Disusun Oleh:
Kelompok 2
Aldwin 230110130084
Bella Maulidya 230110130096
Muammar A 230110130114
Gulam 230110130111
Bastian H damanik 230110130152
Adhardiansyah 230110130135
Dzulfikar Wahyu 230110130142
Siti Aliyah 230110130144
Rocella Viernanda 230110130150
Yuliana Rafika 230110130153
Perikanan B
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
2014
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur atas kehadirat Allah SWT ,atas berkat dan rahmatnya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah tepat pada waktunya, tidak lupa
shalawat serta salam kita panjatkan kepada Rasulallah SAW.
Kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mebantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu tugas matakuliah Biokimia Perairan dan sebagai laporan tertulis hasil diskusi
yang telah dilaksanakan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari
itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca.
kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan ....................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Definisi Asam Amino...........................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam tubuh makhluk hidup banyak proses kimia, fisika, dan biologis.
Salah satu proses kimia yaitu metabolisme. Metabolisme merupakan Reaksi-
reaksi dasar dari kehidupan, yang membuat sel dapat tumbuh dan bereproduksi,
mempertahankan strukturnya, dan merespon lingkungannya. Secara keseluruhan,
metabolisme bertanggung jawab terhadap pengaturan materi dan sumber energi
dari sel. Tugas metabolisme inilah yang menjadikan metabolisme suatu reaksi
yang sangat penting bagi kelangsungan hidup makhluk hidup.
Proses metabolisme berfungsi untuk mengubah senyawa yang kompleks
menjadi senyawa yang lebih sederhana. Makanan yang di makan oleh manusia
sebagai nutrisi untuk tumbuh kembangnya mengandung senyawa senyawa yang
kompleks dan membutuhkan proses untuk mencerna makanan tersebut agar zat-
zat yang bermanfaat yang terkandung didalam nya dapat diserap oleh tubuh. Salah
satunya makanan yang mengandung protein. Protein pada makanan akan diserap
oleh tubuh dalam bentuk asam amino. Dalam proses pengubahan bentuk dari
bentuk yang kompleks menjadi yang lebih sederhana itu memerlukan proses
metabolism dan zat yang membantu dalam proses tersebut contoh nya enzim.
Maka dari itu penting mempelajari metabolism protein, karena enzim merupakan
salah satu jenis protein yang membantu dalam metabolisme beberapa senyawa
yang kompleks.
1.2. Rumusan Masalah
Dalam pembahasan mengenai metabolisme protein dan asam amino dapat
dirumuskan beberapa rumusan masalah yang akan dibahas diantaranya:
1. Apa itu asam amino dan protein?
2. Mengapa penting mempelajari mengenai metabolisme protein dan
asam amino?
3. Bagaimana cara metabolisme protein dan asam amino pada hewan dan
tumbuhan air?
4. Asam asam amino apa saja yang terkandung dalam ikan air tawar dan
ikan air laut?
1.3. Tujuan
pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
Matakuliah Biokimia Perairan serta untuk menambah wawasan mengenai
metabolisme protein dan asam amino, serta kadar protein yang terkandung
dalam ikan air tawar dan air laut.
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi Asam Amino
Asam amino adalah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino.
Asam amino yang etrdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus NH2
pada atom karbon a dari posisi gugus COOH. Rumus umum asam amino
sebagai berikut:
H
H2N C COOH
R
2.1.1. Struktur Kimia Asam Amino
Dari rumus umum asam amino atom karbon a ialah atom karbon yang
asimetrik, kecuali bila R ialah atom H.Oleh karena itu asam amino juga
mempunyai sifat memutar bidang cahaya terpolarisasi atau aktivitas optic. Rumus
molekul dapat digambarkan dengan model bola. Oleh karena atom karbon asam
amino asimetrik, maka molekul asam amino mempunyai dua konfigurasi yaitu D
dan L.
-COOH -COO + H - +
-NH2 + H+ -NH 3
+
Oleh adanya kedua gugus tersebut, asam amino dalam larutan dapat
membentuk ion yang bermuatan positif dan juga bermuatan negatif atau disebut
juga ion amfoter (zwitter ion). Keadaan ion ini sangat tergantung pada pH larutan.
