Anda di halaman 1dari 19

DAFTAR ISI

Cover

Kata Pengantar ..................................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................ ii

BAB I ..................................................................................................................... iii

A. LATAR BELAKANG ........................................................................................ 1

B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................... 1

C. TUJUAN PENULISAN ..................................................................................... 1

BAB II .................................................................................................................... 3

A. Batasan ............................................................................................................... 3

B. Jenis jenis Asfiksia .......................................................................................... 3

1. Asfiksia Berat ................................................................................................ 3

2. Asfiksia Sedang ............................................................................................. 3

3. Asfiksia Ringan ............................................................................................. 4

C. Penyebab Asfiksia .............................................................................................. 4

1. Faktor Ibu....................................................................................................... 4

2. Faktor Plasenta dan Tali Pusat....................................................................... 4

3. Faktor Bayi .................................................................................................... 5

D. Faktor Presdiposisi ............................................................................................. 5

E. Prinsip Dasar ...................................................................................................... 5

F. Patofisiologi........................................................................................................ 6

G. Diagnosis ............................................................................................................ 6

1. Anamnesis...................................................................................................... 6

ii
2. Pemeriksaan Fisik .......................................................................................... 6

H. Manajemen ......................................................................................................... 6

1. Resusitasi ....................................................................................................... 7

2. Terapi Medikamentosa ................................................................................ 10

3. Tindakan Setelah Resusitasi ........................................................................ 11

I. Contoh Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir .......................................................... 12

BAB III ................................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kegawatdaruratan pada neonatus adalah suatu keadaan dimana seorang
neonatus terancam jiwanya baik disebabkan oleh faktor internal, eksternal,
maupun bersama-sama sehingga memerlukan bantuan atau pertolongan segera,
bantuan atau pertolongan dapat berupa resusitasi jantung paru. Salah satu
kegawatdaruratan pada neonatus adalah Asfiksia.

Asfiksia pada bayi baru lahir adalah kegagagalan napas secara spontan dan
teratur segera setelah lahir. Asfiksia neonatorum dapat merupakan kelanjutan
dari kegawatan janin (fetal distress ) intrauterin yang disebabkan oleh banyak
hal. Asfiksia pada bayi baru lahir adalah gagal nafas spontan yang bisa
berlanjut dengan gangguan sistemik, bermula pada saat lahir atau beberapa saat
setelah lahir.

Asfiksia merupakan penyebab kematian neonatal yang paling tinggi.


Menurut SKRT 2001, 27% kematian neonatal diakibatkan oleh Asfiksia dan
angka kematian sekitar 41,94% di RS Pusat rujukan profivinsi. Asfiksia
perinatal dapat terjadi selama antepartum, intrapartum, maupun postpartum.
Asfiksia selain dapat menyebabkan kematian juga dapat menyebabkan
kecacatan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana batasan asfiksia pada bayi baru lahir?
2. Bagaimana prinsip dasar asfiksia pada bayi baru lahir?
3. Bagaimana diagnosis asfiksia pada bayi baru lahir?
4. Bagaimana manajemen asfiksia pada bayi baru lahir?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui batasan asfiksia pada bayi baru lahir
2. Mengetahui prinsip dasar asfiksia pada bayi baru lahir

1
3. Mengetahui diagnosis asfiksia pada bayi baru lahir
4. Mengetahui manajemen asfiksia pada bayi baru lahir

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Batasan
Asfiksia pada bayi baru lahir adalah kegagagalan napas secara spontan dan
teratur segera setelah lahir. Asfiksia pada bayi baru lahir adalah gagal nafas
spontan yang bisa berlanjut dengan gangguan sistemik, bermula pada saat lahir
atau beberapa saat setelah lahir. Sering sekali seorang bayi yang mengalami
gawat janin sebelum persalinan akan mengalami asfiksia sesudah persalinan.
Masalah ini mungkin berkaitan dengan kondisi ibu, masalah pada talipusat dan
plasenta atau masalah pada bayi selama atau sesudah persalinan.

B. Jenis jenis Asfiksia


1. Asfiksia Berat
Nilai apgar 0-3
Frekuensi jantung kecil (< 40 x/menit)
Tidak ada usaha nafas
Tonus otot lemah, bahkan hampir tidak ada
Bayi tidak dapat memberikan reaksi jika diberikan rangsangan
Bayi tampak pucat bahkan sampai berwarna kelabu
Terjadi kekurangan O2 yang berlanjut sebelum atau sesudah
persalinan
Penatalaksanaan resusitasi aktif dan segera

2. Asfiksia Sedang
Nilai apgar 4-6
Frekuensi jantung menurun (60-80 x/menit)
Usaha nafas lambat
Tonus otot biasanya dalam keadaan baik
Bayi masih bisa berekasi terhadap rangsangan yang diberikan
Bayi tampak sianosis

