginitis,
infeksi saluran kemih, endokarditis, osteomielitis, meningitis, pneumonia, hepatitis, peritonitis dan
septik tromboplebitis. Gejala neurologik dari infeksi usus bisa berupa parestesia (akibat makan ikan,
kerang, monosodium glutamate), hipotoni dan kelemahan otot.

Bila terdapat panas dimungkinkan karena proses peradangan atau akibat dehidrasi. Panas
badan umum terjadi pada penderita dengan inflammatory diare. Nyeri perut yang lebih hebat dan
tenesmus terjadi pada perut bagian bawah serta rektum yang menunjukan terkenanya usus besar.
Mual dan muntah adalah gejala yang nonspesifik akan tetapi muntah mungkin disebabkan oleh
karena mikroorganisme yang menginfeksi saluran cerna bagian atas seperti: enterik virus, bakteri
yang memproduksi enteroroksin, giardia, dan cryptosporidium.

DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Anamnesis
Pasien dengan diare akut datang dengan berbagai gejala klinik tergantung pada
penyebab penyakit dasarnya. Keluhan yang terpenting adalah buang air besar dengan bentuk
tinja cair atau encer 3 kali atau lebih dalam 24 jam. Keluhan diarenya berlangsung kurang

[Lapsus Diare] Page 6


dari 15 hari. Dehidrasi dapat timbul jika diare berat dan asupan oral terbatas karena nausea
dan muntah, terutama pada anak kecil. Dehidrasi dapat bermanifestasisebagai rasa haus yang
meningkat, berkurangnya jumlah buang air kecil dengan warna urin gelap, tidak mampu
berkeringat, dan perubahan ortostatik. Pada keadaan berat dapat mengarah ke gagal ginjal
akut dan perubahan status jiwa seperti kebingungan dan pusing kepala. Dehidrasi menurut
keadaan klinisnya dapat dibagi atas tiga tingkatan:
- Dehidrasi ringan (hilang cairan 2 3% BB): gambaran klinisnya turgor kurang,suara
serak, pasien belum jatuh dalam presyok.
- Dehidrasi sedang (hilang cairan 5 8% BB): turgor buruk, suara serak, pasien jatuh
dalam presyok atau syok, nadi cepat, napas cepat dan dalam.
- Dehidrasi berat (hilang cairan 8 10% BB): tanda dehidrasi sedang ditambah
kesadaran menurun (apatis sampai koma), otot-otot kaku, sianosis.
Pemeriksaan fisik
Kelainan-kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik sangat berguna dalam
menentukan beratnya diare dari pada menentukan penyebab diare. Status volume dinilai
dengan memperhatikan perubahan ortostatik pada tekanan darah dan nadi, temperature tubuh,
dan tanda toksisitas. Pemeriksaan abdomen yang seksama merupakan hal yang penting.
Adanya dan kualitas bunyi usus dan adanya atau tidak adanya distensi abdomendan nyeri
tekan merupakan clue bagi penentuan etiologi.

Pemeriksaan penunjang
Pada pasien yang mengalami dehidrasi berat atau toksisitas berat atau diare
berlangsung lebih dari beberapa hari, diperlukan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaannya
antara lain pemeriksaan darah tepi lengkap (hemoglobin, hematokrit, leukosit, hitung jenis
leukosit), kadar elektrolit serum, ureum dan kreatinin, pemeriksaan tinja, pemeriksaan
Enzym-linked immunosorbent assay (ELISA) mendeteksi giardiasis dan tes serologi
amebiasis, dan foto x-ray abdomen. Pasien dengan diare karena virus,biasanya mempunyai
jumlah dan hitung jenis leukosit yang normal atau limfositosis.

