Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Akuatika Vol. V No.

1/Maret 2014 (55-62)


ISSN 0853-2532

Formulasi Skin Lotion dengan Penambahan Karagenan dan


Antioksidan Alami dari Rhizophora mucronata Lamk.

Formulation of Skin Lotion with Addition of Carrageenan and


Natural Antioxidant from Rhizophora mucronata Lamk.

Sri Purwaningsih1*, Ella Salamah1, dan Tika A. Budiarti1


1
Departemen Teknologi Hasil Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor
Kampus IPB Dramaga, Jl. Agatis, Bogor 16680 Jawa Barat.
Telp. (0251) 8622909-8622907, Fax (0251) 8622907
E-mail korespondensi: sripurwa65@yahoo.com/ sripurwa65@gmail.com

Abstrak

Skin lotion merupakan produk kosmetika yang berfungsi melembutkan dan menjaga kulit dari kekeringan. Tujuan
penelitian adalah menentukan konsentrasi terbaik dari penambahan karaginan dan ekstrak Rhizophora mucronata pada
skin lotion. Tahapan dalam penelitian ini adalah formulasi skin lotion dengan penambahan karaginan (0%; 1,5%; 1%;
1,5%; 2%) dan skin lotion terbaik ditambah ekstrak Rhizopora mucronata (0,5% dan 1%). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa formula skin lotion terbaik adalah penambahan karaginan 1,5%. Karakteristik sensori skin lotion berkisar antara
agak suka sampai suka; nilai pH 7,62; viskositas 2500 cP, stabilitas emulsi 100%, penyusutan berat 3,72%; dan total
mikrob kurang dari 2,5 x 102 Cfu (log 2,39). Skin lotion yang ditambah 1% ekstrak Rhizopora mucronata mempunyai
aktivitas antioksidan terbaik (130,494 ppm).

Kata kunci : Antioksidan, karaginan, Rhizopora mucronata, skin lotion.

Abstract

Skin lotion was a cosmetic product which served soften and preserved the skin from drying. The objectives of this
research were to determine the best concentration of the addition carrageenan and Rhizophora mucronata extract on skin
lotion. The experiment consisted of formulation of skin lotion with addition of carrageenan (0%; 1.5%; 1%; 1.5%; 2%)
and the best skin lotion was addited with extract Rhizopora mucronata (0.5% dan 1%). The results showed, the best
formula of skin lotion was addited with carrageenan 1.5%. The sensory characteristic ranged between kind of like to
like; pH value 7.62, viscosity 2500 cP, emulsion stability 100%, weight shrinkage 3.72%; and total microbes less than
2.5 x 102 Cfu (log 2,39). Skin lotion addited with 1% extract Rhizopora mucronata had the best antioxidant activity
(130.494 ppm).

Keywords : antioxidants, carragenan, Rhizopora mucronta, skin lotion.