3
Tidak terjadi kekurangan O2 yang bermakna selama proses persalinan
Penatalaksanaan resusitasi

3. Asfiksia Ringan
Nilai apgar 7-10
Takipnea dengan nafas > 60 x/menit
Bayi tampak sianosis
Adanya retraksi sela iga
Bayi merintih (grunting)
Adanya pernapasan cuping hidung
Bayi kurang aktifitas
Dari pemeriksaan auskultasi diperoleh wheezing positif
Penatalaksanaan resusitasi

C. Penyebab Asfiksia
1. Faktor Ibu
keadaan ibu yang dapat mengakibatkan aliran darah ibu melalui
plasenta berkurang, sehingga aliran oksigen ke janin berkurang akan
mengakibatkan Gawat janin dan akan berlanjut sebagai Asfiksia BBL,
antara lain:

preeklampsia dan eklampsia


perdarahan antepartum abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
partus lama atau partus macet
demam sebelum dan selama persalinan
infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
Kehamilan lebih bulan ( 42 minggu kehamilan)

2. Faktor Plasenta dan Tali Pusat


Keadaan plasenta atau tali pusat yang dapat mengakibatkan Asfiksia
BBL akibat penurunan aliran darah dan oksigen melalui tali pusat bayi,
antara lain:

4
infark plasenta
hematoma plasenta
lilitan tali pusat
tali pusat pendek
simpul tali pusat
prolapsus tali pusat

3. Faktor Bayi
Keadaan bayi yang dapat mengalami Asfiksia walaupun kadang-
kadang tanpa didahului tanda gawat janin, antara lain:

Bayi kurang bulan /prematur (kurang 37 minggu kehamilan)


air ketuban bercampur mekonium
kelinan kongenital yang berdampak pada pernapasan bayi

D. Faktor Presdiposisi
Resusitasi neonatus dapat dibutuhkan saat :

Kehamilan tidak cukup bulan


Air ketuban bercampur meconium
Persalinan seksio

E. Prinsip Dasar
Asfiksia merupakan penyebab kematian neonatal yang paling tinggi.
Menurut SKRT 2001, 27% kematian neonatal diakibatkan oleh asfiksia
dan angka kematian sekitar 41,94% di RS pusat rujukan propinsi. Pada
jurnal Nurul Quraniati yang berjudul Asfiksia pada Bayi Baru Lahir
dikatakan bahwa asfiksia saat lahir menjadi penyebab kurang lebih 23%
dari sekitar 4 juta kematian neonatus di seluruh dunia setiah tahunnya
(Kitamura et al, 2010).
Penyebab kematian bayi baru lahir salah satunya disebabkan oleh asfiksia
sebanyak 27% (SKRT, 2007) yang merupakan penyebab kedua kematian
bayi baru lahir setelah BBLR (Departemen Kesehatan RI, 2008). Pada

5
tahun 2009 angka terjadinya asfiksia di dunia menurut World Health
Organization (WHO) adalah 19%.
Asfiksia perinatal dapat terjadi selama antepartum, intrapartum, maupun
postpartum.
Asfiksia selain dapat menyebabkan kematian yang mengakibatkan
kecacatan.

F. Patofisiologi
Asfiksia adalah keadaan BBL tidak bernapas secara spontan dan teratur
segera setelah lahir. Sering sekali bayi yang mengalami gawat janin sebelum
persalinan akan mengalami asfiksia sesudah persalinan. Masalah ini mungkin
berkaitan dengan kondisi ibu, masalah pada tali pusat dan plasenta atau
masalah pada bayi selama atau sesudah persalinan.

G. Diagnosis
1. Anamnesis
Gangguan atau kesulitan pada saat lahir (perdarahan, antepartum,
lilitan tali pusat, sungsang, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep, dll).
Lahir tidak bernapas/menangis.
Air ketuban bercampur mekonium.

2. Pemeriksaan Fisik
Bayi tidak bernapas atau napas megap-megap.
Denyut jantung bayi < 100 x/menit.
Kulit sianosis dan pucat.
Tonus otot menurun.
Untuk diagnosis asfiksia tidak perlu menunggu nilai/apgar skor.

H. Manajemen
Ada 2 manajemen asfiksia BBL yaitu resusitasi dan terapi medikamentosa.

6
1. Resusitasi
a. Resusitasi
Jenis resusitasi ada 2 yaitu resusitasi biasa dan resusitasi
mengunakan pipa ET.

1) Pengertian
Suatu intervensi yang dilangsungkan saat lahir untuk
menyokong penetapan pernafasan dan sirkulasi bayi baru lahir.

