Anda di halaman 1dari 23

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hakikat Media dalam Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Pendidikan merupakan sarana utama kemajuan suatu bangsa. Pendidikan pula

yang membuat peradaban suatu bangsa semakin maju dan berkembang. Melalui

pendidikan, manusia dapat meningkatkan kepribadiannya dan mengembangkan

potensi-potensi yang dimilikinya, baik dari segi rohani (pikiran, rasa, karsa, cipta dan

akhlak mulia) maupun dari segi jasmani (keterampilan).

Hal ini sejalan dengan pendapat Fuad Ihsan yang menyatakan bahwa:

Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak, yang harus

dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok

manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju,

sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.1

Pendidikan juga merupakan komunikasi terencana, karena pelaksanaan

program pendidikan terealisasi melalui komunikasi yang sukses antar personil

pendidikan. Proses pembelajaran merupakan titik pusat pelaksaan pendidikan. Di

dalam proses pembelajaran pula terjadi komunikasi antara pendidik dan peserta

didik. Jika komunikasi tersebut berhasil,maka berhasil pula proses pembelajaran.

Guru merupakan pengirim pesan (message) kepada siswa. Pesan tersebut

akan mudah diterima oleh siswa jika pengirim (sender) menggunakan media tertentu.

Fuad Ihsan, Dasar- Dasar Pendidikan (Komponen MKDK), (Jakarta: Rineka Cipta, 2008),
hal. 2
11

Media yang digunakan dalam pelaksanaan pendidikan atau pelaksanaan proses

pembelajaran di sebut media pendidikan atau media pembelajaran.

Azhar Arsyad menjelaskan bahwa media berasal dari bahasa latin medius

yang secara harfiah berarti: tengah, perantara atau pengantar.2 Posisi media sebagai

tengah, pengantar atau perantara menunjukkan bahwa media berperan sebagai

penghubung, atau pengantar suatu hal dari satu sisi ke sisi lain atau dari satu tempat

ketempat lain.

Dalam proses pembelajaran, hal yang ditekankan adalah proses belajar yang

mencakup segala usaha terencana dengan memenfaatkan segala sumber-sumber

belajar agar proses belajar tejadi dalam diri siswa. Dalam hal ini, bahasa guru

dianggap sebagai media utama dalam membantu siswa memahami pesan (message)

yang disampaikan guru.

Yudhi Munadi berpendapat bahwa:

Guru dan bahasanya (simbol yang digunakannya) merupakan dua hal yang tak
terpisahkan, maka gurulah yang sering dianggap sebagai media atau pengntar/
perantara/ penghubung/ penyampai/ penyalur pesan ajar kepada siswa. Bila
pesan ajar tersebut telah disampaikan oleh guru, namun siswa tetap belum
memahaminya, maka bisa dikatakan bahwa komnikasi dalam pembelajaran itu
kurang / tidak efektif.3

Dengan demikian, guru dan bahasanya saja tidak cukup sebagai media dalam

pembelajaran. Guru sebagai pengirim pesan (sender) kepada siswa harus memiliki

saluran komunikasi tempat berlalunya pesan (media) agar siswa sebagai penerima

pesan (receiver) dapat merespon setiap pesan yang diterimanya.

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hal. 3.
3
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran ( Sebuah Pendekatan Baru), (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2008), hal. 7.
12

Gerlach dan Elly mengatakan: Apabila dipahami secara garis besar, maka

media adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun suatu kondisiatau

membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampian atau sikap. Dalam

hal ini, guru,buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media.4

AECT (Association of Education and Communication Tekhnology) memberi

batasan tentang: Media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk

menyampaikan pesan atau informasi.5 Gagne menyatakan bahwa: Media adalah

berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk

belajar.6

Sementara itu, Briggs berpendapat bahwa: Media adalah segala alat fisik

yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film,

kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya.7

Berdasarkan beragam definisi tersebut, media pembelajaran dapat diartikan

sebagai segala sesuatu yang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran sehingga

pesan yang disampaikan oleh pendidik dapat diterima dengan mudah oleh peserta

didik. Media tersebut dapat berbentuk visual, audio maupun audiovisual yang dapat

menarik perhatian peserta didik sehingga merangsangnya untuk belajar.

Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran; Manual dan Digital, (Bogor
Ghalia Indonesia, 2011), hal. 7.
5

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran ..., hal. 3


6

Arief S. Sadiman, et all, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan


Pemanfaatannya , (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hal. 6
7

Ibid, hal. 6
13

2. Ciri-Ciri Media Pembelajaran

Pemakaian kata media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar sering

digantikan dengan istilah media pendidikan, bahan pembelajaran (instrucsional

material), komunikasi pandang-dengar (audio visual communication), teknologi

pendidikan (educational technology), alat peraga dan media penjelas. Namun, semua

istilah tersebut memiliki komponen yang sama, terdiri dari peragkat keras

(hardware) dan perangkat lunak (software). Hardware merupakan wujud benda yang

dapat dilihat, didengar atau diraba dengan pancaindera. Sedangkan software adalah

kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang ingin disampaikan

kepada peserta didik.

