Anda di halaman 1dari 39

BAB I

MAKNA KOMPETENSI INTI

Pengembangan kurikulum amat penting


sejalan dengan kontinuitas kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni budaya serta
perubahan masyarakat pada tataran lokal, nasional,
regional, dan global di masa depan. Oleh karena itu,
implementasi Kurikulum 2013 merupakan langkah
strategis dalam menghadapi globalisasi dan tuntutan
masyarakat Indonesia masa depan. guru diharapkan
dapat menerapkan kurikulum 2013 dengan baik
sesuai dengan peraturan pemerintah.
Kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap
menjadi dua, yaitu sikap spiritual yang terkait dengan
pembentukan siswa yang beriman dan bertakwa, dan
sikap sosial yang terkait dengan pembentukan siswa
yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan
bertanggung jawab. Untuk meningkatkan sikap
spiritual dan sosial siswa dalam menghadapi
lingkungan hidup yang ada di sekitarnya. Salah satu
upayanya ialah dengan mengintegrasikan sikap
spiritual dan sosial dalam kegiatan pembelajaran.
Guru memiliki posisi strategis karena dalam
keseharian mereka memiliki cukup banyak waktu
untuk berinteraksi dengan siswa. Guru harus
memanfaatkan setiap momentum pembelajaran untuk
menginternalisasikan nilai-nilai sikap spiritual dan
sosial ke dalam benak sanubari siswa dan
memberikan keteladanan yang baik. Setiap siswa
yang masih muda belia membutuhkan model-model
warga negara yang mampu menerapkan sikap
spiritual dan sosial yang luhur. Keberhasilan dalam
pembentukan sikap spiritual dan sosial dalam diri
siswa akan membantu mewujudkan cita-cita kita
bersama untuk mengangkat bangsa ini menjadi
bangsa yang lebih maju dan bermartabat di masa
yang akan datang.
A. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti adalah tingkat kemampuan
untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang
harus dimiliki oleh peserta didik pada setiap tingkat
kelas atau program. Kompetensi Inti merupakan
terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk
kualitas. Kompetensi inti bukan untuk diajarkan,
melainkan untuk dibentuk melalui pembelajaran
mata pelajaran yang relevan. Setiap mata pelajaran
harus tunduk pada kompetensi inti yang telah
dirumuskan. Dengan kata lain, semua mata pelajaran
yang diajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut
harus berkontribusi terhadap pembentukan
kompetensi inti. Ibaratnya, kompetensi inti
merupakan pengikat kompetensi-kompetensi yang
harus dihasilkan dengan mempelajari setiap mata
pelajaran. Di sini kompetensi inti berperan sebagai
integrator horizontal antarmatapelajaran. Dengan
pengertian ini, kompetensi inti adalah bebas dari
mata pelajaran karena tidak mewakili mata pelajaran
tertentu. Kompetensi inti merupakan kebutuhan
kompetensi peserta didik, sedangkan mata pelajaran
adalah pasokan kompetensi dasar yang akan diserap
peserta didik melalui proses pembelajaran yang
tepat.
Dalam mendukung kompetensi inti, capaian
pembelajaran mata pelajaran diuraikan menjadi
kompetensi dasar yang dikelompokkan menjadi
empat bagian. Hal ini sesuai dengan rumusan
kompetensi inti yang didukungnya, yaitu dalam
kelompok kompetensi sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan. Uraian kompetensi
dasar sedetil ini adalah untuk memastikan bahwa
capaian pembelajaran tidak berhenti sampai
pengetahuan saja, melainkan harus berlanjut ke
keterampilan, dan bermuara pada sikap. Kompetensi
dasar dalam kelompok kompetensi inti sikap
bukanlah untuk peserta didik, tetapi sebagai
pegangan bagi pendidik, bahwa dalam mengajarkan
mata pelajaran tersebut, ada pesan-pesan sosial dan
spiritual yang terkandung dalam materinya.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur
pengorganisasi (organising element) kompetensi
dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi
Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal
dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar.
Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah
keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu
kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di
atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu
terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan
antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi
horizontal adalah keterkaitan antara konten
Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan
konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang
berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas
yang sama sehingga terjadi proses saling
memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat
kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan
sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial
(kompetensi 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan
penerapan pengetahuan (kompetensi 4). Keempat
kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar
dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa
pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang
berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial
dikembangkan secara tidak langsung (indirect
teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar
tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan
penerapan pengetahuan (kompetensi Inti kelompok
4).
Kompetensi Inti pada kurikulum 2013
sebagai berikut.
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan
humaniora dengan wawasan pengetahuan,
kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri dan mampu menggunakan metode
sesuai kaidah keilmuan.
1. Kompetensi Inti Spiritual
Fenomena sosial masyarakat yang
menunjukkan ketidaktaatan terhadap ajaran
agama seperti perbuatan kemaksiatan, kejahatan,
dan kezaliman serta sikap sosial yang tercela
seperti kolusi, korupsi, suap, dan perbuatan tidak
bertanggungjawab lainnya diakui atau tidak
sangat sulit untuk diberantas. Menyadari hal ini
maka peran guru sebagai pendidik sangat
potensial untuk menyiapkan generasi muda
Indonesia menuju suatu era dimana setiap elemen
bangsa mampu mengimplementasikan nilai-nilai
ketuhanan sebagaimana Pancasila sila pertama
dengan semangat keberagamaan yang tinggi.
Demikian pula suatu era dimana warga negara
memiliki sikap sosial yang luhur yang
melandaskan setiap tindakannya pada budi
pekerti, akhlak terpuji dan mampu menahan diri
untuk tidak melakukan tindakan yang merugikan
orang lain, masyarakat atau bahkan tindakan
yang menjadikan bangsa ini terpuruk.
Guru memiliki posisi strategis karena
dalam keseharian mereka memiliki cukup banyak
waktu untuk berinteraksi dengan siswa. Guru
harus memanfaatkan setiap momentum
pembelajaran untuk menginternalisasikan nilai-
nilai sikap spiritual dan sosial ke dalam benak
sanubari siswa dan memberikan keteladanan
yang baik. Setiap siswa yang masih muda belia
membutuhkan model-model warga negara yang
mampu menerapkan sikap spiritual dan sosial
yang luhur. Keberhasilan dalam pembentukan
sikap spiritual dan sosial dalam diri siswa akan
membantu mewujudkan cita-cita kita bersama
untuk mengangkat bangsa ini menjadi bangsa
yang lebih maju dan bermartabat di masa yang
akan datang.
Diarahkan pada potensi spiritual, manusia
yang beriman dan bertaqwa wujud pengakuan
luhur Bangsa Indonesia yang sejak dulu
mengenal makna spiritual melalui kegiatan-
kegiatan relegi yang ditunjukkan dalam
kehidupan nenek moyang kita.
Sesuai dengan materi yang akan dibahas
pada bab berikutnya yaitu materi mengenai
materi gerak melingkar, materi ini juga ada
hubungannya dengan ayat ayat Al-Quran yaitu :
a. Surat Ar-Rad Ayat 11






