SolidWorks
ANGGOTA TIM:
Moh. Zainullah Rizal 2110100112 (Angkatan 2010)
Pradana Setia Budi L 2110100113 (Angkatan 2010)
Gustieaufar Dhaffi S 2110100117 (Angkatan 2010)
M. Fadlil Adhim 2110100703 (Angkatan 2010)
BAB I
PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
Adapun tujuan dirancangnya Jatisurya Bus ini adalah:
1. Merancang kendaraan yang efisien dan ramah lingkungan
2. Sebagai solusi dari permasalahan lingkungan (Global Warming).
3. Untuk mendukung program ECO-Campus
4. Menyederhanakan sistem transportasi dalam kampus
5. Menerapkan inovasi teknologi pada suatu kendaraan
I.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh setelah dirancangnya Jatisurya Bus ini adalah sebagai
berikut:
1. Kendaraan pribadi yang beroperasi di dalam kampus berkurang sehingga sistem
transportasi dalam kampus lebih sederhana
2. Emisi gas buang kendaraan di dalam kampus semakin berkurang
3. Mobilitas dalam kampus meningkat (jika warga kampus tidak menggunakan
kendaraan pribadi dalam kampus, bahkan kendaraan pribadi tidak boleh
beroperasi di dalam kampus yang mencanangkan program eco-campus)
4. Meminimalisir konsumsi bahan bakar minyak
5. Pengeluaran warga kampus untuk mengonsumsi bahan bakar minyak untuk
kendaraan pribadinya semakin berkurang dikarenakan warga kampus
mengurangi intensitas penggunaan kendaraan pribadinya di dalam kampus
6. Menjadi inspirasi bagi perkembangan teknologi khususnya teknologi otomotif
BAB II
DESKRIPSI KENDARAAN
Jatisurya bus adalah kendaraan massal yang didesain se-efisien mungkin untuk
beroperasi di dalam kampus. Selain efisien kendaraan yang bernama Jatisurya Bus ini
juga didesain agar ramah lingkungan sebagai solusi dari permasalahan dunia saat ini
yaitu global warming dan juga mendukung program eco-campuspada kampus-kampus
di Indonesia.
Kendaraan ini mempunyai dimensi panjang 7000 mm, lebar 2000 mm, dan
tinggi 2800 mm. Kendaraan ini bermuatan maksimal 35 orang dewasa. Kecepatan
maksimal dari kendaraan ini adalah 50 km/jam. Dengan dimensi dan kapasitas
penumpang seperti telah disebutkan di atas, kendaraan ini mampu dijadikan sebagai
kendaraan massal dalam kampus.
Jatisurya Bus adalah bus yang didesain dengan systemhybrid dengan sumber
tenaga penggerak kendaraan menggunakandiesel berbahan bakar biodieseldan panen
energi dari Kinetic Energy Recovery System (KERS) pada Sistem Pengereman yang
biasa disebut Regenerative brake serta energi yang dipanen dari tenaga surya (Solar
Cell) yang keduanya tersimpan dalam suatu baterai. Energi yang didapat oleh baterai
akan dikonversikan ke motor yang juga sebagai sumber tenaga penggerak
kendaraan.Sistem transmisi Jatisurya Bus menggunakan Automated Manual
Transmission. Jatisurya Bus ini beroperasi menggunakan Mesin bagian depan
berpenggerak Roda Belakang. Untuk bagian kemudi (Steering), kendaraan ini
menggunakan Rack and Pinion Steering.Suspensi dari kendaraan ini menggunakan
Helical Spring(Suspensi Independen) untuk bagian depan dan Leaf Spring (Suspensi
Dependen) untuk bagian belakang. Brake depan menggunakan cakram (Disc) dengan
booster, sedangkan brake belakang menggunakan drum brake, leading, dan trailing.
