Anda di halaman 1dari 2

PERCOBAAN PERSALINAN

Dengan adanya bukti bahwa resiko ruptur uteri dan morbiditas maupun mortalitas
perinatal lebih tinggi dari yang diperkirakan, American College of Obstetricians and
Gynecologist mengeluarkan pedoman yang mendukung percobaan persalinan yang
mendorong pendekatan yang lebih berhati hati. Hal tersebut masih problematik bahwa
kedua pilihan ini mempunya resiko dan keuntungan untuk ibu dan fetus namun hal ini tidak
selalu sejalan.

Resiko Maternal
Ruptur uteri dan komplikasinya dengan jelas meningkat pada percobaan persalinan.
peningkatan resiko inilah yang mendasari kecemasan dalam melakukan percobaan
persalinan. sebaliknya, ada beberapa pendapat yang menyatakan faktor faktor ini hanya
berpengaruh secara minimal pada pengambilan keputusan untuk melakukan percobaan
tersebut karena resiko absolutnya rendah. Salah satu penelitian terbesar dan paling
komprehensif meneliti resiko yang berhubungan dengan persalinan per vaginam pada
pasien yang melakukan persalinan caesar sebelumnya yang dilakukan oleh Maternal-Fetal
Medicine Units Network. Penelitian ini dilaksanakan pada 19 pusat kesehatan akademis,
yang menghasilkan hampir 18000 pasien yang melakukan partus percobaan dibandingkan
15000 pasien yang menjalani SC elektif berulang. Meskipus resiko ruptur uteri tinggi
diantara pasien yang menjalani partus percobaan, resiko absolutnya kecil yaitu hanya
7/1000. Sebaliknya, bagaimanapun tidak ada ruptur uteri pada SC elektif. Tidak
mengherankan bahwa tingkat kelahiran mati dan encephalopathy ischemic hypoxia secara
signifikan pada partus percobaan. Laporan lain juga melaporkan hasil yang sama. Pada satu
penelitian dengan hampir 25000 pasien dengan riwayat persalinan caesar, resiko kematian
perinatal adalah 1.3 per 1000 diantar 15515 pasien yang menjalani partus percobaan.
Walaupun resiko absolutnya kecil, nilainya 11x lebih besar daripada resiko yang ditemukan
pada 9014 pasien dengan persalinan SC berulang yang telah direncanakan.
Kebanyakan penelitian mendorong bahwa tingkat mortalitas maternal tidak jauh
berbeda diantara pasien yang menjalani SC elektif berulang. Salah satu penelitian cohort
retrospective lebih dari 300000 perempuan kanada dengan riwayat caesar ditemukan tingkat
kematian maternal untuk pasien yang menjalani SC elektif berulang adalah 5.6 per 100000
dibandingkan dengan 1.6 per 100000 pada pasien yang menjalani partus percobaan.
Perkiraan morbiditas maternal juga telah menghasilkan hasil yang bertentangan.
Pada meta-analysis oleh Mozurkewich dan Hutton, pasien yang menjalani partus percobaan
kira kira setengahnya memerlukan transfusi darah atau histerektomi dibandingkan dengan
pasien yang menjalani SC berulang. Sebaliknya, pada penelitian MFMU network, Landon
dkk meneliti resiko transfusi dan infeksi lebih besar secara signifikan pada pasien yang
menjalani partus percobaan. Rossi dan Daddario melaporkan hasil yang serupa pada meta-
analysis mereka. McMahon dkk, dalam penelitian berbasis populasi 6138 pasien
menemukan komplikasi mayor histerektomi, ruptur uteri, atau luka operasi- dimana
ditemukan hampir 2x lipat pada pasien yang menjalani partus percobaan dibandingkan
dengan yang menjalani SC elektif. Hal yang penting disini adalah dibandingkan dengan
partus percobaan, resiko komplikasi mayor ini lebih tinggi 5x lipat dibandingkan dengan
wanita yang gagal saat melakukan partus pervaginam. Meta-analysis yang dikutip
sebelumnya juga melaporkan adanya peningkatan kejadian komplikasi maternal saat
pasien gagal saat persalinan pervaginam dibandingkan dengan yang berhasil persalinannya
kira kira 17 dibanding 3 %. Hasil yang sama juga dilaporkan oleh National Caesarian
Registry.

Anda mungkin juga menyukai