Apabila asam amino dalam air ditambah dengan basa, maka asam amino akan
terdapat dalam bentuk (I) karena konsentrasi ion OH- yang tinggi mampu
mengikat ion-ion H+ pada gugus NH3+. Sebaliknya bila ditambahkan asam ke
dalam larutan asam amino, maka konsentrasi ion H+ yang tinggi mampu berikatan
dengan ion COO- sehingga terbentuk gugus COOH sehingga asam amino akan
terdapat dalam bentuk (II) (Anna Poedjiadi,1994).
Sifat peptida ditentukan oleh gugus COOH, NH2 dan gugus R. Sifat
asam dan basa pada peptida ditentukan oleh gugus COOH dan NH2, namun
pada rantai panjang gugus COOH dan NH2 yang terletak diujung rantai tidak
lagi berpengaruh. Suatu peptida juga mempunyai titik isolistrik seperti pada asam
amino. Reaksi biuret merupakan reaksi warna untuk peptida dan protein. (Anna
Poedjiadi, 1994).
2.2. Definisi Protein
Protein berasal dari kata protetos (Yunani) yang berarti bertingkat pertama.
Istilah protein pertama kali dikemukakan oleh Mulder (ahli kimia belanda) pada
tahun 1830-an. Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul
yang bervariasi, dari 5000 hingga lebih dari satu juta. Protein ada yang bersifat
mudah larut dalam air (putih telur) dan ada yang bersifat sukar larut dalam air
(rambut dan kuku).
Protein adalah polimer dari asam amino yang dihubungkan dengan ikatan
peptida. Molekul protein mengandung unsur-umsur C,H, O, N, P, S, dan
terkadang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga (Winarno, 1992).
Protein merupakan suatu polipeptida dengan BM yang sangat bervariasi dari 5000
sampai lebih dari satu juta karena molekul protein yang besar, protein sangat
mudah mengalami perubahan fisis dan aktivitas biologisnya. Banyak agensia yang
menyebabkan perubahan sifat alamiah dari protein seperti panas, asam, basa,
solven organik, garam, logam berat, radiasi sinar radioaktif (Sudarmadji, 1996).
2.2.1. Struktur Protein
Struktur protein merupakan sebuah struktur biomolekuler dari suatu molekul
protein. Setiap protein, khususnya polipeptida merupakan suatu polimer yang
merupakan urutan yang terbentuk dari berbagai asam L--amino (urutan ini juga
disebut sebagai residu). Perjanjiannya, suatu rantai yang panjangnya kurang dari
40 residu disebut sebagai sebagai polipeptida, bukan sebagai protein. Untuk dapat
melakukan fungsi biologis, protein melipat ke dalam satu atau lebih konformasi
spasial yang spesifik, didorong oleh sejumlah interaksi non-kovalen seperti ikatan
hidrogen, interaksi ionik, gaya van der Waals, dan sistem kemasan hidrofobik.
Struktur tiga dimensi perotein sangat diperlukan untuk memahami fungsi protein
pada tingkat molekul. Struktur protein dapat dibagi menjadi empat bentuk yaitu
primer,sekunder, tersier dan kuartener. Susunan linier asam amino dalam protein
merupakan struktur primer. Susunan tersebut akan menentukan sifat dasar protein
dan bentuk struktur sekunder serta tersier. Bila protein mengandung banyak asam
amino dengan gugus hidrofobik, daya kelarutannya kurang dalam air
dibandingkan dengan protein yang banyak mengandung asam amino dengan
gugus hidrofil. (Winarno,1992).
Struktur protein bervariasi dalam hal ukuran, dari puluhan hingga ribuan
residu. Protein diklasifikasikan berdasarkan ukuran fisik mereka sebagai
nanopartikel (1-100 nm). Sebuah protein dapat mengalami perubahan struktural
reversibel dalam menjalankan fungsi biologisnya. Struktur alternatif protein yang
sama disebut sebagai konformasi.
http://www.sridianti.com/pengertian-konsep-metabolisme-tumbuhan-hewan-
sel.html.Diakses pada Sabtu 06 September 2014 pukul 22:00
http://www.biologi-sel.com/2013/06/fotosintesis-pada-tanaman-akuatik.html.
Diakses pada Minggu,07 September 2014 pukul 20:00