Pembimbing
dr. Rofi Siswanto, M. Sc, Sp. Rad
Disusun oleh:
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Muntah pada bayi dan anak merupakan hal yang sering dikeluhkan oleh orang
tua bila berkunjung ke dokter. Muntah atau regurgitasi pada bayi bisa merupakan
suatu kelainan bisa juga tidak. Sampai usia 1 tahun muntah atau regurgitasi
sebenarnya masih merupakan hal yang normal asalkan bayi tidak menolak minum
susu atau ASI dan berat badan bayi tetap naik (IDAI, 2014). Salah satu penyebab
muntah yang paling sering terjadi pada bayi muda adalah penyakit hipertrofi pyloric
stenosis.
penyebab gangguan gastrointestinal yang sering terjadi pada awal bulan kehidupan.
Insidennya adalah 3 per 1.000 kelahiran hidup per tahun (Panteli C, 2009). Penyakit
ini biasanya muncul antara minggu kedua dan ke enam kehidupan dan lebih umum
terjadi pada populasi kulit putih dengan rasio laki-laki lebih tinggi daripada
menunjukkan bahwa hipertrofi pyloric stenosis lebih banyak terjadi pada anak yang
kontras barium maupun dengan USG. Pada HPS terjadi penebalan muskulus
1
Obstruksi gastric outlet dapat menyebabkan muntah proyektil dan non billous,
2
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : An. A
Usia : 2 bulan
No CM : 558419
B. Anamnesa
Keluhan Utama
setelah minum ASI. Pasien memuntahkan asi yang telah diminum, darah (-), warna
kehijauan (-). Pasien sering muntah sejak usia 1 bulan dan memberat 2 hari SMRS.
Demam (-), batuk (-), pilek (-), sesak nafas (-), BAB terakhir 1 hari SMRS, BAK
3 kali, keluhan bengkak (-), riwayat kejang (-), gerak masih aktif (+), mulai jarang
3
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat kehamilan
ANC 4x bidan, 2x Sp.OG. Riwayat TD rendah/ tinggi (-), infeksi (-), perdarahan
(-), mual muntah (+) TM 1. BB naik sesuai UK, TFU sesuai UK, presentasi janin
prekep diakhir masa kehamilan, imunisasi TT 3x, konsumsi Fe, asam folat pada
Riwayat persalinan
P1A0 Secara Spontan UK 38 Mg, Ak jernih, KPD (-), perdarahan (-), meco (+),
BAK (+), Apgar Score 7/9 persalinan dibantu oleh bidan di puskesmas.
4
Riwayat postnatal
Riwayat Makanan
C. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Vital Sign
TD : 120/80 mmHg
S : 36.7 C
Antroprometri
BB : 4500 gr
PB : 55 cm
cekung (-)
Hidung : deviasi (-), discharge (-), pendarahan (-), nafas cuping hidung (-)
5
Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
Mulut : mukosa bibir kering (+), lidah tremor (-), tonsil T0-T0, faring
hiperemis (-)
Jantung
Perkusi : pekak
Paru-paru
Abdomen
Inspeksi : dinding dada lebih rendah dari dinding perut, distensi (+)
Palpasi : supel (+), TE <2 detik, hepar lien tidak teraba membesar,
Ektremitas
Superior : Akral hangat (+ /+), nadi kuat (+ /+), CRT < 2 dtk
Inferior : Akral hangat (+ /+), nadi kuat (+ /+), CRT < 2 dtk
6
D. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hematologi
E. Diagnosis Banding
7
F. Pemeriksaan Penunjang
8
Abdomen :
Tampak distensi gaster dengan gambaran udara usus minimal di distal gaster,
Kesan :
Pemeriksaan USG
9
Hasil USG upper & lower abdomen :
Hepar : ukuran dan echostruktur normal, permukaan licin, tak tampak massa
Lien, vesica felea, pankreas, ren dextra &sinistra : dalam batas normal
Gaster : tampak gambaran pylorus, target sign (+), tebal dinding 4.7 mm, panjang
G. Diagnosis
H. Penatalaksanaan
MRS
Pasang NGT
Koreksi dehidrasi infus NaCl (KC 450 cc/kgBB/jam =19 tpm mikro)
Konsul Bedah
10
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Lambung
volume pada orang dewasa 1200-1500cc pada saat berdilatasi. Sedang lambung
bayi baru lahir mempunyai kapasitas 10-20cc, bayi usia 1 minggu 30-90cc, bayi
usia 2-3 minggu 75-100cc, bayi usia 1 bulan 90-150cc, bayi usia 3 bulan 90-150cc,
dan bayi usia 1 tahun 210-360cc. Pada bagian superior, lambung berbatasan dengan
ukuran dari panjang kurvatura mayor. Seluruh dari organ lambung terdapat di
11
Secara anatomi terbagi atas 5 daerah yaitu: (1) Kardia, daerah yang kecil
terdapat pada bagian superior di dekat gastroesofageal junction; (2) Fundus, bagian
berbentuk kubah yang berlokasi pada bagian kiri dari kardia dan meluas ke superior
melebihi tinggi gastroesofageal junction; (3) Korpus, merupakan 2/3 bagian dari
lambung dan berada di bawah fundus sampai ke bagian paling bawah yang
melengkung ke kanan membentuk huruf J(4) Antrum pilori, adalah bagian 1/3
bagian distal dari lambung. Keberadaannya secara horizontal meluas dari korpus
hingga ke sphincter pilori (5) Sphincter pilori, merupakan bagian tubulus yang
paling distal dari lambung. Bagian ini secara kelesuluruhan dikelilingi oleh lapisan
Permukaan fundus dan korpus banyak dijumpai lipatan rugae lambung. Pembuluh
darah yang mensuplai lambung merupakan percabangan dari arteri celiac, hepatik
dan splenik. Aliran pembuluh vena lambung dapat secara langsung masuk ke sistem
portal atau secara tidak langsung melalui vena splenik dan vena mesenterika
oleh sel epitel kolumnar penghasil mukus dan meluas ke sebagian foveolar atau pit.