2) Faktor Presdiposisi
Resusitasi neonatus dapat dibutuhkan saat:

Kehamilan tidak cukup bulan


Air ketuban bercampur mekonium
Persalinan seksio

3) Diagnosis
Setelah bayi lahir, nilailah hal-hal berikut ini:

Apakah kehamilan cukup bulan?


Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megap?
Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?

4) Persiapan Alat
a) Alat pemanas siap pakai
b) Oksigen
c) Alat penghisap
Penghisap lendir
Pengisap mekanis
Kaketer penghisap n0 5F/6F/8F dan 10F
Sonde lambung no 8F dan semprit 20 ml

7
d) Sungkup dan balon resusitasi
e) Alat intubasi
Laringoskop dengan lidah lurus no 0 (bayi kurang bulan)
dan no 1 (bayi cukup bulan)
Lampu dan batrai extra untuk laringoskop
Pipa endotrakeal ukuran 2,5. 3,0. 4,0.
Stilet, gunting, sarung tangan

f) Obat-obatan
Epinefrin 1:10.000 dalam ampul 3 ml atau 10 ml
Nalokson hidroklorid 0,4 mg/ml dalam ampul 1 ml atau
1 mg/ml dalam ampul 2 ml
Volume expander (5% larutan albumin saline, NaCl
0,9%, RL)
Bikarbonas natrikus 4,2% (5 mEq/10 ml) dalam ampul
10 ml
Larutan dekstrose 5%, 10%, 250 ml
Aquadest steril 25 ml

5) Tatalaksana Umum
Jika kehamilan tidak cukup bulan, atau air ketuban
bercampur mekonium, atau bayi megap-megap, atau tonus otot
bayi tidak baik, lihat bagan berikut untuk melihat langkah-
langkah resusitasi pada bayi baru lahir.

8
9
b. Pemasangan pipa ET
1) Indikasi Pemasangan
a) Air ketuban bercampur mekonium, bayi depresi dan
memerlukan isapan melalui trakheal
b) telah dilakukan VTP dengan balon dan sungkup
c) prematuritas dan BBLR, Bayi tidak bernapas secara adekuat
d) hernia diafragmatika
e) perlu VTP jangka lama
2) Alat dan perlengkapan
a) laringoskop dengan baterai cadangan
b) laringoskop dengan daun lurus: no 1 (aterm) dan no
0 (preterm)
c) pipa ET no : 2.5, 3,0. 3,5. 4.0
d) stilet
e) pipa penghisap no 10 atau lebih besar
f) bantalan bahu
g) plester, gunting
h) pipa oksigen
i) balon dan sungkup resusitasi
2. Terapi Medikamentosa
a. Epinefrin
Indikasi:

1) Denyut jantung bayi <60 kali/menit setelah paling tidak 30 detik


dilakukan ventilasi adekuat dan kompresi dada belum ada
respons.
2) Asistolik
Dosis : 0.1-0.3 ml/kg BB dalam larutan 1 :10.000, cara IV atau
endotrakeal. Dapat diulang setiap 3-5 menit bila perlu.

10
b. Cairan pengganti volume darah
Indikasi:

1) BBL yang di resusitassu mengalami hipovolemia dan tidak ada


respon dengan resusitasi
2) Hipovolemia kemungkinan akibat adanya pendarahan atau syok.
Ditandai dengan pucat, perfusi buruk, nadi kecil/lemah dan
resusitasi tidak memberikan respon yang adekuat.

Jenis Cairan:

Larutan kristaloid yang isotonis (Nacl 0,9 %, RL)

Dosis awal 10 ml/kg BB IV pelan 5-10 menit

c. Natrium bikarbonat
Indikasi:

Asidosis metabolis secara klinis (napas cepat dan dalam, sianosis)

Dosis : 1-2 mEq/kg BB atau 2-4 ml/kg BB (4,2 %) atau 1-2 ml/kg BB
(7,4 %)

3. Tindakan Setelah Resusitasi


1. Pemantauan pasca resusitasi
a. Hal-hal yang harus dipantau diantaranya nafas, jantung,
kesaadaran dan produksi urin, jaga bayi tetap hangat.
b. Jika fasilitas tersedia, periksa kadar gula darah dan berikan vit K1
c. Beri imunisasi HB 0 saat masih dirawat dan polio saat pulang
2. Dekontaminasi, mencuci dan mensterilkan alat
3. Membuat catatan tindakan resusitasi
4. Konseling pada keluarga

11
I. Contoh Kasus Asfiksia Bayi Baru Lahir

SOAP Pada Bayi Baru Lahir Dengan Asfiksia

No. Registrasi : 0115

Hari/Tanggal : Jumat, 14 Oktober 2016

I. Data Subjektif

a. Identitas
Ibu Ayah
Nama : Ny. Ani Nama : Tn. Roma
Umur :30th Umur : 35th
Agama :Islam Agama : Islam
Pendidikan :SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat Rumah : jl. Koja I Alamat Rumah: jl. Koja I
Telp. : 021-4753970 Telp. : 021-4753970

