Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

KEWIRAUSAHAAN
Langkah Penyusunan Organisasi Proyek

Dibuat Oleh :

Dewa Putu Bagus Mahartana 1404105009

I Wayan Agus Edy Pratama 1404105010

Hendrawan Prasetya 1404105011

I Gusti Ngurah Bagus Purnamdita 1404105020

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

2017
Langkah Penyusunan Organisasi Proyek

Berbicara mengenai manajemen proyek, hal ini tentunya tidak terlepas dari
adanya perkembangan yang cukup pesat dalam dunia industri dan teknologi
informasi. Perkembangan yang cukup pesat ini menyebabkan pihak manajemen
harus mampu mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan produk
yang berkualitas tinggi serta mampu bersaing di pasar. Kemampuan pihak
manajemen untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan adanya
keterbatasan terhadap waktu, biaya dan ruang lingkup pekerjaan harus didukung
oleh pemahaman mengenai manajemen proyek yang baik.

Gambar 1. Koordinasi antar Pimpinan Organisasi


Proyek dengan Presiden RI

Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin,
memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumber daya serta memiliki
spesifikasi tersendiri atas produk yang akan dihasilkan. Dengan adanya
keterbatasan-keterbatasan dalam mengerjakan suatu proyek, maka diperlukan
organisasi proyek yang sangat dibutuhkan untuk mengatur sumber daya yang
dimiliki agar dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang sinkron sehingga tujuan
proyek bisa tercapai. Dalam organisasi disusun dan diletakkan dasar-dasar
pedoman dan petunjuk kegiatan, jalur pelaporan, pembagian tugas, dan
tanggungjawab masing-masing kelompok dan pimpinan.

1
Organisasi proyek juga dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat
diselesaikan dengan cara yang efisien, tepat waktu dan sesuai dengan kualitas yang
diharapkan.

1. Pengertian Organisasi Proyek


Dikenal berbagai pendekatan untuk merancang dan menyusun struktur
organisasi. Salah satu diantaranya yang berkaitan dengan kegiatan proyek
adalah pendekatan kontingensi (contingency approaches). Berdasarkan
pendekatan ini maka struktur yang paling sesuai untuk organisasi tergantung
dari situasi/keadaan yang dihadapi oleh organisasi tersebut pada kurun waktu
tertentu.
James A.F. Stoner (1982) menjelaskan bahwa variabel-variabel kunci
yang mempengaruhi struktur organisasi adalah strategi, lingkungan tempat
beroperasi, teknologi yang dipakai untuk melaksanakan kegiatan dan
karakteristik anggotanya. Strategi menentukan macam dan besar kecilnya tugas
suatu organisasi. Sebagai contoh:
1. Jika pemilik menetapkan strategi pelaksanaan pembangunan
menggunakan kontrak harga tetap (lump-sum contract), maka akan
berpengaruh terhadap tim pemilik yang akan memonitor/mengawasi
pelaksanaan proyek oleh kontraktor utama.
2. Lokasi proyek yang terletak jauh dari kantor pusat memerlukan tim inti
proyek lebih lengkap, dibanding yang lebih dekat.
Teknologi mempengaruhi penentuan struktur suatu organisasi. Peter
Drucker menyetujui bahwa organisasi masa depan dengan penerapan teknologi
informasi yang canggih akan lebih mendatar, kurang hierarkis dan lebih banyak
didesentralisasi.
Menurut Ir. Iman Soeharto (1997) secara umum yang dimaksud dengan
mengorganisir adalah mengatur unsur-unsur sumber daya perusahaan yang
terdiri dari tenaga kerja, tenaga ahli, material, dana, dan lain-lain dalam suatu
gerak langkah yang sinkron untuk mencapai tujuan organisasi dengan efektif
dan efisien. Untuk maksud tersebut diperlukan sarana, yaitu organisasi. Dalam
organisasi disusun dan diletakkan dasar-dasar pedoman dan petunjuk kegiatan,
jalur pelaporan, pembagian tugas, dan tanggung jawab masing-masing

2
kelompok dan pimpinan. Karena tujuan suatu perusahaan berbeda-beda maka
susunan organisasi pun demikian pula halnya, artinya tidak ada satupun struktur
organisasi yang dapat digunakan dengan segala macam kegiatan dan situasi
dengan hasil yang sama.