Artinya :
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah
Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah
keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan
apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung
bagi mereka selain Dia.
Makna dari surat Ar Rad yaitu :
1. Bahwasanya kita selalu diawasi oleh para
malaikat yang selalu mencatat segala amal
perbuatan kita, jika itu perbuatan buruk, maka
baru akan dicatat ketika tindakan itu telah
dilakukan, tapi kalau amal kebaikan, baru berniat
saja, sudah dicatat sebagai amal kebaikan.
2. Menyinggung tentang tawakal, bahwasanya
tawakal itu dilakukan setelah kita berusaha
dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan
sesuatu. tatkala kita sudah berjuang semaksimal
mungkin baru kita tawakal, apapun yang terjadi,
itulah hal terbaik menurut Allah, ingat, apa yang
baik menurut kita, belum tentu baik menurut
Allah, dan hal yang buruk menurut kita, mungkin
saja adalah hal yang baik menurut Allah.
3. Pelindung kita di dunia ini adalah Allah,
adapun bahwasanya, kalau kita pakai kendaraan,
kita pakai helm, itulah wasilah, sebuah jalan agar
kita diselamatkan, tetapi bukan helm yang
menyelamatkan kita, tetapi Allah(-menyambung
dari no 2-). janganlah kita lupa, bahwasanya kita
mungkin saja terjerumus pada syirik yang tidak
disadari, misalnya, wah, habis makan aku jadi
kenyang banget, atau habis makan aku jadi
ngantuk banget, ingat, segala sesuatu selain
Allah, itu hanyalah sebuah jalan, sedang yang
membuat kita kenyang atau kantuk, itu semua
kehendak Allah.

