Anda di halaman 1dari 5

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Data Demografi
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan,
suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan, dan penanggung biaya.

3.1.2 Riwayat Sakit dan Kesehatan


1. Keluhan utama
Biasanya pasien merasa haus, pengeluaran air kemih yang berlebihan, sering keram dan lemas jika minum
tidak banyak.
2. Riwayat penyakit saat ini
Pasien mengalami poliuria, polidipsia, nocturia, kelelahan, konstipasi
3. Riwayat penyakit dahulu
Klien pernah mengalami Cidera otak, tumor, tuberculosis, aneurisma/penghambatan arteri menuju otak,
hipotalamus mengalami kelainan fungsi dan menghasilkan terlalu sedikit hormone antidiuretik, kelenjar
hipofisa gagal melepaskan hormon antidiuretik kedalam aliran darah, kerusakan hipotalamus/kelenjar
hipofisa akibat pembedahan dan beberapa bentuk ensefalitis, meningitis.
4. Riwayat penyakit keluarga
Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit
klien sekarang, yaitu riwayat keluarga dengan diabetes insipidus.
5. Pengkajian psiko-sosio-spiritual
Perubahan kepribadian dan perilaku klien, perubahan mental, kesulitan mengambil keputusan, kecemasan
dan ketakutan hospitalisasi, diagnostic test dan prosedur pembedahan, adanya perubahan peran.

3.1.3 Pemeriksaan Fisik ( ROS : Review of System )


Pemeriksaan fisik pada klien dengan diabetes insipidus meliputi pemeriksaan fisik umum per system dari
observasi keadaan umum, pemeriksaan tanda-tanda vital, B1 (breathing), B2 (Blood), B3 (Brain), B4
(Bladder), B5 (Bowel), dan B6 (Bone).
1. Pernafasan B1 (breath)
RR = 20 x/mnt, tidak ada sesak nafas, tidak ada batuk pilek, tidak memiliki riwayat asma dan suara nafas
normal.
2. Kardiovaskular B2 (blood)
TD = 130/80 mmHg, nadi = 84 x/mnt, suhu = 36,5 oC, suara jantung vesikuler. Perfusi perifer baik,
turgor kulit buruk, intake= <2500 cc/hr, output= 3000 cc/hr, IWL = 500 cc/hr,klien tampak gelisah.
3. Persyarafan B3 (brain)
Kadang pasien merasa pusing, bentuk kepala simetris, GCS= 4 5 6, pupil normal, orientasitempat-waktu-
orang baik, reflek bicara baik, pendengaran baik, penglihatan baik, penghidu baik.
4. Perkemihan B4 (bladder)
Poliuria sangat encer ( 4- 30 liter ) dengan berat jenis 1.010
osmolalitas urin 50-150 mosmol/L
5. Pencernaan B5 (bowel)
Nafsu makan baik, tidak ada mual/muntah, BAB 2 x/hr pagi dan sore. Klien tidak ada sakit maag.
6. Muskuloskeletal/integument B6 (bone)
Mandi 2 x/hr pagi dan sore, kulit bersih, turgor kulit buruk, tidak ada nyeri otot dan persendian.
3.1.4 Data Laboratorium
- osmolalitas urin 50-150 mosmol/L (n= 300-450 mosmol/L)
- osmolalitas plasma >295 mosmol/L (n= <290 mosmol/L)
- Urea N: <3 mg/dl.(normal= 3 - 7,5 mmol/L)
- Kreatinin serum: 75 IU/L. (n= <70 IU/L)
- Bilirubin direk: 0,08 mg/dl. (n= 0,1 - 0,3 mg/dl)
- Bilirubin total: 0,01 mg/dl. (n= 0,3 1 mg/dl)
- SGOT: 38 U/L. (n= 0 - 25 IU/L)
- SGPT: 18 U/L. (n= 0 - 25 IU/L)