Media pembelajaran atau media pendidikan yang dimanfaatkan dalam proses

belajar mengajar, harus memenuhi beberapa kriteria. Oemar Hamalik, membatasi

media pembelajaran dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Media pendidikan identik dengan pengertian keperagaan yang bersal dari kata
raga artinya suatu benda yang dapat dilihat, didengar, dan dapat diamati
dengan pancaindera kita.
b. Tekanan utama terletak pada benda-benda atau sesuatu yang dapat dilihat dan
bisa didengar.
c. Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan (komunikasi) dengan
pengajaran antara murid dengan guru.
d. Media pendidikan adalah semacam alat bantu belajar mengajar, baik didalam
atau diluar kelas.
e. Media pendidikan merupakan suatu perantara (media) dan digunakan dalam
rangka mendidik.
f. Media Pendidikan mengandung aspek-aspek sebagai alat dan sebagai tekhnik
yang sangat erat pertaliannya dengan metode mengajar.8

Darwanto, Televisi sebagai Media Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hal.109.
14

Berdasarkan perkembangannya, Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto

membagi media secara umum menjadi tiga generasi dengan ciri masing-masing,

yaitu:

a. Generasi I, dengan ciri-ciri: arus informasi satu arah, informasi tercetak dan
langsung dapat dibaca, informasi di atas kertas, papan, dan lain-lain dengan
daya rangsang rendah,
b. Generasi II, dengan ciri-ciri: arus informasi satu arah dalam bentuk audio,
audio visula, pita kaset yang dapat dibaca dan didengar ketika disiarkan dan
diputar ulang, informasi di radio, layar televisi,monitor dengan daya rangsang
tinggi, biaya operasional mahal dan cara kerja elektris.
c. Generasi III, dengan ciri-ciri: arus informasi dua arah berbentuk audio,
audiovisual, vit kaset atau disket yang dapat dilihat dan didengar ketika
disiarkan atau diputar ulang, informasi pada tayangan TV, layar monitor/
computer dengan daya rangsang tinggi, biaya operasional mahal dan cara
kerja elektris.9

Beragam media yang kita nikmati sekarang ini merupakan media generasi

ketiga. Namun demikian, media generasi I dan II tidak dapat terlepas dalam proses

pembelajaran. Setiap media dengan ciri-ciri tertentu dapat digunakan sesuai kondisi

dan kebutuhan proses pembelajaran.

Sementara itu, Gerlach dan Ely mengemukakan: Tiga ciri media yang

merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat

dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien)

melakukannya.10

a. Ciri Fiksatif (fixative property), yang menggambarkan kemampuan media


merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekontruksi suatu peristiwa atau
objek. Dengan cirri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian
atau objek yang terjadi pada waktu tertentu di transportasikan tanpa mengenal
waktu.
b. Ciri Manipulatif (manipulative property), yaitu kemampuan media
mentransformasi suatu kejadian atau objek, sehingga kejadian yang memakan

Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran, hal. 10.


10

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, hal. 12.


15

waktu berhari-hari dapat disajikan dalam waktu singkat, dan juga dapat
memperlambat suatu kejadian atau objek.
c. Ciri Distributif (distributive property), yang memungkinkan suatu objek atau
kejadian ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian
tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman
yang relatif sama mengenai kejadian itu.11

Dengan demikian, salah satu ciri utama media pembelajaran adalah

mengandung dan dapat menyalurkan pesan atau informasi kepada penerima yaitu

siswa. Setiap alat yang akan dijadikan sebagai media pembelajaran, sebaiknya

memenuhi kriteria tersebut, agar pemanfaatannya lebih efektif dan efisien dalam

usaha pencapaian tujuan pembelajaran.

3. Peranan Media dalam Pembelajaran

Dalam pendidikan, media berfungsi sebagai salah satu sarana untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Sementara itu, keberhasilan proses pembelajaran sangat

ditentukan oleh penggunaan metode mengajar dan media pembelajaran. Oleh karena

itu, guru sebagai mediator hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang

media pembelajaran karena media merupakan alat komunikasi untuk menciptakan

proses belajar mengajar yang efektif.

