Anda di halaman 1dari 21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Wawan A & Dewi M (2010; h. 11) mengatakan, pengetahuan

adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

mengadakan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia

yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba dengan

sendiri. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata

dan telinga, pengetahuan merupakan domian yang sangat penting

dalam membentuk tindakan.

Nasir A, et al (2011; h. 3) mengatakan pengetahuan yang

dimiliki oleh seseorang yang mengetahui sesuatu objek, dilihat dari

jenis pengetahuan yang dibangun. Pengalaman-pengalaman yang

diperoleh manusia membuahkan prinsip-prinsip yang lewat

penalaran rasional, kejadian-kejadian yang berlaku di alam itu dapat

dimengerti. Struktur pengetahuan manusia menunjukan tingkatan-

tingkatan dalam hal mencangkup kebenaran. Pengetahuan inderawi

merupakan struktur terendah dan tingkat pengatahuan yang lebih

tinggi adalah pengetahuan rasional dan intuitif.

12
13

b. Jenis pengetahuan

Adapun jenis pengetahuan itu berupa (Nasir A, et al, 2011;

h. 4-5):

1) Pengetahuan biasa disebut juga Knowledge of the man in the

street atau ordinary knowledge. Pengetahuan ini bersifat

subjektif, artinya sangat terikat pada subjek yang mengenal.

Maka, pengetahuan tahap pertama ini memiliki sifat selalu benar

sejauh sarana untuk memperoleh pengetahuan bersifat normal

atau tidak ada penyimpangan.

2) Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang telah menetapkan

objek uang khas dengan menetapkan metodologis yang khas.

Artinya, metodologis yang memiliki kandungan kebenaran dari

jenis pengetahuan ilmiah selalu mendapatkan revisi yaitu selalu

diperkaya oleh ahli penemuan yang paling mutakhir.

3) Pengetahuan filsafat adalah sejenis pengetahuan yang

pendekatannya melalui metodologi pemikiran filsafat yang

bersifat mendasar dan menyeluruh dengan model pemikiran

yang analistis, kritis dan spekulatif.

4) Pengetahuan agama adalah jenis pengetahuan yang terkandung

dalam pengetahuan agama. Pengetahuan agama bersifat

dogmatis, artinya pernyataan dalam suatu agama selalu di

hampiri oleh keyakinan yang telah ditentukan sehingga

pernyataan-pernyataan dalam ayat-ayat kitab suci pada agama

memiliki nilai kebenaran sesuai dengan keyakinan yang


14

digunakan untuk memahaminya. Pengetahuan ini juga bersifat

mutlak dan wajib.

c. Tingkat Pengetahuan di dalam domain kognitif

Pengetahuan yang mencangkup domain kognitif mempunyai

beberapa tingkatan (Wawan A & Dewi M, 2010; h. 12-14), yaitu:

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan

yang paling rendah

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang suatu objek yang diketahui,

dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi sebenarnya. Aplikasi ini dapat diartikan sebagai aplikasi

atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.


15

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi

masih dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya

satu sama lain.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan demikian sintesis yaitu suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada suatu kriteria

yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang

telah ada.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang (Wawan A & Dewi M, 2010; h. 16-18), yaitu :

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita

tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi

kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.


16

Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-

hal yang menunjang kesehatan.

Menurut Dewi PP & Musfiroh M (2013) mengatakan bahwa

pengetahuan tentang Antenatal Care (ANC) dipengaruhi oleh

tingkat pendidikan yang dalam penelitiannya mendapatkan hasil

terbanyak adalah SMA atau sederajat dengan persentase 47%.

2) Pekerjaan

Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih

banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan,

berulang, dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya

merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu

akan mempunyai pengaruh kehidupan keluarga.

Menurut Dewi PP & Musfiroh M (2013) mengatakan bahwa

pekerjaan mempengaruhi perilaku seseorang untuk melakukan

pemeriksaan kehamilan yang dalam penelitiannya mendapatkan

hasil terbanyak yaitu sebagian besar tidak bekerja (ibu rumah

tangga) sebanyak 58%. Walaupun sebagian besar responden

tidak bekerja, tetapi pengetahuan tentang ANC sudah cukup

baik.