[Lapsus Diare] Page 7


Pasien dengan infeksi bakteri terutama bakteri yang invasif ke mukosa, memiliki
leukositosis dengan kelebihan darah putih muda. Neutropenia dapat timbul pada
salmonellosis. Ureum dan kreatinin diperiksa untuk mengetahui adanya kekurangan volume
cairan dan mineral tubuh. Pemeriksaan tinja dilakukan untuk melihat adanya leukosit dalam
tinja yang menunjukkan adanya infeksi bakteri, adanya telur cacing danparasit dewasa.
Pasien yang telah mendapatkan pengobatan antibiotik dalam tiga bulan sebelumnya atau yang
mengalami diare di rumah sakit sebaiknya diperiksa tinja untuk pengukuran toksin
clostridium difficile. Rektoskopi atau sigmoidoskopi perlu dipertimbangkan pada pasien-
pasien yang toksik, pasien dengan diare berdarah atau pasien dengan diare akut persisten.
Pada sebagian besar pasien, sigmoidoskopi mungkin adekuat sebagai pemeriksaan awal. Pada
pasien dengan AIDS yang mengalami diare,
kolonoskopi dipertimbangkan karena kemungkinan penyebab infeksi atau limfoma
didaerah kolon kanan. Biopsi mukosa sebaiknya dilakukan juga jika mukosa terlihat inflamasi
berat.

PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan diare akut menurut WHO terdiri dari:
1. ORS (Oral Rehidration Solution)
Terapi terbaik pada pasien diare yang mengalami dehidrasi adalah ORS,
misalnyaoralit osmolaritas rendah. Cairan diberikan 50 200 ml/kgBB/24 jam tergantung
kebutuhan dan status hidrasi. Bila dehidrasi sedang atau berat sebaiknya diberikan cairan
intravena atau infus. Sedangkan dehidrasi ringan/sedang diberikan cairan per oral atau selang
nasogastrik, kecuali bila ada kontraindikasi. Pemberian per oral diberikan larutan oralit yang
hipotonik dengan komposisi 29 g glukosa, 3,5 g NaCl, 2,5 g Natriumbikarbonat, dan 1,5 g
KCl setiap liter.

[Lapsus Diare] Page 8


Pada keadaan dehidrasi ringan-sedang, bila anak muntah maka bias dilakukan rehidrasi
parenteral (intravena). Cairan intravena yang diberikan adalah ringer laktat atau KAEN 3B
atau NaCl dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan berat badan. Status hidrasi dievaluasi
secara berkala.
- Berat badan 3-10 kg : 200mL/kgBB/hari
- Berat badan 10-15 kg : 175 mL/kgBB/hari
- Berat badan >15kg : 135 mL/kgBB/hari
- Pasien dipantau di Puskessmas/Rumah sakit selama proses rehidrasi sambil di edukasi
tentang melakukan rehidrasi oral kepada orang tuanya.

1. Diet

[Lapsus Diare] Page 9


Jika anak menyusui, coba untuk meningkatkan frekuensi dan durasi menyusuinya. Pasien
diare tidak dianjurkan puasa, kecuali jika muntah-muntah hebat. Hindarkan susu sapi.
2. Zink
Zink merupakan mikronutrien yang penting untuk kesehatan dan perkembangan anak.
Melalui efeknya pada sistem imun dan fungsi intestinal, pemberian zink selama episode diare
akan menurunkan durasi dan parahnya diare.
3. Antibiotik
Pemberian antibiotik tidak dianjurkan pada semua pasien. Antibiotik diberikan pada pasien
jika merupakan indikasinya, seperti pada pasien disentri.
4. Edukasi
Pengetahuan yang baik seorang ibu sangat menentukan kesehatan anak. Edukasi yang
diberikan seperti cuci tangan sebelum memberi ASI, kebersihan payudara juga perlu
diperhatikan, kebersihan makanan termasuk sarana air bersih, kebersihan peralatan makanan,
dan lain-lain.
Selain lima penatalaksanaan diare yang dianjurkan menurut WHO, beberapa randomized
controlled trials (RCT) dan meta-analisis menyatakan bahwa probiotik efektif untuk
pencegahan primer maupun sekunder serta untuk mengobati diare. Manfaat probiotik selain
sebagai terapi diare akut pada anak adalah untuk pencegahan dan terapi imflamatory bowel
disease (IBD), irritable bowel syndrome (IBS), malabsorpsi laktose, necrotizing
enterocolitis, nonalcoholic fatty liver disease,pencegahan infeksi sistemik, hepatic
encepalopathy, alergi, eradikasi helicobacter pylori,kanker kolon, dan penyakit
kardiovaskuler.

