Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PEMENUHAN OKSIGENASI

A. Definisi
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem
(kimia atau fisika).Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau
yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya,
terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2
yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup
bermakna terhadap aktifitas sel. (Wahit Iqbal Mubarak, 2007)
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh.
Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap
kali bernapas. (Wartonah Tarwanto, 2006)

B. Anatomi Dan Fisiologi Sistem Cardiopulmunal


Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh system
respirasi, kardiovaskuler, dan keadaan hematologi.
1. Sistem respirasi/pernapasan
Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-paru
dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot
pernapasan, diafragma, isi abdomen, dinding abdomen, dan pusat
pernapasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernapasan antara 12-
15 kali per menit.
Ada tiga langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru,
dan difusi.
a. Ventilasi
Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan ke paru-paru,
jumlahnya sekitar 500 ml. Udara yang masuk dan keluar terjadi karena
adanya perbedaan tekanan antara intrapleural lebih negative (752
mmHg) daripada tekanan atmofer (760 mmHg) sehingga udara akan
masuk ke alveoli.
b. Perfusi paru
Perfusi paru adalah gerakan darah yang melewati sirkulasi paru untuk
dioksigenasi, di mana pada sirkulasi paru adalah darah dioksigenasi
yang mengalir dalam arteri pulmonaris dri ventrikel kanan jantung.
Darah ini memperfusi paru bagian respirasi dan ikut serta dalam proses
pertukaran oksigen dan karbon dioksida di kapiler dan alveolus.
Sirkulasi paru merupakan 8-9% dari curah jantung. Sirkulasi paru
bersifat fleksibel dan dapat mengakodasi variasi volume darah yang
besar sehingga dapat dipergunakan jika sewaktu-waktu terjadi
penurunan volume atau tekanan darah sistemik.
c. Difusi
Oksigen terus- menerus berdifusi dari udara dalam alveoli ke dalam
aliran darah dan karbon dioksida (CO2) terus berdifusi dari darah ke
dalam alveoli. Difusi adalah pergerakan molekul dari area dengan
konsentrasi tinggi ke area konsentrasi rendah. Difusi udara respirasi
terjadi antara alveolus dengan membrane kapiler. Perbedaan tekanan
pada area membrane respirasi akan memengaruhi proses difusi.
Misalnya pasa tekanan parsial (P) O2 di alveoli sekitar 100 mmHg
sedangkan tekanan parsial pada kapiler pulmonal 60 mmHg sehingga
oksigen akan berdifusi masuk dalam darah. Berbeda halnya dengan CO2
dengan PCO2 akan dalam kapiler 45 mmHg sedangkan pada alveoli 40
mmHg maka CO2 dengan maka CO2 akan berdifusi keluar alveoli.
Perubahan Fungsi pernapasan yang dapat mempengaruhi pemenuhan
kebutuhan oksigen antara lain :
1. Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-
paru agar pernapasan lebih cepat dan dalam. Tanda-tanda dan gejala
hiperventilasi adalah takikardia, napas pendek, nyeri dada (chest pain),
menurunkan konsentrasi, disorientasi , tinnitus. Hiperventilasi dapat
disebabkan karena :
a) Kecemasan
b) Infeksi/sepsis
c) Keracunan obat-obatan
d) Ketidakseimbangan asam basa seperti pada asidosis metabolic.
2. Hipoventilasi
Hivoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk
memenuhi penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2
dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaan atelektasis (kolaps paru).
Tanda-tanda dan gejala pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri
kepala, penurunan kesadaran, disorientasi, kardiakdistritmia,
ketidakseimbangan elektrolit, kejang dan kardiak arrest.
3. Hipoksia
Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang
diinspirasi atau meningkatkan penggunaan O2 pada tingkat seluler.
Hipoksia dapat disebabkan oleh :
a) Menurunnya hemoglobin
b) Berkurangnya konsentrasi O2 jika berada di puncak gunung.
c) Ketidakmampuan jaringan mengikat O2 seperti pada keracunan
sianida.
d) Menurunnya difusi O2 dari alveoli ke dalam darah seperti
pneumonia.
e) Menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok.
f) Kerusakan/gangguan ventilasi.
g) Tanda-tanda hipoksia antara lain : kelelahan, kecemasan,
menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi meningkat, pernapasan
cepat dan dalam, sianosis, sesak napas, dan clubbing.
2. Sistem kardiovaskuler
Kemampuan oksigenasi pada jaringan sangat dipengaruhi oleh fungsi
jantung untuk memompa darah sebagai transport oksigen. Darah masuk ke
atrium kiri dari vena pulmonaris. Aliran darah keluar dari ventrikel kiri
menuju aorta melalui katup aorta. Kemudian dari aorta darah disalurkan ke
seluruh sirkulasi sistemik melalui arteri, arteriol, dan kapiler serta menyatu
kembali membentuk vena yang kemudian dialirkan ke jantung melalui
atrium kanan. Darah dari atrium kanan masuk dalam ventrikel kanan
melalui katup pulmonalis untuk kemudian dialirkan ke paru-paru kanan
dan kiri untuk berdifusi. Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali
ke atrium kiri dan bersikulasi secara sistemik berdampak pada kemampuan
transport gas oksigen dan karbon dioksida.
Perubahan-perubahan fungsi jantung yang memengaruhi kebutuhan
oksigenasi :
1) Gangguan konduksi seperti distritmia (takikardia/bradikardia).
2) Perubahan cardiac output, menurunnya cardiac output seoerti pada
pasien dekom menimbulkan hipoksia jaringan.
3) Kerusakan fungsi katup seperti pada stenosis, obstruksi, regurgitasi
darah yang mengakibatkan ventrikel bekerja lebih keras.
4) Myocardial iskhemial infark mengakibatkan kekurangan pasokan
darah dari arteri koroner ke miokardium.
3. Hematologi
Oksigen membutuhkan transport dari paru-paru ke jaringan dan
karbon dioksia dari jaringan ke paru-paru. Sekitar 97% oksigen dalam
darah dibawa eritrosit yang telah berikatan dengan hemoglobin (Hb) dan
3% oksigen larut dalam plasma. Setiap sel darah merah mengandung 280
juta molekul Hb dan setiap molekul dari keempat molekul besi dalam
hemoglobin berikatan dengan satu molekul oksigenasi membentuk
oksihemoglobin (HbO2). Afinitas atau ikatan Hb dengan O2 dipengaruhi
oleh suhu, ph, konsentrasi 2,3 difosfogliserat dalam darah merah. Dengan
demikian besarnya Hb dan jumlah eritrosit akan memengaruhi transport
gas.

