KELOMPOK 4:
b. Hipernatremia
Kelebihan kadar natrium di cairan ekstrasel yang menyebabkan
peningkatan tekanan osmotic ekstrasel. Kondisi ini mengakibatkan
berpindahnya cairan intrasel keluar sel yang dapat disebabkan oleh
kehilangan air ekstrem atau kelebihan natrium total. Jiaka penyebab
hipernatremia asalah peningkatan sekresi aldosteron maka natrium
dipertahankan dan kalium diekskresi. Ketika terjadi hipernatremia,
tubuh berupaya mempertahankan air sebanyak mungkin melalui
reabsorpsi air di ginjal. Tekanan osmotic intertisial meningkat dan
cairan berpindah dari sel ke dalam cairan ekstrasel sehingga
menyebabkan sel-sel menyusut dan mengganggu sebagian besar proses
fisiologis selular.
Tanda dan gejal:
Haus
Kulit berkilau kering
Lidah lemngket atau membran mukosa lengket
Demam
Mual atau muntah
Anoreksia
Kencing berlebihan (polyuria)
Tachycardia
Perubahan neurologis (resah, gelisah, lekas marah, bingung,
menyerang)
c. Hipokalemia
Kekurangan kadar kalium di cairan ekstrasel yang menyebabkan
pindahnya kalium kelur sel. Akibatnya, ion hydrogen dan kalium
tertahan di dalam sel dan menyebabkan gangguan atau perubahan pH
plasma. Apabila parah, hipokalemia dapat mempengaruhi konduksi
jantung dengan menyebabkan ketidakaturan yang berbahaya bagi
jantung. Oleh karena rentang normal kalium terlalu pendek, maka
toleransi terhadap terjadinya fluktuasi dalam kadar kalium serum juga
kecil. Hipokalemia dapat diakibatkan dari beberapa kondisi seperti
penggunaan diuretik yang membuang kalium, seperti tiazed dan loop
diuretic. Hal ini menjadi masalah khusus jika klien juga menggunakan
preparat digitalis karena hipokalemia merupakan penyebab sering
terjadinya keracunan digitalis (pencernaan).
Tanda dan gejala:
Disorientasi/kebingungan
Kelelahan
Pembekakan abdomen
Paralytic ileus
Mual dan muntah
Konstipasi
Polyuria
Tachypnea
Tachycardia/dysritmia
Perubahan EKG
Koma
d. Hiperkalemia
Kelebihan kadar kalium di cairan ekstrasel. Kasus ini jarang sekali
terjadi,namun jika terjadi sangat membahayakan kehidupan sebab akan
menghambat transmisi impuls jantung dan menyebabkan serangan
jantung. Saat terjadi hiperkalemia, salah satu upaya adalah pemberian
insulin sebab dapat membantu mendorong kalium masuk ke dalam sel.
Penyebab utama adalah gagal ginjal, tetapi penyakit lain juga daot
menyebabkan peningkatan kalium. Adanya penurunan fungsi ginjal
akan mengurangi jumlah ekskresi kalium oleh ginjal.
Tanda dan gejala:
Dysritmia
Perubahan EKG
Penghentian jantung dengan infusi IV K+
Diare
Kram abdominal
Lekas marah
e. Hipokalsemia
Kekurangan kadar kalsium di cairan ekstrasel. Bila berlangsung
lama, kondisi ini dapat menyebabkan osteomalasia sebab tubuh akan
berusaha memenuhi kebutuhan klasium dengan mengambilnya dari
tulang. Hipokalsemia mencerminkan penurunan kadar kalsium dalam
serum dan penurunan kalsium yang terionisasi serta dapat
menyebabkan beberapa penyakit dan mempengaruhi kelenjar tiroid
dan paratiroid.
Tanda dan gejala:
Penghentian nafas atau bronkospasme
Diskitmia jantung atau perubahan EKG
Tetanus
Gelenyar atau mati rasa
Serangan
Lekas marah
Fraktur patologis
Osteomalacia
Esteokorosis
Rakhitis (anak-anak)
f. Hiperkalsemia
Kelebihan kadar kalsium pada cairan ekstrasel. Kondisi ini
menyebabkan penurunan eksitabilitas otot dan saraf yang pada
akhirnya menimbulkan flaksiditas. Sering kali, hiperkalsemia
merupakan suatu gejala dari penyakit pokok yang menyebabkan
resorpsi tulang berlebihan disertai pelepasan kalsium.
Tanda dan gejala:
Anoreksia
Mual dan muntah
Haus meningkat
Membran mukosa kering
Konstipasi
Sakit abdominal
Batu ginjal
Polyuria
Frakturpaologis
Disritmia
Gangguan memori
Mood tidak stabil
koma
g. Hipomagnesemia
Terjadi apabila kadar magnesium serum kurang dari 1,5 mEq/l.
Umumnya, kondisi ini disebabkan oleh konsumsi alcohol berlebih,
malnutrisi, diabetes militus, gagal hati, absorpsi usus yang buruk.
