Anda di halaman 1dari 6

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KADER POSYANDU BALITA DI

DESA SENGANAN KECAMATAN PENEBEL KABUPATEN TABANAN

Factors That Influence The Performance Of The Card Toddler Posyandu In Village
Senganan, Penebel,Tabanan

Gusti Ayu Putu Filia Ratna Devi1, Ni Ketut Ayu Mirayanti2, I Made Suja3
STIKes Wira Medika PPNI Bali1,2
RSUD Sanjiwani3

ABSTRAK
Pendahuluan: Posyandu merupakan sarana penting di dalam masyarakat untuk mendukung upaya
pencapaian masyarakat sejahtera. berhasil tidaknya posyandu dipengaruhi oleh minat dan motivasi kader
dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai kader. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja kader. Metode: Jenis penelitian ini menggunakan metode analitik
dengan menggunakan rancangan Cross Sectional (potong lintang). Sampel yang digunakan sebanyak 53
kader dengan teknik Simple Random Sampling. Hasil: Hasil analisis statistik dengan mengunakan chi
square menunjukan bahwa dari 4 variabel yaitu umur dengan p value = 0,000, pendidikan dengan p value =
0,000, pengetahuan dengan p value = 0,000 dan sikap dengan p value = 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka
ada hubungan yang bermakna antara umur, pendidikan, pengetahuan dan sikap dengan kinerja kader
Posyandu di Desa senganan. Diskusi : Saran agar dapat meningkatkan kinerja kader posyandu balita dalam
pelayanan kesehatan secara professional agar tercipta mutu pelayanan kesehatan yang baik.

Kata Kunci: kinerja, Kader Posyandu

ABSTRACT
Introduction: Integrated planting post is an important tool in the community to support efforts to achieve
prosperous society. the success of integrated planting post is influenced by interest and motivation of cadres
in performing its role and function as cadre. The purpose of this research is to know the factors that influence
cadre performance. Method: This type of research uses analytical method using Cross Sectional design
(cross section). The sample used is 53 cadres with Simple Random Sampling technique. Result: The result
of statistical analysis using chi square shows that from 4 variables that is age with p value = 0,000, education
with p value = 0,000, knowledge with p value = 0,000 and attitude with p value = 0,000 smaller than 0.05 then
there is meaningful between age, education, knowledge and attitude with performance of integrated planting
post cadres in Desa senganan. Discussion : Suggestions to improve the performance of integrated health
centre health workers in health care professionals in order to create good health service quality.

Keywords: performance, Integrated Health Centre Health Workers

Alamat Korespondensi : STIKes Wira Medika PPNI Bali

Email : devi_filia@yahoo.co.id

PENDAHULUAN penurunan angka kematian bayi dan angka


kelahiran (Maisya Barida, 2010).
Upaya menggerakkan masyarakat dalam
Kuantitas dan perkembangan jumlah
keterpaduan ini digunakan pendekatan melalui
Posyandu sangat menggembirakan karena setiap
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa
desa ditemukan sekitar 3-4 Posyandu, namun bila
(PKMD), yang pelaksanaannya secara
ditinjau dari aspek kualitas masih ditemukan
operasional dibentuklah Pos Pelayanan Terpadu
banyak masalah, antara lain kelengkapan sarana
(Posyandu). Pos Pelayanan Terpadu ini
dan ketrampilan kader yang belum memadai
merupakan wadah titik temu antara pelayanan
sehingga kesulitan mendapatkan data yang valid
profesional dari petugas kesehatan dan peran
khususnya data dalam rangka penentuan strata
serta masyarakat dalam menanggulangi masalah
Posyandu.
kesehatan masyarakat, terutama dalam upaya