55
Sri Purwaningsih : Formulasi Skin Lotion dengan Penambahan Karagenan

Pendahuluan juga telah memanfaatkan bahan alami sebagai


sumber antioksidan dalam sediaan kosmetika
Kulit merupakan organ yang menutupi seluruh berupa masker kulit. Meningkatnya kebutuhan
tubuh manusia dan mempunyai fungsi untuk masyarakat terhadap kosmetik yang aman dan
melindungi dari pengaruh luar. Kerusakan berbahan alam yang mengandung antioksidan
pada kulit akan mengganggu kesehatan alami sebagai penangkal radikal bebas, maka
manusia maupun penampilan, sehingga kulit diperlukan formula skin lotion dengan
perlu dilindungi dan dijaga kesehatannya. menggunakan bahan alami berupa karaginan
Proses kerusakan kulit ditandai dengan dan ekstrak buah bakau (R.mucronata Lamk.).
munculnya keriput, sisik, kering, dan pecah- Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh
pecah. konsentrasi karaginan dan aktivitas
Salah satu hal yang menyebabkan antioksidan ekstrak buah bakau R.mucronata
kerusakan kulit adalah radikal bebas Lamk. pada formulasi skin lotion.
(Maysuhara, 2009). Radikal bebas merupakan
suatu bentuk senyawa reaktif yang memiliki Bahan dan Metode
elektron tidak berpasangan. Radikal bebas
dalam tubuh manusia bisa terbentuk dengan Bahan dan Alat
metabolisme sel normal, tubuh yang
kekurangan gizi, pola makan yang tidak benar, Bahan utama yang digunakan dalam penelitian
gaya hidup yang salah, asap rokok, sinar ini adalah rumput laut (Kappaphycus
ultraviolet, dan lingkungan yang terpolusi. Hal alvarezii) dari Gorontalo, Sulawesi dan ekstrak
ini diperlukan suatu penangkalnya yaitu buah bakau (R.mucronata) yang berasal dari
antioksidan. Kepulauan Seribu. Pada penelitian ini
Menurut Purwaningsih (2013), salah dilakukan ekstraksi buah bakau dan
satu jenis buah yang mengandung antioksidan pembuatan karagenan, kemudian pembuatan
tinggi dari tanaman mangrove adalah buah skin lotion. Bahan yang digunakan untuk
bakau hitam (Rhizophora mucronata Lamk.). membuat skin lotion menurut Nussinovitch
Hasil penelitian lanjutan dari Purwaningsih et (1997) dalam buku Application of
al.(2014), menyatakan bahwa buah bakau Hydrocolloid.
hitam (R. mucronata Lamk.) memiliki Alat yang digunakan untuk preparasi
komponen aktif berupa flavonoid, saponin, buah bakau adalah timbangan digital, blender,
fenol, hidrokuinon, dan tanin. Penelitian lain peralatan gelas, timbangan analitik,
dari Lahucky et al. (2010) menyatakan bahwa termometer, pemanas listrik, bulb, pengaduk,
R. mucronata Lamk. memiliki kandungan alumunium foil, stirrer dan pipet volumetrik.
senyawa antioksidan dan mengandung Alat yang digunakan untuk analisis adalah pH
senyawa fenolik. Menurut Prasad et al. (2009) meter, viscometer brookfield, oven, ruang
flavonoid merupakan senyawa fenol paling pendingin, inkubator, cawan petri, pipet
penting, dan mempuyai spektrum aktivitas volumetrik.
kimiawi dan biologi luas termasuk aktivitas
penangkapan radikal bebas. Tempat Penelitian
Lotion merupakan sediaan kosmetik
golongan emolien (pelembut) yang Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
mengandung banyak air. Penelitian tentang Biokimia Hasil Perairan, Laboratorium
skin lotion dengan bahan tambahan karaginan Mikrobiologi Hasil Perairan, Laboratorium
sebagai stabilisator, bahan pengental, Organoleptik, Departemen Teknologi Hasil
pembentuk gel, pengemulsi, dan humektan Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
sehingga dapat mempertahankan kelembutan Kelautan; Laboratorium Teknologi Pangan,
dan kelembaban kulit telah diteliti oleh Institut Pertanian Bogor; Pusat Studi
Erungan et al. (2009). Penelitian tentang Biofarmaka, Institut Pertanian Bogor.
penggunaan ekstrak bahan alam untuk
menambah kandungan antioksidan pada
kosmetik telah diteliti oleh Rusdiana et al.
(2007) yaitu dari ekstrak seledri, dan Kurniati
(2011) dari ekstrak kulit delima. Mario (2001)