KOMPLIKASI
1. Gangguan elektrolit
- Hipernatremia
Penderita diare dengan natrium plasma>150 mmol/L memerlukan pemantauan berkala
yang ketat. Tujuanya adalah menurunkan kadar natrium secara perlahan-lahan.

[Lapsus Diare] Page 10


Penurunan kadar natrium plasma yang cepat sangat berbahaya oleh karena dapat
menimbulkan edema otak. Rehidrasi oral atau nasogastrik menggunakan oralit adalah
cara terbaik dan paling aman.

- Hiponatremia
Anak dengan diare yang hanya minum air putih atau cairan yang hanya mengandung
sedikit garam, dapat terjadai hiponatremia ( Na<130 mmol/L). Hiponatremia sering
terjadi pada anak dengan Shigellosis dan pada anak malnutrisi berat dengan odema.
Oralit aman dan efekstif untuk terapi dari hampIr semua anak dengan hiponatremi.

- Hiperkalemia
Disebut hiperkalemia jika K>5 mEq/L, koreksi dilakukan dengan pemberian kalsium
glukonas 10% 0,5-1 ml/kgBB i.v pelan-pelan dalam 5-10 menit dengan monitor detak
jantung dengan EKG.

- Hipokalemia
Diakatakan hipokalemia bila K<3,5 mEq/L, koreksi dilakukan menuurut kadar K: jika
kalium 2,5-3,5 mEq/L diberikan peroral KCL 75 meq/kg BB per hari dibagi 3 dosis.
Bila <2,5 mEq/L maka diberikan secara intravena drip (tidak boleh bolus) diberikan
dalam 4 jam.

Dosisnya: (3,5-kadar K terukurx BB (kg) x0,4 +2 mEq/kgBB/24 jam) diberikan dalam


4 jam kemudian 20 jam berikutnya adalah (3,5-kadar K terukurx BBx 0,4+1/6x2
mEqxBB). Hipokalemia dapat menyebakan kelemahan otot, paralitik usus, gangguan
fungsi ginjal dan aritmia jantung.Hipokalemia dapat dicegah dan kekurangan kalium
dapat dikoreksi dengan menggunakan makanan yang kaya kalium selama diare dan
sesudah diare berhenti.

1. Demam
2. Asidosis metabolik
3. Ileus paralitik
4. Kejang
5. Muntah

[Lapsus Diare] Page 11


PENCEGAHAN
1. Mencegah penyebaran kuman patogen penyebab diare
2. Memperbaiki daya tahan tubuh pejamu

PROGNOSIS
Bila kita menatalaksana diare sesuai dengan 5 pilar diare, sebagian besar (90%) kasus diare pada
anak akan sembuh dalam waktu kurang dari 7 hari, sebagian kecil (5%) akan melanjut dan sembuh
dalam kurang dari 7 hari, sebagian kecil (5%) akan menjadi diare persisten.

BAB III

LAPORAN KASUS

Tanggal/Jam masuk RSUP NTB : 14 Januari 2015


No. RM : 553506

[Lapsus Diare] Page 12


IDENTITAS
Identitas Pasien :
Nama Lengkap : M. Mikail
Jenis Kelamin : laki-laki
Umur : 11 bulan
Agama : Islam
Alamat : Babakan Barat, Mataram
Status dalam keluarga : Anak Kandung

Identitas Keluarga
Ibu Ayah
Nama Ny. S Tn. B
Umur 30 thn 35 thn
Pendidikan SMA S1
Pekerjaan IRT Swasta