1
Perkembangan dan peningkatan mutu yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan
pelayanan posyandu sangat dipengaruhi oleh korelasi antar variabel. Desain penelitian yang
peran serta masyarakat diantaranya adalah kader. digunakan pada penelitian ini adalah cross
Fungsi kader terhadap posyandu sangat besar sectional yang merupakan jenis penelitian yang
yaitu mulai dari tahap perintisan posyandu, menekankan waktu pengukuran atau observasi
penghubung dengan lembaga yang menunjang data variabel independen dan dependen yang
penyelenggaraan posyandu, sebagai perencana hanya dilakukan satu kali pada satu saat, dan
pelaksana dan sebagai pembina serta sebagai dinilai secara simultan pada suatu saat sehingga
penyuluh untuk memotivasi masyarakat yang tidak ada sebuah tindak lanjut (Nursalam, 2017).
berperan serta dalam kegiatan posyandu di Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
wilayahnya (Vinella Isaura, 2011). Kader Posyandu Balita di Wilayah Kerja
Peranan kader sangat penting karena kader Puskesmas Penebel I yaitu Desa Senganan tahun
bertanggung jawab dalam pelaksanaan program 2018 dengan jumlah 60 orang. Pengambilan
posyandu. Bila kader tidak aktif maka sampel di sesuaikan dengan kriteria inklusi dan
pelaksanaan posyandu juga akan menjadi tidak kriteria eksklusi dari populasi yang ada.
lancar dan akibatnya status gizi bayi atau balita Adapun kriteria inklusi dan eksklusi
(Bawah Lima Tahun) tidak dapat dideteksi secara penelitian ini adalah kriteria inklusi : kader
dini dengan jelas. Secara langsung akan Posyandu Balita Desa Senganan yang bersedia
mempengaruhi tingkat keberhasilan program menjadi responden, kader yang bertugas pada
posyandu khususnya dalam pemantauan tumbuh kegiatan posyandu balita di Desa Senganan,
kembang balita. Pada tahun 2007, lebih kurang kader Posyandu dalam keadaan sehat dan kriteria
250.000 posyandu di Indonesia hanya 40% yang eksklusi adalah kader yang tidak hadir pada saat
masih aktif dan diperkirakan hanya 43% anak penelitian.
balita yang terpantau status kesehatannya Instrument penelitian adalah alat- alat yang
(Martinah, 2008). akan digunakan untuk pengumpulan data.
Pencapaian indikator posyandu Instrument penelitian dapat berupa: kuesioner
berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Bali (daftar perrtanyaan), formulir-formulir lain yang
(2016) dengan jumlah posyandu pada tahun berkaitan dengan pencatatan data dan
2014 sebesar 4.791. Pada tahun 2015 terdapat sebagainya. Penelitian ini akan mengunakan
penambahan sebanyak 3 unit posyandu, instrument kuesioner dan lembar observasi
sehingga jumlah Posyandu menjadi 4.794. Di Bali (Nursalam, 2017).
cakupan kunjungan ke posyandu pada tahun Analisis yang dilakukan adalah univariat,
2015 adalah 80,1%. Kabupaten Tabanan berupa frekuensi, proporsi, rasio dan ukuran-
memiliki 20 puskesmas salah satunya adalah ukuran kecenderungan pusat (mean, median,
Puskesmas Penebel 1 terdapat balita 2609 jiwa modus) (Nursalam, 2017). Analisa univariat
yang tersebar pada 67 posyandu. mendapat gambaran distribusi frekuensi dari
Berdasarkan dari studi pendahuluan di desa variable bebas (independent) yaitu faktor- faktor
Senganan Kecamatan Penebel Tabanan, pada yang mempengaruhi (pengetahuan, pendidikan,
tanggal 6 April 2018 cakupan posyandu jumlah umur dan sikap), sedangkan variabel terikat
balita keseluruhan 558 orang, balita yang datang (dependent) yaitu kinerja kader posyandu balita di
ke posyandu 391 orang (D/S = 70%).Capaian Desa Senganan. Analisa bivariate dilakukan untuk
posyandu yang rendah (70%) maka peneliti melihat makna atau keeratan hubungaan antara
tertarik untuk mendalami lebih jauh terkait variabel terikat dengan variabel bebas (Sutanto,
dengan bagaimana kinerja kader dalam kegiatan 2010). Dalam analisa bivariate ini menggunakan
posyandu yang pencapaiannya dibawah standar rumus rank spearman. Uji Rank Sperman dengan
regional provinsi Bali dan faktor-faktor apa saja kemaknaan p value <0,05. Penggunaan uji
yang mempengaruhi kinerja kader di Desa korelasi tersebut, menghasilkan nilai signifikansi
Senganan. yang akan dibandingkan dengan p value (0,05)
sehingga didapatkan bila nilai signifikansi lebih
BAHAN DAN METODE rendah dari nilai p value (Ha diterima, Ho ditolak
berarti ada hubungan antarvariabel) dan apabila
Jenis penelitian yang digunakan dalam
nilai signifikansi lebih tinggi dari nilai p value (Ha
penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi

2
ditolak, Ho diterima berarti tidak ada hubungan Kinerja
antarvariabel). K
Kurang Cukup Baik Total
F % F % F % f %
HASIL
1 14 26,4 26 49,1 0 0 40 75,5
Analisis Hubungan pendidikan terhadap 2 0 0 1 1,9 12 22,6 13 24,5