Ngainun Naim mengatakan bahwa: Media merupakan dasar yang sangat

diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi

berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.12

Abu Bakar Muhammad berpendapat bahwa kegunaan alat/ media

pembelajaran antara lain adalah:

a. Mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dan memperjelas materi pelajaran yang


sulit.
b. Mampu mempermudah pemahaman, dan menjadikan pembelajaran lebih
hidup dan menarik,
11

Ibid., hal. 12
12

Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif: Memberdayakan dan Mengubah Jalan Hidup
Siswa, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 29
16

c. Merangsang anak untuk bekerja dan menggerakkan naluri kecintaan


menelaah (belajar) dan menimbulkan kemauan keras untuk mempelajari
sesuatu,
d. Membantu pembentukan kebiasaan, melahirkan pendapat, memperhatikan
dan memikirkan suatu pelajaran,
e. Menimbulkan kekuatan perhatian (ingatan), mempertajam indera,
melatihnya, memperhalus perasaan dan cepat belajar.13

Sementara itu Kemp dan Dayton mengemukakan beberapa hasil penelitian

yang menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral

pembelajaran di kelas, atau sebagai cara utama pembelajaran langsung, sebagai

berikut:

a. Penyampaian pelajaran tidak kaku.


b. Pembelajaran bisa lebih menarik.
c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan
prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan
balik dan penguatan.
d. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat.
e. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bila integrasi kata dan gambar
sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen
pengetahuan dengan cara yang terorganisasi dengan baik, spesifik dan jelas.
f. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana saja diinginkan atau
diperlukan, terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan
secara individu.
g. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses
belajar dapat ditingkatkan.
h. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif.14

Secara umum, Azhar Arsyad menuturkan bahwa: Salah satu fungsi utama

media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi

iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.15

Di sisi lain, Arief S. Sadiman dkk, memperinci kegunaan media pembelajaran

sebagai berikut:
13

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), hal. 212
14

Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran.., hal. 23


15

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,, hal 15.


17

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis.


b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera,seperti:
1. Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita, gambar, film
bingkai, atau model.
2. Objek yang kecil. Dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film
atau gambar.
3. gerak yang terlalu cepat atau terlalu lambat, dapat dibantu dengan
timelapse atau high speed photography.
4. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi
lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal.
5. Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin), dapat disajikan
dengan model, diagram dan lain-lain.
6. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi,dan lain-lain),
dapat divisualkan dalam betuk film, film bingkai, gambar dan lain-lain
c. Penggunaan media pendidikan secara tepat,dan bervariasi dapat mengatasi
sikap pasif anak. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:
1. Menimbulkan kegairahan
2. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan
lingkungan dan kenyatan.
3. memungkinkan anak didik belajar sendiri menurut kemampuan dan
minatnya.
d. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan
pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum sama untuk setiap siswa,
maka guru mengalami banyak kesulitan. Masalah ini dapat diatasi dengan
media pendidikan, yaitu:
1. Memberikan perangsang yang sama
2. Mempersamakan pengalaman
3. Menimbulkan persepsi yang sama.16

Dan tujuan utama media menurut Yudhi Munadi adalah sebagai berikut:

Mengefektifkan proses komunikasi pembelajaran sehingga tercapai tujuan yang

diinginkan (adanya perubahan tingkah laku).17

Dengan demikian, media pembelajaran berfungsi untuk tujuan instruksi,

dimana informasi yang terdapat dalam media harus tersampaikan kepada siswa

dengan melibatkan siswa sendiri baik secara fisik maupun mental dalam bentuk

aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Pemanfaatan media dalam

16

Arief S. Sadiman, et all, Media Pendidikan, hal 17.


17

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, hal. 37.


18

proses pembelajaran akan melibatkan indera siswa dalam penyaluran pesan,

sehingga proses belajar siswa menjadi pengalaman langsung bagi siswa. Pengalamn

langsung akan memberi kesan paling utuh dan paling bermakna mengenai informasi

dan pesan yang disampaikan oleh guru.

Keberadaan media dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan

motivasi dan minat siswa serta dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman

tentang materi yang disampaikan oleh guru.

B. Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Penggunaan media sebagai alat komunikasi dalam proses pembelajaran harus

didasarkan pada kriteria pemilihan yang objektif. Penggunaan media bukan sekedar

menampilkan program pengajaran ke dalam kelas, tetapi disesuaikan dengan tujuan

pembelajaran, strategi dan metode mengajar serta materi pembelajaran yang ingin

disampaikan.

Harjanto menyebutkan jenis media pendidikan yang biasa digunakan dalam

proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan, atau diagram, poster, kartun,
komik dan lain-lain. Media grafis juga disebut media dua dimensi, karena
mempunyai ukuran panjang dan lebar.
2. Media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid
model), model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama dan
lain-lain.
3. Media proyeksi seperti slide, filmstrip, film, penggunaan OHP dan lain-lain.
4. Penggunaan lingkungan sebagai media pendidikan.18
Ramayulis dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam mengklasifikasikan

alat/media pendidikan ke dalam dua bagian, yaitu:

1. Alat pendidikan yang bersifat benda (materil)


18

Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hal. 237


19

Pengklasifikasian media pendidikan/ media pembelajaran yang berbentuk

benda sangat beragam. Masing-masing ahli berbeda versi dalam mengelompokkan

media yang bersifat materil.