2. Fungsi Organisasi Proyek

Didalam sebuah proyek konstruksi, perlu adanya sebuah organisasi demi


mewujudkan proyek yang tepat waktu, tepat mutu, dan tepat biaya. Fungsi
yang ada dalam organisasi proyek konstruksi dapat dibedakan dalam beberapa
bagian yaitu:

Fungsi Perencanaan Teknis dan Keuangan


Perencanaan rekayasa teknik (engineering) yang meliputi pembuatan
jadwal pelaksanaan (master schedule), perencanaan sumber daya (bahan,
alat, dan subkontraktor), perencanaan mutu serta perencanaan K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
Perencanaan administrasi dan keuangan yang meliputi pembuatan cash
flow, perencanaan termin / penagihan, sistem akuntansi dan perpajakan
proyek serta pengelolaan SDM proyek.
Fungsi Pelaksanaan / Operasional
Meliputi kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan untuk
mewujudkan bentuk fisik bangunan sesuai dengan perencanaan teknis dan
keuangan.
Fungsi Pengendalian
Meliputi kegiatan membandingkan realisasi operasional dengan
perencanaan dan bila terdapat deviasi terhadap perencanaan maka
dilakukan analisis penyebabnya dan diambil tindakan solusinya.

3. Faktor Faktor yang mempengaruhi Organisasi Proyek


Beberapa faktor yang mempengaruhi sebuah organisasi proyek antara lain
Besar kecilnya volume dan ruang lingkup pekerjaan
Besar kecilnya nilai proyek
Tingkat kompleksitas pelaksanaan proyek

3
Waktu pelaksanaan yang tersedia
Penggunaan teknologi
Lokasi proyek

4. Struktur Organisasi Proyek


Struktur organisasi proyek adalah organisasi kontraktor yang menangani
masalah proyek tersebut secara langsung. Organisasi secara umum dapat
diartikan dua orang atau lebih yang melaksanakan suatu ruang lingkup
pekerjaan secara bersama-sama dengan kemampuan dan keahlianya masing-
masing untuk mencapai suatu tujuan sesuai yang direncanakan. Dengan adanya
organisasi kerja yang baik diharapkan akan memberikan hasil efisien, tepat
waktu serta dengan kualitas tinggi.
Suatu proyek konstruksi yaitu proyek fisik yang dicapai dengan kegiatan
konstruksi merupakan suatu sistem. Sedangkan sistem itu sendiri secara
konseptual berpengertian adanya perangkat atau kelompok yang menyangkut
beberapa usur yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama.
Proyek konstruksi yang mempunyai tujuan menghasilkan suatu bangunan
fisik yang memenuhi dan persyaratan melalui suatu ruang lingkup pekerjaan
tertentu yang dilakukan beberapa orang atau beberapa kelompok orang. Untuk
proyek-proyek besar yang harus di laksanakan oleh beberapa kontraktor, maka
pemilik proyek dapat memberikan kepercayaan yang penuh pada suatu badan
yang disebut manajemen konstruksi (MK) yang bertindak dan atas nama
pemilik sebagai manajer.
Pemilik Proyek (Owner)
Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instansi yang memiliki
proyek atau pekerjaan dan memberikanya kepada pihak lain yang mampu
melaksanakanya sesuai dengan perjanjian kontrak kerja. Untuk
merealisasikan proyek, owner mempunyai kewajiban pokok yaitu
menyediakan dana untuk membiayai proyek. Tugas pemilik proyek atau
owner adalah:
Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan
proyek.
Mengadakan kegiatan administrasi.