C. Etiologi
1. Faktor Fisiologi
a. Menurunnya kapasitas pengingatan O2 seperti pada anemia.
b. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi
saluran napas bagian atas.
c. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transport
O2 terganggu.
d. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil,
luka, dan lain-lain.
e. Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada
kehamilan, obesitas, muskulus skeleton yang abnormal, penyalit kronik
seperti TBC paru.
2. Faktor Perkembangan
a. Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.
b. Bayi dan toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.
c. Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran pernapasan dan
merokok.
d. Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas,
stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.
e. Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru menurun.
3. Faktor Perilaku
a. Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi
paru, gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen
berkurang, diet yang tinggi lemak menimbulkan arterioklerosis.
b. Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
c. Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer
dan koroner.
d. Substansi abuse (alcohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake
nutrisi/Fe menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin, alcohol,
menyebabkan depresi pusat pernapasan.
e. Kecemasan : menyebabkan metabolism meningkat
4. Faktor Lingkungan
a. Tempat kerja
b. Suhu lingkungan
c. Ketinggian tempat danpermukaan laut.

D. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan
trasportasi. Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk
dan keluar dari dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi
maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan
direspon jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran
mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang
terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan
pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti
perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga
dapat mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & Suddarth, 2002).
E. Pathways
Faktor pencetus (Alergi, Stress, Cuaca)

Antigen terkait IgE pada permukaan mast atau basofil

Mengeluarkan mediator (histamine, platelet, bradikinin)

Permiabilitas kapiler meningkat

Edema mukosa, sekresi produktif, kontraksi otot polos meningkat

Konsentrasi O2 dalam darah menurun

Tekanan partial O2 dialveoli menurun

Penyempitan jalan nafas

Peningkatan kerja otot pernapasan

Ketidakefektivan pola nafas

F. Manifestasi Klinis
1. Suara napas tidak normal.
2. Perubahan jumlah pernapasan. Batuk disertai dahak.
3. Penggunaan otot tambahan pernapasan.
4. Dispnea.
5. Penurunan haluaran urin
6. Penurunan ekspansi paru.
7. Takhipnea
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas
secara efisien.
2. Pemeriksaan Gas Darah Arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler
alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
3. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
4. Pemeriksaan sinar x dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses
abnormal.
5. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda
asing yang menghambat jalan nafas.
6. Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
7. Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung dan
kontraksi paru.
8. Ct-scan
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.
9. Elektrokardiogram
Mendeteksi transmisi impuls dan posis listrik jantung (aksis jantung)
10. Monitor Holter
Merekam aktivitas listrik jantung dan menghaslkan EKG yang terus-
menerus dalam periode tertentu misalnya 12 jam
11. Pemeriksaan stress latihan
Untuk mengevaluasi respon jantung terhadap stress fisik
12. Pemeriksaan Elektrofisiologis
Pengukuran invasive aktivitas listrik
13. Ekokardiografi
Pengukuran noninvasive untuk mengevaluasi struktur internal jantung dan
gerakan dinding jantung