Zakiah Darajat menyebutkan, bahwa:

Alat pendidikan yang berupa benda adalah, pertama: media tulis, seperti al-
Quran, Hadits, Tauhid, Fiqih, Sejarah. Kedua: benda-benda alam seperti hewan,
manusia,tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya. Ketiga: gambar-gambar yang
dirancang seperti grafik. Keempat: gambar yang diproyeksikan seperti video,
transparan, in-focus. Kelima: audio recording (alat untuk didengar) seperti kaset,
tape radio.19

Yang termasuk alat pendidikan materil menurut versi Arif. S. Sadiman adalah

Media grafis.20 Yang termasuk ke dalam media grafis adalah: gambar, foto, sketsa,

bagan, chart, diagram, papan, poster dan kartun. Sementara itu, Ronald H. Anderson

berpendapat bahwa: Yang termasuk dalam media dalam bentuk materil adalah

media auditif.21 Yang termasuk media auditif adalah tape recorder dan radio.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa

media yang berbentuk materil adalah segala benda yang dapat dilihat, didengar, atau

diraba dengan melibatkan pancaindera.

2. Alat pendidikan yang bukan benda (non materil)

Ramayulis menuturkan bahwa: Di antara alat/ media pengajaran yang bukan

berupa benda itu adalah: (1) keteladanan, (2) perintah/ larangan (3) ganjaran dan

hukuman.22
19

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, hal. 204.


20

Ibid, hal. 205.


21
Ibid, hal 205
22
20

Dengan demikian, media non materil tidak dapat dilihat, didengar maupun

diraba dengan pancaindera, tetapi efeknya dapat dirasakan oleh pikiran dan perasaan.

Pemanfaatan media non materil dalam proses pembelajaran akan meningkatkan

kemampuan afektif siswa.

Dalam bukunya Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Wina

Sanjaya mengklasifikasikan media pembelajaran berdasarkan beberapa sudut

pandang, yaitu:

1. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam tiga kelompok.


Pertama: media auditif yang hanya dapat didengar, seperti radio dan
rekaman suara. Kedua: media visual yang hanya dapat dilihat, seperti film
slide, foto, lukisan, gambar,dan lain-lain. Ketiga: media audiovisual yang
mengandung unsur suara dan gambar, seperti rekaman video, film, slide
suara dan sebagainya.
2. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat dibagi ke dalam dua
kelompok. Pertama: media yang memiliki daya liput luas dan serentak
seperti radio dan televisi. Kedua: media yang memiliki daya liput yang
terbatas oleh ruang dan waktu, seperti slide, film, video, dan sebagainya.
3. Dilihat dari cara atau tekhnik pemakaiannya, media dibagi kedalam dua
kategori. Pertama: media yang diproyeksikan seperti film (menggunakan
film projector), film slide (menggunakan slide projector), transparansi
(menggunakan Over Head Projector (OHP)). Kedua: media yang tidak
diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan lain sebagainya. 23

Sedangkan Rudy Bretz, mengidentifikasi ciri utama dari media menjadi tiga

unsur pokok yaitu suara, visual dan gerak. Berdasarkan tiga unsur tersebut, Bretz

mengklasifikasikan media menjadi delapan jenis yaitu: 1) media audio visual gerak,

2) media audio visual diam, 3) media audio semi gerak, 4) media visual gerak, 5)

media visual diam, 6), media semi gerak, 7) media audio, 8) media cetak.24

Ibid, hal. 206.


23
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009),
hal. 211.
24

Arief s. Sadiman, et all, Media Pendidikan, hal 20.


21

Di samping itu, Gagne mengelompokkan media menjadi tujuh macam, yaitu

Benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam,

gambar gerak, film bersuara dan mesin belajar.25

Ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media dikelompokkan dalam dua jenis,

yaitu media jadi karena sudah merupakan komoditi perdagangan dan terdapat di

pasaran luas dalam keadaan siap pakai (media by utilization), dan media rancangan

karena perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud atau tujuan

pembelajaran tertentu (media by design).

Di sisi lain, media pembelajaran yang berbentuk hardware juga dipandang

sebagai teknologi pendidikan, seperti papan tulis, peta, diagram, dan lain-lain.

Namun, sebagian memandang teknologi pendidikan hanya yang bersifat elektronik

saja.

Dalam Teknologi Pendidikan, Nasution menyebutkan beberapa alat

pendidikan yang dapat dipandang sebagai alat tekhnologi pendidikan, yaitu papan

tulis, gambar, model, koleksi, peta dan globe, buku pelajaran, film, filmstrip dan

slide, overhead projector, tape recorder,siaran televisi dan radio, Closed Circuit

Television (CCTV), mesin belajar dan mesin berprogama, laboratorium bahasa, dan

computer.26

Keberadaan media pembelajaran yang beragam, memungkinkan guru

mengkreasikan kegiatan pembelajaran yang beragam pula dengan memanfaatkan

beraneka media sesuai dengan penerapan strategi dan metode mengajar serta materi

25

Ibid, hal 23.


26

Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hal. 101


22

yang akan dipelajari siswa, sehingga siswa dapat mengikuti proses pembelajaran

dengan suasana yang berbeda di tiap kesempatan.