b. Surat Al-Anbiya ayat 31






Artinya :
Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-
gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak)
goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan
(pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar
mereka mendapat petunjuk.

Makna dari surah ini yaitu :


1. Gunung-gunung yang dipancangkan di bumi
agar bumi stabil dan tetap, supaya tidak
guncang bersama manusia. Yakni agar bumi
tidak bergoyang dan terjadi gempa yang akan
membuat manusia hidup tidak tenang di
permukaannya. Bumi itu tenggelam di dalam
air kecuali hanya seperempatnya saja yang
menonjol di atas permukaan air untuk
mendapat udara dan sinar matahari, agar
penduduknya dapat melihat langit dan segala
sesuatu yang ada padanya berupa tanda-tanda
yang memukaukan dan hikmah-hikmah serta
dalil-dalil yang menunjukkan akan
kekuasaanNya
2. Celah-celah di gunung-gunung itu yang dapat
mereka jadikan sebagai jalan-jalan dari suatu
daerah ke daerah yang lain dan dari suatu
kawasan ke kawasan yang lain. Seperti
halnya yang kita saksikan, bahwa gunung itu
menjadi pembatas alam antara satu negeri
dengan negeri yang lain. Maka Allah
menjadikan padanya celah-celah dan lereng-
lereng agar manusia dapat menempuhnya dari
suatu negeri ke negeri lainnya dengan
melaluinya
c. Surat Luqman ayat 10







