PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hasil pengukuran yang kita peroleh disebut dengan data mentah. Besarnya
hasil pengukuran yang kita peroleh biasanya bervariasi. Apabila kita perhatikan data
mentah tersebut, sangatlah sulit bagi kita untuk menarik kesimpulan yang berarti.
Untuk memperoleh gambaran yang baik mengenai data tersebut, data mentah tersebut
perlu di olah terlebih dahulu.
Pada saat kita dihadapkan pada sekumpulan data yang banyak, seringkali
membantu untuk mengatur dan merangkum data tersebut dengan membuat tabel yang
berisi daftar nilai data yang mungkin berbeda (baik secara individu atau berdasarkan
pengelompokkan) bersama dengan frekuensi yang sesuai, yang mewakili berapa kali
nilai-nilai tersebut terjadi. Daftar sebaran nilai data tersebut dinamakan dengan Daftar
Frekuensi atau Sebaran Frekuensi (Distribusi Frekuensi).
Dengan demikian, distribusi frekuensi adalah daftar nilai data (bisa nilai
individual atau nilai data yang sudah dikelompokkan ke dalam selang interval
tertentu) yang disertai dengan nilai frekuensi yang sesuai.
B. RUMUSAN MASALAH
1
2. Apa itu uji normalitas (kolmogorof smirnof, sapirowilk) ?
C. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. METODE DISKRIPTIF
1. Distribusi Frekuensi
Distribusi (sebaran) frekuensi (jumlah) yang terdapat pada nilai variable tersebut
Distribusi frekuensi dapat digambarkan dalam bentuk table, yang didalamnya dapat
memuat: frekuensi, persentase, proporsi, rasio, dan frekuensi komulatif dari masing-
masing karakteristik variable. Rentang karakteristik variable dapat sedikit atau
mungkin lebar sekali. Misalnya penelitian tentang umur penduduk pada suatu wilayah
giografi tertentu, maka peneliti memperoleh rentang umur yang sangat lebar yaitu 0-
100 tahunan. Jika rentang umur tersebut dijadikan kategori dan disajikan dalam
bentuk tabelmaka akan diperoleh table yang sangat panjang. Untuk menghindari table
yang sangat panjang, maka kategori umur dapat dibuat dalam bentuk kelompok-
kelompok. Oleh sebab itu maka table dapat dibagi menjadi dua, yaitu: table yang
menyajikan data tunggal (distribusi frekuensi tunggal) dan table yang menyajikan data
kelompok (distribusi frekuensi berkelompok). Distribusi frekuensi tunggal digunakan
jika range (rentang data terkecil dan terbesar) sempit, sedangkan distribusi frekuensi
berkelompok digunakan untuk menyajikan data dengan range lebar. Jika pemlihan
jenis distribusi frekuensi tidak tergantung pada jumlah data, tetapi pada range atau
lebar data.
Distribusi frekuensi yang merupakan sebuah table yang menunjukkan
frekuensi kejadian dengan nilai yang berbeda dari suatu variable atau kejadian dalam
suatu rentang nilai. Frekuensi adalah bilangan yang menunjukkan berapa kali suatu
nilai muncul dalam suatu kategori variable. Distribusi frekuensi biasanya digunakan
sebagai kategori variable. Distribusi frekuensi biasanya digunakan sebagai langkah
awal sebagai analisis data. Cara ini dapat membantu bila observasi melibatkan banyak
individu.
3
Menyusun distribusi frekuensi tunggal, dilakukan dengan menyajikan secara
berurutan kategori variable apa adanya. Frekuensi dari masing-masing kategori
diperoleh dengan melakukan tally (menghitung). Misalnya: penelitian, untuk
mengetahui distribusi frekuensi umur balita (dalam tahun) didesa suka maju. Pada
penelitian tersebut diperoleh data sebagai berikut: umur 0 tahun= 15, umur 1 tahun=7,
umur 2 tahun=12, umur 3 tahun=9, dan umur 4 tahun =6. Data tersebut dapat
disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi tunggal sebagai berikut:
Data dengan rentannilai yang lebar sebaiknya dibagi menjadi beberapa kelas
(ideal 5-15 kelas). Antar kelas memiliki jarak/interval yang sama. Frekuensi,
menunjukkan berapa kali suatu nilai muncul dalam kelompok data ( kelas). Kelas
interval adalah range nilai variable yang lebarnya sesuai dengan interval yang dipakai.
Dalam satu kelas interval dikenal limit kelas, batas kelas, dan nilai (titik) tengah.
