Anda di halaman 1dari 2

PENATALAKSANAAN BELLS PALSY

No. Dokumen : 223/SOP/C/I/2016


SOP No. Revisi : 00
Tgl. Terbit : 14 Januari 2016
Halaman : 1/2

PUSKESMAS dr.Amtsyir Muhadi,M.Adm.Kes


SULILI NIP. 19750323 200701 1 021

1. Pengertian Bells palsy adalah paralisis fasialis idiopatik, merupakan penyebab


tersering paralisis fasialis unilateral, berlangsung akut, unilateral, paralisis
saraf fasial tipe LMN (perifer), yang secara gradual mengalami dari
perbaikan pada 80 90 % kasus. Penyebabnya tidak diketahui,
kemungkinan virus, inflamasi, autoimun dan etiologi iskemik
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk penatalaksanaan bells
palsy
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sulili Nomor 073/PKM-SLL/SK/I
/2016 Tentang Penyusunan Standar Operasional Prosedur Layanan Klinis
Yang Mengacu Pada Acuan Yang Jelas
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/Menkes/514/2015
Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur 1. Pemeriksaan tanda-tanda vital
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan fisis
4. Pemeriksaan penunjang
5. Penegakan diagnosis
6. Penatalaksanaan :
Karena prognosis pasien dengan Bells palsy umumnya baik,
pengobatan masih kontroversi. Tujuan pengobatan adalah
memperbaiki fungsi saraf VII (saraf fasialis) dan menurunkan
kerusakan saraf.
Pengobatan dipertimbangkan untuk pasien dalam 1-4 hari onset.
Pengobatan inisial
1. Steroid dan asiklovir (dengan prednison) mungkin
efektif untuk pengobatan Bells palsy (American
Academy Neurology/AAN, 2011).
2. Steroid kemungkinan kuat efektif dan meningkatkan
perbaikan fungsi saraf kranial, jika diberikan pada onset
awal (ANN, 2012).
3. Kortikosteroid (Prednison), dosis: 1 mg/kg atau 60 mg/day
selama 6 hari, diikuti penurunan bertahap total selama 10
hari.
4. Antiviral: asiklovir diberikan dengan dosis 400 mg oral 5
kali sehari selama 10 hari. Jika virus varicella zoster
dicurigai, dosis tinggi 800 mg oral 5 kali/hari.
Lindungi mata
Perawatan mata: lubrikasi okular topikal (artifisial air mata
pada siang hari) dapat mencegah corneal exposure.
Fisioterapi dan akupunktur dapat mempercepat perbaikan dan
menurunkan sequale

6. Bagan alir
Pemeriksaan anamnesis
tanda vital

Pemeriksaan Pemeriksaan fisik


penunjang

Penegakan diagnosis penatalaksanaan

7. Unit Terkait Poli Umum

2/2

Anda mungkin juga menyukai