Faktor umur
Kinerja Kader Posyandu Balita di Desa Senganan 3 14 26,4 27 51 12 22,6 53 100
(lihat tabel 1.) 4
5
Tabel 1. Analisis Hubungan pendidikan terhadap
Kinerja Kader Posyandu Balita di Desa Keterangan :
Senganan 1 : 36-45 th
2 : 46-55 th
Kinerja 3 : Total
K Kurang Cukup Baik Total 4 : Nilai (r)= 0,773
F % F % F % f % 5 : Nilai p value = 0,000
1 11 20,8 1 1,9 1 1,9 11 24,5 K : kategori
Faktor pendidikan

2 3 5,7 19 35,8 7 13,2 29 54,7


3 0 0 7 13,2 4 7,5 11 20,8 Berdasarkan tabel 2. hubungan faktor umur
4 14 26,4 27 50,9 12 22,6 53 100 terhadap kinerja kader posyandu balita dengan uji
5 rank spearman didapatkan nilai p=0,000
6
(p=<0,05) yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima,
jadi ada hubungan faktor umur terhadap kinerja
Keterangan : kader posyandu balita.
1 : SMA
2 : PT Analisis Hubungan Sikap terhadap Kinerja
Kader Posyandu Balita di Desa Senganan (lihat
3 : Total
tabel 3.)
4 : Nilai (r) = 0,570
5 : Nilai p value = 0,000 Tabel 3. Analisis Hubungan Sikap terhadap Kinerja
K : kategori Kader Posyandu Balita di Desa Senganan

Berdasarkan tabel 1. hubungan faktor pendidikan Kinerja


terhadap kinerja kader posyandu balita dengan uji K Kurang Cukup Baik Total
rank spearman didapatkan nilai p=0,000 F % F % F % f %
(p=<0,05) yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima, 1 14 26,4 7 13,2 0 0 21 39,6
jadi ada hubungan faktor pendidikan terhadap 2 0 0 20 37,7 12 22,6 32 60,4
Faktor sikap

kinerja kader posyandu balita.


3 14 26,4 27 51 12 22,6 53 100
Analisis Hubungan Umur terhadap Kinerja
Kader Posyandu Balita di Desa Senganan (lihat 4
tabel 2.) 5

Tabel 2. Analisis Hubungan Umur terhadap Kinerja Keterangan :


Kader Posyandu Balita di Desa Senganan 1 : Tidak baik
2 : Baik
3 : Total
4 : Nilai (r) = 0,733
5 : Nilai p value = 0,000
K : kategori