Lapisa mukosa terbagi atas dua lapisan yaitu lamina propria dan lapisan muskularis
mukosa. Pada lapisan muskularis mukosa, terdapat lapisan otot sirkuler pada bagian
dalam dan lapisan otot longitudinal pada bagian luarnya. Otot-otot ini berkelanjutan
12
membentuk kelompokan kecil (fascia) otot polos yang tipis menuju ke bagian
pleksus arteri, vena, pembuluh limfe dan pleksus nervus Meissner. Muskularis
eksterna terdiri dari tiga lapisan yaitu longitudinal luar (outer longitudinal), sirkuler
dalam (inner sirkuler) dan oblik yang paling dalam (innermost oblique). Lapisan
(myenteric) berlokasi pada daerah di antara lapisan sirkular dan longitudinal dari
Hipertropi pyloric stenosis (HPS) merupakan suatu kondisi yang terjadi pada
bayi dengan lambung bagian pilorus mengalami penebalan yang abnormal sehingga
perbandingan 4:1. Alasan kenapa lebih banyak pada laki-laki tidak diketahui.
Terdapat beberapa eviden kejadian HPS meningkat pada kelahiran anak pertama
dan 7% terjadi pada keluarga yang mempunyai riwayat serupa. HPS lebih sering
terjadi pada bayi yang mendapatkan minum dari botol pada populasi pedesaan
13
(Aspelund G, 2007). Resiko yang rendah terjadi pada umur ibu yang lebih tua,
pendidikan ibu yang tinggi, dan berat badan lahir rendah (Al-alawee MS, 2006).
bukti menunjukkan sel-sel otot polos di HPS pada bayi tidak mempunyai inervasi
relaksasi otot halus, sehingga terdapat kemungkinan tidak adanya saraf ini di otot
sirkuler. (3) Terdapat sejumlah protein matriks ekstraseluler yang abnormal dalam
otot pilorus hipertrofik. Sel otot sirkuler pada HPS secara aktif mensintesis kolagen
dan hal ini bertanggung jawab tehadap karakter dari tumor pilorus. (4) Peningkatan
memainkan peran penting dalam hipertrofi otot polos HPS (Oshiro K, 2008).
Teori lain yang menyebabkan terjadinya HPS pada bayi antara lain teori
abnormalitas genetik, teori kausa infeksi dan teori hiperasiditas. Selain itu defisiensi
lokal dari neuronal nitric oxide synthase di pylorus bertanggung jawab terhadap
14
Peningkatan asam akan merangsang saraf kolinergik dan saraf simpatik.
berlanjut menjadi pilorostenosis sehingga makanan dari lambung tidak bisa masuk
ke usus.
maupun alloanamnesis didapatkan gejala awal muntah proyektil non billous (tidak
berwarna hijau) yang bersifat progressif dan terjadi setelah minum susu atau ASI
karena masuknya minuman atau makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan
3. Obstipasi, yakni karena intake makanan dan minuman yang kurang dan
15
Tanda yang ditemukan pada pemeriksaan fisik:
atas / epigastrica.
dextra, massa ini dapat digerakkan/ mobile, berbentuk bulat telur yang disebut
sebagai olive sign. Tanda olive sign dianggap menjadi hallmark diagnosis HPS.
ke klinisi bisa masih dalam hidrasi baik maupun sudah mengalami dehidrasi berat.