H. Penatalaksanaan Medis Dan Keperawatan


1. Penatalaksanaan medis
a. Pemantauan Hemodinamika
b. Pengobatan bronkodilator
c. Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter,
misal : nebulizer, kanula nasal, masker untuk membantu pemberian
oksigen jika diperlukan.
d. Penggunaan ventilator mekanik
e. Fisoterapi dada
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
1. Pembersihan jalan nafas
2. Latihan batuk efektif
3. Pengisafan lender
4. Jalan nafas buatan
b. Pola Nafas Tidak Efektif
a) Atur posisi pasien ( semi fowler )
b) Pemberian oksigen
c) Teknik bernafas dan relaksasi
c. Gangguan Pertukaran Gas
1. Atur posisi pasien ( posisi fowler )
2. Pemberian oksigen
3. Pengisapan lender
KONSEP ASKEP DENGAN GANGGUAN
PEMENUHAN OKSIGENASI

1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Adapun yang
perlu diperhatikan dalam pengkajian adalah :
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, no.
register, diagnosa medis.
b. Keluhan.
c. Alergi terhadap obat, makanan tertentu.
d. Pengobatan terakhir.
e. Pengalaman pembedahan.
f. Riwayat penyakit sekarang.
g. Riwayat penyakit dahulu.
h. Riwayat penyakit keluarga
i. Pemeriksaan Fisik
1. Sistem Pernapasan :
Sesak napas, Nyeri, batuk-batuk, terdapat retraksi, klavikula/dada,
pengambangan paru tidak simetris, fremitus menurun dibandingkan
dengan sisi yang lain, pada perkusi ditemukan adanya suara
sonor/hipersonor/timpani, hematotrax (redup) pada asukultasi suara
nafas, menurun, bising napas yang berkurang/menghilang, Pekak
dengan batas seperti, garis miring/tidak jelas. Dispnea dengan aktivitas
ataupun istirahat. Gerakan dada tidak sama waktu bernapas.
2. Sistem Kardiovaskuler :
Nyeri dada meningkat karena pernapasan dan batuk.Takhikardia,
lemah, Pucat, Hb turun/normal, Hipotensi.
3. Sistem Persyarafan :
Tidak ada kelainan.
4. Sistem Perkemihan :
Tidak ada kelainan.
5. Sistem Pencernaan :
Tidak ada kelainan.
6. Sistem Muskuloskeletal Integumen.
Kemampuan sendi terbatas. Ada luka bekas tusukan benda tajam.
Terdapat kelemahan. Kulit pucat, sianosis, berkeringat, atau adanya
kripitasi sub kutan.
7. Sistem Endokrine :
Terjadi peningkatan metabolisme. Kelemahan.
8. Sistem Sosial/Interaksi.
Tidak ada hambatan.
9. Spiritual :
Ansietas, gelisah, bingung, pingsan.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada klien dengan
gangguan pemenuhan oksigenasi adalah :
a. Bersihan jalan napas tidak efektif
Kondisi di mana pasien tidak mampu membersihkan secret/slem sehingga
menimbulkan obstruksi saluran pernapasan dalam rangka mempertahankan
saluran napas. Kemungkinan berhubungan dengan :
1. Menurunnya energy dan kelelahan
2. Infeksi
3. Gangguan kognitif dan persepsi
4. Trauma
5. Bedah toraks
6. Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :
a) ARDS, cystic fibrosis
b) Pneumonia, injuri dada
c) Ca. paru, gangguan neuromuskuler
d) COPD
e) Bronkiolitis akut
b. Pola napas tidak efektif
Kondisi di mana pola inhalasi dan ekshalasi pasien tidak mampu
karena adanya gangguan fungsi paru. Kemungkinan berhubungan dengan:
1). Obstruksi tracheal
2). Perdarahan aktif
3). Menurunnya ekspansi paru
4). Insfeksi paru
5). Depresi pusat pernapasan
6). Kelemahan otot pernapasan
7). Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :
a). Penyakit kanker, infeksi pada dada
b). Penggunaan obat dan keracunan alcohol
c). Trauma dada
d). Myasthenia gravis, Guillian Barre Syndrome
c. Penurunan perfusi jaringan tubuh
Kondisi di mana tidak adekuatnya pasokan oksigen akibat
menurunnya nutrisi dan oksigen pada tingkat seluler. Kemungkinan
berhubungan dengan :
1). Vasokontriksi
2). Hipovolemia
3). Thrombosis vena
4). Menurunnya aliran darah
5). Edema
6). Pendarahan
7). Immobilisasi
8). Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :
a). CHF
b). Infark miokardial
c). Peradangan pada jantung
d). Hipertensi
e). Syok
f). COPD
d. Gangguan pertukaran gas
Suatu kondisi di mana pasien mengalami penurunan pengiriman
oksigen dan karbon dioksida di antara alveoli paru dan system vaskuler.
Kemungkinan berhubungan dengan :
1). Penumpukan cairan dalam paru
2). Gangguan pasokan oksigen
3). Obstruksi saluran pernapasan
4). Bronkhospasme
5). Edema paru
6). Pembedahan paru
7). Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :
a). COPD
b). CHF
c). Asma
d). Pneumonia
3. Intervensi
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Bersihan jalan Setelah diberikan a. Sediakan alat suction a. Peralatan dalam
napas tidak asuhan keperawatan dalam kondisi baik. keadaan siap.
efektif. selama....x24 jam b. Monitor jumlah, bunyi b. Indikasi dasar
diharapkan bersihan napas, AGD, efek kepatenan /
Kemungkinan
jalan napas klien pengobatan gangguan saluran
berhubungan
efektif dengan bronchodilator. pernapasan.
dengan :