Drive Train untuk Sistem Transmisi pada kendaraan ini yaitu menggunakan
Automated Manual Transmission.Automated manual transmission adalah sebuah gear
box Manual Transmission yang perpindahan giginya diatur secara automatis dengan
transmission actuator serta pergerakan clutch dengan clutch actuator sehingga
terjadilah perpindahan gigi secara otomatis. Perpindahan otomatis terjadi pada gigi maju
(forward gear), bukan untuk gigi mundur (reverse gear). Untuk perpindahan antara gigi
maju ke gigi mundur dan sebaliknya, dilakukan secara manual. Demi efisiensi dan
kenyamanan pengendara, maka desain seperti ini disesuaikan dengan kondisi jalan di
kampus yang cenderung terdapat polisi tidur pada tiap ruas jalan tertentu, sehingga
memungkinkan pergantian roda gigi yang terlalu sering pada kendaraan. Selain itu,
harga perawatan (maintenanance) untuk transmisi ini jauh lebih murah daripada
automatic transmission. Disamping itu, power input transmisi berasal dari
motor(dengan tenaga hasil dari panen energi solar cell dan regenerative brake) dan
diesel engine. Jadi menurut kami, automated manual transmision adalah transmisi yang
paling efisien untuk kendaraan dalam kampus jika disesuaikan dengan kondisi di atas.
Chassis kendaraan ini didesain khusus sesuai dengan penempatan tiap bagian
penyusun kendaraan. Profil chassis kendaraan ini menggunakan profil C atas dasar
pertimbangan antara lain profil C sudah cukup bisa menahan beban akibat gaya normal,
gaya lintang, gaya oleh momen, dan gaya oleh torsi di setiap bagian chassis, bisa
diperkuat dengan pemberian sirip pada profil segmen bagian dalam tiap jarak
tertentu.Lebih ringan dan lebih murah (ekonomis) karena membutuhkan bahan yang
lebih sedikit dalam proses manufakturnya.Selain itu, sambungan lebih kuat karena
sambungan profil C bisa disambung dengan cara memasukkan ujung batang segmen
yang satu ke sisi dalam segmen yang lainnyakemudian disambung dengan sambungan
las (weld joint) dan sambungan mur-baut (screw joint)(dijelaskan dengan gambar pada
bab IV).
Kendaraan ini adalah kendaraan jenis hybrid. Jenis hybrid yang diinstalasikan
pada kendaraan ini adalah hybrid paralel. Kendaraan digerakkan oleh internal
combustion engine dan motor. Internal combustion engine menggunakan mesin diesel
dengan bahan bakar biodiesel, sementara motornya berasal dari sumber energi
regenerative brake dan solar cell. Pada gigi 1 menggunakan motor saja, pada gigi 2 dan
3 menggunakan mesin diesel saja, sedangkan pada gigi 4 menggunakan motor dan
engine . Untuk mekanisme yanglebih spesifik dijelaskan pada bab II.3.
Biodiesel adalah bahan bakar yang terdiri dari campuran monoalkyl ester dan
rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin
diesel dan terbaharui seperti minyak sayur dan hewan. Biodiesel merupakan alternatif
energi yang dapat diperbarui, biodiesel mampu bermanfaat dan menjawab permasalahan
dunia yang saat ini telah divonis bahwa bahan bakar fosil akan habis dalam jangka
waktu yang relatif singkat. Selain itu, Biodiesel juga menghasilkan gas emisi rendah
yang lebih ramah lingkungan, cetane numberyang tinggi, dapat diproduksi secara lokal,
memiliki kandungan Sulfur yang rendah, menurunkan tingkat opasiti asap, dan apabila
actuator yang diperintah oleh ECU. Input daya pada transmisi diperoleh dari diesel
engine dan motor (seperti yang akan dijelaskan di bawah). Sementara transmisi dan
poros input dari diesel serta transmisi disambungkan dengan friction clutch. Clutch pada
transmisi dan poros input diesel digerakkan otomatis melewati clucth actuator oleh
ECU. Adapun teknis perpindahan gigi maju (forward) dikendalikan secara otomatis
oleh transmission actuator sementara untuk forward ke reverse dikendalikan secara
manual. jadi tuas tranmisi terdiri dari 3 posisi mode yaitu F dan R. F artinya gigi maju
yang dikendalikan secara otomatis dan R artinya posisi Reverse (gigi mundur).Terdapat
pula 3 mode penggerak yaitu DM, D, dan M. DM artinya suplai daya diperoleh dari
Diesel Engine dan Motor, D artinya suplai daya diperoleh dari Diesel Engine Saja, dan
M artinya suplai daya diperoleh dari motor saja. Mode penggerak DM dan M digunakan
saat baterai berisi daya, sementara mode penggerak D digunakan saat baterai kapasitas
kurang dari 10%. Kemudian dilengkapi pula dengan regenerative brake yang akan
dijelaskan pada subbab selanjutnya.