56
Jurnal Akuatika Vol. V No.1/Maret 2014 (55-62)
ISSN 0853-2532

Metode Penelitian 2000), dan analisis antioksidan (Salazar-


Aranda et al., 2009).
Penelitian ini dilakukan dua tahapan, yaitu
pembuatan skin lotion dan penambahan Perhitungan uji sensori menggunakan analisis
ekstrak R. mucronata pada skin lotion terbaik. non parametrik yaitu uji Kruskal Wallis. Bila
hasil uji berbeda nyata dilanjutkan dengan uji
a) Formulasi skin lotion (Nussinovitch, 1997) Mulitiple Comparisons. Data hasil analisis
Pembuatan skin lotion terbagi dua bagian yaitu fisiko-kimia terlebih dahulu diuji kenormalan
bahan yang larut minyak (sediaan 1) dan galat dengan uji Anderson-Darling. Data
bahan yang larut air (sediaan 2). Bahan yang selanjutnya dianalisis d e n g a n n a l i s i s
termasuk fase minyak antara lain asam stearat r a ga m (Anal ysis of Variant)
dan parafin cair dimasukkan ke dalam gelas menggunakan model rancangan acak
piala. Karaginan yang digunakan terlebih lengkap, jika hasil uji memberikan pengaruh
dahulu dilarutkan ke dalam air sebelum nyata, maka dilanjutkan dengan uji lanjut
dicampurkan ke dalam fase air. Bahan yang Duncan (Steel and Torrie, 1993).
termasuk fase air seperti gliserin,
triethanolamin, larutan karaginan, dan sisa air Hasil dan Pembahasan
lalu dicampurkan. Sediaan 1 dan 2
dipanaskan, diaduk pada suhu 70-75oC secara Karakteristik Sensori
terpisah hingga homogen. Sediaan yang telah
homogen, dicampur dan diaduk. Proses Nilai kesukaan panelis terhadap kenampakan
pencampuran kedua sediaan yang berbeda skin lotion berkisar antara 4,13-5,47 yang
tersebut dilakukan pada suhu 70 oC. Proses berarti antara normal sampai agak suka. Hasil
pengadukan dengan stirrer hingga campuran uji Kruskal-Wallis (=0,05) menunjukkan
homogen dan mencapai suhu 40 oC (sediaan 3). bahwa konsentrasi karaginan mempengaruhi
Metil paraben dan parfum dimasukkan dalam tingkat kesukaan panelis terhadap kenampakan
sediaan 3 pada suhu 35oC kemudian dilakukan skin lotion. Hasil uji Multiple Comparisons
pengadukan dengan stirrer kurang lebih satu menunjukkan bahwa kesukaan panelis
menit. Konsentrasi karagenan yang digunakan tertinggi pada skin lotion dengan karaginan
pada penelitian ini adalah 0%; 1,5%; 1%; 1,5% berbeda dengan konsentrasi karaginan
1,5%; 2%. Skin lotion terbaik ditambah dengan 0% dan 0,5% namun tidak berbeda dengan
ekstrak R. mucronata (0,5%, dan 1%). konsentrasi karaginan 1% dan 2%.
Penampakan skin lotion dipengaruhi oleh
b) Analisis skin lotion warna, kekentalan, kestabilan produk sehingga
Analisis terhadap skin lotion yang dihasilkan menunjukkan kesan menarik. Menurut Wenno
meliputi uji sensori (Carpenter et al. 2000), et al. (2012), karaginan mempunyai peranan
analisis pH, viskositas (SNI 1998), stabilitas sangat penting sebagai stabilisator, bahan
emulsi (Mitsui 1997), total mikrob (SNI 19- pengental, pembentuk gel, dan pengemulsi.
2897-1992), penyusutan berat (Suryani et al., Data karakteristik sensori disajikan pada Tabel
1.

Tabel 1. Karakteristik sensori skin lotion


Table 1. Sensory characteristics of skin lotion
Karakteristik Konsentrasi karagenan
0% 0,5% 1% 1,5% 2%
Kenampakan 4,71,29a 4,,131,50a 5,21,32b 5,471,36b 5,371,22b
Warna 4,81,19a 4,831,29a 4,971,03a 5,01,02a 4,970,96a
a a a
Homogenitas 4,21,32 4,231,33 4,470,97 4,671,03a 4,730,83a
Kekentalan 3,671,24a 3,701,39a 3,971,63ab 4,871,72b 4,971.61b
a a b
Kesan lembab 4,271,14 4,801,09 5,201,16 5,331,06b 5,271.31b
a a a
Rasa lengket 5,100,76 5,131,07 5,200,96 5,570,97a 5,201,52a
Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf berbeda menunjukkan hasil perlakuan yang berbeda nyata (p<0,05), n=3

