1. Pengertian Bells palsy adalah paralisis fasialis idiopatik, merupakan penyebab
tersering paralisis fasialis unilateral, berlangsung akut, unilateral, paralisis saraf fasial tipe LMN (perifer), yang secara gradual mengalami dari perbaikan pada 80 90 % kasus. Penyebabnya tidak diketahui, kemungkinan virus, inflamasi, autoimun dan etiologi iskemik 2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk penatalaksanaan bells palsy 3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sulili Nomor 073/PKM-SLL/SK/I /2016 Tentang Penyusunan Standar Operasional Prosedur Layanan Klinis Yang Mengacu Pada Acuan Yang Jelas 4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama 5. Prosedur 1. Pemeriksaan tanda-tanda vital 2. Anamnesis 3. Pemeriksaan fisis 4. Pemeriksaan penunjang 5. Penegakan diagnosis 6. Penatalaksanaan : Karena prognosis pasien dengan Bells palsy umumnya baik, pengobatan masih kontroversi. Tujuan pengobatan adalah memperbaiki fungsi saraf VII (saraf fasialis) dan menurunkan kerusakan saraf. Pengobatan dipertimbangkan untuk pasien dalam 1-4 hari onset. Pengobatan inisial 1. Steroid dan asiklovir (dengan prednison) mungkin efektif untuk pengobatan Bells palsy (American Academy Neurology/AAN, 2011). 2. Steroid kemungkinan kuat efektif dan meningkatkan perbaikan fungsi saraf kranial, jika diberikan pada onset awal (ANN, 2012). 3. Kortikosteroid (Prednison), dosis: 1 mg/kg atau 60 mg/day selama 6 hari, diikuti penurunan bertahap total selama 10 hari. 4. Antiviral: asiklovir diberikan dengan dosis 400 mg oral 5 kali sehari selama 10 hari. Jika virus varicella zoster dicurigai, dosis tinggi 800 mg oral 5 kali/hari. Lindungi mata Perawatan mata: lubrikasi okular topikal (artifisial air mata pada siang hari) dapat mencegah corneal exposure. Fisioterapi dan akupunktur dapat mempercepat perbaikan dan menurunkan sequale