Artinya :
Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu
melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung
(di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak
menggoyangkan kamu; dan memperkembang
biakkan padanya segala macam jenis binatang.
Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu
Kami tumbuhkan padanya segala macam
tumbuh-tumbuhan yang baik.
Makna yang terkandung dal surah ini yaitu :
1. Menciptakan alam semesta dengan segala
macam isinya, berupa planet-plenet yang tidak
terhitung jumlahnya. Planet-planet yang banyak
itu merupakan bola-bola besar yang terapung di
angkasa luas. Dalam ayat ini disebutkan "tanpa
tiang yang kamu melihatnya". Dari perkataan ini
dapat dipahami bahwa langit itu mempunyai
tiang, yakni ada suatu kekuatan yang
menopangnya yang berfungsi sebagai tiang,
sehingga planet-planet itu tidak jatuh berserakan.
Hanya orang-orang yang berilmulah yang dapat
melihat tiang-tiang yang kokoh itu.
2. Allah menciptakan gunung-gunung di
permukaan bumi agar bumi itu stabil, tidak
bergoncang, sehingga manusia, binatang dan
tumbuh-tumbuhan dapat hidup tenang di atasnya,
seakan-akan gunung itu merupakan. pasak yang
dapat mengokohkan permukaan bumi seperti
halnya tiang-tiang kapal yang menjulang, yang
dapat menstabilkan kapal itu berlayar dan
berlabuh di tengah lautan, sehingga ia tidak
oleng. Di samping itu gunung juga mempunyai
manfaat lain bagi manusia, di antaranya untuk
mengatur pembagian dan penyaluran air hujan
yang dicurahkan dari langit, sehingga air itu tetap
ada di permukaan bumi sampai musim kemarau.
Banyak lagi manfaat-manfaat gunung bagi
manusia dan makhluk Allan yang lain.
3. Allah menciptakan di permukaan bumi itu
binatang-binatang yang tidak dapat dihitung
jumlahnya dan jenisnya, bentuk dan warnanya,
sejak dari yang besar sampai kepada yang kecil
yang tidak kelihatan oleh mata. Semua binatang
yang diciptakan itu ada manfaat dan faedahnya.
Kadang-kadang manusia, karena tidak
mengetahui faedah dan guna binatang-binatang
itu, mereka membunuh dan menumpasnya,
sehingga tanpa mereka sadari timbullah
kerusakan dan kekotoran di alam ini. Tetapi
Allah mengetahui dengan pasti jumlah, jenis,
warna, kegunaan dan faedah semua binatang-
binatang yang diciptakan-Nya itu.
4. Allah SWT menurunkan hujan dari langit.
Hujan itu berasal dari awan yang dihalau Nya ke
suatu tempat tertentu, kemudian berubah menjadi
hujan yang membasahi permukaan bumi. Dengan
air hujan itu tumbuhlah segala macam tumbuh-
tumbuhan yang beraneka ragam, dengan warna
yang indah dan manfaat yang banyak.
2. Kompetensi Inti Sikap Sosial
Pengembangan kurikulum 2013
didasarkan pada fenomena sosial yang terjadi di
sekitar kita, yakni akhlak generasi muda yang
semakin brutal, tidak jujur, tidak disiplin,
kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan
kekerasan dan kasus pemaksaan kehendak sering
muncul di Indonesia terutama di daerah
Makassar.
Dunia pendidikan ataupun persekolahan
kita saat ini, tidak mengajak anak didik untuk
berpikir eksploratif dan kreatif. Seluruh suasana
pembelajaran yang dibangun adalah penghafalan,
tanpa pengertian yang memadai. Adapun
bertanya apalagi berpikir kritis praktis adalah
tabu atau pamali. Siswa tidak dididik, tetapi
dilatih, ditatar, dibekuk agar menjadi penurut,
tidak jauh berbeda dari pelatihan binatang
binatang pintar dan terampil dalam sirkus.
Suasana pembelajaran yang salah urus
semacam itu, telah membuat cakrawala berpikir
siswa menyempit dan mengarah pada sikap-sikap
fasisme, bahkan menyuburkan mental penyamun,
perompak, penggusur, koruptor yang
menghambat kemajuan bangsa. Erat berhubungan
dengan itu, timbullah suatu ketidakwajaran dalam
relasi sikap terhadap kebenaran. Mental
membantah, berbohong, bersemu, berbedak, dan