57
Sri Purwaningsih : Formulasi Skin Lotion dengan Penambahan Karagenan

Nilai kesukaan panelis terhadap warna Penambahan karaginan dalam skin lotion dapat
skin lotion berkisar antara 4,8-5,0 yang berarti menambah kesan lembab pada kulit. Polimer
antara normal sampai agak suka. Hasil uji hidrofilik seperti asam alginat, karaginan,
Kruskal-Wallis (=0,05) menunjukkan bahwa kitosan, kolagen, dan asam hyaluronik
konsentrasi karaginan tidak mempengaruhi berperan sebagai humektan dalam kosmetik
kesukaan panelis terhadap warna skin lotion. sehingga dapat mempertahankan kelembutan
Homogenitas sistem emulsi dipengaruhi dan kelembaban kulit (Rieger 2000).
oleh teknik atau cara pencampuran yang Rasa lengket merupakan salah satu
dilakukan, serta alat yang digunakan pada parameter yang dipertimbangkan dalam
proses pembuatan emulsi (Rieger, 1994). Nilai pemilihan skin lotion karena rasa lengket
kesukaan panelis terhadap homogenitas skin berhubungan dengan kenyamanan setelah
lotion berkisar antara 4,2-4,73 yang berarti pemakaian. Hasil penilaian panelis terhadap
antara normal sampai agak suka. Hasil uji rasa lengket skin lotion berkisar antara 5,1-
Kruskal-Wallis (=0,05) menunjukkan bahwa 5,57 yang berarti antara agak suka sampai
konsentrasi karaginan tidak mempengaruhi suka. Hasil uji Kruskal-Wallis (=0,05)
kesukaan panelis terhadap homogenitas skin menunjukkan bahwa konsentrasi karaginan
lotion. Menurut Silva et al. (2006), semakin tidak mempengaruhi tingkat kesukaan panelis
kecil dan seragam bentuk droplet, maka emulsi terhadap rasa lengket skin lotion. Hal ini
akan semakin stabil. diduga karena penggunaan karaginan dalam
Nilai kesukaan panelis terhadap formulasi menyebabkan produk skin lotion
kekentalan skin lotion berkisar antara 3,67- menjadi tidak terlalu lengket.
4,97 yang berarti bahwa panelis memberikan Hasil uji Kruskal-Wallis (=0,05)
penilaian antara agak tidak suka sampai agak menunjukkan bahwa konsentrasi karaginan
suka. Hasil uji Kruskal-Wallis (=0,05) mempengaruhi tingkat kesukaan panelis
menunjukkan bahwa konsentrasi karaginan terhadap kenampakan, kekentalan, dan kesan
mempengaruhi kesukaan panelis terhadap lembab tetapi tidak memberikan pengaruh
kekentalan skin lotion. Hasil uji Multiple pada warna, homogenitas ragam, dan rasa
Comparisons menunjukkan bahwa kesukaan lengket dari skin lotion. Hasil uji lanjut pada
panelis tertinggi terhadap kekentalan skin parameter yang berbeda nyata menunjukkan
lotion dengan karaginan 2%, hal ini berbeda bahwa penambahan konsentrasi karaginan
dengan konsentrasi 0% dan 0,5%. 0%, 0,5%, dan 1% berbeda dengan konsentrasi
Menurut Velde et al. (2002) karagenan 1,5 % dan 2%.
memiliki kemampuan untuk membentuk gel
secara thermo-reversible atau larutan kental Stabilitas emulsi
jika ditambahkan ke dalam larutan garam
sehingga banyak dimanfaatkan sebagai Stabilitas emulsi menunjukkan suatu
pembentuk gel, pengental, dan bahan penstabil kestabilan bahan, dimana emulsi yang terdapat
di berbagai industri seperti pangan, farmasi, dalam bahan tidak memiliki kecenderungan
kosmetik, percetakan, dan tekstil. Yuliani et al. untuk membentuk suatu lapisan terpisah.
(2011) menyatakan bahwa kemampuan Hasil analisis menunjukkan bahwa kestabilan
pembentukan gel pada karaginan terjadi pada emulsi skin lotion pada setiap perlakuan yang
saat larutan dipanaskan dan dibiarkan menjadi dihasilkan adalah stabil. Hasil pengujian
dingin karena mengandung gugus 3,6- tidak memberikan perubahan fisika maupun
anhidrogalaktosa. kimia yang terjadi. Perubahan kimia yang
Penilaian panelis terhadap kesan lembab dapat terjadi yaitu perubahan warna dan bau,
skin lotion berkisar antara 4,27-5,33 yang sedangkan perubahan fisika yang terjadi yaitu
berarti antara normal sampai agak suka. Hasil pemisahan fase dan peretakan. Kestabilan
uji Kruskal-Wallis (=0,05) menunjukkan emulsi pada skin lotion dipengaruhi oleh faktor
bahwa konsentrasi karaginan mempengaruhi mekanis, temperatur, dan proses pembentukan
kesukaan panelis terhadap kesan lembab skin emulsi. Menurut Silva et al. (2006), emulsi
lotion. Hasil uji Multiple Comparisons berbentuk droplet dan ukurannya dipengaruhi
menunjukkan bahwa kesukaan panelis oleh laju pengadukan selama proses
tertinggi terhadap kesan lembab adalah skin emulsifikasi. Adapun data untuk karakteristik
lotion dengan konsentrasi karaginan 1,5% secara fisiko-kimia disajikan pada Tabel 2.
yang berbeda dengan 0% dan 0,5%.

