Anda di halaman 1dari 6

TATAAN TEKTONIK DAN SEJARAH KEGEMPAAN

PALU, SULAWESI TENGAH


10 Januari 2011 pukul 2:55
TATAAN TEKTONIK DAN SEJARAH KEGEMPAAN PALU, SULAWESI TENGAH

Oleh Daryono, S.S.i.,M.Si.


Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
E-mail: daryono@bmkg.go.id
http://www.facebook.com/profile.php?id=1188787163

GEMPABUMI tektonik berkekuatan 5,3 pada skala richter (SR) mengguncang Kota Palu, Sulawesi
Tengah, Sabtu (8/1/2011) pukul 16.15 WITA (Gambar 1). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (BMKG) dalam situsnya menyebutkan, pusat gempabumi terletak pada 0,85 Lintang
Selatan dan 119,78 Bujur Timur. Gempabumi yang tidak berpotensi tsunami itu terjadi di kedalaman
23 kilometer dengan jarak 9 kilometer arah barat laut Kota Palu.

Warga Kota Palu sempat panik saat gempabumi berlangsung, terutama yang berada di gedung
bertingkat, akibat getaran gempabumi terjadi sekitar lima detik. Hingga saat ini belum dilaporkan
mengenai kerusakan atau korban jiwa akibat gempabumi tektonik itu. Kota Palu akhir-akhir ini
memenag sering dilanda gempabumi dengan kekuatan berkisar 4,0 SR hingga 5,5 SR karena di
wilayah ini terdapat Sesar Palu-Koro yang dikenal aktif.Melihat hiposenter gempabumi ini yang
relatif dangkal hanya 23kilometer tampaknya gempabumi ini memang dipicu oleh aktivitas sesar
lokal.
Gambar 1. Episenter Gempabumi Palu 8 Januari 2011 (M=5.3 SR)
(Sumber: Info Gempabumi BMKG)

Tektonik dan Seismisitas

Daerah Palu merupakan salah satu kawasan seismik aktif di Indonesia. Tingginya tingkat aktivitas
kegempaan di kawasan ini tidak lepas dari lokasinya yang berada pada zona benturan tiga lempeng
tektonik utama dunia, yaitu Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Pertemuan ketiga lempeng ini
bersifat konvergen dan ketiganya bertumbukan secara relatif mengakibatkan Daerah Sulawesi
Tengah dan sekitarnya menjadi salah satu daerah yang memiliki tingkat kegempaan yang cukup
tinggi di Indonesia berkaitan dengan aktivitas sesar aktif.
Menurut Hamilton (1979), ada beberapa segmentasi sesar yang sangat berpotensi membangkitkan
gempabumi kuat di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Sesar-sesar tersebut adalah: (a) Sesar
Palu-Koro yang memanjang dari Palu ke arah Selatan dan Tenggara melalui Sulawesi Selatan
bagian Utara menuju ke selatan Bone sampai di laut Banda, (b) Sesar Saddang yang memanjang
dari pesisir Pantai Mamuju memotong diagonal melintasi daerah Sulawesi Selatan bagian tengah,
Sulawesi Selatan bagian selatan, Bulukumba menuju ke Pulau Selayar bagian Timur, dan (c) Sesar
Parit-Parit di Laut Makassar Selatan dan Laut Bone, dan beberapa anak patahan baik yang berada
di darat maupun di laut.

Untuk mengetahui tingkat aktivitas kegempaan di Palu, perlu dilakukan kajian sejarah gempabumi
dan seismisitas. Berdasarkan distribusi seismisitas, tampak klaster aktivitas gempabumi yang cukup
tinggi di sepanjang sesar aktif Palu-Koro hingga memotong Kota Palu. Ditinjau dari kedalaman
gempabuminya, aktivitas gempabumi di zona ini tampak didominasi oleh gempabumi kedalaman
dangkal antara 0 hingga 60 kilometer, yang merupakan cerminan pelepasan tegangan kerak bumi
yang dipicu oleh aktivitas sesar aktif.

Klaster seismisitas gempabumi dangkal ini terkonsentrasi hampir merata baik di lepas pantai
maupun di daratan. Klaster seismisitas ini merupakan gambaran dari sangat aktifnya kondisi
tektonik di kawasan ini. Kondisi seismisitas ini menunjukkan bahwa daerah Palu dan sekitarnya
merupakan daerah yang rawan terhadap gempabumi dan tsunami. Apalagi kondisi seismisitas dan
tektonik yang ada mendukung untuk terjadinya gempabumi kuat dengan kedalaman dangkal yang
dapat membangkitkan tsunami.

Sejarah Gempabumi

Daerah Palu dan sekitarnya, selain sangat rawan gempabumi juga rawan terhadap tsunami.
Kerawaan gempabumi dan tsunami daerah ini sudah dibuktikan dengan beberapa catatan sejarah
gempabumi dan tsunami yang berlangsung sejak tahun 1927, seperti Gempabumi dan Tsunami
Palu 1927, Gempabumi dan Tsunami Parigi 1938 dan Gempabumi dan TsunamiTambu 1968.