Gambar 2.4 diesel engine dan motor sebagai penggerak kendaraan pada gigi 1
Posisi 1-2
1. diesel engine dan motor menyuplai daya secara bersamaan
2. ECU memerintahkan clutch 1 memutus daya saat kecepatan 12 km/jam (1500
rpm gigi 1)
3. ECU memerintahkan actuator transmission 2 untuk memindahkan tuas garpu 1
ke posisi 10o, akibatnya transmisi berpindah ke gigi 3
4. ECU memerintahkan clutch 1 untuk menyambungkan daya
5. 1-4 berlangsung antara kecepatan 12 km/jam sampai dengan 13,6 km/jam (1500
rpm sampai dengan 1700 rpm)
6. ECU memerintahkan motor untuk mengubah mode menjadi mode pengisian saat
kecepatan mencapai 15 km/jam (1500 rpm pada gigi 2)
7. diesel engine menyuplai daya secara bersamaan dan motor dalam mode
pengisian
Gambar 2.5 diesel engine sebagai penggerak tunggal kendaraan dan motor dalam
mode pengisian pada gigi 2
Posisi 2-3
1. ECU memerintahkan clutch 1 memutuskan daya saat kecepatan 16,8
km/jam(1500 rpm)
2. ECU memerintahkan actuator transmission 2 untuk memindahkan tuas garpu 1
ke posisi 0o
3. ECU memerintahkan actuator tranmission 1 memilih tuas ke posisi 0o,
akibatnya terpilih tuas garpu 2
4. ECU memerintahkan actuator tranmission 2 memindahkan tuas garpu 2 ke
posisi -10o, akibatnya transmisi berpindah ke gigi 3
5. ECU memerintahkan clutch 1 menyambungkan daya lagi.
6. 2-5 berlangsung antara 16,8 km/jam sampai dengan 19,04 (1500 rpm sampai
dengan 1700 rpm)
7. Motor tetap berada pada mode pengisian
Gambar 2.6 diesel engine sebagai penggerak tunggal kendaraan dan motor dalam
mode pengisian pada gigi 3
Posisi 3-4
1. Motor tetap pada mode pengisian, diesel enginesebagai penggerak tunggal
2. ECU memerintahkan clutch 1 memutuskan daya saat 22,2 km/jam (1500 rpm)
3. ECU memerintahkan actuator transmission 2 memindahkan tuas garpu 2 ke
posisi 10o, Akibatnya transmisi berpindah ke gigi 4
4. ECU memerintahkan clutch 1 untuk menyambungkan daya lagi.
5. 2-4 berlangsung saat 22,2 km/jam sampai dengan 25,16 km/jam (1500 rpm
sampai dengan 1700 rpm)
Gambar 2.7 diesel engine dan motor sebagai penggerak kendaraan pada gigi 4
Posisi 4
1. ECU memerintahkan motor untuk mengubah mode pengeluaran. Akibatnya
power input motor menyokong power input diesel. Motor dan diesel engine
menyuplai daya secara bersamaan.
posisi Reverse
1. Mode diposisikan pada mode R dan mode DM
2. ECUmemerintahkan motor untuk bergerak (mode pengeluaran), sedangkan
Clutch 1 masih terputus daya-nya
3. Saat dipilih mode forward, ECU memerintahkan actuator transmission 1 untuk
memilih tuaske posisi gear Reverse
4. Sementara, Motor sebagai penggerak kendaraan tunggal
5. Saat kecepatan mencapai 5 km/jam clutch 1 mulai menyambungkan daya
akibatnya Motor secara tidak langsung mengacu gerak mesin diesel dan
menghidupkan diesel. Fungsi motor sama seperti dinamo starter. Untuk gigi
Reverse mekanisme penyambungan clutch disesuaikan dengan kenaikan rpm,
pada saat ini clutch akan menyambungkan daya secara penuh saat mencapai
1000 rpm.