Penyebabnya adalah asupan yang tidak adekuat seperti malnutrisi dan
alkoholisme, absorpsi yang tidala adekuat seperti diare, muntah,
hipoparatiroidisme, kelebihan aldosteron, dan poliuri menyebabkan
gejala yang mirip hipokalsemia. Magnesium bekerja langsung pada
sambungan neoromuskular.
Tanda dan gejala:
Gemetar
Kram
Refleks hiperaktif
Serangan
Kontraksi ventrikular prematur
Fibrilasi ventrikula
Anoreksia
Mual dan muntah
Bingung
Kehilangan memori
Kekelahan
h. Hipermagnesemia
Kondisi meningkatnya kadar magnesium di dalam serum.
Hipermagnesemia terjadi ketika konsentrasi magnesium serum
meningkat sampai di atas 2,5 mEq/l, penyebabnya adalah gagal ginjal
dan pemberian asupan magnesium parenteral yang berlebihan.
Tanda dan gejala:
Diare
Memerah
Bicara terbata-bata
Berkeringat banyak
Muntah
Kelemahan
Napas dangkal
Bradycardia refleks tendon dalam menurun
Halusinasi ( kasus berat )
Koma ( kasus berat )
Penghentian jantung atau napas ( kasus berat )
a. Asidosis respiratorik
Yang disebabkan retensi CO2 akibat kondisi hiperkapnia. Oleh
karena jumlah CO2 yang keluar melalui paru berkurang terjadi
peningkatan H2CO2 yang kemudian menyebabkan peningkatan H+.
Ginjal akan berupaya mengembalikan pH kembali normal dengan
meningkatkan pengeluaran hydrogen dan mempertahankan bikarbonat.
Pada penderita ini, cairan serebrospinal dan sel-sel otaknya menjadi
asam, menyebabkan perubahan neurologi. Hipoksemia ( penurunan
kadar oksigen) terjdi karena depresi pernapasan menyebabkan
kerusakan neorologis yang lebih jauh.
Tanda dan gejala:
Pernapasan kussmaul
Sakit dada dan palpitasi (academia parah)
Mual dan muntah
Sakit abdominal
Kelemahan otot secara umum
Sakit malformasi tulang/fraktur (acidosis tabolis cronis)
b. Asidosis metabolik
Asidosis yang bukan disebabkan oleh kelebihan CO2 dalam cairan
tubuh. Di tandai oleh penurunan HCO3 plasma, sedangkan kadar CO2
normal. Asidosis metabolik biasanya disebabkan oleh pengeluaran
cairan kaya HCO3 secara berlebih atau penimbunan asam nokarbonat.
Kondisi tersebut merangsang pusat pernapasan untuk meningkatkan
frekuensi dan kedalaman napas. Akibatnya, CO2 semakin banyak
terbuang dan kadar asam karbonat menurun. Upaya ini meminimalkan
perubahan pH.
Tanda dan gejala:
Penglihatan kabur overdosis aspirin
Tinnitus
Vertigo
Perubahan neurologis (sakit kepala, bingung, koma)
Dyspnea
Tachypea
Hiperpnea
Hiperventilasi
c. Alkalosis respiratorik
Dampak utama pengeluaran CO2 berlebih akibat hiperventilasi.
Jika ventilasi paru meningkat, jumlah CO2 yang dikeluarkan akan lebih
besar daripada yang dihasilkan. Akibatnya, H2CO3 yang terbentuk
berkrang dan H+ menurun. Kemungkinan penyebab alkalosis
respiratorik adalah demam, kecemasan, dan keracunan aspirin yang
merangsang hiperventilasi. Sebagai kompensasi ginjal akan
mengekskresi bikarbonat untuk mengembalikan pH ke dalam rentang
normal.
Tanda dan gejala:
Pusing
Parestasia,circumoral numbness
Kesemutan
d. Alkalosis metabolik
Penurunan (reduksi) H+ plasma yang disebabkan oleh defisiensi
relative asam-asam nonkarbonat. Pada kondisi ini, peningkatan HCO3
tidak diimbangi peningkatan CO2 . Dalam keadaan tidak
terkompensasi, kadar HCO3 bisa berlipat ganda dan menyebabkan
rasio alkalosis 40:1 . Kondisi ini disebabkan oleh muntah yang terus
menerus dan ingesti obat-obat alkali.
Tanda dan gejala:
Gejala neurologis (pusing bingung, pingsan)
Salah urat, tangan bergetar
Ketegangan otot
Mati rasa
Mual dan muntah
Distritmia
Gangguan elektrolit
Kasus :
Seorang atlit bulutangkis telah menyelesaikan pertandingannya 2 set. Ia banyak
mengeluarkan keringat, selama permainan bulu tangkis ia mengkonsumsi
minuman Pocari sweet sebanyak 500ml. setelah permainan ia merasakan haus.