C. Pengaruh Media Gambar terhadap Pembelajaran Sains

Sebagai pengelola pengajaran, Iskandarwassid dan Dadang Sunendar

menuturkan bahwa, Seorang pengajar bertugas mengelola seluruh proses kegiatan

pembelajaran dengan menciptakan kondisi-kondisi belajar sedemikian rupa sehingga

setiap peserta didik dapat belajar secara efektif dan efisien.27

Guru yang berhasil (a succesfull teacher) adalah guru yang dapat

menunjukkan kemampuannya dalam mengajar sehingga tujuan-tujuan pembelajaran

dapat dicapai. Salah satu bentuk kompetensi atau profesionalisme seorang guru

adalah mampu mendayagunakan media dalam proses pembelajaran sehingga tercapai

tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam memilih dan menyeleksi media dalam proses pembelajaran, harus

didasarkan pada beberapa faktor pertimbangan antara lain, karakteristik siswa, tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai, materi pembelajaran, strategi dan metode

mengajar, keberadaan media; terjangkau atau tidak, waktu yang tersedia, kondisi

lingkungan, dan kemampuan guru dalam mengoperasikan media tersebut. Salah satu

media yang umum digunakan dalam proses pembelajaran adalah media gambar.

Media gambar merupakan media yang sering digunakan dalam proses

pembelajaran, baik di tingkat PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TK (Taman

27

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2008), hal. 159
23

Kanak-kanak)/ RA (Raudhatul Athfal), SD/ MI, SMP/ MTsN, SMA/ MAN maupun

Perguruan Tinggi.

Media gambar merupakan salah satu media grafis yang memanfaatkan indera

penglihatan dalam penyalurannya. Media grafis itu sendiri termasuk media visual.

Dengan demikian, media gambar merupakan media grafis yang dikelompokkan ke

dalam media visual. Pesan yang disampaikan dalam media gambar dituangkan ke

dalam simbol-simbol komuikasi visual.

Arif S. Sadiaman mengatakan bahwa, Di antara media pendidikan, gambar/

foto adalah media yang umum dipakai.28 Dia merupakan bahasa yang umum, yang

dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana. Oleh karena itu, pepatah Cina yang

mengatakan bahwa gambar berbicara lebih banyak dari pada seribu kata.

Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa gambar merupakan media

penyampai informasi yang cocok digunakan dalam berbagai kegiatan, salah satunya

dalam kegiatan pembelajaran. Dalam satu gambar, dapat dicerna berbagai informasi.

Oleh karena itu, simbol-simbol penyampai informasi harus dipahami dengan benar

agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien.

Ngainun Naim mendefinisikan: Media gambar (visual) adalah sarana atau

media yang berbentuk poster, lukisan, foto, karikatur, dan sebagainya, yang berfungsi

untuk mendukung pembelajaran secara visual.29

Pemanfaatan gambar sebagai media pembelajaran dapat dilakukan dengan:

1. Divisualisasikan, artinya gambar digunakan untuk memvisualkan tema atau


gagasan yang ingin didalami atau dipelajari, media bantu penjelasan dari guru

28

Arief S. Sadiman, et all, Media Pendidikan, hal. 29.


29

Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif, hal. 223


24

atau media yang digunakan untuk diskusi, diamati dan diapresiasikan


bersama.
2. Dinarasikan, gambar sebagai media untuk bercerita (storytelling)
3. Mempergunakan bahasa gambar di papan tulis.30

Ada enam syarat yang perlu dipenuhi oleh gambar/ foto yang baik sehingga

dapat dijadikan sebagai media pendidikan, yaitu: (1) autentik (2) sederhana (3)

ukurannya relatif (4) mengandung gerak atau perbuatan (5) gambar yang bagus

belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran, gambar atau foto karya siswa

sendiri sering kali lebih baik (6) gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai

dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.31

Pemanfaatan media gambar dalam proses pembelajaran sangat berperan

dalam upaya meningkatkan prestasi dan keberhasilan belajar siswa. Levie dan Lentz

mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:

a. Fungsi atensi, yakni mampu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi pada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang
ditampilkan atau menyertai teks materi.
b. Fungsi afektif, yang dari tingkat kenikmatan sisiwa ketika belajar (atau
membaca) teks yang bergambar. Gambar atau visual dapat menggugah emosi
dan sikap siswa.
c. Fungsi kognitif, yang terlihat dari temuan-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapain
tujtuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang
terkandung dalam gambar.
d. Fungsi kompensatoris, terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang
memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah
dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengingatnya kembali.32
Sains atau IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan salah satu mata

pelajaran yang diajarkan di tingkat SD/ MI. Sains yang dipelajari oleh siswa di SD/

MI merupakan kumpulan ilimu pengetahuan dasar dari ilmu-ilmu astronomi, kimia,


30

Ibid., hal. 223


31

Arief S. Sadiman, et all, Media Pendidikan , hal. 31


32

Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran , hal. 21.


