Pada mulanya diperkirakan bahwa geram terbentuk karena adanya retak micro
(micro crack) yang timbul pada benda kerja tepat di ujung pahat pada saat pemotongan
dimulai. Dengan bertambahnya tekanan pahat, retak tersebut menjalar kedepan sehingga
terjadilah geram. Anggapan ini sekarang sudah di tenggalkan berkat hasil penelitian di
dalam mempelajari mekanisme pembentukan geram. Logam yang pada umumnya
bersifat ulet (ductile) apabila mendapat tekanan akan timbul tegangan (stress) di daerah
sekitar konsentrasi gaya penekanan dari mata potong pahat. Tegangan pada logam
(benda kerja) tersebut mempunya orientasi yang kompleks dan pada salah satu arah
akan terjadi tegangan geser (shearing stress) yang maksimum. Apabila tegangan geser
ini melebihi kekuatan logam yang bersangkut maka akan terjadi deformasi plastis
(perubahan bentuk) yang menggeser dan memutuskan material benda kerja diujung
pahat pada suatu bidang geser (share plane).
Fs = Fcos ( + - o)
Fs cos( o)
Maka Fv = cos( + o)
Gaya geser Fs dapat digantikan dengan penampang bidang geser dan tegangan geser
yang terjadi padanya,
Fs = Ashi . shi ;N
Koefisien gesek dari pahat terhadap geram dapat dicari berdasarkan informasi
yang diperoleh dari dinamometer dengan rumus sebagai berikut :
+ tan
= tan = =
tan
0
= 450 +
2 2
Meskipun demikian, dari rumus di atas dan berdasarkan logika dapat ditarik
kesimpulan bahwa :
1. Sudut geser ditentukan oleh sudut geram. Semakin besar sudut geram, sudut geser
akan membesar dan menyebabkan penurunan luas bidang geser, sehingga
menurunkan gaya potong.
2. Koefisien gesek tidak mungkin sama dengan nol, sehingga sudut gesek juga tidak
pernah sama dengan nol.
Jika sudut geram telah di tetapkan, maka sudut geser dapat dihitung dengan
mengukur rasio pemampatan tebal geram. Akan tetapi tebal geram tidak dapat diukur
secara langsung tanpa mengakibatkan kesalahan pengukuran, sebab :
- Permukaan geram relative kasar, dan
- Geram tidak lurus karena dalam kenyataannya bidang geser tidak lurus melainkan
melengkung yang diakibatkan oleh distribusi tegangan geser yang tidak merata.
Untuk itu diperlukan pengukuran secara tidak langsung, yaitu dengan mengukur
panjang geram.
Sudut geram yang kecil atau bahkan negative mungkin dapat digunakan yang
menghasilkan gaya pomotongan yang tidak terlalu tinggi, asalkan koefisien gesek antara
geram dan pahat dapat diturunkan. Penurunan koefisien gesek dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
- Memakai jenis cairan pendingin yang cocok, dan / atau
- Menggunakan kecepatan potong yang tinggi.
Kecepatan potong tinggi akan menyebabkan tingginya temperature geram pada lapisan
tipis dekat permukaan kontak dengan pahat dan kekuatan logam akan lemah sehingga
dapat menurunkan gaya pemotongan. Dari kenyataan ini dapat disimpulkan bahwa bila
pahat tahan terhadap temperature pemotongan yang tinggi (jenis karbida dan keramik),
maka pahat tersebut dapat digunakan dengan lebih efektif pada kecepatan pemotongan
yang sangat tinggi dengan sudut geram yang negative.