Bayi
Nama : Bayi Ny.Ani

Tempat, Tanggal Lahir : Jumat, 14 Oktober 2016

Jam Lahir : 08.00

Jenis Kelamin : Laki-Laki

b. Anamnesa
Ibu mengatakan merasa lega atas kelahiran bayinya

II. Data Objektif

12
1. Apgar Score
Skor

Tanda 0 1 2

Appearance/ warna Seluruh Warna kulit Warna kulit


tubuh tubuh seluruh tubuh
kulit bayi normal, normal.
berwarna tetapi
kebiruan tangan dan
atau kaki
pucat. berwarna
kebiruan

Pulse/ nadi Denyut Denyut Denyut


jantung
tidak ada jantung jantung>100x/m
<100x/me enit
nit

Grimace/respon Tidak ada Wajah Meringis,menari


reflex respon
terhadap meringis k, batuk, atau
stimulasi saat di bersin saat di
stimulasi stimulasi

Activity/tonus otot Lemah, Lengan Bergerak aktif


tidak ada
gerakan. dan kaki dan spontan
dalam
posisi
fleksi
Sedikit
gerakan
Respiratory/pernafa Tidak Menangis Menangis kuat,
san. bernafas,
lemah, pernapasan baik
pernafas
an terdengar dan teratur
lambat
dan tidak
teratur.

13
seperti
merintih
Sumber : Manuaba, dkk, (2008), Gawat Darurat Obstetri
Ginekologi dan Obstetri Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan

Menit pertama 0+1+1+1+1= 4


Menit kedua 1+1+2+1+1=6
Asfiksia sedang

III. Assesment
a. Diagnosa : Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan
dengan asfiksia sedang
b. Masalah : sianosis, sirkulasi tidak lancar, tonus otot kurang
baik
c. Kebutuhan : Resusitasi segera

IV. Planning
1. Segera potong tali pusat
Tali pusat telah dipotong oleh Bidan
2. Menjaga bayi tetap hangat
Bayi telah dikeringkan dengan handuk kering dan diselimuti dengan
kain kering
3. Mengatur posisi bayi
Bayi diposisikan supinasi
4. Isap lendir
Bayi telah dilakukan isap lendir dengan dili-dili
5. Keringkan dan rangsang taktil
Bayi telah dikeringkan dan di rangsang taktil
6. Reposisi
Bayi diposisikan hypper-ekstensi
7. Nilai napas, dan bayi bernapas megap-megap, kemudian berikan
ventilasi dengan cara :

14
a. Pasang sungkup, perhatikan lekatan
b. Ventilasi 2x dengan tekanan 30cm air
c. Jika dada mengembang lakukan ventilasi 20x dengan tekanan
20cm air selama 30 detik, kemudia nilai napasnya
8. Ventilasi telah dilakukan, bayi mulai bernapas normal, hentikan
ventilasi, ban lakukan asuhan pasca resusitasi

15
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Asfiksia pada bayi baru lahir adalah kegagagalan napas secara spontan dan
teratur segera setelah lahir. Sering sekali seorang bayi yang mengalami gawat janin
sebelum persalinan akan mengalami asfiksia sesudah persalinan. Masalah ini
mungkin berkaitan dengan kondisi ibu, masalah pada talipusat dan plasenta atau
masalah pada bayi selama atau sesudah persalinan. Asfiksia selain dapat
menyebabkan kematian yang mengakibatkan kecacatan.

Jenis jenis asfiksia terdiri dari asfiksia berat, ringan, sedang. Penyebab
asfiksia bisa berasal dari faktor ibu, plasenta dan tali pusat, atau bayi. Faktor
Presdiposisi asfiksia yaitu: kehamilan tidak cukup bulan, air ketuban bercampur
meconium, persalinan seksio. Manajemen asfiksia dapat dilakukan dengan cara
resusitasi dan medikamentosa.

16
DAFTAR PUSTAKA

Dwienda R, Octa, dkk. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi, Balita
dan Anak Prasekolah untuk Para Bidan. Yogyakarta : Deepublish

Direktorat Bina Kesehatan Keluarga, IDI, Organisasi Profesi dan Tim Pelatih
RSAB Harapan Kita. 2008. Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Dasar (PONED). Jakarta : Jaringan Nasional Pelatihan Klinik
Kesehatan Reproduksi, Bina Husada

Jurnal Nurul Quraniati dengan judul Asfiksia pada Bayi Baru Lahir. Departemen
Keperawatan Maternitas dan Anak, Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga Surabaya

Sulfianti, Evy. 2016. MODUL Pelatihan PPGDON. Jakarta: Sagung Seto

17

Anda mungkin juga menyukai