3) Umur

Menurut Narusalam (2003) dalam Wawan A & Dewi M

(2010), usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat

dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok

(1998) dalam Wawan A & Dewi M (2010) semakin cukup umur,


17

tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang

dalam bekerja dan berfikir.

Menurut Dewi PP & Musfiroh M (2013) mengatakan bahwa

pengetahuan tentang ANC dipengaruhi oleh umur yang sebagian

besar responden adalah ibu-ibu yang masih berada pada masa

reproduktif yaitu pada umur 20-35 tahun dengan persentase

58%.

4) Paritas

Paritas merupakan jumlah kehamilan yang menghasilkan

janin yang mampu hidup diluar rahim. Paritas 3 merupakan

faktor terjadinya anemia, hal ini disebabkan karena terlalu sering

hamil dapat menguras cadangan zat gizi tubuh ibu.

Menurut Dewi PP & Musfiroh M (2013) mengatakan bahwa

pengetahuan tentang ANC dipengaruhi oleh paritas dan dalam

penelitian ini diketahui sebagian besar ibu mempunyai paritas 0

dengan persentase 19%.

5) Status sosial ekonomi

Status sosial ekonomi adalah salah satu tingkatan atau

strata sosial dalam masyarakat yang bisa dinilai dari rata-rata

jumlah penghasilan atau pendapatan serta jumlah harta benda

yang dimiliki oleh seseorang.

Menurut Dewi PP & Musfiroh M (2013) mengatakan bahwa

pengetahuan berhubungan dengan jumlah pendapatan

responden yang sebagian besar <Rp 800.000,- yaitu sebanyak

69%.
18

6) Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. Sikap dan

perilaku ibu pada masa kehamilan (Mubarak WI, 2012; h. 281-

285), terdiri dari :

a) Persiapan penerimaan kehamilan

(1) Fase I (fase adaptasi)

(2) Fase II (fase penerimaan)

b) Persiapan menjadi orang tua

c) Perubahan-perubahan perilaku selama kehamilan

e. Penilaian langkah pengetahuan

Menutur Arikunto (2006) dalam Wawan A & Dewi M (2010),

pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan

dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:

1) Baik : Hasil presentase 76%-100%

2) Cukup : Hasil presentase 56%-75%

3) Kurang : Hasil presentase > 56%

2. Antenatal Care (ANC)

a. Definisi

ANC merupakan cara penting untuk memonitor dan

mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan

kehamilan normal. Kehamilan berkembang dengan normal dan

menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir,


19

namun itu kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. (Kusmiyati,

et al, 2010; h.7)

ANC atau disebut sebagai pelayanan antenatal merupakan

seorang wanita hamil yang menerima pelayanan kesehatan yang

diselenggarakan secara kompleks. Kunjungan antenatal selama

kehamilan diberikan sekitar 12-16 kali kunjungan, dengan tujuan

untuk mencegah atau mengidentifikasi dan mengobati kondisi yang

dapat mengancam kesehatan janin atau bayi baru lahir atau ibu, dan

membantu wanita hamil untuk menghadapi kehamilan dan persalinan

sebagai pengalaman positif. (WHO, 2013; h. 2)

Menurut Matenal Neonatal Health (MNH), ANC merupakan

prosedur rutin yang dilakukan oleh petugas (dokter atau bidan atau

perawat) dalam membina suatu hubungan dalam proses pelayanan

ibu hamil untuk mempersiapkan persalinannya.

b. Pelayanan ANC

Menurut Depkes Jateng (2010) dalam Hani U, et al, (2011; h. 12)

Pelayanan ANC memiliki cakupan kunjungan yang penting untuk

diperhatikan, antara lain:

1) Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1

Pelayanan kesehatan ibu hamil meliputi pelayanan

kesehatan antenatal, pertolongan persalinan dan pelayanan

kesehatan nifas. Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau

melalui pelayanan Kunjungan Pertama (K1) ibu hamil untuk

melihat akses dan pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar

paling sedikit empat kali atau Kunjungan Keempat (K4) dengan


20

distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah minimal

1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua dan

2 kali pada triwulan ketiga umur kehamilan.