bertopeng, seolah-olah semakin meracuni
kehidupan kultural bangsa. Kemunafikan
merajalela.Kejujuran dan kewajaran dikalahkan.
Keserasian antara yang dikatakan dan yang
dikerjakan semakin timpang. Sikap-sikap fasis
yang menafikkan keluhuran akal budi, bahkan
makin menjauhkan diri dari perilaku hidup yang
menjunjung tinggi martabat kemanusiaan,
tampaknya sudah menjadi fenomena yang
mewabah dalam masyarakat kita. Maraknya
fenomena dan perilaku anomali semacam itu,
disadari atau tidak, merupakan imbas dari sistem
pendidikan yang telah gagal dalam membangun
generasi yang utuh. Selama menuntut ilmu di
bangku pendidikan, siswa yang baik senantiasa
dicitrakan sebagai anak mami yang selalu
mengamini semua komando gurunya. Mereka
ditabukan untuk bersikap kritis, berdebat, dan
bercurah pikir. Akibatnya, mereka tampak begitu
santun di sekolah, tetapi menjadi liar dan bringas
di luar tembok sekolah. Anak-anak bangsa yang
tengah gencar memburu ilmu di bangku
pendidikan (hampir) tidak pernah dididik secara
serius dalam menumbuh kembangkan sikap
spiritual dan sosialnya. Ranah sikap spiritual dan
sosial yang amat penting peranannya dalam
melahirkan generasi muda yang berakhlak mulia
tinggi, justru dikebiri dan dimarginalkan.
Kebijakan dan kurikulum pendidikan kita
belum memberikan ruang dan waktu yang cukup
berarti untuk memberikan pencerahan spiritual
siswa. Yang lebih memprihatinkan, guru sering
terjebak pada situasi rutinitas pembelajaran yang
kaku, monoton, dan menegangkan lewat sajian
materi yang lebih mirip orang berkhotbah,
indoktrinasi,dan membunuh penalaran siswa
yang dikukuhkan lewat dogma-dogma dan mitos-
mitos. Idealnya, pendidikan harus mampu
memberikan pencerahan dan menumbuhkan
sikap spiritual kepada siswa, sehingga mereka
mampu bersikap responsif terhadap segala
persoalan yang tengah dihadapi masyarakat dan
bangsanya.
Melalui pencerahan yang berhasil
ditimbanya, mereka diharapkan dapat menjadi
sosok spiritual yang memiliki apresiasi tinggi
terhadap masalah kemanusiaan, kejujuran,
demokratisasi, toleransi, dan kedamaian hidup.
Kita membutuhkan sosok manusia yang memiliki
sikap spiritual dan sosial yang dapat menciptakan
damai di tengah berkecamuknya kebencian, yang
menawarkan pengampunan bila terjadi
penghinaan. Beranjak dari fenomena itulah,
betapa pentingnya menumbuhkan sikap spiritual
dan sosial dalam diri siswa.
Sikap spiritual yang akan dibaahas pada
materi ini menggenai masalah kemanusiaan,
kejujuran, demokratisasi, toleransi, dan tanggung
jawab. . Langkah yang harus diambil oleh setiap
guru adalah mengintegrasikan sikap spiritual dan
sosial dalam pembelajaran, baik dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
Meskipun pembentukan sikap siswa dilaksanakan
secara tidak langsung karena tidak ada materi
pokok yang diajarkan, tetap diperlukan
internalisasi nilai-nilai sikap.
Tugas guru bukan hanya membimbing
siswa untuk dapat mengasosiasikan setiap konsep
dan proses pembelajaran yang diajarkan sehingga
setiap konsep dapat membentuk konektivitas
yang menjadi pemahaman dan penalaran siswa.
Tetapi lebih dari pada itu, guru bertugas untuk
membimbing siswa agar dapat mengasosiasikan
antara konsep dan proses pembelajaran dengan
nilai-nilai sikap spiritual dan sosial.
Untuk mengetahui sikap siswa kita
menggunakan sebuah angket atau instrument
sebagai dasar penilaian kita terhadap sikap siswa,
tidak semua sikap siswa dapat lebih baik di
dalam kelas, hal yang mudah untuk membuat
siswa menjadi lebih baik yaitu kita sebagai guru
dapat berbicara sopan kepaada siswa agar siswa
dapat pula berbicara sopan kepada teman
temannya. Yang berikutnya itu kita jangan
menegur siswa dengan kata kata kasar jika
mereka salah agar para siswa berani berbicara
ketika sedang diskusi.

