Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DASAR PENDIDIKAN KESEHATAN

1. PENGERTIAN PENDIDIKAN KESEHATAN


Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol dam
memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yang direncanakan untuk individu, kelompok atau
masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan melakukan perubahan-perubahan secara suka rela
dalam tingkah laku individu (Entjang, 1991)
Pengertian pendidikan kesehatan merupakan sejumlah pengalaman yang berpengaruh
menguntungkan secara kebiasaan, sikap dan pengetahuan ada hubungannya dengan kesehatan
perseorangan, masyarakat, dan bangsa. Kesemuanya ini, dipersiapkan dalam rangka
mempermudah diterimanya secara suka rela perilaku yang akan meninhkatkan dna memelihara
kesehatan.Menurut Wood dikutip dari Effendi (1997)
Unsur program ksehatan dan kedoktern yang didalamnya terkandung rencana untuk merubah
perilaku perseorangan dan masyarakat dengan tujuan untuk membantu tercapainya program
pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Menurut Stewart
dikutip dari Effendi (1997)
Pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan. Sedang dalam keperawatan, pendidikan kesehatan
merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang mandiri untuk membantu klien baik
individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui
kegiatan pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik. Menurut
(Notoatmodjo. S, 2003: 20)
2. TUJUAN PENDIDIKAN KESEHATAN
Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu menerapkan masalah dan
kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami apa yg dapat mereka lakukan terhadap
masalahnya, dengan sumber daya yg ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari luar, dan
mampu memutuskan kegiatan yg tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan
kesejahteraan masyarakat (Mubarak, 2009).
Menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan pendidikan kesehatan
adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan; baik secara fisik, mental dan sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi maupun
social, pendidikan kesehatan disemua program kesehatan; baik pemberantasan penyakit menular,
sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan lainnya
(Mubarak, 2009).

Menurut Benyamin Bloom (1908) tujuan pendidikan adalah mengembangkan atau meningkatkan
3 domain perilaku yaitu kognitif (cognitive domain), afektif (affective domain), dan psikomotor
(psychomotor domain). (Notoatmodjo, 2003: 127)
Menurut Notoatmodjo (2007: 139) dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk
pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni:
1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (overt behaviour). Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan:

Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek
yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam
komponen komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu
sama lain.

Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian
bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap
suatu materi atau obyek.
2. Sikap (attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus
atau obyek.
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:
1) Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan
(obyek).
2) Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan
adalah suatu indikasi dari sikap.
3) Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi
sikap tingkat tiga.
4) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan
sikap yang paling tinggi.

3. Praktik atau tindakan (practice)


Praktik ini mempunyai beberapa tingkatan:
1) Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah
merupakan praktik tingkat pertama.
2) Respon terpimpin (guided response)
Dapat dilakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah
merupakan indikator praktik tingkat dua.
3) Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu
sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.

4) Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya
tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
3. RUANG LINGKUNG PENDIDIKAN KESEHATAN
Menurut ( Notoatmodjo. S, 2003: 27 ) ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari
berbagai dimensi, antara lain: dimensi aspek kesehatan, dimensi tatanan atau tempat pelaksanaan
pendidikan kesehatan,dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan.
1. Aspek Kesehatan
Telah menjadi kesepakatan umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup empat aspek
pokok yaitu:
1. Promosi ( promotif )
2. Pencegahan ( preventif )
3. Penyembuhan ( kuratif )
4. Pemulihan ( rehabilitatif )
2. Tempat Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Menurut dimensi pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi lima
yaitu:
1. Pendidikan kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)
2. Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran murid.
3. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau karyawan yang
bersangkutan.
4. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum, yang mencakup terminal bus, stasiun,
bandar udara, tempat-tempat olahraga, dan sebagainya.
5. Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan, seperti: rumah sakit,
Puskesmas, Poliklinik rumah bersalin, dan sebagainya.

3. Tingkat Pelayanan Kesehatan

Dimensi tingkat pelayanan kesehatan pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan 5


tingkat pencegahan dari leavel and clark, sebagai berikut;
1. Promosi kesehatan seperti peningkatan gizi, kebiasaan hidup dan perbaikan sanitasi
lingkungan.
2. Perlindungan khusus seperti adanya program imunisasi.
3. Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera.
4. Pembatasan Cacat yaitu seperti kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang
kesehatan dan penyakit seringkali mengakibatkan masyarakat tidak melanjutkan
pengobatannya sampai tuntas, sedang pengobatan yang tidak sempurna dapat
mengakibatkan orang yang ber sangkutan menjadi cacat.
5. Rehabilitasi (pemulihan).
4. PRINSIP PENDIDIKAN KESEHATAN
1. Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi merupakan kumpulan
pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang dapat mempengaruhi pengetahuan
sikap dan kebiasaan sasaran pendidikan.
2. Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh seseorang kepada orang
lain, karena pada akhirnya sasaran pendidikan itu sendiri yang dapat mengubah kebiasaan
dan tingkah lakunya sendiri.
3. Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan sasaran agar individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dapat mengubah sikap dan tingkah lakunya sendiri.
4. Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan (individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat) sudah mengubah sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.

