MAKALAH
AKUNTANSI SALAM
OLEH
KELOMPOK II
KELAS D AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
2015
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat berkahan limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah AKUNTANSI SYARIAH INI yang berjudul Akuntansi
salam
Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
akad murabahah,akad salam dan akad istinja.namun yang saya bahas kali ini
bukan ketiga akad tersebut,tapi yang kami bahas dalam makalah ini adalah
menyangkut akad salam dimana akad salam. Adapun asal usul kata ini yang
ahli ahli fikih menamainya al mahawiij (barang yang mendesak) karena ia sejenis
jual beli yang dilakukan mendesak walaupun barang yang diperjualbelikan tidak
ada ditempat. Mendesak dilihat dari sisi pembeli karena ia sangat membutuhkan
uangnya.
1
B. RUMUSAN MASALAH
a) Apa pengertian akad salam dalam akuntansi syariah?
b) Bagaimana landasan fiqih dan fatwa dsn tentang transaksi salam?
c) Bagaimana bentuk penyajian akad salam?
d) Bagaimana bentuk pengungkapan daalam akad salam?
C. TUJUAN PENULISAN
a) Untuk mengetahui pengertian akad salam dalam akuntansi syariah
b) Untuk mengetahui landasan fiqih dan fatwa dsn tentang transaksi salam
c) Untuk mengetahui bentuk penyajian akad salam
d) Untuk mengetahui bentuk pengungkapan dalam akad salam
D. MANFAAT PENULISAN
Dengan membaca makalah ini,pembaca dapat mengetahui dan memahami akad
salam dalam akuntansi syariah serta mampu mengimplementasikan akad salam
dalam kehidupan sehari-hari.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3. Harga barang pesanan tidak dapat berubah selama jangka waktu akad.
3
5. Jika kualitas lebih rendah & pembeli menerima, harga tidak boleh
tambahan.
pemasok).
7. Salam paralel mensyaratkan agar akad ke-2 tidak tergantung pada akad
pertama.
B. Landasan syariah
1. Al-quran
tersebut dengan transaksi bai as-salam. Hal ini tampak jelas dari
untuk jangka waktu tertentu telah dihalalkan oleh allah pada kitabnya
2. Al- hadist
buahan untuk jangka waktu) satu,dua dan tiga tahun. Beliau berkata,
4
takaran yang jelas dan timbanganya yang jelas pula, untuk jangka
tiga hal yang didalamnya terdapat keberkahan, jual beli secara tangguh
5
memesan kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesanan dengan
cara salam maka hal ini disebut salam paralel. Masih melanjutkan contoh
di atas, jika petani ingin menjual hasil panen yang diperkirakan bisa
dipetik satu bulan mendatang tersebut kepada seorang pedagang namun
pedagang belum memiliki uang, maka salam paralel bisa diterapkan.
Caranya adalah, kedua pihak yaitu petani dan pedagang bisa pergi ke bank
syariah dan mengajukan pembiayaan salam. Bank Syariah akan
memberikan uang tunai kepada petani dan pedagang tersebut yang
otomatis keduanya memiliki utang kepada bank syariah, dan sesuai
kesepakatan akan dicicil dan dilunasi dalam jangka waktu tertentu. Bank
akan menambahkan sejumlah persentase keuntungan yang disepakati.
Dengan demikian Lembaga keuangan syariah dapat bertindak sebagai
pembeli dan atau penjual dalam suatu transaksi salam. Jika lembaga
keuangan syariah bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada
pihak lain untuk menyediakan barang pesanan dengan cara salam maka hal
ini disebut salam paralel.
sebagai berikut
6
Barang yang akan disuplai harus dikeathui jenis, kualitas
berikut.
jumlahnya.
7
4) Kebanyakan ulama mensyaratkan penyerahan barang harus
membolehkan penyerahansegera.