Namun bayi sering datang dengan tanda dehidrasi berupa berat badan rendah dan
nafsu makan yang tak terpuaskan sehingga tampak kening muka berkerut dan
keriput. Pada beberapa bayi, didapatkan perut buncit di hipokondrium, dan tampak
aktivitas peristaltik meningkat di dinding perut yang tipis. Pada palpasi tampak
masa bentuk bulat telur, mobile, yang teraba di epigastrium atau di kuadran kanan
dan disebut sebagai olive sign. Tanda tersebut diaggap menjadi hallmark diagnostik
HPS. Pada beberapa penelitian 70% pasien HPS mempunyai tanda olive sign (+)
diagnosis HPS. Distensi lambung masif (diameter > 7cm) dengan isi cairan atau
udara dengan gambaran gas di intestinal minimal yang disebut sebagai single
16
spesifik. Karena jika sebelum dilakukan foto polos pasien muntah, lambung tampak
tidak terlalu distensi. Selain itu tampak gambaran caterpillar yang merupakan tanda
Pemeriksaan Ultrasonografi
USG menjadi modalitas pilihan untuk diagnosis HPS. Selain sensitifitas dan
spesifitas yang tinggi, sonografi bebas dari radiasi dan dapat mengikuti visualisasi
linear 5-7,5 MHz. Transduser sampai 10 MHz dapat digunakan tergantung ukuran
potongan melintang dan disebut sebagai doughnut sign atau bulls eye atau target
yang tidak seragam. Tampak muskulus lebih ekoik di banding area dekatnya namun
kurang ekoik di sisi yang lain. Hal itu disebabkan karena efek anisotropik yang
berhubungan dengan tranduser USG dan pada serabut silindris muskulus pilorus
(Frkovi M dkk, 2011). Pada potongan longitudinal muskulus silindris relatif lebih
hipoekoik dibanding hepar (Chirdan LB, 2008). Diameter pilorus pada potongan
melintang (meliputi lumen dan kedua dinding pilorus) jarang di ukur. Panjang
saluran pilorus (struktur ekogenik) dapat diukur namun lebih pendek dibanding
kriteria indeks ukuran sebagai indikator HPS. Menurut Dahnert dalam Radiol
17
Oncol 2011 oleh Frkovic M et al menyebutkan kriteria HPS jika tebal muskulus
13 mm dan panjang saluran pilorus 17mm. Sedang kriteria HPS pada USG
potongan melintang dan longitudinal 4-7 mm, b) adanya saluran pilorus yang
mengalami elongasi (lebih dari 14 mm) atau disebut sebagai cervix sign dan c)
adanya obstruksi gastric outlet (misalnya saluran pilorus tidak pernah membuka
secara normal). Batas ini lebih rendah pada bayi umur kurang dari 30 hari. Menurut
Chan et al, pada bayi kurang dari 21 hari menggunakan cut off tebal muskulus
yang terisi oleh cairan pada potongan longitudinal. Gambaran antral nipple sign
yang merupakan gambaran mukosa saluran pilorus yang redundant dan mengalami
mempunyai spesifitas dan sensitifitas yang tinggi (96% dan 100%) serta positive
Saat relaksasi sering HPS pada bayi sulit dibedakan dengan pilorospasme.
Pilorospasme di hipotesakan sebagai suatu stadium awal dari HPS, tetapi hal itu
18
tahun. Pemeriksaan UGI dengan kontras pada HPS menunjukkan tanda tidak
langsung berupa adanya efek pilorus pada lumen. Pada kasus-kasus yang
melalui selang naso gastric tube (NGT) sebelum dan sesudah dilakukan
masa pilorus ke lambung dan duodenum. Bahan kontras yang melalui saluran
pilorus menyebabkan lumen kanal terurai, pada beberapa kasus bahan kontras
terlihat melalui lebih dari satu saluran dengan lipatan mukosa, yang dikenal sebagai
double atau riple track sign. Gambaran lain yang ditemukan adalah string sign yang
hanya sedikit dan shoulder sign yang disebabkan karena adanya efek masa dari
pilorus yang mengalami hipertropi pada antrum. Gambaran teat sign merupakan
puncak dari kontras di sisi curvatura minor antrum akibat adanya peristaltik sedang
gambaran beak sign merupakan gambaran puncak kontras yang masuk ke dalam
saluran pylorus yang menyempit. Dasar dari bulbus terindentasi oleh penebalan
volume residu lambung yang besar dan pengosongan lambung yang terlambat.
Namun pengosongan lambung yang terlambat bukan indikator HPS karena dapat
19
terjadi pada kasus pylorospasme, hipotonia lambung, sepsis dan terjadinya ileus
dilakukan aspirasi semua isi lambung melalui pipa NGT. Biasanya isi
3. Pembedahan
atas atau insisi secara melintang di daerah supra umbulikal. Insisi secara
20
vertikal di buat di permukaan mid anterior muskulus superfisial dan
muskulus pylorus menjadi ke ukuran normal dan ketika dilihat selama operasi
hanya tampak garis halus diatas pilorus di sisi myotomi (Chirdan LB, 2008).