5. PERANAN PENDIDIKAN KESEHATAN


Ahli kesehatan masyarakat dalam membicarakan status kesehatan mengacu kepada H.L.Blum.
Blum menyimpulkan bahwa lingkungan mempunyai andil yang paling besar terhadap status
kesehatan. Disusul oleh perilaku mempunyai andil nomor dua. Pelayanan kesehatan, dan
keturunan mempunyai andil kecil terhadap status kesehatan.
Lawrence Green menjelaskan bahwa perilaku itu dilatar belakangi atau dipengaruhi 3 faktor
pokok yakni :

1)

Faktor-faktor prediposisi (predisposing factors)

2)

Faktor-faktor yang mendukung (enabling factors)

3)

Faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong (reinforcing factors)

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa peranan pendidikan kesehatan adalah
melakukan intervensi faktor perilaku sehingga perilaku individu kelompok atau masyarakat
sesuai dengan nila-nilai kesehatan. Dengan kata lain pendidikan kesehatan adalah suatu usaha
ntuk menyediakan kondisi psikologis dari sasaran agar mereka berperilaku sesuai dengan
tuntutan nilai-nilai kesehatan.

METODE PROMOSI KESEHATAN


A. DEFINISI METODE PROMOSI KESEHATAN
Hakekat dari pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan
kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan adanya pesean tersebut
masyarakat , kelompok, atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehtan yang
lebih baik.Pada akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap
perilaku.Hal ini dapat diartikan bahwa dengan adanya promosi kesehtan diharapka dapat
membawa akbibat terhadap perubahan perilaku kesehatan.
Promosi/pendidikan kesehatan sebgai suatu proses dimana proses tersebut mempunyai masukan
(input) dan keluaran (output). Proses pendidikan kesehatan yang menuju tercapainya tujuan
promosi yakni perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi
suatu proses pendidikan yaitu masukan, faktor metode, faktor materi atau pesannya, pendidikan
atau petugas yang melakukannya dan alat-alat bantu atau media yang digunakan untuk
menyampaikan pesan.
Agar mencapai hasil yang maksimal maka faktor-faktor tersebut harus bekerja sama secara
harmonis. Kondisi ini berarti bahwa untuk masukan (sasaran pendidikan) tertentu harus
menggunakan cara tertentu . Materi dan alat harus disesuaikan dengan sasaran. Untuk sasaran
kelompok metodenya harus berbeda dengan sasaran massa demikian juga dengan sasaran
individu.Sasaran massa harus berbeda dengan sasaran individual.
Pengertian Metode dalam Promosi Kesehatan Metode (method), secara harfiah berarti cara.
Selain itu metode atau metodik berasal dari bahasa Greeka, metha, (melalui atau melewati), dan
hodos (jalan atau cara), jadi metode bisa berarti jalan atau cara yang harus di lalui untuk
mencapai tujuan tertentu Metode adalah cara teratur/sistematis yang digunakan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai tujuan sesuai dengan yang dikehendaki.

