Anda di halaman 1dari 16

AL ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN

( IBADAH DAN PEMBENTUKAN PERILAKU MANUSIA )

Disusun oleh kelompok 6 :


ATIKA RANTI (1502049)
DIAN RAHMAWATI (1502055)
IRMA FAHRIYANI (1502061)
MITA SARI YULANDANI (1502067)
PUTRI MAWAR PUSPITA (1502073)
SEPTIFA WAHYU M. (1502079)
WAHYU SETYANINGSIH (1502085)
IBADAH
Secara Etimologis (Bahasa)

Abu Ala al-Maudidi


Ibadah adalah melakukan perbuatan hamba dan mengangungkan sesuatu.

Kata ibadah terambil dari kata abada yabudu abdan fahuwa aabidun.
Kata abid berarti hamba atau budak, yaitu seseorang yang tidak memiliki apa-
apa, hanya dirinya sendiri milik tuannya, sehingga seluruh aktifitas hidup hanya
untuk memperoleh keridhoanNya.

Bahasa
Secara bahasa berarti perendahan diri, ketundukan, dan kepatuhan.

Kamus bahasa Indonesia


Ibadah adalah perbuatan yang dilakukan berdasarkan rasa bakti dan taat
kepada Allah, untuk menjalankan perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-
Nya.
Secara Terminologi (syara)
Syeikh Muhammad Abduh
Ibadah merupakan satu bentuk ketundukan
dan ketaatan yang mencapai puncaknya akibat
adanya rasa keagungan dalam jiwa seseorang
terhadap siapa ia mengabdi.

Syeikh Abdul hamid Al khatib


Ibadah yaitu mengerjakan apa yang
diperintahkan Allah dengan tujuan
mendekatkan diri kepada-Nya atau meminta
apa yang dihajatkan kepada Allah.

MT. Muhammadiyah
Bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah,
dengan jalan mentaati segala perintahn-Nya,
menjauhi larangan-Nya dan mengamalkan
segala yang diizinkan Allah
Kesimpulan :
Dari pengertian diatas, maka ibadah
sebagai perendahan diri kepada Allah
karena faktor kecintaan dan
pengagungan kepada-Nya dengan cara
melaksanakan perintah-Nya (segala hal
yang disukai Allah dan diridhoi-Nya)
dan menjauhi larangan-nya, baik
berupa ucapan atau perbuatan, yang
zhahir maupun batin (secara terang-
terangan maupun tersembunyi).
Hal ini diperkuat oleh firman Allah dalam

QS. Yasin : 60
Artinya: Bukankah Aku telah memerintahkan
kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak
menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan
itu adalah musuh yang nyata bagi kamu".
aktifitas yang dilakukan seseorang pada hakekat
nya bernilai ibadah

Ibadah yang bermuara dengan hati (qalbiyah)


rasa khauf (rasar takut)
raja (Mengharap)
mahabbah (cinta)
tawakkal (ketergantungan)
raghbah (senang)
rahbah (takut)
Ibadah yang bermuara dengan lisan (lisaniyah qalbiyah)
Mengucapkan tasbih
Mengucapkan tahlil
Mengucapkan takbir
Mengucapkan tahmid
Mengucapkan syukur dan membaca Al-Quran
Bertutur kata yang enak didengar dan dirasakan

Ibadah yang bermuara dengan anggota tubuh (badaniyah


qalbiyah)
Sholat
Zakat
Puasa
Infaq
Gotong-royong
Tolong-menolong
Pinjam-meminjam
Mengajak berbuat baik
Mencegah berbuat jelak, dan lain-lain
Kesimpulan :
Dengan demikian, hakikat ibadah
dalam Islam meliputi semua urusan
kehidupan dalam semua lapangan
hidup di dunia dan di akhirat. Islam
mengajarkan kepada setiap pemeluknya,
bahwa apa yang telah dilakukan ada
unsur nilai dan balasan, begitu juga
ada pahala dan siksa.
Ibadah Mahdhah dan Ghairu
Mahdhah
1. Ibadah Mahdhah (Ibadah Khusus)
yaitu segala ketentuan, peraturan dan dalil hukumnya yang
ditetapkan oleh nash (Quran dan Hadits) dan terjabarkan
dalam rukun Islam.

