TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air di permukaan bumi ini terdiri atas 97% air asin di lautan, 2% masih berupa es,
0,0009% berupa danau, 0,00009% merupakan air tawar di sungai dan sisanya
merupakan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup
mahasiswa, tumbuhan dan hewan yang hidup di daratan. Oleh sebab itu, air
merupakan barang yang paling dominan dibutuhkan di permukaan bumi ini.
(Nugroho, A. 2006).
Walaupun air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui, tetapi air
akan dapat dengan mudah terkontaminasi oleh aktivitas manusia. Air banyak
digunakan oleh manusia untuk tujuan yang bermacam-macam sehingga dengan
mudah dapat tercemar. Air tanah dapat terkontaminasi dari beberapa sumber
pencemar, baik lokal maupun regional. (Darmono, 2001)
Polusi pada air adalah adanya senyawa organik ataupun senyawa anorganik di
dalamnya. Senyawa-senyawa tersebut dapat mengganggu kualitas air dan dapat
menimbulkan resiko penyakit. Maka analisis dari air sangat dibutuhkan. (Frei, R.W
and Brinkman, U.A. 1983).
Standar baku kualitas air minum merupakan parameter yang digunakan untuk
menentukan kualitas air minum. Dengan standar tersebut, dapat diketahui kualitas air
minum layak atau tidak untuk diminum. Standar baku kualitas air minum harus
memenuhi kualitas secara fisika, kimia dan biologi. Standar fisika menetapkan batasan
tentang sifat fisik air. Standar kimia menetapkan tentang batasan kandungan sifat dan
bahan kimia yang terkandung didalam air minum yang masih diperbolehkan dan tidak
berbahaya untuk dikonsumsi. Standar biologi menetapkan ada atau tidaknya
mikroorganisme patogen dan nonpatogen yang terkandung atau hidup didalam air
minum.
Kehadiran besi dan mangan dalam air yang mengendap mengubah penampilan
dari air, mengubahnya menjadi keruh kuning-coklat hingga hitam. Selain itu,
pengendapan presipitat ini akan menyebabkan pewarnaan perlengkapan pipa dan
binatu. Kondisi lain yang telah dikaitkan dengan kehadiran besi dan mangan dalam
persediaan air adalah pertumbuhan mikroorganisme dalam sistem distribusi.
Akumulasi pertumbuhan mikroba dapat menyebabkan penurunan daya dukung pipa
dan penyumbatan meter dan katup. Peluruhan dari akumulasi sering menyebabkan
kerugian konsumen termasuk keluhan pada listrik sering terjadi oleh laju aliran yang
meningkat menyebabkan kekeruhan tinggi.
Standar mutu air minum atau air untuk kebutuhan rumah tangga ditetapkan
berdasarkan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia No.
492/MENKES/PER/VII/2010 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air
minum tersebut disesuaikan dengan Standar Internasional yang dikeluarkan oleh
WHO. Ada banyak logam yang terkandung dalam air, namun dalam penelitian ini
hanya dibatasi pada logam mangan dan nikel dimana untuk logam mangan kadar
maksimum yang diperbolehkan adalah 0,4 mg/L dan untuk nikel 0,07 mg/L.
Standarisasi kualitas air tersebut bertujuan untuk memelihara, melindungi, dan
mempertinggi derajat kesehatan masyarakat, terutama dalam pengolahan air atau
kegiatan usaha mengolah dan mendistribusikan air minum untuk masyarakat umum.
Depot air minum merupakan usaha industri yang melakukan proses pengolahan air
baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen. Adapun air minum
yang dimaksud adalah air baku yang telah di proses dan aman untuk diminum.
Sementara air baku adalah air yang belum diproses atau sudah diproses menjadi air
bersih yang memenuhi persyaratan mutu sesuai peraturan menteri kesehatan untuk
diolah menjadi produk air minum.