58
Jurnal Akuatika Vol. V No.1/Maret 2014 (55-62)
ISSN 0853-2532

Tabel 2. Karakteristik fisiko-kimia skin lotion


Tabel 2. Physico-chemical characteristics of skin lotion
Karakteristik Konsentrasi karagenan
0% 0,5% 1% 1,5% 2%
Kestabilan 100% (stabil) 100% (stabil) 100% (stabil) 100% (stabil) 100% (stabil)
emulsi (%)
Nilai pH 7,330,069a 7,480,015b 7,560,039bc 7,620,026bc 7,700,069c
a b c
Viskositas (cP) 9000 1202,581,32 146028,28 25000d 345070,71e
a b b
Penyusutan berat 7,500,707 5,450,003 4,170,131 3,720,073c 1,450,136d
(%)
Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf berbeda menunjukkan hasil perlakuan yang berbeda nyata (p<0,05), n=3

Hasil pengukuran terhadap nilai pH masih berada dibawah batas total mikrob yang
yaitu berkisar antara 7,33-7,70, nilai ini masuk disyaratkan SNI 16-4399-1996.
dalam standar yang disyaratkan oleh SNI. Penentuan skin lotion terpilih dilakukan
Nilai pH pelembab kulit berdasarkan SNI 16- dengan cara melihat hasil dari parameter
4399-1996 disyaratkan berkisar antara 4,5-8,0. subjektif (kesukaan panelis terhadap
Hasil analisis ragam nilai pH menunjukkan kenampakan, homogenitas, warna, kekentalan,
bahwa konsentrasi karaginan memberikan kesan lembab, dan rasa lengket) dan objektif
menpengaruh terhadap nilai pH skin lotion (pH, viskositas, stabilitas emulsi, dan total
yang dihasilkan pada taraf =0,05. Hasil uji mikrob) dari skin lotion. Berdasarkan hasil
Duncan menunjukkan bahwa nilai pH skin pengujian skin lotion ditentukan bahwa
lotion tertinggi pada konsentrasi karaginan 2% perlakuan konsentrasi karaginan 1,5%
yang berbeda nyata dengan konsentrasi 0% memiliki penilaian kesukaan tertinggi.
dan 0,5%. Peningkatan konsentrasi karaginan Adapun nilai parameter kenampakan, warna,
yang ditambahkan dalam formulasi skin lotion homogenitas, kekentalan, kesan lembab, dan
menyebabkan nilai pH akan meningkat. Hal rasa lengket secara berturut-turut yaitu 5,47; 5;
ini sesuai dengan penelitian Yasita dan 4,67; 4,87; 5,33; dan 5,57 dengan karakteristik
Rachmawati (2009) yaitu proses pengolahan sensori berkisar antara agak suka sampai suka,
karaginan dengan pH-nya netral (pH 7) akan dan memenuhi standat yang disyaratkan SNI
mempengaruhi nilai pH produk. 16-4399-1996. Hasil skin lotion terpilih
Viskositas skin lotion berkisar antara digunakan untuk pengujian aktivitas