4
Memberikan tugas kepada kontraktor atau melaksanakan
pekerjaan proyek.
Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas atau
manajemen konstruksi (MK)
Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor.
Wewenang yang dimiliki pemilik proyek atau owner adalah :
Membuat surat perintah kerja ( SPK )
Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah
direncanakan.
Meminta pertanggungjawaban kepada para pelaksana proyek atas
hasil pekerjaan konstruksi.
Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang
tidak dapat melaksanakan pekerjaanya sesuai dengan isi surat
perjanjian kontrak.

Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas


Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk
melaksanakan pekerjaan perencanaan, perencanaan dapat berupa
perorangan atau badan usaha baik swasta maupun pemerintah.
Konsultan pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek
(owner) untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan. Konsultan pengawas
dapat berupa badan usaha atau perorangan. Perlu sumber daya manusia
yang ahli dibidangnnya masing masing seperti teknik sipil, arsitektur,
mekanikal elektrikal, listrik dan lain lain sehingga sebuah bangunan
dapat dibangun dengan baik dalam waktu cepat dan efisien. Tugas
konsultan perencana dalam pelaksanaan proyek konstruksi adalah:
Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan
pemilik bangunan.
Membuat gambar kerja pelaksanaan.
Membuat rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaan bangunan
(RKS) sebagai pedoman pelaksanaan.
Membuat rencana anggaran biaya bangunan.

5
Memproyeksikan keinginan-keinginan atau ide-ide pemilik ke
dalam desain bangunan.
Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan
pelaksanaan pekerjaan dilapangan yang tidak memungkinkan
desain terwujud di wujudkan.
Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika
terjadi kegagalan konstruksi.

Wewenang konsultan perencana adalah:


Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak-pihak pelaksana
bangunan yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan
rencana.

Direksi
Direksi adalah pemimpin proyek yang diberi kuasa penuh kontraktor untuk
memimpin dan mengarahkan semua unsur organisasi untuk kegiatan
pelaksanaan proyek. Kedudukan dalam organisasi, direksi adalah
membawahi Project Manager dan Site Manager.
Tugas dari direksi adalah sebagai berikut :
Membina dan menjaga hubungan yang baik antara pemilik proyek dan
konsultan perencana dalam rangka penyelesaian proyek.
Berhak memberi instruksi kepada bawahannya untuk memperbaiki
penyimpangan - penyimpangan yang terjadi di lapangan selama
proyek berlangsung.
Berhak memberi teguran, peringatan tertulis dan sanksi apabila dalam
pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan pedoman kerja yang dibuat.

Project Manager (PM)


Project manager adalah orang yang ditunjuk untuk menggerakkan
organisasi proyek dan memimpinnya dalam mencapai objective proyek.
Project Manager adalah posisi puncak yang luar biasa dalam proyek. Di
pikiran dan penanya, tertumpu beban tanggung jawab yang besar atas

6
kesuksesan proyek. Pada proyek besar dan sangat kompleks, project
manager bahkan harus memiliki kesempurnaan kompetensi.
Tanggung jawab project manager adalah untuk memenuhi kebutuhan yang
berupa kebutuhan tugas, kebutuhan team, dan kebutuhan individual.
Project manager menjadi penghubung antara strategi dan tim. Peran
project manager dalam perkembangan bisnis dan keberlangsungan hidup
perusahaan menjadi semakin lebih strategis.

Kontraktor (Pelaksana Proyek)


Kontraktor sebagai pelaksana suatu proyek merupakan badan hukum yang
dipilih sebagai pelaksana suatu proyek sesuai dengan keahlianya. Sistem
kontraktor adalah suatu penawarannya telah diterima dan juga telah
diberikan surat penunjukan serta telah menandatangani surat perjanjian
pemborong kerja dan pembri tugas yang berhubungan dengan pekerjaan
proyek tersebut.
Dengan kata lain kontraktor sebagai pelaksana suatu proyek merupakan
badan hukum yang dipilih sebagai pelaksana suatu proyek sesuai dengan
keahlianya. Sistem kontraktor adalah suatu penawarannya telah diterima
dan juga telah diberikan surat penunjukan serta telah menandatangani surat
perjanjian pemborong kerja dan pembri tugas yang berhubungan dengan
pekerjaan proyek tersebut.

Hak dan Kewajiban Kontraktor :

Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan


dan syarat-syarat, risalah penjelasan pekerjaan, dan syarat-syarat
tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa.
membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan
pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa.
Menyediakan alat keselamatan pekerjaan seperti yang diwajibkan
dalam peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat
Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan haria, mingguan,
bulanan.

7
Administrasi
Administrasi adalah orang yang menyiapkan daftar biaya rencana dalam
bentuk batasan biaya dan target biaya untuk setiap bagian pekerjaan.
Tugas administrasi adalah :
Melakukan seleksi atau perekrutan pekerja di proyek untuk pegawai
bulanan sampai dengan pekerja harian dengan spesialisasi keahlian
masing masing sesuai posisi organisasi proyek yang dibutuhkan.
Pembuatan laporan keuangan atau laporan kas bank proyek, laporan
pergudangan, laporan bobot prestasi proyek, daftar hutang dan lain
lain.
Membuat dan melakukan verifikasi bukti bukti pekerjaan yang akan
dibayar oleh owner sebagai pemilik proyek.
Mengisi data data kepegawaian, pelaksanaan, asuransi tenaga kerja,
menyimpan data data kepegawaian karyawan dan pembayaran gaji
serta tunjangan karyawan.
Membuat laporan akutansi proyek dan menyelesaikan perpajakan serta
retribusi.
Mencatat aktiva proyek meliputi inventaris, kendaraan dinas, alat alat
proyek dan sejenisnya.
Menerima dan memproses tagihan dari sub kontraktor jika proyek
yang dikerjakan berskala besar sehingga melakukan pemborongan
kembali kepada kontraktor spesialis sesuai dengan item pekerjaan
yang dikerjakan.

Mandor
Mandor adalah seseorang yang bertugas mengkoordinasi para tukang
dalam bentuk patisipasi pemborongan dan upah tenaga kerja untuk suatu
bagian pekerjaan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
Tugas mandor sangat penting dalam mengatur para tukang atau pekerja
lapangan, selain itu mandor juga dapat membantu pengawas lapangan agar
tercapai hasil kerja yang maksimal.

8
Tugas mandor adalah sebagai berikut:
Dapat membaca gambar konsruksi.
Menangani pekerjaan acuan, pembesian, pengecoran dan mengawasi
pekerjaan tenaga kerja bawahannya.
Dapat membedakan kualitas bahan bangunan yang akan digunakan.

Masing-masing dari bagian struktur organisasi harus berfungsi dengan


baik agar pekerjaan konstruksi dapat selesai dengan tepat waktu, efisien serta
dengan kualitas yang memuaskan.

5. Hubungan kerja antara unsur unsur pengelola proyek


Maksud dari hubungan kerja adalah hubungan yang terjadi dalam suatu
kontrak kerja yang didalamnya terdapat penjelasan mengenai pembagian tugas,
kewajiban, wewenang, hak dan tanggung jawab dalam suatu proyek yang harus
dipatuhi dan dilaksanakan. Hubungan kerja didalam mengelola dan
melaksanakan suatu proyek terutama pada proyek-proyek yang berskala besar
sangatlah perlu adanya ketegasan dan pembagian kerja sesuai dengan fungsi
dan tugas masing-masing dimana satu dengan lainnya dapat bekerja dengan
baik.

Dengan adanya pola hubungan kerja yang tegas maka diharapkan masing-
masing pihak menjalankan peran dan kewajibannya tanpa terjadi overlapping.
Untuk lebih jelasnya hubungan pihak-pihak yang terkait dengan proyek adalah
sebagai proyek :

Hubungan kerja antara pemilik proyek dengan konsultan pengawas.


1. Pengawas menyerahkan hasil pengawasannya kepada pemilik proyek.
2. Pengawas kemudian menyerahkan hasilnya kepada pemilik proyek.

Hubungan kerja antara pemilik proyek dengan kontraktor:


Ada ikatan kerja.
Kontraktor melaksanakan proyek kemudian menyerahkan hasilnya kepada
pemilik proyek.
Pemilik proyek membayar biaya pelaksanaan dan imbalan jasa konstruksi
kepada kontraktor sesuai dengan perjanjian yang disetujui dalam tender.

9
Terjadi kerjasama berdasar hak, kewajiban, dan tanggung jawab
masingmasing unsur pengelola proyek.
Terjadi hubungan harmonis dalam kerja sama.

Hubungan Kerja antara Unsur-unsur Proyek

Keterangan :

Garis Perintah
Garis Koordinasi

Hubungan kerja seperti bagan tersebut yang ada dapat dijelaskan sebagai
berikut :

a. Pemberi Tugas dengan Divisi Perencana


Hubungan tersebut tertuang dalam surat perjanjian perencanaan.
Perencana memberi jasa perencanaan baik perencanaan bangunan maupun
perencanaan biaya imbalan jasa perencanaan.

b. Pemberi Tugas dengan Divisi Pengawas


Hubungan tertuang dalam surat perjanjian melaksanakan tugas divisi
pengawas. Pemilik Proyek memberikan mandate kepada konsultan pengawas
untuk mewakili dalam pengawasn pelaksanaan pekerjaan.

10
c. Pemberi Tugas dengan Kontraktor Pelaksana
Hubungan tersebut dituangkan dalam surat perjanjian pelaksana proyek.
Pemberi tugas memberikan sejumlah biaya imbalan yang telah disepakati
sedangkan kontraktor wajib melaksanakan seluruh pekerjaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan menyerahkan hasil pekerjaan kepada pemberi
tugas.

d. Divisi Pengawas dengan Divisi Perencana


Hubungan keduanya tidak dalam suatu perjanjian khusus, tetapi masing-
masing mendasarkan kepada peraturan pelaksanaan yang ada. Bila dipandang
perlu divisi pengawas dapat berkonsultasi dengan divisi perencana mengenai
kesulitan yang mungkin timbul di lapangan. Konsultan pengawas memberikan
pengendalian teknis pelaksanaan proyek yang akan dikerjakan kontraktor.

e. Divisi Pengawas dengan Kontraktor Pelaksana


Hubungan diatas juga tidak terbentuk dalam suatu perjanjian khusus tetapi
masih mendasarkan kepada peraturan pelaksanaan yang ada.

f. Divisi Perencana dengan Kontraktor Pelaksana


Hubungan keduanya tidak dalam suatu perjanjian khusus, tetapi masing-
masing mendasarkan pada peraturan pelaksanaan yang ada. Bila dipandang
perlu keduanya dapat bekarja sama mengantisipasi kesulitan-kesulitan yang
mungkin timbul di lapangan.

6. Tahap tahap manajemen proyek


a. Planning (Perencanaan)
Proses dimana terdapat perencanaan atas semua pekerjaan yang akan
dilaksanakan dari mulai awal sampai akhir termasuk tujuan-tujuan yang
akan dicapai dari proses pembangunan proyek.

b. Organizing (Organisasi)
Organisasi merupakan sarana yang memungkinkan orang bekerja secara
efektif dan terkoordinir untuk mencapai suatu tujuan yang telah disepakati
bersama.

11
c. Actuating (Pelaksanaan Kegiatan)
Pelaksanaan merupakan realisasi dari proses perencanaan yang dilakukan
oleh semua anggota kelompok dengan tanggung jawab sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang berlaku.
d. Controlling (Pengawasan)
Agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana dalam pelaksanaan perlu
adanya pengawasan sebagai control dan koreksi terhadap segala
penyimpangan yang mungkin terjadi.
e. Coordinating (Koordinasi)
Agar pekerjaan berjalan dengan lancar maka perlu adanya koordinasi yang
baik antar semua pihak yang terlibat didalamnya.

Manajemen proyek yang baik dan didukung oleh kegiatan administrasi


yang baik pula, akan dapat dengan mudah memonitor suatu kegiatan proyek
dilapangan, mudah untuk memantau tingkat kemajuan proyek dan akan
memudahkan dalam menentukan kebijaksanaan atau langkah-langkah yang
harus diambil oleh pelaksana proyek.
Sedangkan ketentuan-ketentuan demi terjaminnya pelaksanaan organisasi
adalah sebagai berikut :
a. Pemberian tanggung jawab yang tegas dan cermat kepada tiap-tiap
petugas.
b. Pemberian tanggung jawab harus disertai dengan pelimpahan-pelimpahan
wewenang yang memadai.
c. Petugas dalam suatu jabatan tertentu hanya mengenai perintah dari seorang
atasan saja.
d. Petugas dalam bagian-bagian tertentu sesuai luasnya tanggung jawab
pekerjaan, perlu diberikan tenaga pembantu yang diperlukan.
e. Petugas bagian tertentu hanya mempunyai bawahan secara langsung tidak
lebih dari jumlah yang dapat dikuasainya atau diawasinya.
f. Pembagian tugas didasarkan pada analisa tentang aktivitas-aktivitas
pekerjaan, harus dilaksanakan dan kemudian dikelompokkan menjadi satu
tim.

12
7. Penyusunan organisasi proyek dapat dilakukan dengan mengikuti cara
berikut ini
a. Melakukan Identifikasi dan Klasifikasi Pekerjaan
Lingkup proyek terdiri dari sejumlah besar pekerjaan. Sebagai contoh
adalah tahap implementasi fisik proyek engineering-konstruksi, mulai dari
menyiapkan gambar-gambar desain engineering, pembelian material,
sampai dengan konstruksi. Semua hal ini dibutuhkan identifikasi dan
klasifikasi untuk mengetahui berapa besar volume, macam, dan jenisnya
dalam rangka mengetahui sumber daya dan jadwal yang diperlukan sebelum
diserahkan kepada individu atau kelompok yang menanganinya.
b. Mengelompokkan Pekerjaan
Setelah melakukan identifikasi dan klasifikasi, dilanjutkan dengan
mengelompokkan pekerjaan tersebut kedalam unit atau paket yang masing-
masing telah diidentifikasi biaya, jadwal dan mutunya. Selanjutnya
diserahkan kepada mereka telah diberi tugas untuk mengerjakannya.
c. Menyiapkan Pihak yang Akan Menangani Pekerjaan
Proses selanjutnya adalah persiapan pihak-pihak yang akan menerima
tugas, seperti memilih ketrampilan dan keahlian kelompok yang sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan dan memberitahukan sasaran yang ingin
dicapai yang berkaitan dengan unit atau paket kerja yang akan menjadi
tanggungjawab. Mengetahui Wewenang, dan Tanggungjawab, serta
Melakukan Pekerjaan
Untuk menghasilkan pekerjaan yang sesuai dengan harapan, maka
kelompok yang menerima pekerjaan harus mengetahui batas wewenang dan
tanggungjawabnya. Hal ini amat penting untuk menghindari tumpang-tindih
dan duplikasi. Setelah wewenang dan tanggungjawab masing-masing
kelompok sudah jelas, maka pekerjaan dapat dimulai.

13
d. Menyusun Mekanisme Koordinasi
Mengingat besarnya jumlah peserta yang ikut menangani
penyelenggaraan proyek, sedangkan jadwal pelaksanaan pekerjaan satu
dengan yang lain saling berkaitan, maka perlu adanya mekanisme
koordinasi agar semua bagian pekerjaan yang ditangani oleh para peserta
tersebut dapat bergerak menuju sasaran secara sinkron.