6) Tempat penyerahan
2. Objek akad : barang yg akan diserahkan (muslam fiih) & modal salam
(rasu maalis salam)
b. Barang salam :
1) Spesifikasi jelas
2) Dapat dikuantifikasi
8
4) Tidak harus ada di tangan penjual
3.Ijab kabul
akad)
4. Barang diterima
9
B. LANDASAN FIQIH DAN FATWA DSN TENTANG TRANSAKSI SALAM
Landasan syariah
a. Al-quran
hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.... (
al- Baqarah : 282 )
Dalam kaita ayat trsebut, ibnu abbas menjelaskan keterkaitan ayat
tersebut dengan transaksi bai as-salam. Hal ini tampak jelas dari
ungkapan beliau, : saya bersaksi bahwa salaf (salam0 yang dijamin untuk
jangka waktu tertentu telah dihalalkan oleh allah pada kitabnya dan
diizinkan-nya. Ia lalu membaca ayat tersebut diatas.
b. Al- hadist
Ibnu abbas meriwayatkan bahwa rasululullah saw. Datang ke madinah di
mana penduduknya melakukan salaf (salam) dalam buah-buahan untuk
jangka waktu) satu,dua dan tiga tahun. Beliau berkata,
barang siapa yang melakukan salam, hendaknya ia melakukan dengan
takaran yang jelas dan timbanganya yang jelas pula, untuk jangka waktu
yang diketahui
Dari shuhaib r.a bahwa rasululullah saw. Bersabda
tiga hal yang didalamnya terdapat keberkahan, jual beli secara tangguh
muqaradhah ( mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung
untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual. (HR Ibnu Majah )
10
FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL
NO: 05/DSN-MUI/IV2000
TENTANG
MEMUTUSKAN:
1. Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa uang, barang,
atau manfaatnya.
11
6. Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan barang sejenis sesuai
kesepakatan.
1. Penjual harus menyerahkan barang tepat pada waktunya dengan kualitas dan
jumlah yang telah disepakati.
2. Jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas yang lebih tinggi, penjual
tdiak boleh meminta tambahan harga.
3. Jika penjual menyerahkan barang dengan kualitas yang lebih rendah, dan
pembeli rela menerimanya, maka ia tidak boleh menuntut pengurangan harga
(diskon).
4. Penjual dapat menyerahkan barang lebih cepat dari waktu yang disepakati
dengan syarat kualitas dan jumlah barang sesuai dengan kesepakatan dan ia tidak
boleh menuntut tambahan harga.
5. Jika semua atau sebagian barang tidak tersedia pada waktu penyerahan, atau
kualitasnya lebih rendah dan pembeli tidak rela menerimanya, maka ia memiliki
dua pilihan:
12
Kelima: Pembatalan Kontrak:
Keenam: Perselisihan:
13
C. PENYAJIAN AKAD SALAM
14
Perlakuan Akuntansi Salam
Bank sebagai Pembeli
1. piutang salam diakui pada saat modal usaha salam berupa kas dibayarkan
atau aktiva nonkas dialihkan pada penjual.
2. pengukuran modal usaha salam
a. modal usaha salam dapat berupa kas atau active nonkas
1) dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan
2) dalam bentuk aktiva nonkas diukur sebesar nilai wajar (nilai yang disepakati
antara bank dan nasabah)
b. pada akhir periode pelaporan keuangan, modal usaha salam diukur sesuai
dengan ketentuan diatas
3. modal usaha salam berupa aktiva nonkas diukur sebesar:
a. nilai wajar aktiva nonkas dalam bentuk:
1) harga pasar aktiva nokas yang dialihkan pada penjual
2) replacement cost aktiva lain yang sejenis dengan aktiva nonkas yang dialihkan
kepada penjual; atau
3) amount recoverable dari arus kas masuk yang dapat diperoleh dari aktiva
nonkas yang dialihkan kepada penjual; atau
b. nilai yang disepakati antara bank dan nasabah
4. modal usaha salam yang diberikan disajikan dalam laporan keuangan sebagai
piutang salam.