3. Kompetensi Inti Pengetahuan


Pengetahuan yang diperoleh peserta
didik dalam pembelajaran Fisika di kelas
sangatlah terbatas (sempit), untuk itu guru perlu
memperluas pengetahuan ini dengan penalaran
peserta didik melalui menemukan sendiri hal-hal
baru dalam bentuk pengalaman belajar. Salah
satunya pada materi pembelajaran Fisika yaitu
gerak melingkar. Gerak melingkar merupakan
salah satu materi pembelajaran Fisika kelas X
semester 1 yang menekankan pada pengetahuan,
keterampilan dan sikap, yang harus dipelajari
oleh peserta didik dalam rangka mencapai
standar kompetensi yang telah ditentukan.
Namun pada kenyataannya di lapangan, hasil
pembelajaran materi ini hanya terbatas pada
pengetahuan bahwa gerak melingkar adalah
gerak yang lintasannya berbentuk lingkaran
dengan contoh gerak melingkar dalam kehidupan
sehari-hari, tanpa penyelidikan lebih lanjut
tentang bagaimana nilai besaran yang terdapat
dalam gerak melingkar tersebut. Untuk itu, perlu
model khusus agar peserta didik dapat menerima
dan mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Untuk meningkatkan pembelajaran
Fisika di kelas maka diperlukan perangkat
pembelajaran yang berkualitas seperti RPP,
modul dan lembar kerja peserta didik. Hal ini
sesuai dengan PP nomor 19 tahun 2005 yang
berkaitan dengan standar proses, mensyaratkan
bahwa guru diharapkan dapat mengembangkan
perencanaan pembelajaran.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses,
yang mengatur tentang perencanaan proses
pembelajaran mensyaratkan pendidik pada satuan
pendidikan mengembangkan rencana
pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP
tersebut akan menghasilkan satu kegiatan
pembelajaran yang berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan dengan menggunakan
lebih dari satu metode pembelajaran,menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.
4. Kompetensi Inti Keterampilan
Perilaku kreatif merupakan bentuk dari
hasil pemikiran kreatif. Maka dari itu, akan lebih
baik apabila sistem pendidikan mampu
merangsang pola berfikir, sikap, dan perilaku
kreatif-produktif, di samping pemikiran yang
logis dan penalaran. Berpikir kreatif merupakan
proses yang melibatkan unsur-unsur yang
diketahui dari berbagai macam bidang dan
menyatukan menjadi format-format yang baru;
menggunakan informasi dalam situasi-situasi
baru; menggambarkan aspek-aspek pengalaman.
Dalam aspek ini, akan membuat orang
ketika dalam proses menyelesaikan masalahnya,
maka bisa jadi akan timbul solusi-solusi yang
berbeda. Sehingga dapat dikatakan bahwa
kreativitas atau berpikir kreatif merupakan salah
satu keterampilan proses.
Metode experimental learning dalam
bentuk pembelajaran outbound mampu
menghadirkan nuansa baru dengan kemasan
berbeda dibanding pembelajaran konvensional
yang selama ini hanya dilakukan di dalam kelas.
Dengan menggunakan pengalamannya peserta
didik sedikit demi sedikit dapat mengembangkan
kemampuannya untuk memahami konsep-konsep
abstrak serta memanipulasi simbol-simbol,
berpikir logik, dan melakukan generalisasi.
Hal ini dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam ranah kognitif yang meliputi
mengingat (remember), memahami/mengerti
(understand), menerapkan (apply), menganalisis
(analyze), mengevaluasi (evaluate), dan
menciptakan (create). Dalam eksperimental
learning peserta didik dapat menemukan
gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam
pemecahan masalah, sehingga menumbuhkan
kreativitas siswa. Dalam hal ini kreativitas
merupakan proses berpikir dimana peserta didik
berusaha untuk menemukan hubungan-hubungan
baru, mendapatkan jawaban, metode atau cara
baru dalam memecahkan suatu masalah. Oleh
karena itu, perangkat pembelajaran berbasis
outbound ini dikembangkan dengan tujuan untuk
meningkatkan penguasaan materi dan pencapaian
kreativitas pada peserta didik.
B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar adalah sejumlah
kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam
mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan
indikator kompetensi dalam suatu
pelajaran. Kompetensi Dasar (KD), merupakan
penjabaran SK peserta didik yang cakupan materinya
lebih sempit dibanding dengan SK peserta
didik. Kurikulum 2013:Istilah SK-KD ini akan
digantikan menjadi Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar.
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi
setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang
diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar
adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas
sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber
pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta
didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik,
kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata
pelajaran.
Kompetensi dasar pada materi Gerak
Melingkar yaitu menganalisis besaran fisis pada
gerrak melingkar dengan laju konstan (tetap) dan
penerapannya dalam kehidupan sehari hari
BAB II
PEMBAHASAN MATERI

Gerak Melingkar adalah gerak suatu benda


dalam suatu lintasan melingkar dengan kecepatan
tertentu. Contoh gerak melingkar dalam kehidupan
sehari-hari, antara lain: gerak ujung baling-baling kipas
angin, gerak mobil di tikungan jalan dan gerak bumi
mengelilingi matahari. Merupakan gerak yang melingkar
yang besar kecepatan sudutnya ( ) tetap terhadap waktu
atau percepatannya sudutnya ( ) sama dengan nol. Jika
kecepatan linearnya tetap maka kecepatan angulernya
(besar dan arah) juga bernilai tetap.