2) Cakupan kunjungan Ibu hamil K-4

Cakupan kunjungan ibu hamil K4 adalah cakupan ibu

hamil menerima manfaat yang maksimum dari kunjungan-

kunjungan antenatal, jika ibu tersebut memperoleh sedikitnya

4 kali kunjungan kehamilan (dengan distribusi pemberian

pelayanan minimal 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada

triwulan kedua dan 2 kali pada triwulan ketiga umur kehamilan) di

satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Kunjungan ibu hamil sesuai standar adalah pelayanan

yang mencakup minimal: (1) Timbang badan dan ukur tinggi

badan, (2) Ukur tekanan darah, (3) Skrining status imunisasi

tetanus (pemberian Tetanus Toksoid), (4) Ukur tinggi fundus

uteri, (5) Pemberian tablet besi (90 tablet selam kehamilan), (6)

Temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal & konseling),

(7) Test laboratorium sederhana (Hb, protein urin) dan atau

berdasarkan indikasi (HbsAG, Sifilis, HIV, Malaria, TBC).

Indikator tersebut untuk mengukur kemampuan

manajemen program KIA dalam melindungi ibu hamil sehingga

kesehatan janin terjamin melalui penyediaan pelayanan

antenatal.
21

c. ANC Terfokus

Hani U, et al (2011; h. 6-9) mengatakan peran ANC dalam

mempromosikan kelangsungan hidup ibu dan bayi baru lahir secara

logis merupakan hal yang sangat rumit karena ada banyak yang

mempengaruhi efektifitas dari asuhan tersebut, disamping mutu dari

asuhan itu sendiri. Agar dapat efektif dalam mempromosikan

kelangsungan hidup ibu dan anak, maka ANC harus berfokus pada

hal-hal sebagai berikut:

1) Semua intervensi yang memang sudah jelas menguntungkan

dalam hal mengurangi penyakit dan angka kematian ibu dan

anak.

2) Cara yang paling baik untuk penyediaan jasa asuhan ini.

Tujuan dari ANC yang terfokus, meliputi antara lain :

1) Peningkatan kesehatan dan kelangsungan hidup, melalui hal-hal

sebagai berikut.

a) Pendidikan dan konseling kesehatan tentang:

(1) Tanda-tanda bahaya dan tindakan yang tepat

(2) Bidang utama dari asuhan diri sendiri seperti gizi,

termasuk suplemen mikronutrisi serta hidrasi, persiapan

pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif dan segera,

pencegahan dan pengenalan gejala-gejala Penyakit

Menular Seksual (PMS), pencegahan malaria, dan infeksi

cacing.

b) Pembuatan rencana persalinan, termasuk juga kesiapan

menghadapi komplikasi
22

c) Penyediaan imunisasi Tetanus Toxoid (TT)

d) Penyediaan mikronutrisi profilaksis termasuk zat besi dan

folat

e) Penyediaan Intermittent Preventive Treatment (IPT) dan

Sulfadoxine Pyrimethamine (SP), terutama bagi primigravida

dan multigravida pada wilayah-wilayah yang terlanda malaria

endemik secara berselang

f) Penyediaan pengobatan anhelminth (pemberantasan

penyakit cacingan) diwilayah investasi cacing gelang

g) Pemberian kemudahan untuk pemberdayaan klien agar bisa

secara aktif terlibat dengan gizi dan kesiapan menghadapi

kelahiran

2) Pendeteksian secara dini tanda-tanda penyakit atau komplikasi

yang bisa mempengaruhi kesehatan dan kelangsungan hidup ibu

dan bayi baru lahir.

a) Anemia parah

b) Proteinuria

c) Hipertensi

d) Syphilis dan PMS lainnya tergantung pada tingkat

keberadaannya pada populasi setempat

e) Human Immunodeficiency Virus (HIV)

f) Malpresentasi janin setelah minggu ke-36

g) Kegiatan janin (pergerakan dan Detak Jantung Janin (DJJ)

yang terlihat atau dilaporkan)


23

3) Intervensi yang tepat waktu untuk penatalaksanaan suatu

penyakit atau komplikasi.