ANAMNESIS (Tanggal 16 Januari 2015, diberitahu oleh Ibu pasien)


Keluhan Utama : mencret
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RSUP NTB dengan kondisi sadar dikeluhkan mencret sejak 4 hari yang lalu
dan memberat hari ini, frekuensi mencret lebih dari tiga kali dalam sehari, saat ini pasien mengalami
mencret 5 kali perhari, konsistensi cair, warna kuning, tidak berampas, tidak berbau, tidak terdapat
lendir, dan tidak ada darah. Setiap kali buang air besar volume kotoran yang keluar sepermpat gelas
air mineral ( 50 ml). Pasien sehari sebelumnya juga mengalami muntah dengan frekuensi muntah
lebih dari 3 kali dalam sehari setiap kali diberi makan atau minum, muntah berisi air susu berwarna
putih kekuningan,saat ini pasien sudah tidak muntah lagi dan terlihat kuat menyusu. Pasien juga
dikeluhkan sempat mengalami demam yang naik turun sejak pasien mengalami mencret, pasien
menyangkal adanya keluhan batuk pilek. Frekuensi BAK pasien 4-5 kali per hari. BAK berwarna
kuning jernih, tidak pekat, darah (-). Pasien juga tampak rewel dan air mata pasien saat menangis
hanya sedikit yang keluar.

Riwayat Penyakit Sebelumnya :

[Lapsus Diare] Page 13


- Pasien mengalami demam naik turun sekitar 4 hari yang lalu
- Pesien tidak pernah mengalami hal serupa sebelumnya
- Pasien tidak pernah mengalami sakit berat yang mengharuskan masuk rumah sakit
- Riwayat alergi : pasien tidak pernah dikeluhkan muncul bentol bentol, kemerahan di kulit,
sesak setelah mengkonsumsi obat atau makanan tertentu

Riwayat Pengobatan :
- Senin 12 Januari 2015 pagi : Pasien di bawa Berobat ke Puskesmas Dasan.Cermen diberi
obat sirup penurun panas, anti muntah dan oralit, Obat penurun panas tersebut diberikan
sebanyak 1 kali pada hari itu, sedangkan oralit diberikan setiap kali BAB BPL tidak
ada perubahan
- Senin 12 januari 2015 malam : RSUD Kota Mataram diberi obat yang sama BPL
tidak ada perubahan
- Rabu 14 januari 2015 berobat ke praktek dokter spesialis di rujuk ke RSUP NTB dan
diberikan pengobatan berupa pemberian cairan melalui jalur intravena

Riwayat Penyakit Keluarga / Lingkunngan


Menurut pengakuan ibu pasien tidak ada dalam keluarga maupun lingkungan sekitar rumah
pasien yang mengalami hal serupa.

Riwayat keluarga (Ikhtisar keturunan) :


Pasien merupakan anak kedua. Anak pertama perempuan berusia 7 tahun.

30 Tahun 35 Tahun

7 Tahun 11 Bulan

[Lapsus Diare] Page 14


Riwayat Pribadi
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Pasien merupakan anak kedua. Ibu pasien melakukan ANC teratur di posyandu lebih dari 5
kali selama kehamilan. Ibu pasien tidak pernah mengalami sakit berat selama hamil, tidak pernah
mengalami demam tinggi saat hamil, dan tidak pernah mengalami hipertensi. Ibu menyangkal
mengkonsumsi obat-obatan, jamu-jamuan, alkohol, dan rokok saat hamil.
Pasien lahir cukup bulan, secara spontan dipuskesmas, dibantu oleh bidan dengan berat badan lahir
2700 gram, panjang badan lahir 50 cm. Pasien langsung menangis. Riwayat biru setelah lahir
disangkal ibu pasien, tubuh kuning tidak ada saat lahir. Riwayat demam tinggi, sesak napas dan
kejang selama persalinan disangkal.