Besaran-besaran fisis pada gerak melingkar


beraturan
1. Periode dan frekuensi
Periode adalah waktu yang diperlukan suatu benda
untuk melakukan satu putaran.
waktu t
T atau T
jumlah putaran n

Frekuensi adalah jumlah putaran yang dilakukan


benda dalam satuan waktu.
jumlah putaran n
f atau f
waktu t

Dari kedua persamaan tersebut terdapat hubungan


antara periode dan frekuensi :

1
T
f
Ketereangan :
n = jumalah putaran
t = waktu (sekon)
T = Perioda (sekon)
f = frekuensi (Hertz atau Hz)

2. Perpindahan sudut ()
Untuk memahami apa yang dimaksud
perpindahan sudut, mari kita tinjau sebuah contoh
gerak melingkar, misanya gerak roda kendaraan
yang berputar. Ketika roda berputar, tampak bahwa
selain poros alias pusat roda, bagian lain dari roda
selalu berpindah terhadap pusat roda sebagai
kerangka acuan. Perpindahan pada gerak melingkar
disebut perpindahan sudut ().
Mengukur perpindahan sudut

Pada gambar di atas dapat diketahui bahwa


perpindahan sudut () adalah sudut yang disapu
oleh sebuah garis radial mulai dari posisi awal garis
A, o, ke posisi akhir garis B, . Maka =
o. Perpindahan sudut bernilai positif jika
putaran berlawanan arah jarum jam dan bernilai
negatif jika putaran searah jarum jam. Satuan SI
untuk adalah rad.

Ada tiga cara mengukur perpindahan sudut ,


yaitu :
a. Mengukur dalam derajat (o), dimana satu
putaran penuh sama dengan 360o.
b. Mengukur dalam putaran, dimana satu
lingkaran penuh menyatakan satu
putaran.sehingga 1 putaran = 360o.
c. Mengukur dalam radian.
Perhatikan gambar berikut.

Ketika benda bergerak dari A ke B


menempuh sudut putar dan panjang lintasan s.
Jika benda berputar satu putaran penuh maka benda
tersebut telah menempuh sudut putaran sebesar
360o. Satuan dalam SI adalah radian (rad).

Panjang lintasan yang ditempuh benda


tersebut untuk satu lingkaran penuh sama dengan
keliling lingkaran (2) dengan r adalah jari-jari
lingkaran.
= 2 = 2
=

Hubungan perpindahan linear dengan


perpindahan sudut
Hubungan antara perpindahan linear pada
titik A yang menempuh lintasan lingkaran sejauh x
dan perpindahan sudut (dalam satuan radian),
dinyatakan sebagai berikut :

= =

3. Kecepatan linear (kecepatan tangensial)

Benda melakukan gerak melingkar beraturan


dengan arah gerak berlawanan arah jarum jam dan
berawal dari titik A. Selang waktu yang dibutuhkan
benda untuk menempuh satu putaran adalah T. Pada
satu putaran, benda telah menempuh lintasan linear
sepanjang satu keliling lingkaran 2, dengan r
adalah jarak benda dengan pusat lingkaran (O) atau
jari-jari lingkaran. Kecepatan linear (v) merupakan
hasil bagi panjang lintasan linear yang ditempuh
benda dengan selang waktu tempuhnya.

=

2
= = 2

Keterangan :
: keliling lingkaran
: Kecepatan linear (m/s)
: Perioda (sekon)
: frekuensi (Hertz atau Hz)

4. Kecepatan sudut (kecepatan anguler)


Dalam selang waktu , benda telah
menempuh lintasan sepanjang busur AB, dan sudut
sebesar . Oleh karena itu, kecepatan sudut
merupakan besar sudut yang ditempuh tiap satu
satuan waktu. Satuan kecepatan sudut adalah rad/s.
Selain itu, satuan lain yang sering digunakan untuk
menentukan kecepatan pada sebuah mesin adalah
rpm, singkatan dari rotation per minutes (rotasi per
menit).
2
= = 2