3.2 Analisis Data


No. Data Etiologi Masalah Keperawatan

Data Subjektif
1. : px mengatakan haus, badan terasa lesu. kurangnya volume
Diabetes Insipidus cairan dalam tubuh
Data Objektif : intake= <2500 cc/hr,output= 3000 Hiperosmolaritas
cc/hr,IWL = 500 cc/hr, turgor kulit buruk. serum
Merangsang haus
Pergantian air tidak
adekuat
Volume cairan tubuh
berkurang
Data Subjektif
2. : pasien mengatakan sering kencing terlebih Perubahan eliminasi
pada malam hari. Diabetes Insipidus urin
Data Objektif : Poliuria sangat encer( Penurunan
3000cc/hr +IWL 500cc/hr), dengan berat osmolaritas urin
Hilangnya banyak
jenis 1.010, osmolalitas urin 50-150
cairan (urin)
mosmol/L. poliuria

Data Subjektif
3. : pasien mengatakan tidak tahu tentang Riwayat Diabetes Kurang pengetahuan
pengobatan dan perawatan penyakitnya Insipidus keluarga
Data Objektif : klien tidak mengikuti Minimnya informasi
instruksi secara akurat tentang pengobatan dan
perawatan DI

3.3 Diagnosa Keperawatan


1. Kurangnya volume cairan dalam tubuh berhubungan dengan ekskresi yang meningkat dan intake cairan
yang tidak adekuat.
2. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan ketidakmampuan tubulus ginjal mengkonsentrasikan urine
karena tidak terdapat ADH.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi mengenai proses penyakit, pengobatan dan
perawatan diri.

3.4 Intervensi Keperawatan


1. Kurangnya volume cairan dalam tubuh berhubungan dengan ekskresi yang meningkat dan intake cairan
yang tidak adekuat.
Tujuan: Menyeimbangkan masukan dan pengeluaran cairan
Kriteria Hasil :
a. I = O
b. Tidak terdapat tanda-tanda dehidrasi ( turgor baik, mata tidak cowong)
c. TTV dalam batas normal (n =120/80mmHg).
Intervensi Rasional
1.Mandiri 1.Mandiri
a. Pantau BB (input dan output) a. Untuk mengetahui tingkat dehidrasi
b. Pantau tanda-tanda dehidrasi b. Untuk mengetahui tingkat dehidrasi
c. Pantau TTV c. Memantau keadaan pasien
2. Kolaburasi

a. Menghindari dehidrasi

2. Kolaborasi

a. Berikan terapi cairan dengan mengganti 3.Menghindari dehidrasi


vasopressin atau dengan penyuntikan
intramuskuler ADH.
3. HE
Anjurkan pasien untuk minum banyak (2000-
2500 cc/hari)

4. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan penurunan produksi ADH


Tujuan : Eliminasi urine kembali normal
Kriteria Hasil : eliminasi urine kembali normal (0,5-1 cc/kg BB/jam)

Intervensi Rasional
1. Mandiri 1. Mandiri
a. Untuk mengetahui perubahan kondisi pasien
a. Pantau eliminasi urine yang meliputi frekuensi, b. Untuk mengembalikan pola normal eliminasi
konsistensi, bau, volume, dan warna dengan tepat. urine.
2. Kolaburasi
2. Kolaborasi a. Untuk mengetahui respon ginjal terhadap
a. Berikan terapi vasopressin atau dengan pemberian hormon ADH
penyuntikan intramuskuler ADH. b. Untuk menghindari gagal ginjal
b. Tes deprivasi cairan dilakukan dengan cara
menghentikan pemberian cairan selama 8-12 jam
atau sampai terjadi penurunan BB.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi mengenai proses penyakit, pengobatan dan
perawatan diri.
Tujuan: Memberi pemahaman kepada pasien terhadap penyakit pasien
Kriteria Hasil:
a. Klien dapat mengungkapkan mengerti tentang proses penyakit dan mengikuti instrukasi yang diberikan
secara akurat. Pengarahan obat-obatan, gejala untuk dilaporkan dan perlunya mendapatkan gelang waspada
medis.

Intervensi Rasional
1. Mandiri: 1.Mandiri
a. Jelaskan konsep dasar proses penyakit. a. Memberi pemahaman kepada pasien
b. Jelaskan pentingnya tindak lanjut rawat jalan
yang teratur. b. Agar pasien tahu pentingnya pemantauan
c. Jelaskan perlunya untuk menghindari obat yang penyakit
dijual bebas. c. Untuk menghindari semakin parahnya
penyakit

Anda mungkin juga menyukai