Anda di halaman 1dari 13

1.

a) Jelaskan love canal tragedi dan minamata disease

Tragedi ini bermula ketika William T. Love datang ke Niagara Falls, New York, pada tahun
1890 dengan rencana sangat ambisius. Dengan dibangunnya pembangkit listrik tenaga air di
Niagara Falls pada tahun 1890, maka industri menjadi berkembang pesat di daerah tersebut.
William T. Love pada tahun 1892 merencanakan membuat sebuah kanal yang akan dapat
menghubungkan bagian hulu dan hilir sungai Niagara, sepanjang sekitar 7 mil. Direncanakan
bahwa di sekitar kanal tersebut akan dibangun kawasan industri dan pemukiman untuk
memanfaatkan tenaga listrik yang ada. Namun pembangunan tersebut tidak dilanjutkan
sehingga meningglkan 2 lubang yang tdk terhubung. Tidak lama kemudian kanal tersebut dibeli
oleh City of Niagara Falls dan digunakan untuk penimbunan limbah bahan kimia yang kemudia
ditimbun tanpa diberi pagar atau keterangan informasi. Kemudian di tempat tersebut dibangun
perumahan taman bermain, tempat beraktifitas dan niagara fall sebagai pusat industri bahan
kimia. Produk kimia yang dihasilkan antara lain adalah natrium hidroksida, yang merupakan
produk elektrolisa natrium khlorida. Elektrolisa ini juga menghasilkan produk samping (by-
product) yang tidak diinginkan yaitu khlor, yang terproduksi dalam jumlah besar. Beberapa
dekade berlalu tempat tersebut dibeli oleh dewan pend.niagara fall untuk membangun ruang
kelas, dan beberapa waktu kemudian anak-anak ada yang menglami luka bakar, seorang wanita
melahirkan bayi cacat mental dan fisik, bayi yang mati, keguguran, dan kolam berenang yang
ternyata didalamnya terdapat cairan kuning, biru dan ungu yang bersifat toksik yang ternyata
merupakan bekas bahan limbah yang ditimbun. Akhirnya, pada musim semi tahun 1978, Dr
Robert P. Whalen menyatakan daerah sekitar Love Canal berbahaya. Sekolah ditutup, tanah
itu ditutup, dan lebih dari 200 keluarga dievakuasi.Hal tersebut menyebabkan tragedi yang
sangat memprihatinkan di amerika karena banyak menelan korban. Dan perusahaan yang
menimbu limbah didenda 11M
Pada tahun 1932, Chisso Chemical Corporation membukan pabrik pupuk kimia di
Minamata (terletak di pulau Kyushu, Jepang Selatan). Kasus Minamata ini terkenal di dunia
bila membicarakan masalah industri, limbah dan kesehatan masyarakat, yang terungkap setelah
sekitar 600 ton merkuri, yang digunakan sebagai katalis dalam prosesnya, dibuang secara
bertahap sekitar 45 tahun. Penduduk di sekitarnya adalah nelayan atau petani. Pencemaran
mercuri tetap berlanjut. Kasus penyakit ini juga terus berlanjut, dan terutama menyerang anak-
anak. Tahun 1956 masyarakat sekitarnya mengadakan aksi menentang keberadaan Chisso.
Chisso memberikan santunan pada korban dan yang meninggal, tanpa mengetahui penyebab
masalah ini. Kasus ini lama kelamaan terungkap, karena korban umumnya mengandung
merkuri yang berlebihan pada tubuhnya. Tahun 1976 sekitar 120 penduduk Minamata
meninggal karena keracunan merkuri dan 800 orang menderita sakit. Tahun 1978, 8100
penduduk mengklaim hal ini, dan 1500 diantaranya yang diperiksa diketahui keracunan
merkuri. Akhirnya pembuangan merkuri dihentikan dengan ditutupnya pabrik tersebut, dan
pemerintah menyatakan bahwa Chisso adalah penanggung jawab penyakit yang berjangkit di
Minamata. 22 Maret 1979 dua pemimpin Chisso, yang pada saat itu telah berumur 77 tahun
dan 68 tahun, dihukum masing-masing 2 tahun dan 3 tahun penjara. Disamping itu, korban
kasus ini menerima santunan yang dibebankan pada Chisso. Gejala khas dari penyakit
minamata adalah gangguan sensori, ataksia, dysarthria, penyempitan bidang visual, gangguan
pendengaran dan tremor, dan menyebabkan gangguan pada otak 1043 korban meninggal.