Keterangan :
: Kecepatan sudut (rad/s)
2 : Satu putaran lingkaran
: Kecepatan linear (m/s)
: Perioda (sekon)
: frekuensi (Hertz atau Hz)
Hubungan kecepatan linear dengan kecepatan
sudut
2 2
= =

=

5. Percepatan sudut ()
Benda yang bergerak melingkar memiliki
kecepatan sudut , apabila kecepatan sudut semakin
semakin besar maka benda akan mengalami
percepatan sudut (). Sehingga percepatan sudut
didefenisikan sebagai perubahan kecepatan sudut
tiap satuan waktu.

=

2 1
=
2 1
Keterangan :
: percepatan sudut (/ 2 )
: kecepatan sudut (/)
: selang waktu (sekon)

Besar kecepatan linear pada gerak melingkar


beraturan adalah nol. Namun, arah kecepatan linear
berubah setiap waktu. Perubahan arah ini
menyebabkan adanya selisih kecepatan linear.
Selisih kecepatan dalam selang waktu tertentu selalu
menuju pusat lingkaran. Selisih atau perubahan arah
kecepatan linear pada selang waktu tertentu
menyebabkan adanya percepatan yang arahnya
selalu menuju pusat lingkaran yang disebut dengan
percepatan sentripetal( ).
2
= =

2
= 2 =

4 2
=
2
Adapun gaya sentripetal merupakan
perkalian antara massa benda dan percepatan
sentripetal benda atau dapat dirumuskan sebagai
berikut:

2 4. 2 ..
Fs = m = m. 2. R =
2

Keterangan :
v : Kecepatan linear (m/s)
T : Perioda (sekon)
f : frekuensi (Hertz atau Hz)
a : percepatan sudut (/ 2)
: kecepatan sudut (/)
as : percepatan sentripetal (/ 2 )

6. Hubungan antara Kecepatan Tangensial dengan


Kecepatan Sudut
Besarnya kecepatan linear (v) benda yang
menempuh lintasan lingkaran sejauh x dalam suatu
waktu dapat dinyatakan dengan persamaan :

= persamaan 1

Dengan mensubtitusikan = , maka


persamaan di atas menjadi:

=


= ( )

=
Keterangan:
v : kecepatan sudut
r : jari-jari lingkaran (lintasan)
: kecepatan sudut
Dari persamaan di atas tampak bahwa
semakin besar nilai r (semakin jauh suatu titik
dari pusat lingkaran), maka semakin besar
kecepatan linearnya dan semakin kecil
kecepatan sudutnya.
7. Hubungan antara Percepatan Tangensial dengan
Percepatan Sudut

Besarnya percepatan tangensial untuk


perubahan kecepatan linear selama selang waktu
tertentu dapat kita nyatakan dengan persamaan:

=

Dengan mensubtitusikan = , maka
persamaan di atas menjadi:

=


= ( )

=
Dimana:
t : percepatan tangensial
r : jari-jari lingkaran (lintasan)
: percepatan sudut

Berdasarkan persamaan ini, tampak bahwa


semakin jauh suatu titik dari pusat lingkaran
maka semakin besar percepatan tangensialnya
dan semakin kecil percepatan sudut.
Persamaan hubungan besaran gerak lurus
dengan besaran gerak melingkar dapat dituliskan
dalam tabel berikut.
Jenis
N Arah putar dan
Gambar
o Hubungan persamaan
1 Seporos Arah putar roda
. A searah dengan
roda B

Kecepatan sudut
: A = B

Kecepatan linear

: =

2 Bersinggun Arah putar roda


. gan A berlawanaan
arah dengan arah
putar roda B
Kecepatan linear
: VA = VB
Kecepatan sudut
: A R A = B
RB

Dimana :
RA : Jumlah gigi
pada roda A
RA : Jumlah gigi
pada roda B
3 Dengan Arah putar roda
. sabuk atau A searah dengan
rantai roda B
Kelajuan linear
roda A dan B
sama

Kecepatan linear
: VA = VB

Kecepatan sudut
: A R A = B R B

Anda mungkin juga menyukai