kriteria hasil : c. Terapi inhalasi dan c. Mengeluarkan
a. Menurunnya
a. Saluran napas latihan pernapasan dalam secret.
energy dan
klien menjadi dan batuk efektif. d. Memberikan rasa
kelelahan
bersih. d. Bantu oral hygiene setiap nyaman
b. Infeksi
b. Klien dapat 4 jam. e. Mempertahankan
c. Gangguan
mengeluarkan e. Mobilisasi pasien 2 jam sirkulasi
kognitif dan
secret. f. Berikan pendidikan f. Mencegah
persepsi
c. Suara napas kesehatan (efek komplikasi paru-
d. Trauma
klien dan merokok, alcohol, paru
e. Bedah toraks
keadaan kulit menghindari alergen,
klien menjadi latihan bernapas).
normal.
2 Pola napas tidak Setelah diberikan a. Berikan oksigen sesuai a. Mempertahankan
efektif asuhan keperawatan program oksigen arteri
Kemungkinan ...x24 jam b. Monitor jumlah b. Mengetahui status
berhubungan diharapkan pola pernapasan, penggunaan pernapasan.
dengan: napas klien efektif otot bantu pernapasan, c. Meningkatkan
a. Obstruksi dengan kriteria batuk, bunyi paru, tanda pernapasan.
tracheal hasil : vital, warna kulit, AGD. d. Meningkatkan
b. Perdarahan a. Irama c. Melaksanakan program pengembangan
aktif pernapasan dan pengobatan paru.
c. Menurunnya jumlah d. Posisi pasien fowler e. Membantu
ekspansi paru pernapasan e. Bantu dalam terapi mengeluarkan
d. Insfeksi paru klien normal. inhalasi. secret.
e. Depresi pusat b. Pasien tidak f. Alat-alat emergensi f. Kemungkinan
pernapasan mengeluh sesak disiapkan dalam kondisi terjadi kesulitan
f. Kelemahan napas. baik. bernapas yang
otot pernapas c. Klien tidak g. Pendidikan kesehatan : akut.
terlihat 1. Perubahan gaya g. Perlu adaptasi
menggunakan hidup. baru dengan
otot tambahan 2. Menghindari allergen kondisi sekarang.
d. Klien tidak 3. Teknik bernapas
terlihat cemas h. Teknik relaksasi
3 Penurunan Setelah diberikan a. Monitor denyut jantung a. Mengetahui
perfusi jaringan asuhan keperawatan dan irama. kelainan jantung.
tubuh. . . .x24 jam b. Monitor tanda vital, bunyi b. Data dasar untuk
Kemungkinan diharapkan perfusi jantung, CVP, edema, mengetahui
berhubungan jaringan tubuh klien tingkat kesadaran. perkembangan
dengan : normal dengan c. Kolaborasi dengan dokter pasien.
kriteria hasil : dalam pemeriksaan AGD, c. Mengetahui
a. Vasokontriksi
a. Menurunnya elektrolit, darah lengkap. keadaan umum
b.Hipovolemia
insufisiensi d. Jelaskan semua prosedur pasien.
c. Thrombosis
jantung klien. yang akan dilakukan. d. Mengurangi
vena
b. Suara pernapasan e. Berikan oksigen sesuai kecemasan dan
d.Menurunnya
klien normal. kebutuhan lebih kooperatif.
aliran darah
f. Ukur intake dan outtake e. Meningkatkan
e. Edema
cairan. perfusi.
f. Pendarahan
g. Lakukan perawatan kulit, f. Mengetahui
g.Immobilisasi
seperti pemberian losion kelebihan atau
h. Hindari terjadinya palsava kekurangan.
maneuver seperti g. Menghindari
mengedan, menahan gangguan
napas, dan batuk. integritas kulit.
i. Batasi pengunjung. h. Mempertahankan
j. Berikan pendidikan pasokan oksigen.
kesehatan : i. Mengurangi stress
1. proses terapi dan energy bicara.
2. perubahan gaya hidup j. Meningkatkan
3. teknik relaksasi pengetahuan dan
4. program latihan mencegah
5. diet terjadinya kambuh
k. efek obat dan komplikasi.
4 Gangguan Setelah diberikan a. Monitor/kaji kembali a. Data dasar untuk
pertukaran gas. asuhan keperawatan adanya, nyeri, kesulitan pengkajian lebih.
Kemungkinan . . .x24 jam bernapas, hasil b.Persiapan
berhubungan diharapkan laboratorium, retraksi emergensi
dengan : pertukaran gas sternal, penggunaan otot terjadinya masalah
a. Penumpukan klien adekuat bantu pernapasan akut pernapasan.
cairan dalam dengan kriteria penggunaan oksigen, X- c. Meningkatkan
paru hasil : ray, catat tanda vital. pertukaran gas.
b. Gangguan a. Klien tidak b. Jaga alat emergensi dan d.Menjaga
pasokan mengeluh sesak pengobatan tetap tersedia keseimbangan
oksigen napas. seperti ambu bag, ET cairan.
c. Obstruksi b. Klien tidak tube, suction, oksigen. e. Melonggarkan
saluran mengalami c. Suction jika ada indikasi. sluran pernapasan.
pernapasan penurunan d. Monitor intake dan output f. Mengurangi
d. Bronkhospas kesadaran cairan. tingkat kecemasan.
me c. Nilai AGD klien e. Berikan terapi inhalasi. g.Menurunkan
e. Edema paru normal f. Berikan posisi kebutuhan energy
f. Pembedahan d. Tidak terdapat fowler/semi fowler. pencernaan.
paru perubahan tanda- g. Batasi pengunjung. h.Membantu
tanda vital pada h. Berikan nutrisi tinggi mencegah hemat
klien protein, rendah lemak. energy.
e. Klien tidak i. Pendidikan kesehatan i. Dapat mengerjakan
mengalami tentang. sendiri di rumah jika
sianosis 1. napas dalam memungkinkan.
2. latihan bernapas j. Keluarga mengerti
3. mobilisasi sehingga rasa cemas
4. kebutuhan istirahat keluarga berkurang
5. efek merokok
j. Jelaskan tentang teknik
suction pada keluarga.