B. JENIS METODE PROMOSI KESEHATAN


Beberapa metode promosi kesehatan adalah metode individual, metode kelompok dan metode
massa(publik).
1. Metode Individual (Perorangan)
Metode individual dalam pendidikan kesehatan digunakan untuk membantu perilaku baru atau
membina seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi.
Contohnya seorang ibu hamil yang tertarik terhadap imunisasi tetanus toksoid (TT) setelah
mendapat/mendengarkan penyuluhan kesehatan. Pendekatan agar ibu hamil segera minta
imunisasi adalah ibu hamil tersebut didekati secara perorangan. Pendekatan pada perongan
diartikan tidak hanya ibu saja yang didekati tetapi juga suami atau keluarga dari ibu hamil
tersebut.
Bentuk pendekatan pada metode individual antara lain:
a. Interview (wawancara)
Interview atau wawancara sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara petugas kesehtan dengan klien ditujukan untuk menggali informasi mengapa
individu tidak atau belum menerima perubahan, individu tertarik atau belum mnerima
perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu
mem[punyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan
yang lebih mendalam.
b. Bimbingan dan penyuluhan
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas kesehatan lebih intensif .Setiap masalah
yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan
dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut.
2. Metode Kelompok
Memilih metode kelompok harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan
formal dari sasaran.
a. Kelompok Besar
Kelompok besar adalah apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk
kelompok besar antara lain ceramah dan seminar.
1) Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
2) Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke
atas.Seminar adalah suatu penyajian dari seorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu
topik yang dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.
b. Kelompok Kecil
Bila peserta kegiatan kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil.Metode metode
yang cocok untuk kelompok kecil adalah:
1) Diskusi Kelompok
Semua anggota kelompok dalam diskusi kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi,
maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadaphadapan atau saling memandang satu sama lain. Misal dalam bentuk lingkaran atau segi empat.
Pimpinan diskusi juga duduk diantara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan ada yang lebih
tinggi.

Ketika memulai diskusi pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan yang dapat
berupa pertanyaan-pertanyaan atau kasus sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar terjadi
diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus mengarahkandan mengatur sedemikian rupa
sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara dan tidak menimbulkan dominasi peserta
diskusi.
2) Curah Pendapat (brain storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sama dengan metode
diskusi kelompok. Bedanya pada permulaan pemimpin kelompok memancing dengan satu
masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan (curah pendapat).
Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan
tulis. Sebelumsemua peserta mencurahkan pendapatnya tidak boleh dikomentari oleh siapapun.
Baru setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya tiap anggota dapat mengomentari dan
akhirnya terjadi diskusi.
3) Bola salju (snow Bolling)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dan kemudian dilontarkan suatu
pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2 pasang bergabung menjadi
satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut dan mencarai kesimpulannya.Kemudian tiap
2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan
demikian seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok
4. Kelompok-kelompok kecil (Buzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz group) yang kemudian
diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan kelompok lain. Masing-masing
kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya hasil dari tiap kelompok didiskusikan
kembali dan dicari kesimpulannya.
5. Bermain peran (Role Play)
Metode ini terdiri beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk
memainkan peranan, misalnya sebagai perawat atau bidan sedangkan anggota lainnya sebagai
pasien atau anggota m atau anggota masyarakat. Mereka memperagakan misalnya bagaimana
interaksi atau berkomunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
6. Permainan simulasi (Simulation Game)
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok.pesan-pesan akan
kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara
permainan persis seperti main monopoli dengan mengunakan dadu, gaco(petunjuk arah) selain
beberan atau papan main. Beberapa orang menjadi pemain dan sebagian lagi berperan sebagai
nara sumber
3. Metode Massa (publik)
Metode pendidikan kesehatan massa dipakai untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan
yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Dengan demikian, cara
yang paling tepat adalah pendekatan massa.Promosi kesehatan tidak membedakan umur, jenis
kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya maka pesan-pesan
kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian ruapa sehingga dapat ditangkap
oleh massa tersebut.
Metode Promosi Kesehatan dapat digolongkan berdasarkan Teknik Komunikasi, Sasaran yang
dicapai dan Indera penerima dari sasaran promosi.