900-3459 cP. Hasil analisis ragam pada taraf antioksidan dengan penambahan ekstrak buah
=0,05 menunjukkan bahwa konsentrasi bakau.
karaginan mempengaruhi viskositas skin
lotion. Hasil uji Duncan memperlihatkan Aktivitas Antioksidan Skin Lotion
bahwa viskositas skin lotion tertinggi pada
konsentrasi karaginan 2%, dan berbeda nyata Antioksidan adalah preservatif yang digunakan
dengan konsentrasi 0%, 0,5%, 1% dan 1,5%. dalam kosmetik untuk mencegah terjadinya
Viskositas skin lotion meningkat dengan ketengikan dan oksidasi yang dapat mengubah
meningkatnya konsentrasi karaginan yang warna dan bentuk kosmetik. Selain itu
digunakan. antioksidan juga berfungsi sebagai penangkap
Nilai persentase penyusutan berat yaitu efek buruk dari radikal bebas yang
berkisar antara 7,5%-1,45%. Hasil analisis menyebabkan kerusakan kulit seperti
ragam menunjukkan bahwa perbedaan munculnya keriput, sisik, kering, dan pecah-
konsentrasi karaginan memberikan pengaruh pecah (Maysuhara, 2009).
nyata pada taraf =0,05. Hasil uji lanjut Ekstrak metanol buah bakau (R.
Duncan menunjukkan bahwa penyusutan mucronata) sebagai sumber antioksidan alami
berat tertinggi pada konsentrasi karaginan 0% yang ditambahkan pada skin lotion
dan berbeda dengan konsentrasi 0,5 %, 1%, mempunyai nilai IC50 antioksidan sebesar 0,72
1,5% dan 2%. ppm. Berdasarkan klasifikasi aktivitas
Hasil uji total mikrob skin lotion dengan antioksidan Molyneux (2004), ekstrak buah
berbagai konsentrasi karaginan yaitu <2,5 x bakau memiliki aktivitas antioksidan yang
102 Cfu. Hal menunjukkan bahwa skin lotion sangat kuat, karena nilainya kurang dari 50
masih aman digunakan karena total mikrob ppm.

59
Sri Purwaningsih : Formulasi Skin Lotion dengan Penambahan Karagenan

Pengujian aktivitas antioksidan pada konsentrasi 0,5% dan 1%, serta vitamin C
sampel skin lotion menggunakan penambahan disajikan pada Tabel 3.
ekstrak buah bakau (R. mucronata) dengan

Tabel 3. Aktivitas antioksidan dari skin lotion


Table 3. Antioxidant activity of skin lotion
Kontrol positif % Inhibisi IC50 (ppm)
0 2,5 5 7,5 10
Vitamin C 0,426 3,618 27,329 50,423 73,287 7,196
Sampel % Inhibisi IC50 (ppm)
6,25 12,5 25 50 100
Lotion ekstrak 0,5% 10,19 12,27 15,51 17,82 29,79 183,82
Lotion ekstrak 1% 12,19 14,99 17,88 20,99 40,89 130,49
Lotion komersil 7,41 8,79 10,19 12,27 17,82 334,15