Gempabumi dan Tsunami Palu 1 Desember 1927 bersumber di teluk Palu dan mengakibatkan
kerusakan parah diKota Palu, Palu, Biromaru dan sekitarnya. Gempabumi juga dirasakan dibagian
tengah Pulau Sulawesi yang jaraknya sekitar 230 kilometer. Selain menimbulkan kerusakan sangat
parah, gempabumi ini juga memicu tsunami di Teluk Palu.

Gelombang Tsunami yang tingginya mencapai 15 meter ini terjadi segera setelah terjadi
gempabumi. Banyak bangunan rumah di kawasan pantai mengalami kerusakan parah. Bencana ini
menyebabkan 14 orang meninggal, dan 50 orang luka-luka. Tsunami juga menimbulkan kerusakan
dipelabuhan. Tangga dermaga Pelabuhan Talise hanyut akibat terjangan tsunam ini,sementara itu
berdasarkan laporan dasar laut setempat mengalami penurunan sedalam12 meter.
Gempabumi dan Tsunami Parigi 20 Mei 1938 terjadi sangat dahsyat, hingga dirasakan hampir
diseluruh bagian Pulau Sulawesi dan Bagian timur pulau Kalimatan. Daerah yang menderita
kerusakan paling parah adalah kawasan Teluk Parigi. Di tempat ini dilaporkan 942 unit rumah roboh.
Kerusakan yang ditimbulkan ini meliputi lebih dari 50 % rumah yang ada wilayah tersebut,
sedangkan 184 rumah lainnya rusak ringan.

Di Teluk Parigi dilaporkan 16 orang tewas tenggelam, dan di Ampibabo satu orang tewas tersapu
gelombang tsunami. Dermaga Pelabuhan Parigi hanyut, dan menara suar penjaga pantai
mengalami rusak berat. Binatang ternak dan pohon kelapa juga banyak yang hanyut tersapu
gelombang tsunami. Beberapa ruas jalan di daerah Marantale mengalami retak-retak dengan lebar
50 cm disertai keluar lumpur, bahkan sebuah rumah bergeser hingga 25 meter, namun daerah Palu
mengalami kerusakan ringan. Di daerah Poso dan Tinombo dirasakan getaran sangat kuat, tetapi
tidak menimbulkan kerusakan.

Gempabumi dan Tsunami Tambu 14 Agustus 1968 merupakan gempabumi kuat yang bersumber di
lepas pantai barat laut Sulawesi. Akibat gempabumi tersebut, di Teluk Tambu, antara Tambu dan
Sabang, terjadi fenomena air surut hingga kira-kira 3 meter dan selanjutnya terjadi hempasan
gelombang tsunami.Pada beberapa tebing terjadi longsoran dan terjadi retakan tanah yang disertai
munculnya pancaran air panas.

Di Daerah Sabang dilaporkan bahwa tsunami dating dengan suara gemuruh. Tsunami tersebut juga
menyerang di sepanjang pantai Palu. Menurut laporan, ketinggian gelombang tsunami mencapai 10
meter dan limpasan tsunami ke daratan mencapai 500 meter dari garis pantai. Daerah yang
mengalami kerusakan paling parah adalah kawasan Mapaga. Ditempat ini ditemukan160 orang
meninggal dan 40 orang dinyatakan hilang, serta 58 orang luka parah.

Terakhir, Gempabumi dan Tsunami Toli-Toli dan Palu 1996 (M6.3), menyebabkan 9 orang
tewas,serta kerusakan parah di Desa Bangkir, Toli-Toli, Tonggolobibi, dan Palu. Gempabumi ini juga
memicu tsunami denganketinggian 2 meter dengan limpasan air laut ke daratan sejauh 400 meter
(Suparto et al. 2006).

Tingginya aktivitas gempabumi di Daerah Palu berlangsung hingga sekarang. Dalam beberapa
tahun terakhir, gempabumi kuat masih terjadi dan mengguncang kawasan ini, seperti Gempabumi
Palu-Palu yang terjadi padatanggal 24 Januari 2005 yang menyebabkan satu orang meninggal
dan 4 orang luka-luka.

Bagi masyarakat Palu dan sekitarnya, kondisi alam yang kurang bersahabat ini adalah sesuatuyang
harus diterima sehingga mau tidak mau, suka tidak suka, semua itu adalah risiko yang harus
dihadapi sebagai penduduk yang tinggal di kawasan seismik aktif.

Bagi kalangan ahli kebumian dan instansi terkait dalam penanganan bencana, labilnya Daerah Palu
secara tektonik merupakan tantangan berpikir untuk menyusun strategi mitigasi yang tepat untuk
memperkecil risiko jika sewaktu-waktu terjadi bencana bencana gempabumi dan tsunami di Daerah
Palu dan sekitarnya seperti yang terjadi pada masa lalu.***

DaftarPustaka

Steve, J.M. and Moyra E.J.W., 1998,Biogeographic Implication of the Tertiary paleogeaographic
evolution of Sulawesi and Borneo, SE Asia Research Group, University of Technology,
Perth,Australia.
Suparto, Eka T.P.dan Surono, 2006, Katalog gempabumi merusak di Indonesia tahun 1629-2006
edisi ketiga.
Hamilton, W., 1979,Tectonic of Indonesia Region, Geological Survey Professional Paper,
UnitedStates Government Printing Office, Washington.

Anda mungkin juga menyukai