6. Motor dan diesel engine menyuplai daya secara bersamaan.
Gambar 2.8 diesel engine dan motor sebagai penggerak kendaraan pada gigi reverse
Posisi 3-2
1. ECU memerintahkan motor mati. Motor berhenti menyokong power input
2. ECUmemerintahkanclutch 1memutuskan daya saat 19,04 km/jam
3. ECU memerintahkan actuator transmission 2 memindahkan tuas garpu 2 ke
posisi 0o, kemudian actuator transmission 1 memindahkan tuasnya ke posisi -
10o, akibatnya terpilih tuas garpu 1, setelah itu actuator transmission 2
memindahkan tuas garpu 1 ke posisi 10o, akibatnya transmisi berpindah ke gigi
2
4. ECU memerintahkan clutch 1 menyambungkan daya
5. 1-4 berlangsung antara 19,04 km/jam - 16,8 km/jam
Posisi 2-1
1. ECU memerintahkan clutch 1 memutuskan daya saat 13,6 km/jam
2. ECU memerintahkan actuator transmission 2 memindahkan tuas garpu 1 ke
posisi -10o
3. ECU memerintahkan clutch 1 menyambungkan daya
4. 1-3 berlangsung antara 13,6 km/jam sampai dengan 12 km/jam
5. ECU memerintahkan motor untuk menjadi mode pengeluaran saat 12 km/jam
Posisi 1-N
1. Motor dan diesel enginemenyuplai daya secara bersamaan
Gambar 2.9 diesel engine sebagai penggerak tunggal kendaraan dan motor dalam
mode pengisian pada gigi 1
Posisi 1-2
1. ECU memerintahkan clutch 1 memutus daya saat kecepatan 12 km/jam (1500
rpm gigi 1)
Gambar 2.10 diesel engine sebagai penggerak tunggal kendaraan dan motor dalam
mode pengisian pada gigi 2
Posisi 2-3
1. ECU memerintahkan clutch 1 memutuskan daya saat kecepatan 16,8 km/jam
(1500 rpm)
2. ECU memerintahkan actuator transmission 2 untuk memindahkan tuas garpu 1
ke posisi 0o
3. ECU memerintahkan actuator tranmission 1 memilih tuas ke posisi 0o,
akibatnya terpilih tuas garpu 2
4. ECU memerintahkan actuator tranmission 2 memindahkan tuas garpu 2 ke
posisi -10o, akibatnya transmisi berpindah ke gigi 3
5. ECU memerintahkan clutch 1 menyambungkan daya lagi.
6. 2-5 berlangsung antara 16,8 km/jam sampai dengan 19,04 (1500 rpm sampai
dengan 1700 rpm)
Gambar 2.11 diesel engine sebagai penggerak tunggal kendaraan dan motor dalam
mode pengisian pada gigi 3
Posisi 3-4
1. Motor tetap pada mode pengisian, sementara suplai daya berasal dari diesel
engine
2. ECU memerintahkan clutch 1 memutuskan daya saat 22,2 km/jam (1500 rpm)
3. ECU memerintahkan actuator transmission 2 memindahkan tuas garpu 2 ke
posisi 10o, Akibatnya transmisi berpindah ke gigi 4
4. ECU memerintahkan clutch 1 untuk menyambungkan daya lagi.
5. 2-4 berlangsung saat 22,2 km/jam sampai dengan 25,16 km/jam (1500 rpm
sampai dengan 1700 rpm)
Gambar 2.12 diesel engine sebagai penggerak tunggal kendaraan dan motor dalam
mode pengisian pada gigi 4
Posisi 4
1. Diesel engine sebagai penggerak tunggal kendaraan, sementara motor selalu
berada pada mode pengisian
posisi Reverse
1. Mode diposisikan pada mode R dan mode D
2. Diesel engine dihidupkan dengan cara distarter dengan motor saat kondisi mesin
mati (0 rpm)
3. Saat dipilih mode forward, ECU memerintahkan clutch 1untuk memutus daya,
kemudian ECU memerintahkan actuator transmission 1 untuk memilih tuaske
posisi reverse gear. Untuk gigi reverse mekanisme penyambungan clutch
disesuaikan dengan kenaikan rpm, pada saat ini clutch akan menyambungkan
daya secara penuh saat mencapai 1000 rpm.