Hasil IC50 pengukuran aktivitas total mikrob <2,5 x 102 Cfu. Skin lotion yang
antioksidan skin lotion ekstrak buah bakau ditambah 1% ekstrak Rhizopora mucronata
konsentrasi 0,5% sebesar 183,82 ppm, lotion mempunyai aktivitas antioksidan terbaik
konsentasi 1% sebesar 130,49 ppm dan lotion (130,494 ppm), sebagai pembanding adalah
komersil sebesar 334,15 ppm. Menurut skin lotion komersil yang ditambah
klasifikasi Molyneux (2004), sampel skin antioksidan alami mempunyai aktivitas
lotion buah bakau memiliki aktivitas antioksidan sebesar 334,149 ppm.
antioksidan yang lemah hingga sedang, karena
nilai IC50 berkisar antara 100-150 ppm, Daftar Pustaka
sedangkan untuk lotion komersil memiliki
aktivitas antioksidan yang sangat lemah karena Berna ,E., R. Dewi dan M.H. Budiman. 2013.
nilainya lebih besar dari 200 ppm. Penelitian Antioxidant cream of Solanum
Rusdiana et al. (2007) menunjukkan bahwa lycopersicum L. International Journal
IC50 dari ekstrak seledri pada kosmetik jenis of Pharm Tech Research. 5(1):233 -
gel adalah 466,107 ppm sedangkan hasil 238.
penelitian Kurniati (2011) menunjukkan
bahwa lotion dengan penambahan ekstrak kulit Carpenter, R.P., D.H Lyon and T.A. Hasdell.
delima pada konsentrasi 1% memiliki nilai 2000. Guidelines for Sensory Analysis
IC50 sebesar 30,36 ppm. in Food Product Development
Perbedaan aktivitas antioksidan ini and Quality Control. 2nd Ed.
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah Marylands Aspen Publisher.
satunya jenis ekstrak dan faktor penyimpanan.
Menurut Pokorny et al. (2001), faktor-faktor Erungan, A.C., S. Purwaningsih dan S.B.
yang mempengaruhi aktivitas antioksidan Anita. 2009. Aplikasi karaginan
antara lain: oksigen, penyimpanan, pemanasan dalam pembuatan skin lotion.
ataupun iradiasi yang menyebabkan J.Teknologi Hasil Perikanan
peningkatan terjadinya rantai inisiasi dan Indonesia. 12 (2): 128.
propagasi dari reaksi oksidasi dan menurunkan
aktivitas antioksidan yang ditambahkan dalam Kurniati, N. 2011. Uji stabilitas fisik dan
bahan. aktivitas antioksidan formula krim
mengandung ekstrak kulit buah delima
Simpulan (Punica granatum L). Skripsi.
Depok (ID): Universitas Indonesia.
Formulasi skin lotion terbaik adalah skin lotion
dengan penambahan karagenan 1,5%. Skin Lahucky, R., K,Nuernberg, L.,Kovac, O.
lotion terbaik mempunyai karakteristik sensori Bucko and Nuenberg. 2010.
berkisar antara agak suka sampai suka, nilai Assesment of the antioxidant
pH 7,62; viskositas 2500 cP, stabilitas emulsi potential of selected plant extract in
baik dan stabil, penyusutan berat 3,72%, dan vitro and in vivo experiments on pork.

60
Jurnal Akuatika Vol. V No.1/Maret 2014 (55-62)
ISSN 0853-2532

Journal of Meat Science. 85(2):779- Lieberman HA, Kanig JL, editor.