a) Anemia parah

b) Pendarahan selama kehamilan

c) Hipertensi yang disertai proteinuria dengan atau tanpa

eklampsia

d) Syphilis, Chlamydia, Gonorhoe, Herpes, serta PMS lainnya

yang ada di wilayah setempat

e) HIV

f) Malpresentasi atau kelainan (letak sungsang, melintang,

kembar, hidrocephalus) setelah minggu ke-36

g) Kematian janin

h) Kondisi medis yang terjadi secara bersamaan, seperti

tuberculosis, diabetes, hepatitis, dan demam rematik

Isi Asuhan ANC Terfokus

1) Peningkatan kesehatan dan komunikasi antar pribadi

Pendidikan dan komuniasi antar pribadi harus didasarkan

pada prinsip-prinsip pendidikan orang dewasa serta menghormati

martabat dari para klien tersebut. Keluarga dan orang terdekat

harus dilibatkan dalam pendekatan terhadap pendidikan ini

beserta pemecahan masalahnya.

2) Kesiapan kelahiran yang berfokus pada klien dan masyarakat

ANC memberikan kesempatan bagi klien untuk belajar

mengetahui dan mempercayai sistem asuhan melalui bidan. ANC

sebaiknya bisa diakses oleh wanita, akses ini juga harus


24

memperhitungkan akses kultural, waktu, dan letak geografisnya,

seperti ANC-nya akan berlangsung di rumah, ditempat

penyediaan jasa dipusat kesehatan primer, atau ditingkat

rujukan.

ANC harus secara terus-menerus terfokus kembali pada klien

serta lingkungannya untuk memaksimalkan kesempatan memperoleh

hasil kehamilan yang positif baik bagi ibu maupun bagi bayi.

d. Standar ANC

Asrinah, et al (2010; h. 7-8) mengatakan ANC yang baik

sangat penting untuk hasil kehamilan yang baik karena sebagian

besar dari kematian ibu bisa dihindarkan. Maka pelayanan yang

diberikan harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

1) Pelayanan kebidanan meliputi 24 standar yang dapat

dikelompokan sebagai berikut:

a) Standar pelayanan umum (2 standar)

b) Standar pelayanan antenatal (6 standar)

c) Standar pelayanan persalinan (4 standar)

d) Standar pelayanan nifas (3 standar)

e) Standar pelayanan kegawatdaruratan obstertri neonatal (9

standar)

Terdapat 6 standar dalam standar pelayanan antenatal atau ANC

sebagai berikut:

a) Standar 1 : Identifikasi ibu hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah, berinteraksi

dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan


25

penyuluhan dan memotivasi ibu, suami, dan anggota

keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan

kehamilannya sejak dini dan secara teratur.

b) Standar 2 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal

Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan

antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesa serta

pemantauan ibu dan janin secara seksama untuk menilai

perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus

mengenal kehamilan resti atau kelainan, terutama anemia,

kurang gizi, hipertensi, PMS atau infeksi HIV, memberikan

pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan

serta tugas terkait lain yang diberikan oleh puskesmas. Bidan

harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila

ditemukan kelainan, bidan harus mampu mengambil tindakan

yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.

c) Standar 3 : Palpasi abdominal

Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara

seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia

kehamilan dan bila usia kehamilan bertambah, memeriksa

posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke

rongga panggul, mencari kelainan letak, melakukan rujukan

tepat waktu.
26

d) Standar 4 : Pengelolaan anemia pada kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan,

penanganan, dan atau rujukan semua kasus anemia pada

kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e) Standar 5 : Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan

darah pada kehamilan dan mengenali tanda-tanda serta

gejala preeklampsia lainnya, lalu mengambil tindakan yang

tepat dan merujuknya.

f) Standar 6 : Persiapan persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil,

suami, serta keluarganya pada trimester ketiga untuk

memastikan bahwa persiapan persalinan telah direncanakan

dengan baik, bersih, aman, dan disamping persiapan

transportasi dan biaya untuk merujuk menyenangkan, bila

tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya

melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.

2) Hani U, et al (2011; h. 10-12) mengatakan Standar Pelayanan

Minimal (SPM) adalah sebagai berikut:

a) Timbang Berat Badan (BB)

Secara perlahan BB ibu hamil akan mengalami

kenaikan 9-13 kg selama kehamilan atau sama dengan 0,5

kg per minggu atau 2 kg dalam satu bulan. Penambahan BB

paling banyak terjadi pada trimester ke II kehamilan. Tanda

bahayanya, yaitu:
27

(1) Tubuh ibu sangat kurus atau tidak bertambah (paling

sedikit 9 kg) selama kehamilan.