25

geografi, fisika dan biologi. Oleh karena itu, guru SD/ MI mempunyai peran yang

besar dalam membentuk generasi yang ahli dalam bidang sains.

Pembelajaran sains bagi anak usia SD/ MI hendaknya dapat memupuk rasa

ingin tahu siswa secara alamiah serta mengembangkan cara berpikir ilmiah.

Pembelajaran sains juga diharapkan dapat membentuk karakter siswa yang peduli

terhadap lingkungan dunia dimana mereka hidup.

Pembelajaran sains untuk anak usia dini difokuskan pada pembelajaran

mengenai diri sendiri, alam sekitar dan gejala alam. Pembelajaran sains pada anak

usia dini memiliki beberapa tujuan, di antaranya yaitu:

1. Membantu pemahaman siswa tentang konsep sains dan keterkaitannya


dengan kehidupan sehari-hari.
2. Membantu menumbuhkan minat pada siswa untuk mengenal dan
mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitarnya.
3. Membantu siswa agar mampu menerapkan berbagai konsep sains untuk
menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Membantu siswa untuk dapat mengenal dan memupuk rasa cinta kepada alam
sekitar sehingga menyadari keagungan Tuhan Yang Maha Esa.33

Usman Samatowa menjelaskan bahwa model belajar sains yang cocok untuk

anak Indonesia adalah belajar melalui pengalaman langsung (Learning By Doing).

Model belajar ini memperkuat daya ingat anak dan biayanya sangat murah sebab

menggunakan alat-alat dan media belajar yang ada di lingkungan anak sendiri.34

Namun, dalam situasi tertentu sulit membawa siswa belajar langsung dalam

alam nyata. Ketika siswa tidak dapat dibawa pada suatu peristiwa, objek atau benda,

dan objek/peristiwa yang sedang dipelajari tidak dapat dihadirkan dalam kelas,

33

Diakses melalui situs http://episentrum.com/artikel-psikologi/rancangan-pembelajaran-


sains-untuk-aud/ Desember 2009
34

Usman Samatowa, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, (Jakarta: Indeks, 2011), hal. 5
26

gambar dapat mengatasi keterbatasan tersebut. Misalnya, dalam menyajikan materi

perubahan lingkungan, guru dapat membawa siswa ke lokasi terjadinya berbagai

perubahan lingkungan, namun jika terhambat oleh biaya, jarak, dan waktu, guru

dapat menunjukkan gambar-gambar/ foto-foto yang memvisualisasikan berbagai

bukti konkret terjadinya perubahan lingkungan.

Hal ini juga diungkapkan oleh Yudhi Munadi bahwa: Photo dapat mengatasi

ruang dan waktu. Sesuatu yang terjadi ditempat yang lain dapat dilihat oleh

seseorang yang berada jauh dari tempat kejadian dalam bentuk photo setelah

kejadian itu berlalu. Photo dapat memperlihatkan kerusakan hutan yang

menyebabkan banjir akibat penebangan hutan secara tidak bertanggung jawab.35

Penyajian materi sains melalui gambar, akan menarik perhatian siswa untuk

mempelajari materi tersebut, apalagi jka gambar tersebut dikemas dalam bentuk yang

sederhana, menarik dan dilengkapi dengan warna, kegiatan belajar siswa akan lebih

terkesan. Gambar juga dapat merangsang siswa untuk berpikir, dan memupuk rasa

ingin tahu siswa tentang berbagai pesan atau informasi yang tertuang dalam gambar

tersebut.

Ketika siswa memperhatikan suatu gambar, mereka akan terdorong untuk

berbicara lebih banyak, berinteraksi dengan gambar-gambar tersebut maupun dengan

sesamanya, membuat hubungan di antara paradoks dan membangun gagasan-gagasan

baru. Gambar juga dapat mengganti kata verbal, mengkonkritkan yang abstrak, dan

mengatasi pengamatan manusia. Gambar membuat orang dapat menangkap ide atau

35

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, hal. 89


27

informasi yang terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas dari pada yang

diungkapkan oleh kata-kata.36

Azhar Arsyad juga menuturkan bahwa media visual (image atau

perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media

visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Media visual dapat

pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi

pelajaran dengan dunia nyata.37

Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa

keberadaan media gambar dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran

Sains akan sangat membantu guru dalam penyampaian materi pelajaran serta

memudahkan siswa dalam memahami materi yang dipelajari. Pentingnya media

gambar dalam pembelajaran sains dapat dilihat dari penyajian gambar dalam setiap

materi Sains pada buku paket, baik untuk kelas awal maupun tinggi.

D. Keunggulan dan Kekurangan Media Gambar

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran merupakan ujung tombak tercapainya

tujuan suatu program pendidikan. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu

menciptakan suasana yang kondusif agar siswa tertarik untuk mengikuti proses

pembelajaran secara aktif. Pemanfaatan media pembelajaran merupakan salah satu

usaha dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.