7784, Teori dan Praktek Farmasi Industri II.
doi.org/10.1016/j.meatsci.2010.04.004 Edisi ketiga. Jakarta (ID): UI
. Press. Terjemahan dari: The Theory
and Practise of Industrial Pharmacy.
Mario, M. 2001. Inovasi Masker. Error!
Hyperlink reference not valid. Rieger, M. 2000. Harrys Cosmeticology. 8th
2013]. Ed. New York (US): Chemical
Maysuhara, S. 2009. Rahasia Cantik, Sehat Publishing Co Inc.
dan Awet Muda. Yogyakarta (ID):
Pustaka Panasea. Rusdiana,T., I. Musfiroh dan A. Nawang.
2007. Formulasi gel antioksidan dari
Mitsui. 1997. New Cosmetic Science. New ekstrak seledri (Apium graveolens L.)
York (US): Elsevier. dengan menggunakan Aqupec HV-
505. Makalah pada Kongres Ilmiah
Molyneux, P. 2004.The use of the stable free XV ISFI. Jakarta.
radical diphenylpicrylhydrazil (DPPH)
for estimating antioxidant activity. Salazar-aranda, R., L.A. Perez-Lopez,
Jounal Scencei and Technology. J.L.Arroyo, B.A. Alanis Garza and
26:211-219. N.W. de Torres. 2009. Antimicrobial
and antioxidant activities of plants
Pokorny, J., N. Yanishlieva and N. Gordon. from northeast of Mexico. Journal of
2001. Antioxidant in Food. England Evidence-Based Complementary and
(GB): CRC Press Cambrige. Alternative Medicine. 41(2):233-236,
doi:10.1093/ecam/nep127.
Prasad, K.N., B. Yang, X.Dong , G. Jiang , H.
Zhang , H. Xie and Y. Jiang. 2009. Standar Nasional Indonesia. 1992. Cara Uji
Flavonoid contents and antioxidant Cemaran Mikrob. SNI 19-2897-1992.
activities from Cinnamomum species. Bandar Standarisasi Nasional.
Innovative Food Science and
Emerging Technologies. 10:627632. Standar Nasional Indonesia. 1996. Sediaan
Tabir Surya. SNI 16-4399-1996.
Purwaningsih, S., E. Handharyani dan A.Y.P. Bandar Standarisasi Nasional.
Sukarno. 2013. Hepotoprotective
effects extract ethanol of propagul Standar Nasional Indonesia. 1998. Cara Uji
mangrove (Rhizophora mucronata) in Viskositas Larutan. Bandar
white rat strain Sprague DawleyI Standarisasi Nasional.
induced carbon tetrachloride (CCl4).
In: Maximizing Benefits and Silva, C.M; A.J. Riberio ; M. Figueiredo, D.
Minimizing Risks on Aquatic Products Ferreira and F. Veiga. 2006.
Processing: Blue Economy Approach. Microencapsulation of hemoglobin in
The 1st International Symposium on chitosan-coated alginate
Aquatic Products Proseding. Bogor microspheres prepared by
13-15th November 2013. emulsification internal gelation. AAPS
Journal 7: E903-E912.
Purwaningsih ,S., E. Sallamah , A.Y.P.
Sukarno dan E. Deskawati. 2014. Steel, R.G.D. and J.H. Torrie. 1993. Prinsip
Aktivitas Antioksidan dari buah dan Prosedur Statistika : Suatu
mangrove (Rhizophora mucronata) Pendekatan Biometrik. Edisi
pada suhu yang berbeda. J.Teknologi ketiga. Penerjemah : Bambang
Hasil Perikanan Indonesia. 16 (3): In Sumantri, PT Gramedia Pustaka
process. Utama. Terjemahan : Principles and
Procedures of Statistics.
Rieger, M. 1994. Emulsi. Di dalam: Siti Suryani, A., Sailah dan H. Eliza. 2000.
Suyatmi, penerjemah; Lachman L, Teknologi Emulsi. Jurusan Teknologi

61
Sri Purwaningsih : Formulasi Skin Lotion dengan Penambahan Karagenan

Industri Pertanian, Fakultas


Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Yasinta, D. dan I.D. Rachmawati . 2009.
Bogor. Optimasi proses ekstraksi pada
pembuatan karaginan dari rumput laut
Velde, V.K., Usov AI;Romella and A.S. jenis Eucheuma cottonii untuk
Cerezo. 2002. 1H and 13C high mencapai foodgrade. J.Teknik Kimia
resolutionNMR spectoscopy of Undip. 3 (1):7-15.
carrageenans: Aplication in research
and industry. Trend in Food Yuliani, Marwati dan R.F.M. Wahyu. 2011.
Science and Technology. 13:73-92. Studi variasi konsentrasi ekstrak
rosela (Hibiscus sabdariffa L.) dan
Wenno, M.R.; L.T. Johanna and G.C. Cynthia Karaginan terhadap mutu minuman
. 2012. Karakteristik kappa karaginan jeli rosela. Jurnal Teknologi
dari Kappaphycus alvarezii pada Pertanian. 7(1):1-8.
berbagai umur panen. Jurnal PB
Perikanan.7(1):6168.

62

Anda mungkin juga menyukai