4. Diesel engine sebagai penggerak tunggal kendaraan sementara motor selalu
berada pada mode pengisian
Gambar 2.13 diesel engine sebagai penggerak tunggal kendaraan dan motor dalam
mode pengisian pada gigi reverse
Posisi 3-2
1. ECU memerintahkan clutch 1 memutuskan daya saat 19,04 km/jam
2. ECU memerintahkan actuator transmission 2 memindahkan tuas garpu 2 ke
posisi 0o, kemudian actuator transmission 1 memindahkan tuasnya ke posisi -
10o, akibatnya terpilih tuas garpu 1, setelah itu actuator transmission 2
memindahkan tuas garpu 1 ke posisi 10o, akibatnya transmisi berpindah ke gigi
2
3. ECU memerintahkan clutch 1 menyambungkan daya
4. 1-4 berlangsung antara 19,04 km/jam - 16,8 km/jam
Posisi 2-1
1. ECU memerintahkan clutch 1 memutuskan daya saat 13,6 km/jam
2. ECU memerintahkan actuator transmission 2 memindahkan tuas garpu 1 ke
posisi -10o
3. ECU memerintahkan clutch 1 menyambungkan daya
4. 1-3 berlangsung antara 13,6 km/jam sampai dengan 12 km/jam
Posisi 1-N
1. ECU memerintahkan clutch 1 mulai memutuskan daya saat 400 rpm. Dan
terputus sepenuhnya saat 200 rpm, jika rpm naik kembali maka clutch 1 mulai
menyambung kembali pada saat 200 rpm
2. ECU memerintahkan actuator transmission 2 memindahkan tuas garpu 1 ke
posisi 0o.
Posisi untuk perlambatan tinggi (mekanisme sama dengan posisi untuk perlambatan
tinggi pada II.3.1.1.2)
Posisi 4
1. motorsebagai penggerak tunggal kendaraan sementara motor selalu berada pada
mode pengeluaran
Posisi Reverse
1. Mode diposisikan pada mode F dan M
2. Saat dipilih mode forward, ECU memerintahkan clutch 1untuk memutus daya,
kemudian ECU memerintahkan actuator transmission 1 untuk memilih tuaske
posisi reverse gear. Untuk gigi reverse mekanisme penyambungan clutch
disesuaikan dengan kenaikan rpm, pada saat ini clutch akan menyambungkan
daya secara penuh saat mencapai 1000 rpm.
3. motorsebagai penggerak tunggal kendaraan dan motor selalu berada pada mode
pengeluaran
Gambar 2.18 motor sebagai penggerak tunggal kendaraan pada gigi reverse
Posisi untuk perlambatan tinggi (mekanisme sama dengan posisi untuk perlambatan
tinggi pada II.3.1.1.2 )
KETERANGAN:
1. warna biru : aliran daya dari diesel engine
2. warna kuning : aliran daya dari motor
3. warna hijau : aliran daya gabungan diesel engine dan motor
4. Actuator transmission 1 : shifting (memindahkan posisi garpu)
5. Actuator transmission 2 :selecting (memilih garpu 1 atau garpu 2)
6. Clutch 1 (friction) : transmisi diesel (terdapat clutch actuator)
7. ECU : Electronic Control Unit
8. posisi gear fork pada gigi 1 : shifting -10o
9. posisi gear fork pada gigi 2 : shifting 10o
10. posisi gear fork pada gigi 3 : shifting -10o
11. posisi gear fork pada gigi 4 : shifting 10o
12. Garpu (gear fork) 1 : memindahkan gear dog ke gigi 1 atau 2
13. Garpu (gear fork) 2 : memindahkan gear dog ke gigi 3 atau 4
14. Actuator transmission 1 dan 2 terintegralistik membentuk sebuah assembly
actuator transmission
15. Mode pengeluaran adalah mode dimana motor menyuplai daya dari baterai ke
drive train
16. Mode pengisian adalah mode dimana motor menyuplai daya pada baterai untuk
mengisi baterai.
17. Ketika clutch 1 putus, maka aliran dari motor ke transmisi juga putus
18. ECU memerintahkan Clutch 1 untuk memutus daya berbeda dengan
memutusnya daya pada clutch 1 pada mekanisme regenerative brake.
1. Mekanisme Regenerative brakeadalah saat clutch 1memutus daya dan daya
perlambatan dialirkan dan dipanen oleh motor untuk disalurkan dan diisikan
ke dalam baterai.
2. Ketika ECU memerintahkan actuator pada clutch 1, maka clutch 1
akanmemutus daya dan juga mematikan kerja motor (memutuskan daya
antara motor dan transmisi)
Mekanisme pedal brake bahwa 50% pijakan pertama atau sekitar 25o awal merupakan
pembukaan clutch dimana regenerative brake terjadi, dan 50% pijakannya lagi atau
sekitar 25o akhir merupakan sistem brake (pengereman).