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh seseorang dalam


melakukan suatu kegiatan agar bernilai Ibadah mahdhah adalah :
a. Keberadaanya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari
al-Quran maupun as-Sunnah shahihah.
b. Tata caranya harus berpola pada yang dicontohkan oleh Rasullulah
Saw.
c. Bersifat Supra rasional (diatas jangkauan akal fikiran)
d. Asasnya adalah taat
Hikmah Ibadah mahdhah yang salah satu sasarannya adalah
mengekspresikan ke-Esaan Allah
2.Ibadah Ghairu Mahdhah (Ibadah
Umum)
Yaitu ibadah yang mengandung segala amalan yang
diizinkan oleh Allah. Dengan demikian ibadah ini
mengandung unsur hubungan antar sesama
manusia dengan Allah, juga mengandung
hubungan antar sesama manusia dan manusia
dengan makhluk lainnya.

Ciri-ciri Ibadah Ghairu Mahdhah yaitu:


Niat yang ikhlas sebagai titik tolak
Keridhaan Allah sebagai titik tujuan
Amal shaleh sebagai garis amalan
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh
seseorang dalam melakukan sesuatu kegiatan
agar bernilai Ibadah Ghairu Mahdhah adalah :

Keberadaanya didasarkan atas tidak adanya dalil yang


melarang, selama Allah dan rasulnya tidak melarang,
maka ibadah bentuk ini boleh dilakukan
Tata pelaksanaanya tidak harus mengacu kepada
contoh Rasul. Oleh karena itu, ibadah dalam bentuk ini
tidak dikenal dengan istilah bidah
Bersifat rasional, ibadah dalam bentuk ini baik-
buruknya atau untung ruginya, manfaatdan
madharatnya dapat ditentukan oleh akal fikiran.
Menggapai Ibadah Yang Berkualitas
ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh setiap muslim dalam rangka meningkatkan
kualitas ibadahnya, antara lain:

Menjadikan ibadah tersebut tetap hidup dan bersambung dengan Allah, ini merupakan
taraf ihsan dalam beribadah.

Menjadikan ibadah penuh dengan kekhusuan, sehingga dapat merasakan hangatnya


hubungan dan mesranya hasil kekhusukan ibadah yang telah dilakukan.

Beribadah dengan menghadirkan hati dengan penuh kesadaran, juga berupaya untuk
menjauhkan pemikiran pada pekerjaan atau kesibukan duniawi yang sedang dihadapinya.

Hindari sikap puas dan merasa cukup dalam menjalankan suatu ibadah, justru yang harus
dikerjakan adalah selalu mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan ibadah-
ibadah lainya.

Melatih, membiasakan dan menjaga diri untuk melakukan shalat malam, karena shalat
tahajud (shalat malam) itu dapat di jadikan sebagai pembangkit iman yang paling kuat.

Menjadikan doa sebagai miraj kepada Allah dalam setiap unsur kehidupan, karena doa
merupakan salah satu sumber ibadah.
maka kunci utama dalam meraih kesuksesan untuk mengapai
ibadah yang berkualitas adalah:
a. Ikhlas

b. Mengenal Allah (Marifatullah)


QS. Al-Araf : 172

c. Mencintai Allah
Ibnu Qayim berkata sebagai berikut: Orang-orang yang menduduki
tempat hanya kepada-Mu kami menyembah itulah Ibadah yang
lebih utama, lebih bermanfaat dan lebih diistimewakan, mereka
ada empat system dengan empat macam:

1) Yang lebih utama ialah yang lebih berat dikerjakan


2) Yang utama ialah menjauhkan diri dari kemewahan duniawi
3) Ibadah yang paling utama ialah yang bermanfaat kepada orang
lain
4) Yang utama, bahwa setiap saat adalah untuk ibadah
Menyikapi Ikhtilaf Dalam Tata Cara Beribadah

Sumber Hukum yang Digunakan dalam Beribadah


a. Al-Quran dan as-Sunnah

b. Ijtihad jamai (ijtihad kolektif)


- Pengertian Ijtihad : adalah mencurahkan segenap
kemampuan berfikir dalam menggali dan merumuskan
ajaran Islam, baik di bidang IPTEK, agama, maupun
disiplin ilmu lainya berdasarkan wahyu dengan
pendekatan tertentu.
- Posisi Ijtihad : bukan lagi sebagai sumber hukum,
melainkan sebagai metode penempatan hukum.
- Fungsi Ijtihad : sebagai metode untuk merumuskan
ketetapan-ketetapan hukum yang belum terumuskan di
dalam Quran dan Sunnah.

Anda mungkin juga menyukai