b) Apa yang dimaksud prinsip manajemen limbah B3 From cradle to grave
Dalam pengelolaan limbah B3 ini, prinsip pengelolaan dilakukan secara khusus yaitu
from cradle to grave. Pengertian from cradle to grave sendiri adalah pencegahan pencemaran
yang dilakukan dari sejak dihasilkannya limbah B3 sampai dengan di timbun / dikubur
(dihasilkan, dikemas, digudangkan / penyimpanan, ditransportasikan, di daur ulang, diolah,
dan ditimbun / dikubur). Pada setiap fase pengelolaan limbah tersebut ditetapkan upaya
pencegahan pencemaran terhadap lingkungan dan yang menjadi penting adalah karakteristik
limbah B3 nya, hal ini karena setiap usaha pengelolaannya harus dilakukan sesuai dengan
karakteristiknya.
c) Langkah-langkah menurut PP dalam pengolahan limbah B3
Langkah-langkah pengolahan limbah B3 menurut PP 101 tahun 2014 yaitu :
Penghasil
Setiap individu atau instansi yang memproduksi atau menghasilkan limbah B3.
Penyimpanan Sementara
Kegiatan menyimpan limbah B3 oleh penghasil limbah B3 dngan maksud menyimpan
sementara limbah B3
Pengangkut
Badan usaha yang melakukan kegiatan pengangkutan limbah B3
Pengumpul
Kegiatan mengumpulkan limbah B3 sebelum diserahkan kepada pengolah atau
pemanfaatan limbah.
Pengolah
Kegiatan mengolah limbah B3 yang sudah dikumpulkan sebelum diserakan kepada
pemanfaatan limbah
Pemanfaatan
Kegiatan pengguanaan kembali hasil daur ulang untuk memperoleh produk yang dapat
digunakan kembali.
Penimbun
Menempatkan limbah B3 pada fasilitas penimbuunan dengan maksud tidak
membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.
2. Identifikasi menurut sumber dan karakterisasi limbah B3 dan berikan contoh masing-
masing 5 !
Limbah B3 berdasarkan sumbernya terdiri dari:
a) Limbah 3 dari sumber tidak spesifik. Ex: klorobenzena, trikloroetilen, trikloroetana,
aseton, etil asetat, etil benzen, metil isobutil keton.
b) Limbah B3 dari B3 kadaluwarsa, B3 yang tumpah, B3 yang tidak memenuhi
spesifikasi produk yang akan dibuang, dan bekas kemasan B3. Contoh : asetaldehid,
asetamida, asetonitril,akrilamida, akrilonitril, aldrin,anilina,aluminium fosfat,
butana,dikloro karbonat. dll
c) Limbah B3 dari sumber spesifik
1) Limbah B3 dari sumber spesifik umum, dan
2) Limbah B3 dari sumber spesifik khusus
Contoh limbah spesifik, pupuk; pestisida; mengandung
klorin,ethylenedicholoride, hypochloriyes, asam hydrochloric ; resin adesif (
fenol formaldehid, urea formaldehid, melamin formaldehid); dan polimer
(PVC,PVA,PE,PP,PET,dll)
Limbah B3 berdasarkan karakteristiknya
a) Mudah Meledak(amonium nitrate, amonium perchlorate,asam prikat, asam
parasetat,dibenzoil peroksida dll)
b) Mudah menyala ( pelarut benzena, pelarut toluena, pelarut aseton, bensin,
lithiumdihidrida, trimetil alumina)
c) Reaktif (beberapa logam dari golongan 1A pada Sistem Periodik seperti litium dan
natrium yang bereaksi hebat dengan air menghasilkan gas hidrogen yang mudah
terbakar. Beberapa senyawa logam berbentuk bubuk juga bersifat reaktif. Selain
itu bahan-bahan pengoksidasi (oksidator) juga bersifat reaktif terhadap senyawa-
senyawa organik yang dapat menimbulkan ledakan.
d) Infeksius (Contoh dari limbah jenis ini adalah organ tubuh sisa pembedahan, jarum
suntik bekas pakai, dan perban bekas membalut luka/darah. Selain itu saat ini
Pemerintah juga menetapkan bahwa limbah sitotoksik (limbah dari kegiatan
kemoterapi) juga dikategorikan sebagai limbah infeksius.)