1. Berdasarkan Teknik Komunikasi


a. Metode penyuluhan langsung.
Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau bertatap muka dengan
sasaran. Termasuk di sini antara lain : kunjungan rumah, pertemuan diskusi (FGD), pertemuan di
balai desa, pertemuan di Posyandu, dll.
b. Metode yang tidak langsung.
Dalam hal ini para penyuluh tidak langsung berhadapan secara tatap muka
dengan sasaran, tetapi ia menyampaikan pesannya dengan perantara (media).
Umpamanya publikasi dalam bentuk media cetak, melalui pertunjukan film, dsb
2. Berdasarkan Jumlah Sasaran Yang Dicapai
a. Pendekatan Perorangan
Dalam hal ini para penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak
langsung dengan sasaran secara perorangan, antara lain : kunjungan rumah
hubungan telepon, dan lain-lain
b. Pendekatan Kelompok
Dalam pendekatan ini petugas promosi berhubungan dengan sekolompok
sasaran. Beberapa metode penyuluhan yang masuk dalam ketegori ini antara
lain : Pertemuan, Demostrasi, Diskusi kelompok, Pertemuan FGD, dan lain-lain
c. Pendekatan Masal
Petugas promosi kesehatan menyampaikan pesannya secara sekaligus
Kepada sasara yang jumlahnya banyak. Beberapa metode yang masuk dalam
golongan iniadalah : Pertemuan umum, pertunjukan kesenian, Penyebaran
tulisan/poster/media cetak lainnya, Pemutaran film,dll
3. Berdasarkan Indera Penerima
a. Metode Melihat/Memperhatikan. Dalam hal ini pesan diterima sasaran melalui indera
penglihatan, seperti : Penempelan Poster, Pemasangan Gambar/Photo, Pemasangan Koran
dinding, Pemutaran Film
b. Metode Pendengaran. Dalam hal ini pesan diterima oleh sasaran melalui indera
pendengar,umpamanya : Penyuluhan lewat radio, Pidato, Ceramah, dll
c. Metode Kombinasi. Dalam hal ini termasuk : Demonstrasi cara (dilihat, didengar,
dicium,diraba dan dicoba)
C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MASING-MASING METODE
1. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah adalah suatu hubungan langsung antara penyuluh dengan
masyarakat sasaran dan keluarganya di rumah ataupun ditempat biasa mereka
berkumpul. Biasanya kegiatan ini disebut anjang sono, anjang karya, dsb.
Cara melakukannya metode kunjungan rumah dengan memperhatikan hal-hal seperti berikut :

1.
2.
3.
4.
5.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Ada maksud dan tujuan tertentu


Tepat waktunya dan tidak membuang-buang waktu
Rencanakan beberapa kunjungan berurutan untuk menghemat waktu
Kunjungi pula sasaran yang jauh dan terpencil
Metode ini untuk memperkuat metode-metode lainnya atau bila metode-metode lainnya tidak
mungkin.
Selama berkunjung harus diingat hal-hal seperti :
Membicarakan soal-soal yang menarik perhatian
Biarkan keluarga sasaran berbicara sebanyak-banyaknya dan jangan memotong
pembicaraannya
Bicara bila keluarga sasaran itu ingin mendengarkannya
Bicara dalam gaya yang menarik sasaran
Pergunakan bahasa umum yang mudah, bicara pelan-pelan dan suasana
menyenangkan
Harus sungguh-sungguh dalam pernyataan
Jangan memperpanjang mempersilat lidah
Biarkan keluarga sasaran merasa sebagai pemrakarsa gagasan yang baik
Harus jujur dalam mengajar maupun belajar
10. Meninggalkan keluarga sasaran sebagai kawan
11. Catat tanggal kunjungan, tujuan, hasil dan janji
12. Membawa surat selebaran, brosur, dsb untuk diberikan kepada keluarga
sasaran. Ini akan menjalin persahabatan
Kelebihan metode kunjungan rumah adalah :
Mendapat keterangan langsung perihal masalah-masalah kesehatan
Membina persahabatan
Tumbuhnya kepercayaan pada penyuluh bila anjuran-anjurannya diterima
Menemukan tokoh-tokoh masyarakat yang lebih baik
Rintangan-rintangan antara penyuluh dengan keluarga sasaran menjadi kurang
Mencapai juga petani yang terpencil, yang terlewat oleh metode lainnya
Tingkat pengadopsian terhadap perilaku kesehatan yang baru lebih tinggi

Keterbatasan metode Kunjungan rumah adalah :


1. Jumlah kunjungan yang mungkin dilakukan adalah terbatas
2. Kunjungan-kunjungan yang cocok bagi keluarga sasaran dan penyuluh adalah terbatas sekali
3. Kunjungan yang terlalu sering pada satu keluarga sasaran akan menimbulkan prasangka pada
keluarga lainnya
2. Pertemuan Umum
Pertemuan umum adalah suatu pertemuan dengan peserta campuran dimana
disampaikan beberapa informasi tertentu tentang kesehatan untuk dilaksanakan oleh masyarakat
sasaran.
Cara melakukannya dengan perencanaan dan persiapan yang baik, seperti :

1.
2.
3.
4.

Rundingkan dahulu dengan orang-orang yang terkait


Konsultasi dengan tokoh-tokoh setempat dan buatlah agenda acara sementara
Jaminan kedatangan para nara sumber lainnya (bila diperlukan)
Usahakan ikut sertanya semua golongan di tempat itu.