Riwayat Nutrisi
Inisiasi menyusui dini dilakukan ibu pasien. Pasien saat ini masih diberikan ASI, pasien
mendapat ASI ekslusif hingga usia 6 bulan. Makanan pendamping ASI diberikan ibu pasien berupa
bubur kemasan setelah usia pasien lebih dari 6 bulan. Air yang digunakan untuk membuat bubur juga
berasal dari air mineral. Dalam sehari pasien makan bubur 3 hingga 4 kali dengan menggunakan
sendok teh dan piring kecil.

Riwayat Vaksinasi
Imunisasi Dasar Ulangan

BCG (+) 1x Usia 1 bulan (-)


Hepatitis B (+) 4x Usia 0 bulan (baru lahir) Usia 2, 3, 4 bulan
Polio (+) 4x Usia 1 bulan Usia 2, 3, dan 4 bulan
DPT (+) 3x Usia 2 bulan Usia 3 dan 4 bulan
Campak (+) 1x Usia 9 bulan (-)
Kesimpulan : imunisasi dasar lengkap.

Sosial dan ekonomi


Keluarga pasien termasuk dalam keadaan sosial ekonomi menengah, penghasilan perbulan
sekitar Rp.1500.000 2000.000.Pasien tinggal di daerah perkampungan yang jarak antar rumah
saling berjauhan. Penghuni rumah sebanyak 4 orang, rumah beratap genteng, lantai ubin, ventilasi

[Lapsus Diare] Page 15


ruangan cukup, kamar mandi di dalam rumah, sumber air dari air PDAM, memasak dengan kompor
kompor gas.

PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
KU : Sedang
Kes : Compos Mentis
GCS :E4V5M6
TD : tidak dievaluasi
N : 124 x/mnt
RR : 28 x/mnt
Tax : 38,4C
CRT : < 2dtk
Status Gizi
BB : 9,2 kg
PB : 75 cm
Edema : (-)
Zscore (WHO-NCHS):
BB/PB = 0 - 2 SD (Normal)
BB/U = 0 - 2 SD (Normal)
TB/U = 0 - 2 SD (Normal)
Kesimpulan : Gizi Baik
Status Generalis
Kepala:
Bentuk : Normocephalic, UUB tertutup, datar, old face (-)
Mata : Konjungtiva anemis(-/-), sklera ikterik (-/-), mata cowong (+/+), Refleks pupil (+),
isokor (pupil kiri 3 mm pupil kanan 3mm), edema palpebra (-/-)
Mulut : Bibir sianosis (-),mukosa bibir basah (+)
THT : Tanda radang (-), otorrhea (-), sekret hidung -/-, rinorrhea (-), NCH (-)
Leher : Pembesaran KGB (-)

Thorax :

[Lapsus Diare] Page 16


Inspeksi : Simetris, retraksi (-/-), iga gambang (-/-).
Palpasi : pergerakan dinding dada simetris, .
Auskultasi :
- Pulmo : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
- Cor : S1S2, tunggal, reguler, murmur (-), galop (-)

Abdomen :
Inspeksi : distensi (+), darm couture (-), hernia umbilikalis (-)
Auskultasi : Bunyi usus (+) meningkat, metalic sound (-).
Palpasi : Supel, massa (-), hepar, lien dan ren tak teraba, Turgor kulit kembali
lambat
Perkusi : timpani (+) pada seluruh lapang abdomen.

Ekstremitas:

Tungkai Atas Tungkai bawah


Kanan Kiri Kanan Kiri
Akral hangat + + + +
Edema - - - -
Pucat - - - -
Muscle wasting - - - -
Tonus otot + + + +

Kulit : kering (-), kasar (-), ikterik (-)


Urogenital : normal
Anal perianal : baggy pants (-), tanda radang (-)

RESUME

Pasien laki-laki, usia 11 bulan, mencret, konsistensi cair, warna kuning, tidak berampas, tidak
berbau, tidak terdapat lendir maupun darah.Setiap kali BAB volume yang keluar 50 ml. Keluhan
lain yaitu muntah lebih dari tiga kali setiap kali diberi makan atau minum. Pasien mengalami demam