Limit kelas adalah nilai terbesar atau terkecil yang terdapat pada suatu kelas interval
tertentu. Batas kelas adalah titik atau nilai yang ditetapkan sebagai titik pemisah
antara dua kelas interval yang berdekatan. Frekuensi relative adalah proporsi
(persentase) atau fraksi dari seluruh observasi yang mempunyai suatu nilai atau
rentang nilai tertentu. Langkah-langkah menyusun distribusi frekuensi berkelompok:
a. Tetapkan range dengan cara mengurangi nilai tertinggi (maksimum) dengan
nilai terendah (minimum) + 1. Total range = (skor max-skor min) +1. +1
karena harus memperhitungkan limit bawah dan limit atas.
b. Tetapkan nilai interval (i), dengan cara:
1) Pertimbangan peneliti: misalnya umur dengan interval 5tahun.
2) Cara konvensional, tentukan 1maksimal dan iminimal , tetapi usahakan pilih
yang nilainya ganjil sehingga mid point tidak berbentuk bilangan pecahan.
4
3) Cara struges, dengan rumus: i=1 + 3,3 Log n
c. Tetapkan jumlah kelas interval dengan mengupayakan skor terendah
merupakan kelipatan i
d. Tabulasikan data kasar
Dst
b. Untuk kelas interval dengan limit bawah jelas tetapi limit atas implicit. Hal ini
biasanya digunakan untuk variable umur. Contoh: kelas interval tinggi badan (cm)
sebagai berikut:
Kelas interval Batas bawah Batas atas Limit bawah
Dst
0-4 3 3 30
5-9 5 8 27
10-14 10 18 22
15-19 6 24 12
20-24 4 28 6
25-29,dst 2 30 2
30
2. Tedensi Sentral
Tedensi sentral atau kecendrungan memusat, merupakan suatu bilangan yang
menunjukan kecendrungan untuk memusatnya bilangan- bilangan dalam suatu
distribusi frekuensi. Tendensi sentral dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu
kelompok data dengan suatu angka yang dapat mewakili kelompoknya. Tendensi
sentral, meliputi : rata- rata (mean), median< dan modus.
a. Rerata (mean)
Rerata (mean), merupakan titik berat dari seperangkat data atau observasi yang
sensitif terhadap nilai ekstrim. Rata- rata diperoleh dengan cara membagi jumlah
nilai (x) dibagi dengan kumlah individu (N). Rumus :
6
1) Untuk data yang tidak dikelompokan
X=x
N
Keterangan :
(huruf yunani) artinya jumlah
X=nilai suatu pengamatan/observasi
N=jumlah suatu observasi
7
Modus merupakan nilai yang sering muncul (frekuensi terbesar) dari seperangkat
data observasi. Modus digunakan untuksecara cepat mengetahui pemusatan.
Seperangkat data dapat memiliki satu,dua atau tanpa modus. Kalau satu modus
disebut unimodal, dua modus disebut bimodal sedangkan tanpa modus disebut
nonmodal. Cara menentukan modus : untuk data yang tidak dikelompokan modus
dapat ditentukan dari nilai yang paling sering muncul (f terbesar), sedangkan untuk
data yang dikelompokanmodus dicari dengan rumus :
Md= lm + d1
d1+d2 i
Keterangan :
Mo = modus
Lm = limit bawah kelas interval posisimodus
D1 = selisih frek. Kelas modus dengan kelas sebelumya
D2 = selisih frek. Kelas modus dengan kelas sesudahnya.
I = interval
9
Table bantu uji kolmogorof smirnof
Kelas X F P KP Z Luas Fz A
interval kurve
(0-Z)
60-64 62 2 0.05 0.05 -2.03297 0.4793 0.0207 0.0207
65-69 67 4 0.1 0.15 -1.48352 0.4251 0.0749 0.0249
70-74 72 3 0.075 0.225 - 0.3238 0.1762 0.0262
0.93407
75-79 77 8 0.2 0.425 - 0.148 0.352 0.127
0.38462
80-84 82 11 0.275 0.7 0.164835 0.0636 0.5636 0.1386
85-89 87 5 0.125 0.825 0.714286 0.2612 0.7612 0.0612
90-94 92 4 0.1 0.925 1.263736 0.3944 0.8944 0.0694
95-99 97 3 0.075 1 2.813187 0.4664 0.9664 0.0414
Jumlah 40
Kesimpulan:
10
Rumus:
Persyaratan:
Signifikansi
11
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
B. SARAN
Dari hasil pembahasan diatas, maka disarankan agar mahasiswa dapat memanfaatkan
informasi yang diberikan secara baik
12
DAFTAR PUSTAKA
Sukawana I Wayan, 2008. Pengantar Statistik Untuk Perawat. Jurusan keperawatan Poltekes
Denpasar
http://exponensial.wordpress.com/tag/shapiro-wilk
http://statistikian.blogspot.com/2012/09/uji-normalitas-dengan-kolmogorov-smirnov.html
13