(2) Tubuh ibu sangat gemuk atau bertambah lebih dari 19 kg

selama kehamilan.

(3) BB ibu naik secara tiba-tiba lebih dari 0,5 kg dalam satu

minggu atau lebih dari 2 kg selama satu bulan.

Penambahan BB ibu selama kehamilan sebagian besar

terdiri atas penambahan BB bayi, plasenta, serta air ketuban

dan sebagian lagi berasal dari penambahan BB ibu sendiri.

b) Ukur Tekanan Darah (TD)

TD normal antara 90 per 60 hingga 140 per 90 mmHg

dan tidak banyak meningkat selama kehamilan. TD adalah

ukuran kencangnya darah menekan bagian dalam pembuluh

darah (vena dan arteri). TD tinggi dapat menyebabkan

banyak masalah dalam kehamilan, aliran darah dari plasenta

ke bayi juga mengalami gangguan sehingga penyaluran

oksigen serta makanan terhambat, yang menyebabkan

gangguan pertumbuhan.

c) Ukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU)

Uterus semakin lama semakin membesar seiring

dengan penambahan usia kehamilan. Pemeriksaan tinggi

fundus uteri dilakukan dengan membandingkan Hari Pertama

Haid Terakhir (HPHT), dan diukur dangan menggunakan

palpasi atau metline terhadap TFU. Uterus bertambah besar

kira-kira 2 jari per bulan. Tanda bahayanya yaitu:


28

(1) Bagian atas uterus tidak sesuai dengan batas tanggal

kehamilannya dari HPHT

(2) Pembesaran uterus lebih atau kurang dari 2 jari per bulan

d) Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)

Imunisasi TT perlu diberikan pada ibu hamil guna

memberikan kekebalan pada janin terhadap infeksi tetanus

(Tetanus neonatorum) pada saat persalinan, maupun

postnatal. Bila seorang wanita selama hidupnya

mendapatkan imunisasi sebanyak lima kali berarti akan

mendapatkan kekebalan seumur hidup dengan periode waktu

tertentu terhadap penyakit tetanus. Menurut WHO, jika

seorang ibu belum pernah mendapat imunisasi TT selama

hidupnya, maka ibu tersebut minimal mendapatkan paling

sedikit 2 kali injeksi selama kehamilan (pertama saat

kunjungan antenatal pertama dan kedua, empat minggu

setelah kunjungan pertama). Dosis terakhir sebaiknya

diberikan sebelum dua minggu persalinan untuk

mendapatkan efektifitas dari obat.

Tabel 2.1 Pemberian imunisasi TT

Interval (selang Lama %


Antigen
waktu minimal) Perlindungan Perlindungan
TT 1 Pada kunjungan
antenatal pertama - -
TT 2 4 minggu setelah TT I 3 tahun 80
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun atau 99
seumur hidup

Sumber : Hani U et al (2011; h. 11)


29

e) Pemberian Tablet Besi

Selama kehamilan seorang ibu hamil minimal harus

mendapatkan 90 tablet tambah darah (Fe), karena sulit untuk

mendapatkan zat besi dengan jumlah yang cukup dari

makanan. Untuk mencegah anemia seorang wanita

sebaiknya mengkonsumsi sedikitnya 60 mg zat besi dan 1 mg

asam folat setiap hari. Akan tetapi, jika ibu tersebut sudah

menderita anemia, maka sebaiknya mengkonsumsi 2 tablet

besi dan 1 asam folat per hari. Zat besi menyebabkan mual,

konstipasi, serta perubahan warna pada feses. Maka saran

yang dianjurkan adalah minum tablet besi pada malam hari

pada malam hari untuk menghindari perasaan mual.

Tablet besi sebaiknya diberikan saat diketahui ibu

tersebut sampai 1 bulan sesudah persalinan. Zat besi penting

untuk mengompensasi peningkatan volume darah yang

terjadi selama kehamilan dan untuk memastikan

pertumbuhan serta perkembangan janin yang adekuat.

f) Tes terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS),

PMS yang terjadi selama kehamilan berlangsung, akan

menyebabkan kalainan atau cacat bawaan pada janin dengan

segala akibatnya, oleh karena itu tes terhadap PMS perlu

dilakukan agar dapat didiagnosa secara dini dan

mendapatkan pengobatan secara tepat.