Dengan menggunakan berbagai media pembelajaran, tradisi lisan dan tulisan

dalam proses pembelajaran dapat diperkaya, sehingga tercipta suasana pembelajaran

36

Ibid, hal. 89.


37

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, , hal. 91.


28

yang bervariasi dan mampu menciptakan iklim emosional yang sehat antara guru dan

siswa.

Dalam hal ini, pengetahuan guru tentang media pembelajaran sangat berperan

dalam usaha pemanfaatan media pembelajaran, karena kemampuan guru dalam

memanfaatkan media dalam proses pembelajaran sangat menentukan keberhasilan

proses tersebut. Guru harus mampu memilah dan memilih media dalam proses

pembelajaran karena setiap media memiliki keebihan dan kekurangan masing

masing.

Demikian pula dalam pemanfaatan media gambar, keunggulan dan

kekurangannya harus menjadi pertimbangan penyajiannya. Walaupun gambar mudah

didapatkan, baik dari majalah, kalender, surat kabar, internet, gambar yang dibuat

sendiri oleh guru ataupun gambar hasil kreasi siswa, namun harus memiliki

penekanan terhadap salah satu unsur penyampai pesan yang akan menjadi pusat

perhatiuan siswa.

Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto mengemukakan tiga kelebihan media

gambar, yaitu:

1. Sifatnya konkrit, lebih realistis dibandingkan dengan media verbal.


2. Dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja, baik untuk usia
muda maupun tua.
3. Murah harganya dan tidak memerlukan peralatan khusus dalam
penyampaiannya.38

Sementara itu, Arief S. Sadiman dan kawan-kawan menguraikan keunggulan

media gambar secara lebih rinci, yaitu:

1. Sifatnya konkret, lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan


dengan media verbal.
38

Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran,hal. 45


29

2. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda,
objek atau peristiwa dapat dbawa ke kelas, dan tidak selalu siswa bisa dibawa
ke objek/ peristiwa tersebut, tapi gambar dapat mengatasi itu.
3. Media gambar/ foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
Penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat
disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar atau foto.
4. Gambar/ Foto dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apapun dan
untuk usia berapapun.
5. Gambar/ foto harganya murah dan gampang didapat serta digunakan, tanpa
memerlukan peralatan khusus.39

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media gambar sangat efektif

digunakan dalam proses pembelajaran karena mampu membentuk pemahaman yang

konkrit terhadap penjelasan guru yang terkesan abstrak. Selain itu, pemanfaatan

gambar sebagai media pembelajaran akan mempermudah guru dalam menyajikan

materi dengan objek yang tidak dapat dihadirkan ke dalam kelas, misalnya dalam

menjelaskan berbagai perubahan lingkungan yang dittimbulkan oleh Tsunami, guru

tidak dapat menghadirkan Tsunami dalam kelas, juga tidak dapat membawa siswa

pada peristiwa tersebut, namun penyajiannya dalam bentuk gambar dapat mengatasi

hambatan tersebut

Namun, di balik semua keunggulan tersebut, media gambar juga memiliki

berbagai kekurangan/ kelemahan. Arief S. Sadiman dkk menyebutkan kelemahan

media gambar sebagai berikut:

1. Gambar/ foto hanya menekankan persepsi indera mata.

2. Gambar/ foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan

pembelajaran

39

Arief S. Sadiman, et all, Media Pendidikan, hal. 29


30

3. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.40

Pesan yang diterima siswa melalui media gambar hanya bersifat visual saja,

sehingga penjelasan guru secara verbal sangat dibutuhkan dalam penyampaian pesan

secara keseluruhan. Penggunaan gambar yang baik dalam pembelajaran adalah

gambar yang sederhana dan memiliki penekanan terhadap pesan yang akan

disampaikan, jika gambar tersebut terlalu kompleks, dikhawatirkan akan

memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang menarik baginya.

Dalam penyajian gambar guru juga harus memperhatikan ukuran gambar.

Jika gambar yang akan dihadirkan dalam kelompok besar maka sebaiknya gambar

tersebut berukuran besar pula. Namun jika gambarnya berukuran kecil, guru dapat

mencari alternatif lain agar penyampaian pesan dapat diterima oleh seluruh siswa.

Misalnya dengan memberikan gambar untuk siswa perkelompok.

E. Pembelajaran Sains

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh subjek

pembelajaran (guru), dengan segala perencanaan agar objek (siswa) mengalami

proses belajar. Salah satu pertanda seseorang telah belajar adalah terjadinya

perubahan tingkah laku pada orang tersebut yang relatif menetap yang disebabkan

karena peningkatan pada pengetahuan, keterampilan dan sikapnya.

Yudhi Munadi menjelaskan bahwa: Usaha-usaha yang terencana dalam

memanipulasi sumber-sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri

40

Ibid., hal. 31
31

siswa disebut pembelajaran.41 Oleh karena itu, dalam pembelajaran yang ditekankan

adalah proses belajar.