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pertemuan umum adalah :


1. Rapat diselenggarakan ditempat yang letaknya strategis, dengan penerangan dan udara yang
segar
2. Waktu yang dipilh adalah waktu luang masyarakat
3. Pada siang hari, bila tempat-tempat tinggal orang berjauhan
4. Tepat memulai dan mengakhiri pertemuan
5. Perhatikan ditujukan kepada tujuan pertemuan dengan memberikan kesempatan untuk
berdiskusi. Hindari pertengkaran pendapat
6. Anjuran mempergunakan alat-alat peraga
7. Usaha-usaha menarik perhatian, menggugah hai dan mendorong kegiatan
8. Memberikan penghargaan kepada semua golongan yang hadir
9. Libatkan tokoh-tokoh masyarakat setempat
10.Usahakan kegiatan lanjutan (bila ada)
11.Berikan selembaran-selembaran yang sesuai dengan materi yang didiskusikan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Kelebihan metode pertemuan kelompok adalah :


Banyak orang yang dicapai
Menjadi tahap persiapan untuk metode lainnya
Perkenalan pribadi dapat ditingkatkan
Segala macam topik/judul dapat diajukan
Adopsi suatu anjuran secara murah/sedikit biaya
Kekurangan / keterbatasannya :
Tempat dan sarana pertemuan tidak selalu cukup
Waktu untuk diskusi biasanya terbatas sekali
Pembahasan topik sedikit lebih sulit karena peserta yang hadir adalah campuran
10.Kejadian-kejadian di luar kekuasaan seperti cuaca buruk, dsb dapat
mengurangi jumlah kehadiran
3. Pertemuan Diskusi ( Kelompok Diskusi Terfokus )
Pertemuan diskusi adalah untuk kelompok yang lebih kecil atau lebih sedikit
pesertanya yaitu berkisar 12-15 orang saja. Harus ada partisipasi yang baik dari
peserta yang hadir.Biasanya dipergunakan untuk menjelasan suatu informasi yang
lebih rinci dan mendetail sertapertukaran pendapat mengenai perubahan perilaku kesehatan.

Keberhasilan pertemuan FGD banyak tergantung dari petugas penyuluh untuk :


1. Memperkenalkan soal yang dapat perhatian para peserta
2. Memelihara perhatian yang terus menerus dari para peserta
3. Memberi kesempatan kepada semua orang untuk mengemukakan pendapatnya dan menghindari
dominasi beberapa orang saja
4. Membuat kesimpulan pembicaraan-pembicaraan dan menyusun saran-saran yangdiajukan
5. Berikan bahan-bahan informasi yang cukup agar peserta sampai pada kesimpulan yang tepat.

4. Demonstrasi cara atau percontohan


Demontrasi adalah memperlihatkan secara singkat kepada suatu kelompok
bagaimana melakukan suatu perilaku kesehatan baru. Metode ini lebih menekankan pada
bagaimana cara melakukannya suatu perilaku kesehatan. Kegiatan ini bukan lah suatu percobaan
atau pengujian, tetapi sebuah usaha pendidikan. Tujuannya adalah untuk meyakinkan orangorang bahwa sesuatu perilaku kesehatan tertentu yang dianjurkan itu adalah berguna dan praktis
sekali bagi masyarakat. Demonstrasi ini mengajarkan suatu ketrampilan yang baru.
Cara melakukannya dengan segala perencanaan dan persiapan yang diperlukan, seperti :
1. Datang jauh sebelum kegiatan di mulai untuk memeriksa peralatan dan bahan yangdiperlukan
2. Mengatur tempat sebaik mungkin, sehingga semua peserta dapat melihatnya dan ikut dalam
diskusi
3. Demonstrasi dilakukan tahap demi tahap sambil membangkitkan keinginan peserta untuk
bertanya-tanya
4. Berikan kesempatan pada wakil peserta untuk mencoba ketrampilan perilaku yang baru
5. Berikan selebaran yang cepat (brosur, dll) yang bersangkutan dengan demostrasi itu Anjuran :
6. Pilihlah topik yang berdasarkan keperluan masyarakat
7. Demonstrasi dilakukan tepat masanya
8. Pengumuman yang luas sebelum waktunya untuk menarik banyak perhatian danpeserta
9. Pergunakan alat-alat yang mudah di dapat orang
10. Hilangkan keraguan-raguan, tetapi hindarikan pertengkaran mulut
11. Hargai cara-cara yang biasa dilakukan masyarakat
Kelebihan / keuntungan metode demontrasi adalah::
1. Cara mengajar ketramilan yang efekif
2. Merangsasang kegiatan
3. Menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri
Kekurangan / keterbatasannya metode demontrasi adalah :
1. Memerlukan banyak persiapan, peralatan dan ketrampilan
2. Merugikan bila demonstrasi dilaksanakan dengan kualitas yang buruk

Anda mungkin juga menyukai