[Lapsus Diare] Page 17


yang bersifat naik turun yang timbul sebelum mencret terjadi, keluhan batuk pilek disangkal.
Frekuensi BAK pasien 4-5 kali per hari. BAK berwarna kuning jernih, tidak pekat, darah (-).
Pasien juga tampak rewel dan air mata pasien saat menangis hanya sedikit yang keluar.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan nadi124 kali/menit, pernapasan 28 kali/menit, suhu 38,4oC. Pada
pemeriksaan kepala-leher didapatkanUUB datar, mata cowong (+/+). Pada pemeriksaan abdomen
didapatkan BU (+) meningkat, turgor kulit abdomen menurun.

DIAGNOSIS

Diare akut dengan dehidrasi ringan/sedang e.c suspect virus

RENCANA TERAPI
Planning Terapi :
- IVFD RL
Kebutuhan cairan rehidrasi intravena dengan berat badan 9,2 kg: 200mL/kgBB/hari =
200 x 9,2 = 1840 cc/24 jam 25 tpm/menit (infus set Makro)
- Antibiotik spectrum luas, Ceftriaxone 20-80 mg/kgbb/hr 184-736 mg/hr
- Paracetamol jika demam 10-15 mg/kgbb/hari 2,5 ml /kp
- Zinc 1 tablet perhari selama minimal 10 hari (1 x 20 mg) per oral
- Oralit : 5-10 mLkgBB = 46 cc 92 cc setiap kali BAB cair atau muntah.
Planning Diagnostik : Darah lengkap,feses lengkap,
Planning Monitoring
- Observasi tanda vital
- Observasi tanda-tanda dehidrasi
- Observasi pemberian cairan intravena
- Timbang berat badan tiap hari

PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Darah Lengkap
Parameter 14/01/2015 19/01/2015 20/01/2015
HB (g/dL) 11,0 10,0 10,9
HCT (%) 35,4 31,3 34,1
RBC (106/uL) 5,43 4,54 4,95
MCV (fl) 63,2 68,9 60,9
MCH (pg) 20,3 22,0 22,0

[Lapsus Diare] Page 18


MCHC (g/dL) 31,1 31,9 32,0
WBC (103/uL) 22,26 13,09 12,59
PLT (103/uL) 908 185 100

b. Pemeriksaan khusus
Tes Widal : Negatif (13/01/2015)

PROGNOSIS
Dubia Ad Bonam

KIE
Edukasi yang diberikan kepada orang tua pasien setelah pasien pulang adalah sebagai berikut:
- Orang tua diminta untuk membawa kembali anaknya ke Pusat Pelayanan Kesehatan bila diare
kembali kambuh, demam, tinja berdarah, makan atau minumnya sedikit
- Langkah promotif/preventif : ASI tetap diberikan, kebersihan perorangan ditingkatkan, cuci
tangan sebelum makan, kebersihan lingkungan ditingkatkan, buang air besar di jamban,
penyediaan air minum yang bersih, selalu memasak makanan.

FOLLOW UP PASIEN

[Lapsus Diare] Page 19


Hari/ tgl S O A P
15/01/2015 BAB cair (+) 4 KU :sedang Diare akut IVFD RL25
kali, ampas (-), RR: 36 x/menit dengan
tpm
lendir (-), darah HR:112 dehidrasi Inj
(-), muntah (+) 1 x/menit ringan/sedang
kali berisi air dan Tax:38,00C Ceftriaxone
et causa
ampas makanan, UUB agak suspect virus 3x250 mg
demam (+), kuat cekung
minum ASI (+), Paracetamol
Mata cowong
rewel (+), tampak +/+ Syr 2,5
lemah (+), minum Air mata
oralit (+), ml /kp
sedikit Zinc tablet
Turgor kulit
menurun 1 x 20 mg
Oralit 50-
100/mencre
t