Setiap depot air minum menurut keputusan Menperindag No 651 Tahun 2004
harus berpedoman pada cara produksi air minum yang baik pada seluruh mata rantrai
produksi air minum, mulai dari pengadaan bahan sampai penjualan ke konsumen,
seperti dalam bagian-bagian berikut:
Logam berat (heavy metal) atau logam toksik (toxic metals) adalah bentuk
umum yang digunakan untuk menjelaskan sekelompok elemen-elemen logam yang
kebanyakan tergolong berbahaya bila masuk ke dalam tubuh makhluk hidup. Logam
berat yang terdapat baik di lingkungan maupun di dalam tubuh manusia dalam
konsentrasi yang sangat rendah disebut juga sebagai trace metals. Trace metals seperti
Cadmium (Cd), Timbal (Pb) dan Merkuri (Hg) mempunyai berat jenis sedikitnya 5
kali lebih besar daripada air.
Di dalam air biasanya logam berikatan dalam senyawa kimia atau dalam
bentuk logam ion, bergantung pada kompartemen tempat logam tersebut berada.
Tingkat kandungan logam pada setiap kompartemen sangat bervariasi, bergantung
pada lokasi , jenis kopartemen dan tingkat pencemarannya. Telah banyak dilaporkan
mengenai konsentrasi logam dalam air dan biota yang hidup di dalamnya.
Karena itu suatu pencemaran logam berat dalam lingkungan perairan perlu
diperhatikan secara serius, mengingat akan timbulnya akibat buruk bagi keseimbangan
makhluk hidup. (Darmono, 2001)
Kegiatan manusia juga merupakan suatu sumber utama pemasukan logam ke dalam
lingkungan perairan. Pemasukan logam berasal dari buangan langsung berbagai jenis
limbah yang mengganggu, gangguan pada cekungan-cekungan pengairan, presipitasi
dan yang berasal dari atmosfer. Sumber-sumber utamanya sebagai berikut :
1. Kegiatan Pertambangan
2. Cairan Limbah Rumah Tangga
Mangan (Mn) adalah logam berwarna abu-abu keputihan, merupakan logam keras,
mudah retak, serta mudah teroksidasi. Senyawa Mn secara alami berbentuk padat di
lingkungan dan hanya sebagian kecil yang berada di air dan di udara sebagai debu.
Mangan dalam dosis tinggi bersifat toksik. Paparan dosis tinggi dalam waktu
singkat menunjukkan gejala berupa kegemukan, glukosa intoleransi, penggumpalan
darah gangguan kulit, gangguan skeleton, menurunnya kadar kolesterol,
mengakibatkan cacat lahir, perubahan warna rambut, gangguan sistem syaraf,
gangguan hati, jantung, dan pembuluh vaskuler, menurunnya tekanan darah,
mengakibatkan cacat pada fetus, kerusakan otak, serta iritasi alat pencernaan.
(Widowati, W. 2008).
Besi dan mangan yang teroksida dalam air berwarna kecoklatan dan tidak
larut, menyebabkan penggunaan air menjadi terbatas. Air tidak dapat dipergunakan
untuk keperluan rumah tangga dan industri. Kedua macam bahan ini berasal dari
larutan batu-batuan yang mengandung senyawa Fe atau Mn seperti pyrite, kematit,
mangan dan lain-lain. (Agusnar, H. 2008).
Ada beberapa metode yang umum digunakan untuk mengamati kadar besi dan
mangan dalam air yang digunakan untuk konsumsi masyarakat. Metode utama yang
dilakukan adalah pengendapan yang diikuti dengan filtrasi. Metode kedua yang
Nikel adalah logam putih perak yang keras. Nikel bersifat liat, dapat ditempah dan
sangat kukuh. Logam ini melebur pada 1445oC dan bersifat sedikit magnetis
(Vogel,A.I. 1994).
Nikel terbentuk secara alami pada kerak bumi dan tersebar di lingkungan.
Kontaminasi Ni dalam makanan pada umumnya berasal dari polusi industri, peralatan
dan bahan yang digunakan selama pengolahan bahan makanan.
