Menurut Benyamin Bloom (1908) tujuan pendidikan adalah mengembangkan atau meningkatkan
3 domain perilaku yaitu kognitif (cognitive domain), afektif (affective domain), dan psikomotor
(psychomotor domain). (Notoatmodjo, 2003: 127)
Menurut Notoatmodjo (2007: 139) dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk
pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni:
1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (overt behaviour). Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan:
Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek
yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam
komponen komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu
sama lain.
Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian
bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap
suatu materi atau obyek.
2. Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus
atau obyek.
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:
1) Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan
(obyek).
2) Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan
adalah suatu indikasi dari sikap.
3) Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi
sikap tingkat tiga.
4) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan
sikap yang paling tinggi.
4) Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya
tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
3. RUANG LINGKUNG PENDIDIKAN KESEHATAN
Menurut ( Notoatmodjo. S, 2003: 27 ) ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari
berbagai dimensi, antara lain: dimensi aspek kesehatan, dimensi tatanan atau tempat pelaksanaan
pendidikan kesehatan,dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan.
1. Aspek Kesehatan
Telah menjadi kesepakatan umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup empat aspek
pokok yaitu:
1. Promosi ( promotif )
2. Pencegahan ( preventif )
3. Penyembuhan ( kuratif )
4. Pemulihan ( rehabilitatif )
2. Tempat Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Menurut dimensi pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi lima
yaitu:
1. Pendidikan kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)
2. Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran murid.
3. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau karyawan yang
bersangkutan.
4. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum, yang mencakup terminal bus, stasiun,
bandar udara, tempat-tempat olahraga, dan sebagainya.
5. Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan, seperti: rumah sakit,
Puskesmas, Poliklinik rumah bersalin, dan sebagainya.
1)
2)
3)
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa peranan pendidikan kesehatan adalah
melakukan intervensi faktor perilaku sehingga perilaku individu kelompok atau masyarakat
sesuai dengan nila-nilai kesehatan. Dengan kata lain pendidikan kesehatan adalah suatu usaha
ntuk menyediakan kondisi psikologis dari sasaran agar mereka berperilaku sesuai dengan
tuntutan nilai-nilai kesehatan.
Ketika memulai diskusi pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan yang dapat
berupa pertanyaan-pertanyaan atau kasus sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar terjadi
diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus mengarahkandan mengatur sedemikian rupa
sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara dan tidak menimbulkan dominasi peserta
diskusi.
2) Curah Pendapat (brain storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sama dengan metode
diskusi kelompok. Bedanya pada permulaan pemimpin kelompok memancing dengan satu
masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan (curah pendapat).
Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan
tulis. Sebelumsemua peserta mencurahkan pendapatnya tidak boleh dikomentari oleh siapapun.
Baru setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya tiap anggota dapat mengomentari dan
akhirnya terjadi diskusi.
3) Bola salju (snow Bolling)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dan kemudian dilontarkan suatu
pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2 pasang bergabung menjadi
satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut dan mencarai kesimpulannya.Kemudian tiap
2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan
demikian seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok
4. Kelompok-kelompok kecil (Buzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz group) yang kemudian
diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan kelompok lain. Masing-masing
kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya hasil dari tiap kelompok didiskusikan
kembali dan dicari kesimpulannya.
5. Bermain peran (Role Play)
Metode ini terdiri beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk
memainkan peranan, misalnya sebagai perawat atau bidan sedangkan anggota lainnya sebagai
pasien atau anggota m atau anggota masyarakat. Mereka memperagakan misalnya bagaimana
interaksi atau berkomunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
6. Permainan simulasi (Simulation Game)
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok.pesan-pesan akan
kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara
permainan persis seperti main monopoli dengan mengunakan dadu, gaco(petunjuk arah) selain
beberan atau papan main. Beberapa orang menjadi pemain dan sebagian lagi berperan sebagai
nara sumber
3. Metode Massa (publik)
Metode pendidikan kesehatan massa dipakai untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan
yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Dengan demikian, cara
yang paling tepat adalah pendekatan massa.Promosi kesehatan tidak membedakan umur, jenis
kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya maka pesan-pesan
kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian ruapa sehingga dapat ditangkap
oleh massa tersebut.
Metode Promosi Kesehatan dapat digolongkan berdasarkan Teknik Komunikasi, Sasaran yang
dicapai dan Indera penerima dari sasaran promosi.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.