BAB III
DESAIN
III.1.14SPESIFIKASI BATERAI
TABEL 3.14 SPESIFIKASI BATERAI
Baterai
Merk DELKOR 12 V 1050CCAN15
type N150
manufacturer Delkor (puma)
Volt 12.0 V
CCA 1050CCA, 300RC
length 508 mm
width 215 mm
height 234 mm
weight 42.6 kg
III.1.16SPESIFIKASI MOTOR
TABEL 3.16 SPESIFIKASI MOTOR
Motor
Merk 30KW synchronous motor GLMP25L2
Max Torque (Nm) 250
Rated Torque (Nm) 82
Max Power (KW) 60
Rated Power (KW) 30
Max Speed (rpm) 9000
Weight 88
Size of Packing (mm) 470 x 310 x 310
*grafik di atas merupakan grafik yang diambil dari paper Leonardo Journal of Science
Momen Inersia
Moments Inersia
Mbus = 2538 kg
Zbus = -3.136 m
Xbus = -1.011 m
Xorang= -1 m (asumsi)
Ybus = 1.241 m
Analisa:
2450 (1) + 2538 (1,011)
= = 1,0005
2450 + 2538
Ra
W
Rrr Rrf
Gambar 3.1 Free Body Diagram Kendaraan dalam kondisi datar dan lurus
Keterangan:
Rt = beban total
Rrr = gesek belakang
Rrf = gesek depan
Rr = Gesek
Ra = angin
W = berat total kendaraan
Data
fr = 0,08
W = 3000 kg ~ 30000 N
= 00
= 1,7 kg/m3
Cd = 0,6
Vmax = 50 km/jam ~ 13,8889 m/s
Perhitungan:
Rr = Rrr + Rrf
Rr = fr W cos
= 0,08 x 30000 x cos 0
= 2400 N
Ra = Cd A Vmax2/2
= 1,7 x 0,6 x 3,4 x (13,88892) / 2
= 334,49079 N
Rt = Ra + Rr + W sin
= 334,49079+ 2400 + 0
= 2734,49079
P= Rt x Vmax/1000
= 2400 x 13,8889 / 1000
= 33,333336 KWatt
TABEL 3.20 PERHITUNGAN HAMBAT TOTAL DAN DAYA PENGGERAK PADA KONDISI
LINTASAN DATAR
Kondisi lintasan datar =0, Vmax satuan
fr*W*cos + /2*CD*A*Vmax2 +
Hambat total (Rt) W*sin
2582,208333 N
Daya Penggerak
(P) Ft*Vmax
33,333336 KWatt
Ra
W Rrf
Rrr
Keterangan:
Rt = beban total
Rrr = gesek belakang
Rrf = gesek depan
Rr = Gesek
Ra = angin
W = berat total kendaraan
Data
fr = 0,08
W = 3000 kg ~ 30000 N
= 1,7 kg/m3
Cd = 0,6
Vmax = 20 km/jam ~ 5,5556 m/s
Tinggi bum = 0,3 m
Jarak antar poros = 3 m
Asumsi
Vmax = 20 km/jam kecepatan kendaraan pada tanjakan
Perhitungan
Rt = Rr + Ra + Wsin
= fr W cos + Cd A Vmax2/2 + Wsin
= 0,08 x 30000 x cos 5,742 + 1,7 x 0,6 x 3,4 x (5,55562) / 2 + 30000 sin5,742
= 5442,9515 N
P = Rt x Vmax/1000
= 5442,9515 x 5,5556 / 1000
= 30,238861 KW
TABEL 3.21 PERHITUNGAN HAMBAT TOTAL DAN DAYA PENGGERAK PADA KONDISI
LINTASAN DATAR DENGAN SUDUT TERTENTU
Kondisi lintasan datar tertentu, Vmax Satuan
Sudut tanjakan () arcSin(Tinggi bum/Jarak antar poros)
5,742081468 Degree
Hambat total (Rt) fr*W*cos + /2*CD*A*Vmax2 + W*sin
5442,9515 N
Daya Penggerak
(P) Ft*Vmax
30,238861 Kwatt
Tc Tg TE
Te
tyre
Keterangan : TE rd Ft
Te = torsi engine n
Tc = torsi clutch
Tg = torsi gearbox
TE = torsi roda gambar 3.3 skema aliran daya dari engine ke roda
Ic = clutch ratio
Ig = gearbox ratio
IE = differential ratio
Rumus:
Tc = Te Ic
Tg = Tc Ig
TE = Tg IE
TE = Ic Ig IE Te