e) Korosif ( sis-sisa asam atau cuka, asam sulfat dalam pembuatan baja,sodium
hidroksida bekas, akumulator sel basah, dan larutan etching)
f) Beracun (cadmium,boron,arsen,kloroform,klorobenzen,timbal,karbon tetraklorida
dll)
3. Salah satu langkah dalam mengelola limbah B3 adalah penyimpanan dan pengumpulan.
a) Sebutkan PP yang terbaru dalam pengolahan limbah B3
PP No.101 tahun 2014 tentang pengelolaan limbah berbahaya dan beracun
b) Persyaratan prapengemasan dan persyaratan umum
Persyaratan Prapengemasan
1. Setiap penghasil/pengumpul limbah B3 harus dengan pasti mengetahui karakteristik
bahaya dari setiap limbah B3 yang dihasilkan/dikumpulkannya. Apabila ada keragu-
raguan dengan karakteristik limbah B3 yang dihasilkan/ dikumpulkannya, maka
terhadap limbah B3 tersebut harus dilakukan pengujian karakteristik di laboratorium
yang telah mendapat persetujuan Bapedal dengan prosedur dan metode pengujian yang
ditetapkan oleh Bapedal.
2. Bagi penghasil yang menghasilkan limbah B3 yang sama secara terus menerus, maka
pengujian karakteristik masingmasing limbah B3 dapat dilakukan sekurang-kurangnya
satu kali. Apabila dalam perkembangannya terjadi perubahan kegiatan yang
diperkirakan mengakibatkan berubahnya karakteristik limbah B3 yang dihasilkan,
maka terhadap masing-masing limbah B3 hasil kegiatan perubahan tersebut harus
dilakukan pengujian kembali terhadap karakteristiknya.
3. Bentuk kemasan dan bahan kemasan dipilih berdasarkan kecocokannya terhadap jenis
dan karakteristik limbah yang akan dikemasnya.
Persyaratan Umum
1. Kemasan untuk limbah B3 harus dalam kondisi baik, tidak rusak, dan bebas dari
pengkaratan serta kebocoran.
2. Bentuk, ukuran dan bahan kemasan limbah B3 disesuaikan dengan karakteristik
Limbah B3 yang akan dikemasnya dengan mempertimbangkan segi keamanan dan
kemudahan dalam penanganannya.
3. Kemasan dapat terbuat dari bahan plastik (HDPE, PP atau PVC) atau bahan logam
(teflon, baja karbon, SS304, SS316 atau SS440) dengan syarat bahan kemasan yang
dipergunakan tersebut tidak bereaksi dengan limbah B3 yang disimpannya.
c) Persyaratan lokasi tempat penyimpanan limbah B3
Lokasi bangunan tempat penyimpanan kemasan drum/tong, bangunan tempat
penyimpanan bak kontainer dan bangunan tempat penyimpanan tangki harus:
Merupakan daerah bebas banjir, atau daerah yang diupayakan melalui
pengurugan sehingga aman dari kemungkinan terkena banjir;
Jarak minimum antara lokasi dengan fasilitas umum adalah 50 meter.
d) Persyaratan lokasi tempat pengumpulan limbah B3
Luas tanah termasuk untuk bangunan penyimpanan dan fasilitas lainnya sekurang-
kurangnya 1 (satu) hektar;
Area secara geologis merupakan daerah bebas banjir tahunan;
Lokasi harus cukup jauh dari fasilitas umum dan ekosistem tertentu. Jarak terdekat
yang diperkenankan adalah:
1. 150 meter dari jalan utama atau jalan tol; 50 meter dari jalan lainnya;
2. 300 meter dari fasilitas umum seperti; daerah pemukiman, perdagangan, rumah
sakit, pelayanan kesehatan atau kegiatan sosial, hotel, restoran, fasilitas
keagamaan, fasilitas pendidikan, dll.
3. 300 meter dari perairan seperti; garis pasang tertinggi laut, badan sungai, daerah
pasang surut, kolam, danau, rawa, mata air, sumur penduduk, dll.
4. 300 meter dari daerah yang dilindungi seperti: cagar alam, hutan lindung, kawasan
suaka, dan lain-lain.
4. Pengelolaan limbah B3 erat hubungannya dengan dokumen
a) Jelaskan dokumen atau manifest yang harus disiapkan dan diisi berhubungan
dengan pengelolaan limbah B3
Jawab
Dokumen limbah B3 adalah surat yang diberikan pada waktu penyerahan limbah B3
untuk diangkut dari lokasi kegiatan penghasil ke tempat penyimpanan di luar lokasi
kegiatan, dan atau pengumpulan dan atau pengangkutan dan atau pengolahan limbah
B3 dan atau pemanfaatan limbah B3 serta penimbunan hasil pengolahan yang berisi
ketentuan sebagai berikut:
Bagian I : diisi oleh pengirim limbah B3 (penghasil pengumpul),meliputi:
1. Nama dan alamat perusahaan penghasil/pengumpul limbah B3
2. Lokasi pemuatan jika berbeda dengan alamat perusahaan
3. Nomor registrasi pengirim
4. Data pengiriman limbah B3, meliputi : jenis limbah B3, nama teknik jika ada,
karakteristik limbah B3, kode limbah B3, kelompok kemasan, satuan ukuran
berat, jumlah tital kemasa, peti kemasan berupa nomor dan jenis.
