Bufer :
Mencegah perubahan berlebihan dalam pH dengan mengeluarkan atau
melepaskan ion hydrogen. Jika kelebihan ion hidrogen terdapat dalam cairan
tubuh, buferberikatan dengan ion hidrogen, meminimalkan perubahan pH.
Saat cairan tubuh menjadi terlalu basa, buffer dapat melepaskan ion hidrogen,
sekali lagi untuk meminimalkan perubahan pH. Kerja buffer bersifat cepat,
tetapi kemampuannya terbatas dalam mempertahankan atau mengembalikan
keseimbangan asam-basa normal.
Sistem bufer utama dalam cairan ekstrasel adalah sistem bikarbonat
HCO dan asam karbonat (HCO). Saat asam yang kuat seperti asam
hidroklorida (HCl) ditambahkan, asam ini akan berkombinasi dengan
bikarbonat dan pH turun hanya sedikit. Sebuah basa yang kuat seperti
natrium hidroksida berkombinasi dengan asam karbonat, asam yang lemah
dalam pasangan buffer, dan pH tetap berada dalam rentang normal yang
sempit. Jumlah bikarbonat dan asam karbonat dalam tubuh bervariasi namun,
selama rasio 20 bagian bikarbonat berbanding 1bagian asam karbonat
dipertahankan, pH tetap berada dalam rentang normal 7,35 sampai 7,45.
Menambahkan asam yang kuat ke CES dapat mengubah rasio ini karena
bikarbonat berkurang dalam menetralkan asam. Apabila ini terjadi, pH
menurun, terjadi sebuah kondisi yang disebut asidosis. Rasio dapat juga
diganggu dengan menambahkan basa yang kuat ke CES, mengurangi asam
karbonat saat berkombinasi dengan basa. Dalam kasus ini pH meningkat
dank lien mengalami alkalosi.
Selain sistem bufer bikarbonat-asam karbonat, protein plasma,
hemoglobin, dan fosfat juga berfungsi sebagai bufer dalam cairan tubuh.
Paru :
Membantu mengatur keseimbangan asam-basa dengan membuang
atau mempertahankan karbon dioksida (CO), sebuah asam potensial. Jika
bergabung dengan air, karbon dioksida membentuk asam karbonat (CO
+HO HCO). Reaksi kimia ini bersifat reversible, asam karbonat diurai
menjadi karbon dioksida dan air. Bekerja sama dengan sistem bufer
bikarbonat-asam dan pH dengan mengubah kecepatan dan kedalaman
pernapasan. Respons sistem pernapasan terhadap perubahan pH berlangsung
cepat, terjadi dalam hitungan menit.
Karbon dioksida merupakan stimulator kuat pusat pernapasan. Apabila
kadar asam karbonat dan karbon dioksida dalam darah mengikat, pusat
pernapasan distimulasi dan kecepatan serta kedalaman pernapasan
meningkat. Karbon dioksida dikeluarkan dan kadar bikarbonat berlebihan,
kecepatan dan kedalaman pernapasan berkurang. Ini menyebabkan karbon
dioksida ditahan, kadar asam karbonat meningkat, dan kelebihan bikarbonat
dinetralkan.
Kadar karbon dioksida dalam darah diukur sebagai PCO, atau
tekanan parsial gas terlarut dalam darah. PCO adalah tekanan karbon
dioksida dalam darah vena. PaCO adalah tekanan karbon dioksida dalam
darah arteri. PaCO normal adalah 35 sampai 45 mm Hg.
Ginjal :
Walaupun bufer dan sistem pernapasan dapat mengompensasi
perubahan pH, ginjal merupakan pengatur akhir jamgka panjang dalam
keseimbangan asam-basa.Ginjal lebih lambat berespons terhadap perubahan,
memerlukan beberapa jam sampai beberapa hari untuk memperbaiki
ketidakseimbangan, tetapi responsnya lebih permanen dan selektif
dibandingkan sidtem lain.
Ginjal mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan secara
selektif mengekskresikan atau mempertahankan ion bikarbonat dan hidrogen.
Apabila terdapat kelebihan ion hidrogen dan pH turun (asidosis), ginjal
menyerap kembali dan meregenerasi bikarbonat dan mengekskresikan ion
hodrogen. Dalam kasus alkalosis dan pH tinggi, kelebihan bikarbonat
diekskresikan dan ion hidrogen dipertahankan. Kadar normal bikarbonat
serum adalah 22 sampai 26 mEq/L.
Ginjal memerlukan waktu sekitar beberapa jam hingga beberapa hari
untuk mengatur ketidakseimbangan asam-basa. dalam merespons
ketidakseimbangan asam-basa, ginjal meningkatkan atau menurunkan
produksi bikarbonat. Mereka mereabsorpsi bikarbonat dalam keadaan
kelebihan asam dan mengekskresikannya dalam keadaan kekurangan asam.
Ginjal juga menggunakan ion fosfat (PO) untuk mengekskresikan ion
hidrogen dengan membentuk asam fosfor (HPO). Pada akhirnya, ginjal
menggunakan mekanisme ammonia untuk mengatur keseimbangan asam-
basa. pada mekanisme ini, asam ammonia yang berada dalam tubulus ginjal
secara kimiawi akan berubah menjadi ion ammonia(NH), yang berikatan
dengan ion hidrogen membentuk ammonium (NH), yang diekskresikan
dalam urine, namun ion hidrogen dikeluarkan dari tubuh.
Hubungan antara pengaturan pernapasan dan ginjal pada
keseimbangan asam-basa akan dijelaskan lebih lanjut dalam kotak dibawah
ini.