Nikel merupakan zat gizi esensial yang berfungsi menstabilisasi struktur asam
nukleat dan protein serta sebagai kofaktor berbagai enzim. Nikel juga berperan
mengatur kadar lipid dalam jaringan dan dalam sintesis fosfolipid. Nikel juga
merupakan nonspesifik aktifator enzim.
Logam nikel dan senyawa nikel mrtupakan bahan karsinogenik. Inhalasi debu
mengandung Ni-sulfida, Ni-subsulfida dapat mengakibatkan kanker paru-paru, kanker
rongga hidung, dan kanker pita suara, bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Untuk mengetahui adanya paparan Ni, bisa dilakukan analisis terhadap kadar
Ni dalam darah, urin, feses dan rambut. Konsumsi makanan mengandung Ni 600
g/hari sudah menunjukkan toksisitas pada manusia. (Widowati, W. 2008).
2.8.Reverse Osmosis
Proses reverse osmosis menggunakan tekanan tinggi agar air bisa melewati
membran, di mana kerapatan membran reverse osmosis ini adalah 0,0001 mikron. Jika
air mampu melewati membran reverse osmosis, maka air inilah yang akan kita pakai,
tapi jika air tidak bisa melewati membran semipermeable maka akan terbuang pada
saluran khusus.
.
Proses Reverse osmosis untuk pemurnian air tidak membutuhkan energi
termal. Aliran air dengan sistem Reverse osmosis dapat diatur dengan pompa tekanan
tinggi. Pemurnian air tergantung pada berbagai faktor termasuk ukuran membran,
ukuran pori membran, suhu, tekanan operasi dan luas permukaan membran.
(Montgomery, J.M. 1985)
Proses reverse osmosis terjadi ketika tekanan osmosis membawa molekul air
melalui membran permeable pada keadaan kesetimbangan. Keadaan seperti ini dapat
kembali dengan memberikan tekanan hidrostatik pada larutan air garam yang lebih
tinggi daripada tekanan osmosisnya. (Fair, G.M. 1968).
Secara praktek membran reverse osmosis untuk pengaplikasiannya pada air harus
memiliki beberapa karakteristik. Pertama dan paling utama adalah dapat ditembus air
yang mengandung senyawa-senyawa lainnya dalam larutan. Kedua, rata-rata air yang
menembus permukaan membran per unit (fluks air) harus tinggi untuk memperoleh
produk yang baik agar proses analisisnya ekonomis. Ketiga, membran harus tahan
lama, secara kimia, fisika, dan biologi sera memiliki daya pakai yang lama. (Belfort,
G. 1984).
Membran yang digunakan untuk reverse osmosis memiliki lapisan yang padat
dalam matriks polimer - baik kulit membran asimetrik atau lapisan interfasial
dipolimerisasi dalam membran tipis-film-komposit di mana pemisahan terjadi. Dalam
kebanyakan kasus, membran ini dirancang untuk memungkinkan air hanya melewati
lapisan padat, sementara mencegah bagian dari zat terlarut (seperti ion garam).
Ukuran pori membran dapat bervariasi dari 0,1 nanometer sampai 5.000
nanometer tergantung pada jenis filter. "Partikel filtrasi" menghilangkan partikel dari
1 mikrometer atau lebih besar. Mikrofiltrasi menghilangkan partikel dari 50 nm atau
lebih besar. "Ultrafiltrasi" menghilangkan partikel sekitar 3 nm atau lebih besar.
"Nanofiltrasi" menghilangkan partikel dari 1 nm atau lebih besar. Bahan yang
Sistem pengolahan reverse osmosis jika dibandingkan dengan pengolahan air minum
lain seperti sistem ultra violet, perebusan, sedimentasi, ozonisasi dan pengolahan air
minum lainnya, teknologi pengolahan air sistem reverse osmosis (RO) adalah sistem
pengolahan air minum terbaik untuk menghasilkan air minum bersih, steril, sehat.