Beberapa kasus tetap HPS bisa tetap menebal setelah pembedahan dan bisa sampai
5 bulan untuk kembali ke ketebalan normal. Pada minggu pertama setelah operasi,
ketebalan muskulus bisa sama atau bahkan lebih tebal dari sebelum operasi dan
secara bertahap dapat kembali normal. Bagian anterior muskulus cenderung untu
normal lebih dahulu dan biasanya berkurang 3 mm selama 3 bulan. Bagian posterior
21
merupakan bagian yang terakhir untuk menjadi normal, biasanya terjadi setelah 5
Pyloromyotomi inkomplet dapat terjadi namun sulit dinilai selama fase awal
paska operasi. Pencitraan pasca operasi biasanya sulit di interpretasi dan tidak
membantu. Namun, jika terjadi obstruksi gastric outlet komplet maka diperlukan
pyloromyotomi ulang. Mortalitas jarang terjadi dan jika terjadi biasanya disebabkan
22
BAB IV
PEMBAHASAN
Bayi berusia 2 bulan selalu mengalami muntah setiap setelah minum ASI.
Muntah progresif non billous memberat sejak 2 hari SMRS. Pasien mulai sering
mengalami muntah sejak usia 1 bulan. Keluhan lain disangkal. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan keadaan umum tampak lemah dengan vital sign dbn. Pada
pemeriksaan mata didapatkan mata cekung (+/+) dan terlihat mukosa bibir yang
kering, sedangkan pada pemeriksaan lain, ubun-ubun cekung (-), pada abdomen
turgor elastisitas < 2 detik dan capilarry refill time < 2 detik. Hal ini menunjukkan
adanya 2 dari 5 tanda dehidrasi sehingga termasuk dalam dehidrasi ringan. Ini
terjadi karena gejala muntah yang terus terjadi sehingga tidak adanya cairan yang
masuk kedalam tubuh. Pada pemeriksaan inspeksi abdomen terlihat dinding dada
lebih rendah daripada dinding perut dan distensi abdomen, saat dilakukan palpasi
mengarah pada olive sign. Kemudian dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk
mengetahui adanya kenaikan limfosit sebagai tanda infeksi, GDS untuk mengecek
meningkat 11.73, GDS dalam batas normal sedangkan nilai elektrolit tidak normal.
Penegakkan diagnosis lebih lanjut dengan pemeriksaan foto upper gastro intestinal
23
Pada pemeriksaan foto babygram didapatkan hasil : Thorax : Pengembangan
kedua paru cukup, corakan bronkovasular normal, kedua diafragma intak, Besar cor
normal CTR <5. Abdomen : tampak distensi abdomen , peritoneal fat line jelas,
tampak distensi gaster dengan gambaran udara usus minimal di distal gaster, single
bubble (+), sistema tulang intak. Kesan thorax: pulmo dan besar cor dalam batas
ketebalan dan diameter muskulus. Hasil USG yang didapatkan yakni Hepar:
ukuran dan echostruktur normal, permukaan licin, tak tampak massa. Lien, vesica
felea, pankreas, ren dextra &sinistra : dalam batas normal. Gaster : tampak
gambaran pylorus, target sign (+), tebal dinding 4.7 mm, panjang saluran pylorus
terapi non farmakologi dengan pemasangan NGT untuk aspirasi isi lambung, terapi
farmakologi berupa infus NaCl 19 tpm mikro untuk mengatasi gangguan elektrolit
dan profilaksis antibiotik dengan ceftriaxone 100 mg/ 12 jam. Rencana selanjutnya
24
BAB V
KESIMPULAN
klinis muntah yang progressif pada anak. Pada hipertrofi pylorus stenosis terjadi
terjadinya penyempitan pada gastric outlet yang dapat dilihat dengan pemeriksaan
dilakukan aspirasi semua isi lambung melalui naso gastric tube. Pembedahan
dilakukan setelah tidak ada keadaan darurat pada pasien yakni dengan operasi
Ramstedt pyloromyotomi.
25
DAFTAR PUSTAKA
4. Chirdan LB, Ameh EA, Thomas AH. Infantile hypertrophic pyloric stenosis.J
Hypertrophic pyloric stenosis: tip and trick for ultrasound diagnosis. Insight
26
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/muntah-pada-anak
berbahayakah.
10. Mulholland MW, Lillemoe KD, Doherty GM, Maier RV, Simeone DM,
12. Panteli C. (2009). New insights into the pathogenesis of infantile pyloric
13. Staf Pengajar FKUI. 2008. Stenosis Pyloric Hipertrofi. Dalam : Kumpulan
27