5. Keterangan tambahan untuk limbah B3 yang disebutkan diatas
6. Intsruksi penanganan khusus dan keterangan tambahan
7. Nomor telepon yang dapat dihubungi
8. Tujuan Pengangkutan
9. Nama
10. Ttd
11. Jabatan
12. Tanggal
Bagian II : Disi oleh perusahaan pengangkut limbah B3
1. Nama dan alamat perusahaan pengangkut limbah B3
2. Nomor telepon
3. Nomor Fax
4. Nomor pendaftaran
5. Identitas kendaraan dan izin pengangkutan
6. Nama
7. Ttd
8. Jabatan
9. Tanggan angkut
10. Tanggal ttd
Bagian III : Diisi oleh perusahaan penerima limbah B3
1. Nama dan alamat perusahaan penerima limbah B3
2. Nomor telepon
3. Nomor fax
4. Nomir pendaftaran BPLHD
5. Nama
6. Ttd
7. Jabatan
8. Tanggal
9. Jenis limbah B3
10. Jumlah
11. Nomor pendafatarn BPLHD
12. Alasan penolakan
13. Tanggal pengembalian
14. Ttd
b) Jelaskan siapa saja yang harus mengisi dan menerima manifest limbah B3
1. Bagian I: Bagian yang harus diisi oleh penghasil/pengumpul
2. Bagian II: Bagian yang harus diisi oleh pengangkut
3. Bagian III: Bagian yang harus diisi oleh pengumpul/pemanfaat/pengolah
Dimana Dokumen limbah B3 dibuat 7 (tujuh) rangkap apabila pengangkut
dilakukan 1 (satu) kali dan 11 (sebelas) rangkap dengan rincian:
1. Lembar asli (warna putih) disimpan oleh pengangkut limbah B3 setelah
ditandatangani oleh pengirim limbah B3.
2. Lembar kedua (warna kuning) yang sudah ditandatangani oleh pengangkut
limbah B3, oleh pengirim limbah B3 dikirimkan kepada instansi yang
beeranggungjawab
3. Lembar ketiga (warna hijau) yang sudah ditandatangani oleh pengangkut
disimpan oleh pengirim limbah B3
4. Lembar keempat (warna merah muda) setelah ditandatangani oleh pengirim
limbah B3 oleh pengangkut diserahkan kepada penerima limbah B3
5. Lembar kelima(warna biru) dikirimkan oleh penerima kepada instansi yang
bertanggungjawab setelah ditandatangani oleh penerima limbah B3
6. Lembar keenam (warna krem) dikirim oleh pengangkut kepada Bupati.Walikota
yang bersangkutan dengan pengirim setelah ditandatangani oleh penerima limbah
B3
7. Lembar ketujuh (warna ungu) setelah ditandatangani oleh penerima, maka
pengangkut mengirimkan kepada pengirim limbah B3
8. Lembar kedelapan s/d kesebelas dikirm pengangkut kepada pengirim limbah B3
setelah ditandatangani pengangkut terdahulu dan diserahkan kepada pengangkut
berikutnya.
5. Salah satu bagia dalam pengelolaan limbah B3 adalah pembuatan, pengisian, dan
penggunaan simbol dan label limbah B3.
a) Sebutkan peratura terbaru dalam simbol dan label Limbah B3
Peraturan menteri lingkungan hidup Republik Indonesia nomor 14 tahun 2013
tentang simbol dan label limbah bahan berbahaa dan beracun.
b) Sebutkan aturan pembuatan dan penggunaan simbol dan label
c) Gambar simbol dalam limbah B3, jelaskan artinya dan contoh masing 2
d) Bagian pengelolaan limbah B3 apa saja yang harus menggunakan simbol dan
label ?
a) SIMBOL LIMBAH B3
1. Simbol limbah B3 pada wadah dan atau kemasan limbah B3
2. Simbol limbah B3 pada kendaraan pengangkut limbah B3
3. Simbol limbh B3 pda tempat penyimpanan limbah B3
b) LABEL LIMBAH B3
1. Label limbah B3 pada wadah dan atau kemasan Limbah B3
2. Label Limbah B3 Untuk Wadah Dan Atau Limbah B3 kosong
3. Labe Limbah B3 penunjuk tutup wadah dan atau kemasan

Anda mungkin juga menyukai