Kelebihan air hasil dari sistem reverse osmosis adalah bebas dari semua bahan
pencemar air seperti virus, bakteri, bahan kimia dan logam berat. Dengan kualitas air
yang baik maka sistem reverse osmosis memberikan jawaban atas tingginya
pencemaran air sekarang ini, sekaligus mampu memenuhi kebutuhan akan air bersih
dan sehat.
8. Air Hasil Cahaya Ultra a. Dapat membunuh bakteri, tetapi kurang efektif
dibandingkan dengan air mendidih.
Violet
b. Biaya tinggi, memerlukan penukaran tabung
lampu setiap 3-6 bulan
c. Selain membunuh bakteri, ia tidak dapat
menghapus kotoran lain.
Metode spektrofotometri serapan atom berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom.
Atom-atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung
pada sifat unsurnya. Misalkan natrium menyerap pada 589 nm, uranium pada 358,5
nm, sedang kalium pada 766,5 nm. Cahaya pada panjang gelombang ini mempunyai
cukup energi untuk mengubah tingkat elektronik suatu atom. Transisi elektronik suatu
Umumnya bahan bakar yang digunakan adalah propana, butana, hidrogen dan
asetilen, sedangkan oksidatornya adalah udara, oksigen, N2O dan asetilen. Logam-
logam yang mudah diuapkan seperti Cu, Pb, Zn, Cd, umumnya ditentukan pada suhu
rendah sedangkan untuk unsur-unsur yang tak mudah diatomisasi diperlukan suhu
tinggi. Suhu tinggi dapat dicapai dengan menggunakan suatu oksidator bersama
dengan gas pembakar, contohnya atomisasi unsur seperti Al, Ti, Be perlu
menggunakan nyala oksida asetilena atau nyala nitrogen oksida asetilena sedangkan
untuk atomisasi unsur alkali yang membentuk refraktori harus menggunakan
campuran asetilena udara. (Khopkar, S.M. 2007)
M otor B ahan
Sum ber C ontoh O ksigen
bakar
tenaga
1. Sumber sinar
Sumber sinar yang lazim dipakai adalah lampu katoda berongga. Lampu ini terdiri
atas tabung kaca tertutup yang mengandung suatu katoda dan anoda. Katoda sendiri
berbentuk silinder berongga yang terbuat dari logam atau dilapisi dengan logam
tertentu. Tabung logam ini diisi dengan gas mulia (neon atau argon) dengan tekanan
rendah. Neon biasanya lebih disukai karena memberikan intensitas pancaran lampu
yang lebih rendah.
2. Tempat Sampel
Dalam analisis dengan spektrofotometri serapan atom, sampel yang akan dianalisis
harus diuraikan menjadi atom-atom netral yang masih dalam keadaan asas. Ada
berbagai macam alat yang dapat digunakan untuk mengubah suatu sampel menjadi
uap atom-atom yaitu dengan nyala dan tanpa nyala.
a. Nyala (flame)
Nyala digunakan untuk mengubah sampel yang berupa padatan atau cairan menjadi
bentuk uap atomnya, dan juga berfungsi untuk atomisasi.
3. Monokromator
Monokromator memisahkan, mengisolasi dan mengontrol intensitas dari radiasi
energi yang mencapai detektor. Pada hakekatnya mungkin saja dapat dianggap
sebagai suatu saringan yang dapat disesuaikan dengan suatu daerah yang spesifik,
yang mana spectrum transmisi yang tidak sesuai akan ditolak. Idealnya monokromator
harus mampu memisahkan garis resonansi. Karena ada beberapa unsur yang mudah
dan ada beberapa unsur yang sulit (Haswell, 1991).
4. Detektor
Detektor dapat diatur sedemikian rupa pada nilai frekuensi tertentu, sehingga tidak
memberikan respon terhadap nilai emisi yang berasal dari eksitasi termal.
5. Readout
Readout merupakan suatu alat penunjuk atau dapat juga diartikan sebagai sistem
beberapa pencatat hasil (Khopkar, 2007).