Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Nifas
1. Definisi
Masa nifas merupakan masa yang akan dilalui oleh para ibu setelah
melahirkan bayinya. Pada masa nifas dapat terjadi berbagai komplikasi
persalinan baik secara langsung dan tidak langsung. Masa nifas
berlangsung sejak plasenta lahir sampai dengan 6 minggu atau 42 hari
setelah melahirkan. (Islami, 2012).
2. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Menurut Kementerian Kesehatan RI 2017 pelayanan kesehatan ibu
nifas merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu nifas
yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali sesuai jadwal yang
ditentukan, yaitu pada 6 jam sampai 3 hari setelah melahirkan, pada
hari ke 4 sampai dengan hari ke 28 setelah melahirkan, dan pada hari
ke 29 sampai hari ke 42 setelah melahirkan. Jenis pelayanan kesehatan
ibu nifas yang diberikan terdiri dari :
a) Pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi,
suhu)
b) Pemeriksaan tinggi fundus uteri
c) Pemeriksaan lochia dan cairan per vaginam lain
d) Pemeriksaan payudara dan pemberian ASI ekslusif
e) Pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kesehatan
ibu nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana
f) Pelayanan keluarga berencana setelah melahirkan
3. Program Kunjungan Nifas
Berdasarkan program dan kebijakan teknis kunjungan nifas
minimal dilakukan sebanyak empat kali. Tujuan kunjungan nifas yaitu
untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir, mencegah, mendeteksi,
dan menangani masalah yang terjadi. Jadwal kunjungan nifas tersebut
meliputi:
a. Kunjungan Pertama
Kunjungan pertama dilakukan pada waktu 6-8 jam setelah
persalinan. Tujuan dari kunjungan nifas pertama ini yaitu untuk
mencegah perdarahan masa nifas, memberikan konseling pada
ibu bagaimana cara untuk mencegah terjadinya perdarahan
pada masa nifas, pemberian air susu ibu (ASI) awal, melakukan
hubungan antara ibu dengan bayi baru lahir, dan menjaga bayi
terkena hipotermi.
b. Kunjungan Kedua
Kunjungan kedua dilakukan pada waktu 6 hari setelah
persalinan. Tujuan dari kunjungan nifas kedua ini yaitu untuk
memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus
berkontaksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan
dan bau, mengukur suhu dan mencegah hipotermi, memastikan
ibu mendapat makanan dan cairan yang cukup, memastikan ibu
menyusui bayinya dengan baik, memberikan ibu edukasi
tentang asuhan pada bayi mengenai tali pusat, dan menjaga
bayi terhindar dari hipotermi
c. Kunjungan Ketiga
Kunjungan ketiga dilakukan pada waktu 2 minggu setelah
persalinan. Tujuan dari kunjungan nifas ketiga ini yaitu
memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus
berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, mengukur suhu dan
mencegah hipotermi dan infeksi, memastikan ibu mendapat
makanan dan cairan yang cukup serta istirahat yang cukup,
memastikan ibu menyusui bayinya dengan baik, memberikan
ibu edukasi tentang asuhan pada bayi mengenai tali pusat, dan
menjaga bayi terhindar dari hipotermi
d. Kunjungan Keempat
Kunjungan keempat dilakukan pada waktu 6 minggu
setelah persalinan. Tujuan dari kunjungan nifas keempat ini
yaitu untuk menanyakan pada ibu tentang penyulit yang
dialami dan bayinya, memberikan konseling keluarga
berencana (KB) secara dini danmenganjurkan ibu membawa
bayinya ke posyandu atau puskesmas untuk penimbangan dan
imunisasi (Islami, 2012).

B. Pengetahuan
1. Definisi
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk perilaku seseorang yang dapat di kategorikan menjadi
beberapa tingkatan dari tahu, memahami, sintesis, dan evaluasi
(Hermawati, 2010).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Pengetahuan sangat berpengaruh terhadap perilaku seseorang.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang
yaitu pendidikan, pekerjaan, dan umur. Pendidikan berarti bimbingan
yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar
mereka dapat memahami. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka
semakin mudah mereka menerima informasi dan pada akhirnya
semakin banyak pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya jika seseorang
yang tingkat pendidikannya rendah maka penerimaan informasi sedikit
lebih lambat.
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman atau pengetahuan yang baik secara langsung atau tidak
langsung di tempatnya bekerja. Umur juga dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang, dengan bertambahnya umur seseorang maka
terjadi perubahan fisik dan psikologis (mental). Pada aspek psikologis
atau mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa
(Hasanah, 2014).
3. Tingkat Pengetahuan
Hasanah (2014) dalam penelitiannya membuat kategori tingkat
pengetahuan seseorang menjadi tiga tingkatan yaitu pengetahuan
kurang, pengetahuan sedang, dan pengetahuan baik. Hasil penelitian
Hasanah tahun 2014 tentang hubungan pengetahuan ibu nifas dengan
kepatuhan kunjungan masa nifas menyebutkan bahwa jumlah
responden yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 16 orang
(53,3%), pengetahuan sedang sebanyak 8 orang (26,7%), dan
pengetahuan baik sebanyak 6 orang (20,0%).

C. Sikap
Sikap merupakan respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau
objek tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan seperti senang, tidak senang, setuju, tidak setuju, baik, dan
tidak baik (Hermawati, 2010).
Bentuk sikap dalam deteksi dini masa nifas terdiri dari dua macam,
yaitu sikap positif dan negative. Sikap positif dalam deteksi dini
komplikasi masa nifas yaitu segera melakukan kunjungan nifas untuk
memeriksakan kesehatannya di masa nifas, sehingga apabila terjadi resiko
dapat sefera ditangani secara dini dan tepat oleh tenaga kesehatan.
Sedangkan sikap negatif ditujukan dengan ibu tidak melakukan kunjungan
ke layanan kesehatan terdekat apabila ada tanda gejala masa nifas
(indramawati, 2014).
Menurut Indramawati (2014) menyebutkan bahwa ada hubungan
antara sikap ibu nifas dengan ketepatan kunjungan nifas. Sikap ibu nifas
dalam deteksi komplikasi masa nifas yaitu sikap positif sama besarnya
dengan sikap neagitif yaitu sebesar 50%. Ketepatan kunjungan nifas yaitu
tepat sebanyak 26 responden (86,7%). Hasil uji chi square dengan nilai X2
hitung (4,615) > X2 tabel (3,841) artinya Ho ditolak Ha diterima.
Menurut Pinaringsih (2017) menyebutkan bahwa ada hubungan
antara sikap dengan niat untuk melakukan kunjungan nifas (p=0,002).
Penelitian ini dengan sejalan dengan penelitian lain yang dilakukan oleh
Rahmawati (2015) yang menyebutkan bahwa ada hubungan antara sikap
dan kunjungan ibu nifas. Dalam penelitiannya didapatkan bahwa
responden mempunyai sikap positif terhadap pelayanan nifas sehingga
responden cenderung melakukan pemeriksaan masa nifas karena
menggang perlu untuk kesehatan ibu dan bayinya.

D.

Anda mungkin juga menyukai