Ft = TE rdn
Ft = Ic Ig IE Te rdn
Overall ratio
Rumus:
Ia = V/n
Contoh:
Dari diagram kecepatan vs putaran didapat
V = 50 km/jam
N = 2500 rpm
Ia = 50/2500
= 20 km/jam per 1000 rpm
2 3,6
Ig =
60
Ia = V/n
V = Ia . n
Kg = In/In-1
Ket :
N = putaran max
V = kecepatan max gear tertentu
Kg = konstanta perbandingan
Contoh:
nmax = 2500 rpm
r = 0,4 m
IE = 5
Ic = 1,5
= 50 km/jam
200 2 3,14 0,4 3,6
Ig = 5 1,5 60 50
= 1,00531
Kg = 1,351351351
Gaya traksi
Rumus:
V= n Ia / 1000
Ft = T . Ig . 1000
Contoh:
n = 1300 rpm
Ia = 8
T = 280 Nm
Ig = 2,513274
V = 1300 x 8 / 1000
= 10,4 m/s
Ft = 280 x 2,513274 x 1000
= 703716,75 N
Gear R1 R2 R3
Pitc d 3,75 1,8 1,5
75 36 30
adendum 81 42 36
dedendum 71 32 26
module 2,25 2,25 2,25
23,57023 11,313708 9,42809
teeth
23 11 9
Perhitungan bahan material gear pada transmisi dengan metode AGMA (American
Gear Manufacturers Association)
Contoh :Perhitungan bahan material gear transmission
Input data
Diameter pitch (Dp) pinion = 59,841132 mm = 2,35595 in
Daya yg ditransmisikan = 36 kw = 48,276 hp
Asumsi
Life factor (Kl) = 1,2 (tabel 10-8)
Temperature factor (Kt) = 1 (asumsi Tf = 1600 F)
Safety factor (Kr) = 1,2 (tabel10-9)
Overload factor (Ko) = 1,25 (tabel 10-4)
Size factor (Ks) =1
Load correction (Km) = 1,5 (tabel 10-5)
Tebal gear (b) = 1,5 cm = 0,590551 in
Perhitungan
Diametral pitch (P) = number of teeth main / Dp = 13,15817
3,14 x Dp x Np
Keceptan linier (Vp) = 12
3,14 x 2,35595 in x 2500 rpm
= = 1541,184 fpm
12
Dynamic factor (Kv) = 0,815598 (grafik 10-21. Dari Vp)
Daya x 33000
Beban (Ft) = Vp
48,276 hp x 33000
= = 1033,69097 lb
1541,184 fpm
Ft Ko P Ks Km
t = Kv b J
1866,386 lb x 1,25 x x 1 x 1,2
= = 82256,6011 psi
0,8 x 0,590551 x 0,43
t Kt Kr
Sat = Kl
46795,1444 x 1 x 1,2
= = 82256,6011 psi
1,2
Tegangan pakai
Asumsi:
Elastic coefficient(Cp) = 2300 (tabel 10-12)
Surface condition factor (Cf) = 1 (paling bagus)
Allowable contact stress number (Sac) = 200000 psi (paling rendah tabel 10-14)
Geometry factor (l) = 0,08 (grafik 10-32b)
Load distribution factor (Cm) = 0,8 (grafik 11-14)
Hardness ratio factor (CH) = 1
Jika c Sac () maka gear aman untuk digunakan
1,2 1
200000 ( 1 1,2 ) = 200000 psi
Menurut perhitungan diatas gear aman digunakan sebab 215031,42 psi 200000 psi
Maka bahan yang dipakai untuk gear berdasarkan perhitungan gear 4 adalah
Steel case carburized kekerasan 60 Rc dengan Sac min 200000 psi (tabel 10-14)
Gambar 3.5 Grafis perhitungan sudut belok maksimum dan radius belok minimum
R
F
W Fg
t/2 t/2
Data:
Koefisien gesek jalan () = 0,8
Radius belok minimum (R) = 5m
Gravitasi bumi (g) = 9,8 m/s2
Kecepatan belok maksimal agar tidak terjadi skid (Vs max)
Perhitungan:
2
Fc =
Fg = W.