4. Evaluasi
Setelah dilakukan implementasi sesuai dengan batas waktu ditetapkan
dan situasi kondisi klien, maka diharapkan klien :
a. Bersihan jalan napas klien dapat efektif dengan kriteria hasil
sebagai berikut :
1) Saluran napas klien menjadi bersih.
2) Klien dapat mengeluarkan secret.
3) Suara napas klien dan keadaan kulit klien menjadi normal
b. Pola napas klien dapat efektif dengan kriteria hasil sebagai
berikut :
1) Irama pernapasan dan jumlah pernapasan klien normal.
2) Pasien tidak mengeluh sesak napas.
3) Klien tidak terlihat menggunakan otot tambahan
4) Klien tidak terlihat cemas
c. Perfusi jaringan tubuh klien dapat normal dengan kriteria hasil
sebagai berikut :
1) Menurunnya insufisiensi jantung klien.
2) Suara pernapasan klien normal
d. Pertukaran gas klien dapat adekuat dengan kriteria hasil :
1) Klien tidak mengeluh sesak napas.
2) Klien tidak mengalami penurunan kesadaran
3) Nilai AGD klien normal
4) Tidak terdapat perubahan tanda-tanda vital pada klien
5) Klien tidak mengalami sianosis
DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2 Edisi 4.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.

Alimul, Hidayat A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi


Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai