Artinya :
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah
Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah
keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan
apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung
bagi mereka selain Dia.
Makna dari surat Ar Rad yaitu :
1. Bahwasanya kita selalu diawasi oleh para
malaikat yang selalu mencatat segala amal
perbuatan kita, jika itu perbuatan buruk, maka
baru akan dicatat ketika tindakan itu telah
dilakukan, tapi kalau amal kebaikan, baru berniat
saja, sudah dicatat sebagai amal kebaikan.
2. Menyinggung tentang tawakal, bahwasanya
tawakal itu dilakukan setelah kita berusaha
dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan
sesuatu. tatkala kita sudah berjuang semaksimal
mungkin baru kita tawakal, apapun yang terjadi,
itulah hal terbaik menurut Allah, ingat, apa yang
baik menurut kita, belum tentu baik menurut
Allah, dan hal yang buruk menurut kita, mungkin
saja adalah hal yang baik menurut Allah.
3. Pelindung kita di dunia ini adalah Allah,
adapun bahwasanya, kalau kita pakai kendaraan,
kita pakai helm, itulah wasilah, sebuah jalan agar
kita diselamatkan, tetapi bukan helm yang
menyelamatkan kita, tetapi Allah(-menyambung
dari no 2-). janganlah kita lupa, bahwasanya kita
mungkin saja terjerumus pada syirik yang tidak
disadari, misalnya, wah, habis makan aku jadi
kenyang banget, atau habis makan aku jadi
ngantuk banget, ingat, segala sesuatu selain
Allah, itu hanyalah sebuah jalan, sedang yang
membuat kita kenyang atau kantuk, itu semua
kehendak Allah.
Artinya :
Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-
gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak)
goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan
(pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar
mereka mendapat petunjuk.
Artinya :
Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu
melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung
(di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak
menggoyangkan kamu; dan memperkembang
biakkan padanya segala macam jenis binatang.
Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu
Kami tumbuhkan padanya segala macam
tumbuh-tumbuhan yang baik.
Makna yang terkandung dal surah ini yaitu :
1. Menciptakan alam semesta dengan segala
macam isinya, berupa planet-plenet yang tidak
terhitung jumlahnya. Planet-planet yang banyak
itu merupakan bola-bola besar yang terapung di
angkasa luas. Dalam ayat ini disebutkan "tanpa
tiang yang kamu melihatnya". Dari perkataan ini
dapat dipahami bahwa langit itu mempunyai
tiang, yakni ada suatu kekuatan yang
menopangnya yang berfungsi sebagai tiang,
sehingga planet-planet itu tidak jatuh berserakan.
Hanya orang-orang yang berilmulah yang dapat
melihat tiang-tiang yang kokoh itu.
2. Allah menciptakan gunung-gunung di
permukaan bumi agar bumi itu stabil, tidak
bergoncang, sehingga manusia, binatang dan
tumbuh-tumbuhan dapat hidup tenang di atasnya,
seakan-akan gunung itu merupakan. pasak yang
dapat mengokohkan permukaan bumi seperti
halnya tiang-tiang kapal yang menjulang, yang
dapat menstabilkan kapal itu berlayar dan
berlabuh di tengah lautan, sehingga ia tidak
oleng. Di samping itu gunung juga mempunyai
manfaat lain bagi manusia, di antaranya untuk
mengatur pembagian dan penyaluran air hujan
yang dicurahkan dari langit, sehingga air itu tetap
ada di permukaan bumi sampai musim kemarau.
Banyak lagi manfaat-manfaat gunung bagi
manusia dan makhluk Allan yang lain.
3. Allah menciptakan di permukaan bumi itu
binatang-binatang yang tidak dapat dihitung
jumlahnya dan jenisnya, bentuk dan warnanya,
sejak dari yang besar sampai kepada yang kecil
yang tidak kelihatan oleh mata. Semua binatang
yang diciptakan itu ada manfaat dan faedahnya.
Kadang-kadang manusia, karena tidak
mengetahui faedah dan guna binatang-binatang
itu, mereka membunuh dan menumpasnya,
sehingga tanpa mereka sadari timbullah
kerusakan dan kekotoran di alam ini. Tetapi
Allah mengetahui dengan pasti jumlah, jenis,
warna, kegunaan dan faedah semua binatang-
binatang yang diciptakan-Nya itu.
4. Allah SWT menurunkan hujan dari langit.
Hujan itu berasal dari awan yang dihalau Nya ke
suatu tempat tertentu, kemudian berubah menjadi
hujan yang membasahi permukaan bumi. Dengan
air hujan itu tumbuhlah segala macam tumbuh-
tumbuhan yang beraneka ragam, dengan warna
yang indah dan manfaat yang banyak.
2. Kompetensi Inti Sikap Sosial
Pengembangan kurikulum 2013
didasarkan pada fenomena sosial yang terjadi di
sekitar kita, yakni akhlak generasi muda yang
semakin brutal, tidak jujur, tidak disiplin,
kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan
kekerasan dan kasus pemaksaan kehendak sering
muncul di Indonesia terutama di daerah
Makassar.
Dunia pendidikan ataupun persekolahan
kita saat ini, tidak mengajak anak didik untuk
berpikir eksploratif dan kreatif. Seluruh suasana
pembelajaran yang dibangun adalah penghafalan,
tanpa pengertian yang memadai. Adapun
bertanya apalagi berpikir kritis praktis adalah
tabu atau pamali. Siswa tidak dididik, tetapi
dilatih, ditatar, dibekuk agar menjadi penurut,
tidak jauh berbeda dari pelatihan binatang
binatang pintar dan terampil dalam sirkus.
Suasana pembelajaran yang salah urus
semacam itu, telah membuat cakrawala berpikir
siswa menyempit dan mengarah pada sikap-sikap
fasisme, bahkan menyuburkan mental penyamun,
perompak, penggusur, koruptor yang
menghambat kemajuan bangsa. Erat berhubungan
dengan itu, timbullah suatu ketidakwajaran dalam
relasi sikap terhadap kebenaran. Mental
membantah, berbohong, bersemu, berbedak, dan
bertopeng, seolah-olah semakin meracuni
kehidupan kultural bangsa. Kemunafikan
merajalela.Kejujuran dan kewajaran dikalahkan.
Keserasian antara yang dikatakan dan yang
dikerjakan semakin timpang. Sikap-sikap fasis
yang menafikkan keluhuran akal budi, bahkan
makin menjauhkan diri dari perilaku hidup yang
menjunjung tinggi martabat kemanusiaan,
tampaknya sudah menjadi fenomena yang
mewabah dalam masyarakat kita. Maraknya
fenomena dan perilaku anomali semacam itu,
disadari atau tidak, merupakan imbas dari sistem
pendidikan yang telah gagal dalam membangun
generasi yang utuh. Selama menuntut ilmu di
bangku pendidikan, siswa yang baik senantiasa
dicitrakan sebagai anak mami yang selalu
mengamini semua komando gurunya. Mereka
ditabukan untuk bersikap kritis, berdebat, dan
bercurah pikir. Akibatnya, mereka tampak begitu
santun di sekolah, tetapi menjadi liar dan bringas
di luar tembok sekolah. Anak-anak bangsa yang
tengah gencar memburu ilmu di bangku
pendidikan (hampir) tidak pernah dididik secara
serius dalam menumbuh kembangkan sikap
spiritual dan sosialnya. Ranah sikap spiritual dan
sosial yang amat penting peranannya dalam
melahirkan generasi muda yang berakhlak mulia
tinggi, justru dikebiri dan dimarginalkan.
Kebijakan dan kurikulum pendidikan kita
belum memberikan ruang dan waktu yang cukup
berarti untuk memberikan pencerahan spiritual
siswa. Yang lebih memprihatinkan, guru sering
terjebak pada situasi rutinitas pembelajaran yang
kaku, monoton, dan menegangkan lewat sajian
materi yang lebih mirip orang berkhotbah,
indoktrinasi,dan membunuh penalaran siswa
yang dikukuhkan lewat dogma-dogma dan mitos-
mitos. Idealnya, pendidikan harus mampu
memberikan pencerahan dan menumbuhkan
sikap spiritual kepada siswa, sehingga mereka
mampu bersikap responsif terhadap segala
persoalan yang tengah dihadapi masyarakat dan
bangsanya.
Melalui pencerahan yang berhasil
ditimbanya, mereka diharapkan dapat menjadi
sosok spiritual yang memiliki apresiasi tinggi
terhadap masalah kemanusiaan, kejujuran,
demokratisasi, toleransi, dan kedamaian hidup.
Kita membutuhkan sosok manusia yang memiliki
sikap spiritual dan sosial yang dapat menciptakan
damai di tengah berkecamuknya kebencian, yang
menawarkan pengampunan bila terjadi
penghinaan. Beranjak dari fenomena itulah,
betapa pentingnya menumbuhkan sikap spiritual
dan sosial dalam diri siswa.
Sikap spiritual yang akan dibaahas pada
materi ini menggenai masalah kemanusiaan,
kejujuran, demokratisasi, toleransi, dan tanggung
jawab. . Langkah yang harus diambil oleh setiap
guru adalah mengintegrasikan sikap spiritual dan
sosial dalam pembelajaran, baik dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
Meskipun pembentukan sikap siswa dilaksanakan
secara tidak langsung karena tidak ada materi
pokok yang diajarkan, tetap diperlukan
internalisasi nilai-nilai sikap.
Tugas guru bukan hanya membimbing
siswa untuk dapat mengasosiasikan setiap konsep
dan proses pembelajaran yang diajarkan sehingga
setiap konsep dapat membentuk konektivitas
yang menjadi pemahaman dan penalaran siswa.
Tetapi lebih dari pada itu, guru bertugas untuk
membimbing siswa agar dapat mengasosiasikan
antara konsep dan proses pembelajaran dengan
nilai-nilai sikap spiritual dan sosial.
Untuk mengetahui sikap siswa kita
menggunakan sebuah angket atau instrument
sebagai dasar penilaian kita terhadap sikap siswa,
tidak semua sikap siswa dapat lebih baik di
dalam kelas, hal yang mudah untuk membuat
siswa menjadi lebih baik yaitu kita sebagai guru
dapat berbicara sopan kepaada siswa agar siswa
dapat pula berbicara sopan kepada teman
temannya. Yang berikutnya itu kita jangan
menegur siswa dengan kata kata kasar jika
mereka salah agar para siswa berani berbicara
ketika sedang diskusi.
1
T
f
Ketereangan :
n = jumalah putaran
t = waktu (sekon)
T = Perioda (sekon)
f = frekuensi (Hertz atau Hz)
2. Perpindahan sudut ()
Untuk memahami apa yang dimaksud
perpindahan sudut, mari kita tinjau sebuah contoh
gerak melingkar, misanya gerak roda kendaraan
yang berputar. Ketika roda berputar, tampak bahwa
selain poros alias pusat roda, bagian lain dari roda
selalu berpindah terhadap pusat roda sebagai
kerangka acuan. Perpindahan pada gerak melingkar
disebut perpindahan sudut ().
Mengukur perpindahan sudut
5. Percepatan sudut ()
Benda yang bergerak melingkar memiliki
kecepatan sudut , apabila kecepatan sudut semakin
semakin besar maka benda akan mengalami
percepatan sudut (). Sehingga percepatan sudut
didefenisikan sebagai perubahan kecepatan sudut
tiap satuan waktu.
=
2 1
=
2 1
Keterangan :
: percepatan sudut (/ 2 )
: kecepatan sudut (/)
: selang waktu (sekon)
2 4. 2 ..
Fs = m = m. 2. R =
2
Keterangan :
v : Kecepatan linear (m/s)
T : Perioda (sekon)
f : frekuensi (Hertz atau Hz)
a : percepatan sudut (/ 2)
: kecepatan sudut (/)
as : percepatan sentripetal (/ 2 )
Kecepatan sudut
: A = B
Kecepatan linear
: =
Dimana :
RA : Jumlah gigi
pada roda A
RA : Jumlah gigi
pada roda B
3 Dengan Arah putar roda
. sabuk atau A searah dengan
rantai roda B
Kelajuan linear
roda A dan B
sama
Kecepatan linear
: VA = VB
Kecepatan sudut
: A R A = B R B