3
Berdasarkan Tabel 3. hubungan faktor sikap orang (24,5%) dan berpendidikan perguruan
terhadap kinerja kader posyandu balita dengan uji tinggi sebanyak 11 orang (20,8%). Hasil
rank spearman didapatkan nilai p=0,000 penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
(p=<0,05) yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima, dilaksanakan Afmi (2015) menyebutkan
jadi ada hubungan faktor sikap terhadap kinerja Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan
kader posyandu balita. informasi, misalnya hal-hal yang menunjang
kesehatan sehingga meningkatkan kualitas hidup
PEMBAHASAN dan aktualisasi diri. Oleh sebab itu, makin tinggi
tingkat pendidikan seseorang, maka makin
Pengetahuan seseorang akan suatu
mudah menerima informasi sehing ga makin
program kesehatan akan mendorong orang
banyak pengetahuan yang dimiliki dan semakin
tersebut mau berpartisipasi didalamnya. Menurut
mudah orang tersebut menerima informasi,
Notoatmodjo (2007) sendiri, perilaku yang
sehingga seseorang lebih mudah menerima
dilakukan dengan berdasrkan pada pengetahuan
terhadap nilai-nilai yang baru dikembangkan.
akan bertahan lebih lamma dan dan
Hasil analisis hubungan antara status
kemungkinan menjadi perilalku yang melekat
pendidikan dengan kinerja kader posyandu nilai
pada seseorang dibandingkan jika tidak
koefisien kontingensi atau p sebesar 0,000
berdasarkan pengetahuan.
(p<0,05) maka disimpulkan bahwa ada hubungan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
yang sedang antara status pendidikan dan
hasil dari 53 responden sebagian besar
kinerja kader posyandu balita. Hubungan positif
responden berpengetahuan cukup sebanyak 32
bermakna semakin tinggi pendidikan seseorang
orang (60,4%), berpengetahuan kurang
maka semakin baik kinerjanya. Semakin tinggi
sebanyak 11 orang (20,8%) dan berpengetahuan
pendidikan seseorang maka akan semakin
baik sebanyak 10 orang (18,9%). Hasil analisis
mudah menerima informasi yang diberikan dan
hubungan antara pengetahuan dengan kinerja
semakin banyak pengetahuan yang dimilikinya
kader posyandu nilai koefisien kontingensi atau p
serta akan dapat meningkatkan kinerjanya.
sebesar 0,000 (p<0,05) maka disimpulkan bahwa
ada hubungan yang sangat kuat antara status
SIMPULAN DAN SARAN
pengetahuan dan kinerja kader posyandu balita.
Pengetahuan mempengaruhi tindakan seseorang Simpulan
tersebut karena tindakan untuk melakukan
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat
sesuatu berdasarkan apa yang diketahuinya.
dirumuskan kesimpulan sebagai berikut: ada
Hasil penelitian ini sejalan dengan
hubungan faktor pengetahuan dengan kinerja
penelitian yang dilaksanakan Nteseo (2014)
kader posyandu di Desa Senganan dengan nilai
menyebutkan kader yang memiliki pengetahuan
r= 0,898dan p= 0,000, ada hubungan faktor
baik dan kinerja baik itu disebabkan karena
pendidikan dengan kinerja kader posyandu di
sebagian besar kader telah mengetahui dan
Desa Senganan dengan nilai r= 0,570 dan p=
memahami tujuan dan manfaat posyandu serta
0,000, ada hubungan faktor umur dengan kinerja
tugas dan tanggung jawab mereka dalam
kader posyandu di Desa Senganan dengan nilai
kegiatan posyandu. Mereka telah benar-benar
r= 0,773 dan p= 0,000, ada hubungan faktor
memahami apa yang harus dilakukan untuk
sikap dengan kinerja kader posyandu di Desa
meningkatkan kesehatan masyarakat, sehingga
Senganan dengan nilai r= 0,733 dan p= 0,000.
akan berdampak positif pada kinerjanya. Kader
yang mempunyai pengetahuan yang kurang baik
Saran
maka akan mempengaruhi ketidak aktifan kader
dalam kegiatan posyandu. Pengetahuan kader Berdasarkan hasil penelitian dan
terhadap tugas-tugas yang diembannya akan pembahasan yang terdapat di dalam penelitian
meningkatkan kinerjanya di dalam pelayanan ini, maka peneliti perlu memberikan saran
posyandu kepada puskesmas dapat mengadakan pelatihan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kader posyandu secara berkala dan
hasil dari 53 responden sebagian besar berkelanjutan. Hal ini bertujuan untuk lebih
responden berpendidikan SMA sebanyak 29 memantapkan pengetahuan dan ketrampilan
orang (54,7%), berpendidikan SMP sebanyak 13 kader dalam melaksanakan kegiatan posyandu.

4
Peneliti selanjutnya Saran untuk peneliti
selanjutnya diharapkan dapat meneliti lebih
mendalam tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja kader posyandu balita.

KEPUSTAKAAN
Amir. M.Taufiq. 2010. Inovasi Pendidikan Melalui
Problem Based Learning: Bagaimana
Pendidik Memberdayakan Pembelajaran
di Era Pengetahuan. Kencana Prenada
Media Group. Jakarta

Baswara putra. 2016, Gambaran Pengetahuan


Dan Kinerja Kader Posyandu Di Wiyayah
Kerja UPT Puskesmas Mengwi I
Kabupaten Badung: Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana

Departemen Kesehatan RI. 2000. Buku Kader


Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Edisi
XVII. Jakarta: Depkes RI

Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 2016. Profil


Kesehatan Provinsi Bali 2015. Denpasar

Efendi, F dan Makhfudli. 2009. Keperawatan


Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika

Hidayat, A.A. 2014. Metode Penelitian


Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.

Kementrian Kesehatan. 2011. Buku Panduan


Kader Posyandu Menuju Keluarga Sadar
Gizi. Jakarta: Kemenkes RI

Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan dan Perilaku


kesehatan.Cetakan 2 Jakarta:PT.Rineka
Cipta.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan


Metodologi Ilmu Keperawatan Edisi II.
Jakarta: Salemba Medika.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif,


Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit
Alfabeta.

5
6

Anda mungkin juga menyukai