Vs max = (.R.g)1/2
Vs max = (0,8 x 5 x 9,8)1/2
Vs max = 6,26 m/s
Kondisi guling akan bisa terjadi kalau roda kiri kendaraan mulai terangkat atau gaya
normal pada roda kiri adalah 0
Dengan demikian kondisi guling akan terjadi jika
Fc . h > W . t/2
Kondisi kritis terjadi jika
Fc . h = W . t/2
2
h = m.g.t/2
Vg max = 2
5 9,8 1
Vg max = 2 1,1
Rumus:
Vt2 = Vo2 2 a s
02 = 13,88892 2 x a x 16
a = 6,028164 m/s2 (perlambatan)
Vt = Vo a t
0 = 13,8889 - 6,028164 t
t = 2,304 second (waktu yang dibutuhkan untuk berhenti)
Pada perhitungan
32853,49 Nm < 98413,03 Nm
(jadi pada perlambatan tersebut kendaraan tidak akan terguling ke depan)
1
Ek =2m V2
1
= 2x 5450 x 13,88892
= 525655,9 joule
Ep = m g h
= m g s sin kemiringan
= 5450 x 9,81 x 16 x sin 5,742081
= 85586,44
E = Ek + Ep = 611242,3 joule
F = E / s = 611242,3 / 16 = 38202,64
T = F / diameter roda / 2
= 38202,64 / 0,7874 / 2 = 15040,38 Nm(avg braking torque to stop)
=
38202,64
= 5450 9,81
BAB IV
MODEL
IV.1 Model 3D
GAMBAR KENDARAAN
GAMBAR CHASSIS
CLUTCH
GARDAN
TRANSMISI
TRANSMISSION ACTUATOR
chassis-Study 1-Stress-Stress1
chassis-Study 1-Strain-Strain1
chassis-Study 1-Displacement-Displacement2
Fixed-1
Resultant Forces
Components X Y Z Resultant
Reaction force(N) 3056.35 -237.58 3159.33 4402.17
Reaction Moment(N-m) 0 0 0 0
geara1-Study 1-Stress-Stress1
geara1-Study 1-Displacement-Displacement1
geara1-Study 1-Strain-Strain1
CATATAN
Setiap gambar yang kami buat adalah gambar yang secara orisinil telah kami
buat sendiri kecuali gambar dari engine.
PENUTUP
Demikian proposal lomba tahunan rancang bangun mesin 2012 kami buat. masih
banyak kekurangan dari proposal yang kami buat ini dengan alasan waktu pembuatan
proposal ini yang relatif singkat, apabila mengingat bobot dari bahan materi yang cukup
rumit dan banyak. Akan tetapi masih tersimpan keinginan dan mimpi bagi kami untuk
terpilih menjadi 15 besar finalis Lomba Tahunan Rancang Bangun Mesin 2012 dan
menjadi juara, bahkan untuk mewujudkan kendaraan ini. Semoga proposal yang kami
buat ini bisa bermanfaat dan menginspirasi bagi perkembangan teknologi otomotif di
Indonesia bahkan di dunia.
DAFTAR PUSTAKA
SITUS INTERNET
www.en.wikipedia.org
www.sunearthpower.com
www.greentechycn.com
www.panelsurya.com
www.chassis.com
www.supermicro.com
www.zf.com
www.auto.howstuffworks.com
www.ieeecss.org
www.zeroshift.com
www.automotive.com
www.automotivetechnology.com
LAMPIRAN
light
1,25 1,5 2 or higher
shock
medium
1,5 1,75 2,25 or higher
shock
face width
10 million 1 1 1 1 1
100 million
1-0,8 1-0,8 1-0,8 1-0,8 1
and over
requirement of application Kr
1,5 or
high reliability
higher
fewer than 1 failure in 100 1
fewer than 1 failure in 3 0,7
aluminium
17,5 x 106 1800 1750 1700
bronze
steel
case carburized
55 Rc 180-200.000
60 Rc 200-225.000
flame or
induction
hardened
50 Rc 170-190.000
cast iron
AGMA grade 20 _ 50-60.000
nodular iron