Sains berasal dari bahasa Inggris science, yang berarti ilmu pengetahuan.

Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari

physical sciences (ilmu fisik) dan life science (ilmu biologi). Sains juga lazim

disebut ilmu pasti karena tingkat kepastian ilmu alam relatif tinggi mengingat

objeknya yang konkrit.

James Conant, mendefinisikan sains sebagai Suatu deretan konsep serta

skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, dan yang tumbuh sebagai hasil

eksperimentasi dan observasi, serta bergua untuk diamati dan dieksperimentasikan

lebih lanjut.42

IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis

yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh

manusia.43 Sementara itu, Carin mendefinisikan Sains sebagai Suatu kegiatan

berupa pertanyaan dan penyelidikan alam semesta dan penemuan serta

pengungkapan serangkaian rahasia alam.44

Sains adalah salah satu mata pelajaran wajib di tingkat SD/ MI, karena Sains

atau IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), menjadi salah satu pelajaran yang diuji dalam

41

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, hal. 4


42

Usman Samatowa, Pembelajaran IPA, hal. 1


43
Ibid., hal. 3
44

Anwar Holil, Hakikat Pembelajaran IPA, (Online), diakses melalui situs:


http://anwarholil.blogspot.com/2009/01/ hakikat-pembelajaran-ipa.html, 19 Oktober 2011.
32

UAN. Dengan demikian. Pembelajaran sains harus ditingkatkan demi

memaksimalkan prestasi siswa.

Salah satu materi Sains pada kelas IV Semester II adalah perubahan

lingkungan. Dalam materi tersebut membahas tentang berbagai bentuk perubahan

lingkungan yang disebabkan oleh angin, air dan matahari. Media gambar akan

membantu siswa untuk memahami secara konkrit berbagai bentuk perubahan

lingkungan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai

  • Kata Pengantar Jack
    Kata Pengantar Jack
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar Jack
    محمد أسقل الغزالی
    Belum ada peringkat
  • Permohonan Kerja Citra Husada 2015
    Permohonan Kerja Citra Husada 2015
    Dokumen2 halaman
    Permohonan Kerja Citra Husada 2015
    محمد أسقل الغزالی
    Belum ada peringkat
  • Pembagian Hukum
    Pembagian Hukum
    Dokumen2 halaman
    Pembagian Hukum
    محمد أسقل الغزالی
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen5 halaman
    Bab Iii
    محمد أسقل الغزالی
    Belum ada peringkat
  • Cover Skripsi Sri Mustika
    Cover Skripsi Sri Mustika
    Dokumen2 halaman
    Cover Skripsi Sri Mustika
    محمد أسقل الغزالی
    Belum ada peringkat
  • BAB II Sri Mustika
    BAB II Sri Mustika
    Dokumen23 halaman
    BAB II Sri Mustika
    محمد أسقل الغزالی
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen22 halaman
    Bab Iv
    محمد أسقل الغزالی
    Belum ada peringkat
  • Lembar Kerja Siswa
    Lembar Kerja Siswa
    Dokumen8 halaman
    Lembar Kerja Siswa
    محمد أسقل الغزالی
    Belum ada peringkat
  • BAB II Sri Mustika
    BAB II Sri Mustika
    Dokumen23 halaman
    BAB II Sri Mustika
    محمد أسقل الغزالی
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    محمد أسقل الغزالی
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen22 halaman
    Bab Ii
    محمد أسقل الغزالی
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Sri Mustika
    Kata Pengantar Sri Mustika
    Dokumen8 halaman
    Kata Pengantar Sri Mustika
    محمد أسقل الغزالی
    Belum ada peringkat
  • Lembar Observasi
    Lembar Observasi
    Dokumen22 halaman
    Lembar Observasi
    محمد أسقل الغزالی
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen5 halaman
    Bab Iii
    محمد أسقل الغزالی
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen10 halaman
    Bab I
    محمد أسقل الغزالی
    Belum ada peringkat
  • RPP PTK
    RPP PTK
    Dokumen12 halaman
    RPP PTK
    محمد أسقل الغزالی
    Belum ada peringkat
  • RPP PTK Sri Mustika New
    RPP PTK Sri Mustika New
    Dokumen13 halaman
    RPP PTK Sri Mustika New
    محمد أسقل الغزالی
    Belum ada peringkat
  • Daftar Kepustakaan Sri Mustika
    Daftar Kepustakaan Sri Mustika
    Dokumen2 halaman
    Daftar Kepustakaan Sri Mustika
    محمد أسقل الغزالی
    Belum ada peringkat
  • Out Line
    Out Line
    Dokumen1 halaman
    Out Line
    محمد أسقل الغزالی
    Belum ada peringkat
  • Daftar Riwayat Hidup
    Daftar Riwayat Hidup
    Dokumen1 halaman
    Daftar Riwayat Hidup
    محمد أسقل الغزالی
    Belum ada peringkat