30

g) Temu Wicara dalam rangka persiapan rujukan

Temu wicara mengenai persiapan tentang segala

sesuatu yang kemungkinan terjadi selama kehamilan penting

dilakukan. Hal ini penting karena bila terjadi komplikasi dalam

kehamilan, ibu dapat segera mendapat pertolongan secara

tepat, karena kematian ibu sering terjadi karena 3T, yaitu

sebagai berikut :

(1) Terlambat mengenali bahaya

(2) Terlambat untuk dirujuk

(3) Terlambat mendapat pertolongan yang memadai

e. Standar Minimal Kunjungan Kehamilan

Guna menerima manfaat yang maksimum dari kunjungan-

kunjungan antenatal, maka ibu tersebut harus memperoleh minimal

sedikitnya 4 kali kunjungan selama kehamilan, yang terdistribusi

dalam 3 trimester, atau dengan istilah rumus 1 1 2, yaitu sebagai

berikut :

1) 1 kali pada trimester I

2) 1 kali pada trimester II

3) 2 kali pada trimester III

Pada setiap kali kunjungan antenatal tersebut, perlu

didapatkan informasi yang sangat penting. Garis-garis besarnya

dijelaskan dalam tabel di bawah ini.


31

Tabel 2.2 Informasi Kunjungan Kehamilan

Kunjungan Waktu Informasi Penting


Trimester Sebelum Membanggun hubungan saling percaya
Pertama minggu antara petugas kesehatan dengan ibu hamil.
Ke-14 Mendeteksi masalah dan menanganinya.
Melakukan tindakan pencegahan seperti
tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat
besi, penggunaan praktik tradisonal yang
merugikan.
Memulai persiapan kelahiran bayi dan
kesiapan untuk menghadapi komplikasi.
Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan
dan kebersihan, istirahat dan sebagainya).
Trimester Sebelum Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan
Kedua minggu khusus mengenai preeklampsia (tanya ibu
Ke-28 tentang gejala-gejala preeklampsia, pantau
tekanan darah, evaluasi edema, periksa
untuk mengetahui proteinuria).
Trimester Antara Sama seperti diatas, ditambah palpasi
Ketiga minggu abdominal untuk mengetahui apakah ada
28-36 kehamilan ganda.
Antara Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak
minggu bayi yang tidak normal, atau kondisi lain
37-40 yang memerlukan kelahiran di rumah sakit

Sumber : Hani U et al (2011; h. 13)


32

B. Kerangka Teori

Tingkat Pengetahuan:

1. Tahu (Know)
2. Memahami
(comprehension)
3. Aplikasi (application)
4. Analisis (analysis)
5. Sintesis (synthesis
6. Evaluasi (evaluation)

Pengetahuan Antenatal Care

Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan: 1. Definisi ANC
1. Usia 2. Tujuan ANC
2. Pendidikan 3. ANC Terfokus
3. Status sosial ekonomi 4. Standar Pelayanan
4. Paritas Minimal
5. Pekerjaan 5. Standar Minimal
6. Lingkungan Kunjungan ANC

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Wawan A & Dewi M (2010; h. 12-18), Hani U, et al (2011; h. 6-9),


Asrinah, et al (2010; h. 7-8)