15
2) modal usaha salam dalma bentuk aktiva nonkas diukur sebesar nilai wajar (niali
yang disepakati antara bank dan pembeli).
b. pada akhir periode pelaporan keuangan modal usaha salam diukur sesuai
dengan ketentuan diatas
4. Modal Usaha Salam Yang Diterima Bank Disajikan Dalam Neraca Sebagai
Hutang Salam.
5.Aplikasi Akad Salam
16
c. Harga
Ketentuan harga jual ditetapkan diawal perjanjian. Harga dalam jual beli
antara bank syariah dan nasabah produsen lebih rendah dibanding harga
jual beli antara bank dan pemesan barang. Selisih harga antara bank dan
produsen dengan harga antara bank dan pemesan menjadi keutungan
salam.
d. Jangka waktu
Jangka waktu salam adlah jangka pendek, yaitu paling lama satu tahun.
Pembiyaan salam dilakukan oleh bank syariah untuk Akad pada sektor pertanian,
perkebunan dan peternakan. Untuk mempermudah pemahaman Akad salam, maka
dibawah ini di berikan ilustrasi.
Misalnya, Anton (petani) sedang membutuhkan dana untuk menanam padi. Anton
mengajukan Akad kepada bank syariah. Sebelu memberikan pembiyaan kepada
anton, bank syariah menawarkan padi kepad PTBIMA dengan harga Rp 6.000.-
/Kg. PT BIMA setuju akan membeli 10 ton padi dengan harga Rp. 6000.-/Kg
yang mana padi ini akan dikirimkan pada tanggal 01 sepetember 2010. Pada
tanggal 01 mei 2010, bank syariah membeli 10 ton padi dari anton dengan harga
Rp 5.000,- Bank syariah melakukan pembayaran pada ssat akad salam yaitu
tanggal 01 mei 2010, namun padinya akan dikirimkan oleh Anton pada tanggal 01
september 2010 sesuai akad. Pembayara oleh Pt. Bima dilakukan pada tanggal 01
september 2010.
17
Dari contoh tersebut, maka keuntungan bank syariah atas transaksi salam parallel
ini adalah sebesar Rp 10.000.000,- dengan perhitungan sebagai berikut:
18
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Salam berasal dari kata as syalaf yang artinya adalah pendahuluan . jadi
pengertian akad salam di sini adalah harta jual beli barang pesangon dengan
pengiriman barang dilakukan di kemudian hari dan pellunasanya di lakukan
oleh pembeli pada saat akad/perjanjian di sepakati sesuai dengan syarat dan
ketentuan yang telah disepakati Rukun: Muslam (pembeli) Muslam alaih atau
penjual Modal atau uang Muslam fihi (barang) Sighat (ucapan) Barang Harus
spesifik dan dapat diakui sebagai utang Diidentifikasi secara jelas Diserahkan
kemudian Boleh ditentukan tanggal penyerahannya Tempat penyerahan
Penggantian dengan barang lain. Syarat Salam :
19
gagasan dan ide-ide baru guna merespond permasalahan yang ada khususnya
mengenai lembaga keungan islam seperti akuntansi dalam perbankan pada
setiap produknya (akuntasi mudharabah, akuntansi murabahah, akuntasi ijarah,
akuntasi wadiah, akuntansi salam dll).
Untuk bereaksi terhadap masalah-masalah tersebut yang dialami oleh lembaga
keungan islam Indonesia khususnya lembaga keuangan perbankan, maka
perbankan syariah menyiasati dengan memberlakukan pola bagi hasil yang
merujuk kepada pedoman akuntanasi perbankan syariah Indonesia (PAPSI),
pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) dan fatwa dewan syariah
nasioanal (DSN) Majelis Ulama Indonesia. Reaksi ini telah membawa
perbankan syariah di Indonesia lebih semangat dan lebih maju dengan
ketepatan akuntabilitas.
B. SARAN
20
DAFTAR PUSTAKA
Hasan,M ali, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam. PT. Rajagrafindo Persada,
Jakarta. 2004
21