17/01/2015 BAB cair (-), muntah KU :sedang Diare akut -IVFD


(-) demam (+), kuat Kes: CM dengan RL25 tpm
minum ASI, rewel(+). RR:30 x/menit dehidrasi Inj
HR:128 ringan/sedang
x/menit Ceftriaxone
et causa
Tax:37,80C suspect virus 3x250 mg
UUB datar Paracetamol
Mata cowong
-/- Syr 2,5
Air mata (+) ml /kp
Turgor kulit Zinc tablet
normal
1 x 20 mg
Oralit 50-
100/mencret
19/01/2015 BAB cair (-). KU :sedang Diare akut --IVFD
Muntah (-), kuat RR: 32 dengan RL25 tpm
minum ASI, rewel (-), x/menit dehidrasi Inj
sudah mulai aktif. HR:110 ringan/sedang
Namun masih demam x/menit Ceftriaxone
et causa
Tax:37,90C 3x250 mg
suspect virus
UUB datar Paracetamol
Mata
cowong -/- Syr 2,5
Air mata ml /kp
(+) Zinc tablet
Turgor kulit
membaik, 1 x 20 mg
kembali Oralit 50-
dengan cepat 100/mencret

21/01/2015 BAB cair (-). KU :sedang Diare akut


[Lapsus Diare]Muntah ParacetamolPage 20
(-), kuat RR: 30 tanpa dehidrasi
minum ASI, rewel (-), x/menit Syr 2,5
sudah mulai aktif. HR:120 ml /kp
Demam sudah x/menit
DAFTAR PUSTAKA

1. Atlas, Dr. Husein et al :Ilmu Kesehatan Anak, edisi ke 7, buku 2, Jakarta; Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia 1997, hal 573 761.
2. Behrman, Kliegman, Arvin, editor Prof. Dr. dr. A. Samik Wahab, SpA(K) et al : Nelson, Ilmu
Kesehatan Anak, edisi 15, buku 2, EGC 2000, hal 1028 1042.
3. Pudjiadi AH, et al, editor. Pedoman Pelayanan Medis Anak. Jilid 1, Cetakan I. Jakarta: Ikatan
Dokter Anak Indonesia : 2010
4. Gill H, Prasad J. Probiotics, immunomodulation, and health benefits. Adv ExpMed Biol
5. 2008; 606: 423-54.
6. Price, Sylvia A; Wilson, Lorraine M. : Patofisiologi Klinik, edisi ke 5, Tuberkulosis, hal 753
761.
7. Subagyo B dan Santoso NB. Diare akut dalam Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Jilid
1, Edisi 1. Jakarta: Badan penerbit UKK Gastroenterologi-Hepatologi IDAI. 2010:87-110.
8. Suraatmaja Sudaryat. Diare dalam Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Jakarta: Sagung
Seto. 2007:1-24.
9. Sanz Y, Nadal I, Snchez E. Probiotics as drugs against human gastrointestinalinfections.
Recent Pat Antiinfect Drug Discov 2007; 2: 148-56.
10. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI 2007. Buku Kuliah 2 Ilmu Kesehatan
Anak.Bagian IKA FK UI ; Jakarta
11. Tim Adaptasi WHO-Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit.
Jakarta : WHO, Depkes RI, IDAI. 2009
12. Tan, Hoan Tjay Drs.; Rahardja, Kirana Drs. : Obat obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan
Efek efek Sampingnya, edisi ke 5, cetakan ke 2, Penerbit PT Elex Media Komputindo,
Kelompok Gramedia Jakarta, Bab 9 Tuberkulostatika, hal 145 154.5.
13. Weizman Z, Asli G, Alsheikh A. Effect of a Probiotic Infant Formula onInfections in Child
14. Care Centers: Comparison of Two Probiotic Agents.Pediatrics 2008; 115: 5-9.
15. Yusuf, Sulaiman. Profil Diare di Ruang Rawat Inap. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Syiah/Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin. Sari Pediatri
Volume 13 No. 4. 2011. P 265-70.

[Lapsus Diare] Page 21

Anda mungkin juga menyukai