Anda mungkin juga menyukai

  • BA Gabung
    BA Gabung
    Dokumen2 halaman
    BA Gabung
    Kurniati Rahmani
    Belum ada peringkat
  • Pemantauan Perkembangan
    Pemantauan Perkembangan
    Dokumen50 halaman
    Pemantauan Perkembangan
    Kurniati Rahmani
    Belum ada peringkat
  • 3 Materi Siap Print
    3 Materi Siap Print
    Dokumen38 halaman
    3 Materi Siap Print
    Kurniati Rahmani
    Belum ada peringkat
  • Pemba Has An
    Pemba Has An
    Dokumen44 halaman
    Pemba Has An
    Kurniati Rahmani
    Belum ada peringkat
  • Anamnesis Anak
    Anamnesis Anak
    Dokumen17 halaman
    Anamnesis Anak
    Kurniati Rahmani
    Belum ada peringkat
  • Pemantauan Perkembangan
    Pemantauan Perkembangan
    Dokumen50 halaman
    Pemantauan Perkembangan
    Kurniati Rahmani
    Belum ada peringkat
  • Pemantauan Perkembangan
    Pemantauan Perkembangan
    Dokumen4 halaman
    Pemantauan Perkembangan
    Kurniati Rahmani
    Belum ada peringkat
  • COver
    COver
    Dokumen1 halaman
    COver
    Kurniati Rahmani
    Belum ada peringkat
  • Pediatric Poisonings
    Pediatric Poisonings
    Dokumen32 halaman
    Pediatric Poisonings
    Kurniati Rahmani
    Belum ada peringkat
  • IMUNISASI
    IMUNISASI
    Dokumen42 halaman
    IMUNISASI
    Kurniati Rahmani
    Belum ada peringkat
  • Anamnesis Anak
    Anamnesis Anak
    Dokumen17 halaman
    Anamnesis Anak
    Kurniati Rahmani
    Belum ada peringkat
  • 3 Materi Siap Print
    3 Materi Siap Print
    Dokumen38 halaman
    3 Materi Siap Print
    Kurniati Rahmani
    Belum ada peringkat
  • Luka Bakar
    Luka Bakar
    Dokumen23 halaman
    Luka Bakar
    Kurniati Rahmani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Kurniati Rahmani
    Belum ada peringkat
  • Pemba Has An
    Pemba Has An
    Dokumen1 halaman
    Pemba Has An
    Kurniati Rahmani
    Belum ada peringkat
  • KTI Fix
    KTI Fix
    Dokumen11 halaman
    KTI Fix
    Kurniati Rahmani
    Belum ada peringkat
  • COver
    COver
    Dokumen1 halaman
    COver
    Kurniati Rahmani
    Belum ada peringkat
  • Tamba Han
    Tamba Han
    Dokumen1 halaman
    Tamba Han
    Kurniati Rahmani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Kurniati Rahmani
    Belum ada peringkat
  • Halaman Persetujuan
    Halaman Persetujuan
    Dokumen2 halaman
    Halaman Persetujuan
    Kurniati Rahmani
    Belum ada peringkat
  • Lembar Konsultasi
    Lembar Konsultasi
    Dokumen1 halaman
    Lembar Konsultasi
    Kurniati Rahmani
    Belum ada peringkat
  • Statistics
    Statistics
    Dokumen5 halaman
    Statistics
    Kurniati Rahmani
    Belum ada peringkat
  • 18 Surat Permohonan Menjadi Responden
    18 Surat Permohonan Menjadi Responden
    Dokumen2 halaman
    18 Surat Permohonan Menjadi Responden
    Kurniati Rahmani
    Belum ada peringkat
  • PowerPoint Riqoh
    PowerPoint Riqoh
    Dokumen12 halaman
    PowerPoint Riqoh
    Kurniati Rahmani
    Belum ada peringkat
  • Statistik Penelitian
    Statistik Penelitian
    Dokumen5 halaman
    Statistik Penelitian
    Kurniati Rahmani
    Belum ada peringkat
  • 19 Kuesioner Penelitian
    19 Kuesioner Penelitian
    Dokumen9 halaman
    19 Kuesioner Penelitian
    Kurniati Rahmani
    Belum ada peringkat
  • 13 Bab Iii
    13 Bab Iii
    Dokumen13 halaman
    13 Bab Iii
    Kurniati Rahmani
    Belum ada peringkat
  • 16 Daftar Pustaka Kti
    16 Daftar Pustaka Kti
    Dokumen3 halaman
    16 Daftar Pustaka Kti
    Kurniati Rahmani
    Belum ada peringkat
  • 17 Time Schedule
    17 Time Schedule
    Dokumen1 halaman
    17 Time Schedule
    Kurniati Rahmani
    Belum ada peringkat
  • 12 Bab Ii
    12 Bab Ii
    Dokumen21 halaman
    12 Bab Ii
    Kurniati Rahmani
    Belum ada peringkat