Analisis Dampak Lingkungan 2
Analisis Dampak Lingkungan 2
Analisis Dampak Lingkungan 2
Psikologi Lingkungan
DAMPAK-DAMPAK LINGKUNGAN
Disusun oleh :
A. Penyebab
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki
karakteristik yang berbeda-beda.
Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan
kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada
berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh
ekosistem.
Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya
seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air
limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh
pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di sungai citarum
pencemaran air oleh sampah
Penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan
B. Penyebab
Penyebab Kebakaran hutan, antara lain:
Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang
panjang.
Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok sembarangan
dan lupa mematikan api di perkemahan.
Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan
gunung berapi.
Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau
membuka lahan pertanian baru dan tindakan vandalisme.
Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang
dapat menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim kemarau.
D. Cara Pencegahannya
Upaya yang telah dilakukan untuk mencegah kebakaran hutan dilakukan
antara lain
Memantapkan kelembagaan dengan membentuk dengan membentuk Sub
Direktorat Kebakaran Hutan dan Lembaga non struktural berupa
Pusdalkarhutnas, Pusdalkarhutda dan Satlak serta Brigade-brigade
pemadam kebakaran hutan di masing-masing HPH dan HTI;
Melengkapi perangkat lunak berupa pedoman dan petunjuk teknis
pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan;
Melengkapi perangkat keras berupa peralatan pencegah dan pemadam
kebakaran hutan;
Melakukan pelatihan pengendalian kebakaran hutan bagi aparat
pemerintah, tenaga BUMN dan perusahaan kehutanan serta masyarakat
sekitar hutan;
Kampanye dan penyuluhan melalui berbagai Apel Siaga pengendalian
kebakaran hutan;
Pemberian pembekalan kepada pengusaha (HPH, HTI, perkebunan dan
Transmigrasi), Kanwil Dephut, dan jajaran Pemda oleh Menteri Kehutanan
dan Menteri Negara Lingkungan Hidup.
Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi
yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan
jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian
longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu.
Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material
sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya
material tersebut.
B. Dampak
Di daerah yang terjal, kecepatan luncuran tanah longsor dapat mencapai
75 km/jam sehingga sulit bagi seseorang untuk menyelamatkan diri. Itulah
sebabnya ketika tanah longsor terjadi, banyak rumah dan penduduk, binatang,
fasilitas umum yang tertimbun longsoran. Bencana ini pun banyak memakan
korban jiwa.
Itulah sebabnya penting bagi kita untuk menanggulanginya dengan
menghindari penyebab timbulnya tanah longsor. Caranya dengan tidak
menebangi hutan, menanam tumbuhan berakar kuat seperti lamtoro, bambu,
akar wangi, dan tumbuhan lainnya pada lereng yang gundul, membuat saluran
air hujan, memeriksa keadaan tanah secara rutin dan berkala, membangun
tembok penahan di lereng yang terjal, juga mengukur tingkat kederasan air
hujan.
Bencana alam/tanah longsor dapat mengakibatkan dampak yang
merusak pada bidang ekonomi, sosial dan lingkungan. Kerusakan infrastruktur
dapat mengganggu aktivitas sosial, dampak dalam bidang sosial mencakup
kematian, luka-luka, sakit, hilangnya tempat tinggal dan kekacauan
komunitas, sementara kerusakan lingkungan dapat mencakup hancurnya hutan
yang melindungi daratan.
C. Pencegahan
Pencegahan Terjadinya Bencana Tanah Longsor
Jangan mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas di
dekat pemukiman
Buatlah terasering (sengkedan) [ada lereng yang terjal bila membangun
permukiman
Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke
dalam tanah melalui retakan.
Jangan melakukan penggalian di bawah lereng terjal.
Jangan menebang pohon di lereng
Jangan membangun rumah di bawah tebing.
Jangan mendirikan permukiman di tepi lereng yang terjal