8. Pengendalian Proyek
Pengendalian dalam setiap aspek dituntut untuk memberikan hasil yang
optimal dan sesuai standart dan spesifikasi yang ada. Dengan demikian
efesiensi, efetifitas waktu, mutu dan biaya dapat tercapai. Suatu keadaa yang
menyimpang dari standart dan spesifikasi yang ada harus diatasi. Pada
pelaksanaan pembangunan ini phak kontraktor berusaha untuk mencapai
unnsur-unsur pengendalian proyek. Yang diantaranya adalah :
1. Pengendalian Kualitas Bahan dan Pekerjaan
Pengendalian kualitas bahan dilakuka dengan cara emeriksaan dan
pengujian bahan bangunan yang dipkai dalam proyek. Sebagai contoh adalah
pengujian mutu beton yang digunakan dalam pengecoran dengan compression
test.
2. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya dimaksudka agarbiaya yang dikeluarkan proyek
tersebut sesuai dengan anggaran yang telah direncanakan dan telah disetujui.
Pengendalian biaya ini dilakukan dengan cara pengontrolan masing-masing
bagian pekerjaan dengan perhitungan dari analisa harga satuan. Dari
perhitungan dan pengntrolan setiap saat maka akan terlihat jika ada
penyimpangan yang tdak sesuai dengan anggaran yang telah direncanakan.
3. Pengendalian Waktu
Pelaksanaan suatu proyek harus tepat waktu sesuai dengan rencana
sehingga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Pengendalian waktu
dimaksudkan untuk megetahui apakah proyek berjalan sesuai dengan waktu

14
yang telah direncakan atau tidak. Pengendalian waktu dialkukan dengan
menggunakan Time Schedule, Bar Char dan Network Planning.
Agar pelaksanaan proyek dapat tercapai sesuai dengan tujuan yaitu target
dan rencana dalam pelaksanaan pembangunan proyek harus tepat waktu, biaya
ekonomis dan kualitas yang maksimal, maka seorang ketua tim teknis
pembangunan harus dapat melaksanakan fungsi manajemen dengan baik, yang
meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Perencanaan
Meliputi penentuan strategi, kebijaksanaan proyek, program maupun
metode yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan, yang
meliputi perencanaan waktu, gambar, pengadaan bahan, pengadaan
peralatan, dan perencanaan keuangan.

2. Pengarahan
Merupakan bagian dari koordinasi proyek yang bertujuan agar masing-
masing bagian mengetahui tanggung jawabnya masing-masing.

3. Pengawasan
Untuk mengetahui apakah pelaksanaan pekerjaan telah sesuai dengan
perencanaan mutu, biaya, dan waktu.

4. Evaluasi
Menilai hasil pekerjaan apakah sudah sesuai dengan perencanaan atau
belum.

5. Perencanaan Ulang
Dilakukan terhadap pekerjaan yang menyimpang dari perencanaan dengan
tujuan untuk merumuskan penyelesaian yang terbaik, agar kesalahan yang
sama tidak terulang kembali.

15
DAFTAR PUSTAKA

R2 Blog. 2015. Organisasi Proyek Konstruksi


http://pehbate.blogspot.co.id/2014/05/organisasi-proyek-konstruksi.html
Diakses tanggal 12 Mei 2017

Academia. 2017. Manajemen Proyek dan Organisasi Proyek


https://www.academia.edu/8583477/KD_1._MANAJEMEN_PROYEK_DA
N_ORGANISASI_PROYEK
Diakses tanggal 12 Mei 2017

Ilmu Sipil. 2017. Hubungan Kerja Organisasi Proyek


http://www.ilmusipil.com/hubungan-kerja-organisasi-proyek
Diakses tanggal 12 Mei 2017

16

Anda mungkin juga menyukai