Dan
dalam masa patogenesis terdapat horizon klinis yaitu..
a. Masa awal sakit sampai masa penyembuhan penyakit
b. Garis yang menunjukan pertumbuhan penyakit
c. Garis yangmembatasi tampak atau tidak gejala dari suatu penyakit
d. Masa lanjut sakit
e. Masa penyembuhan
2. Pengertian dari tahap subklinis yaitu
a. Telah terjadi infeksi, belum menunjukan gejala dan belum terjadi gangguan
fungsi
b. Telah terjadiinfeksi,sudah menunjukan gejala dan sudah terjadi gangguan fungsi
c. Telah terjadi infeksi, sudah menunjukan gejala dan belum terjadi gangguan fungsi
d. Telah terjadi infeksi, tidak menunjukan gejala dan sudah terjadigangguan fungsi
e. Telah terjadi infeksi, sudah menunjukan gejala dan tidak terjadi gangguan fungsi
3. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan pada proses alamiah penyakit pada fase
subklinis dan fase klinis adalah
a. Pencegahan primer
b. Pencegahan sekunder
c. Pencegahan tersier
d. Pencegahan primer dan sekunder
e. Pencegahan sekunder dan tersier
4. Tujuan pencegahan sekunder adalah
a. Mencegah orang yang sehat menjadi sakit
b. Memelihara orang sakit dari pengaruh jangka panjang penyakit
c. Menjegah terjadi cacat
d. Memperpendek masa/durasi progesifitas penyakit
e. Memperpanjang usia dan tingkat keparahan penyakit
12. Dalam manajemen bencana alam hal yang dapat dilakukan setelah pasca bencana adalah
kecuali
a. Surveilans pasca bencana
b. Rehabilitasi
c. Contiggensi plan
d. Mitigasi
e. Evaluasi dan perbaikan
13. Dalam melakukan mitigasi bencana alam letusan gnung api, hal yang pertama di lakukan
adalah
a. Pemantauan gunung api
b. Membuat peta kawasan rawan bencana (KRB)
c. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat
d. Tanggap darurat
e. Tetap tinggal di daerah KRB
21. Penyakit penyebab kematian tertinggi pada balita usia 0-59 bulan..
a. Meningitidis
b. Pneumeniae
c. Diare
d. Tetanus
e. Malaria
22. Penyakit apa yang paling rendah dapat menyebabkan kematian balita 0-59 bulan
a. Meningitidis
b. Pneumeniae
c. Diare
d. Tetanus
e. Malaria
a. CTPS disekolah
b. CTPSdi tempatkerja
c. CTPS di lingkungan kerja
d. CTPS di institusi kesehatan
e. CTPS di dalam pesawat
a. Keturunan
b. Lingkungan
c. Perilaku
d. Sosial Ekonomi
e. Pelayanan Kesehatan
a. Stop BABS
b. CTPS
c. Pengolahan makanan dan rumah tangga
d. Pengolahan limbah cairan rumah tangga
e. Pengolahan sampah rumah tangga
a. Umur
b. Gizi buruk
c. Merokok
d. Debu asbes pada kanker
e. Sanitasi jelek
a. Virulensi
b. Infektivitas
c. Patogenesis
d. Toksiksitas
e. Invasitas
a. Tidak analogi
b. Hubungan temporal
c. Plariasis.
d. Konsistensi
e. Kekuatan hubungan
a. Necessary cause
b. Spesifik cause
c. Sufficient cause
d. A dan C benar
e. Semua benar
39. Peraturan tentang tanggung jawab dokter terhadap kodeetik menurut kode etik kedokteran
indonesia adalah
a. Kode etik harus tidak rasional
b. Kode etik harus tidak konsisten
c. Kode etik bersifat individu
d. Kode etik harus konsisten
e. Kode etik harus kaku
44. Jika pasien yang dalam perawatan dokter menghadapi bahaya maka apa yang harus
dilakukan?
a. Bertindak tepat mengatasi masalah
b. Jelaskan selengkap dan sejelas mungkin, apa yang telah terjadi dan kemungkina efek
jangka pendek maupun panjang kepada pasien
c. Jika pasien tidak mampu berkomunikasi, penjelasan diberikan pada seseorang yang
bertanggung jawab pada pasien ( suami atau istri, kerabat dekat/teman yang mengikuti
penanganan pasien)
d. Pada pasien anak, penjelasan yang sejujur-jujurnya diberikan kepada orang tua dan anak
jika anak tersebut memiliki kedewasaan dalam memahami kondisi yang terjadi
e. Semua benar
58. Komunikasi ??
a. Mengubah sikap dan perilaku sesorang atau sekelompok orang sebagaimana dikehendaki
komunikator, agar isi pesan dapat dimengerti, diyakini, serta tahap selanjutnya
b. Mengubah sikap dan perilaku sesorang atau sekelompok orang sebagaimana tidak
dikehendaki komunikator, agar isi pesan dapat dimengerti, diyakini, serta tahap
selanjutnya
c. Mengubah sikap dan perilaku sesorang atau sekelompok orang sebagaimana dikehendaki
komunikator, agar isi pesan tidak dapat dimengerti, diyakini, serta tahap selanjutnya
d. Mengubah sikap dan perilaku sesorang atau sekelompok orang sebagaimana dikehendaki
komunikator, agar isi pesan dapat dimengerti, tidak diyakini, serta tahap selanjutnya
e. Mengubah sikap dan perilaku sesorang atau sekelompok orang sebagaimana dikehendaki
komunikator, agar isi pesan dapat dimengerti, diyakini, serta tidak dilanjutkan.
66.