Filum : Eudicots
Class : Rosids
Ordo : Malvales
Familia : Malvaceae
Genus : Durio
Spesies : D. zibethinus
a. anti bakteri
Alkaloid memiliki kemampuan anti bakteri dengan cara mengganggu komponen penyususn
peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan
menyebabkan kematian sel tersebut. Selain itu didalam senyawa alkaloid terdapat gugus basa
yang mengandung nitrogen akan bereaksi dengan senyawa asam amino yang menyusun dinding
sel bakteri dan DNA bakteri. Reaksi ini mengakibatkan terjadinya perubahan struktur dan susunan
asam amino yang akan menimbulkan perubahan keseimbangan genetik pada rantai DNA sehingga
akan mengalami kerusakan dan mendorong terjadinya lisis bakteri yang akan menyebabkan
kematian sel pada bakteri. Tanin merupakan salah satu jenis senyawa yang termasuk kedalam
golongan polifenol. Senyawa tanin ini banyak dijumpai pada tumbuhan. Sifat antibakteri tanin
diperkirakan karna toksisitasnya dapat merusak membran sel bakteri, senyawa astringent
b. anti Oxidant
Flavonoid merupakan senyawa pereduksi yang baik, menghambat banyak reaksi oksidasi baik
secara enzim maupun non enzim. Mekanisme kerja flavonoid sebagai anti bakteri dengan cara
membentuk senyawa kompleks terhadap protein ekstra seluler yang menyebabkan
terdenaturasinya protein sel bakteri sehingga membran sel mengalami kerusakan
c. Pembersih
kulit durian juga mengandung saponin yang antara lain memiliki sifat berasa pahit dan berbusa
dalam air.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.2.2 Alat
Alat yang digunakan yaitu timbangan digital, beaker glass, gelas ukur, magnetic stirrer,
thermometer, piknometer, pH indicator, pH meter, vortex meter, tabung reaksi, pipet ukur, pipet tetes,
cawan petri, penangas air, lemari inkubator, oven, cawan, dan erlenmeyer tutup asah.
3.3 Cara Kerja
tahapan penelitian ini terdiri atas:
Tahap I : Pengidentifikasian Kandungan kulit durian
Identifikasi ini dilakukan untuk mengetahui kandungan alkanoid, trepenoid, saponi, dan tanin
Tahap II: Minyak kelapa murni (VCO) dan Extrak kulit Durian ditempatkan di dalam beaker glass
dipanaskan di atas magnetic stirrer. Pemanasan dilakukan hingga campuran minyak bersuhu 50-70°C.
Tahap III: Selanjutnya dimasukkan larutan KOH 40% dan diaduk dengan kecepatan putar 350-700 rpm
hingga homogen.
Tahap IV: proses selanjutnya adalah mendiamkan adonan sabun selama 6-10 jam pada suhu ruang (25-
27°C) dalam keadaan tertutup.
Tahap V: Selanjutnya dilakukan dilusi atau pencairan agar menjadi sabun cair. Bahan yang digunakan
untuk mendilusi adonan sabun adalah akuades, gliserin, dan propilen glikol (PG)
Tahap VI: Tahap awal dari dilusi adalah dengan mencampurkan 60 g gliserin ke dalam beaker glass 500
mL lalu dipanaskan di atas hot plate dengan suhu 50-70°C dengan kecepatan 125-360 rpm
Tahap VII: . Selanjutnya adonan sabun dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalamnya. Setelah 2-3 jam
proses pengadukan, sebanyak 35 g PG dimasukkan ke dalam sabun mandi cair dan diaduk hingga semua
campuran menjadi homogen
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Tabel 4.1. Ringkasan Biaya PKM-P
No. Nama Barang Volume Satuan (Rp.) Jumlah (Rp.)
1. Bahan Penelitian
a. Durian (D. zibethinus) 20 buah Rp.- Rp. -
b. Pereaksi Warna 100 ml x 5 Rp. 100.000 Rp. 500.000
c. KOH 40 % + KOH 0,1 % 1 kg Rp. 350.000 Rp. 350.000
d. Etanol (alkohol) 2,5 L Rp. 400.000 Rp. 400.000
e. Aquades 2000 ml Rp. 65.000 Rp. 130.000
f. aseton (C6H6O) 500ml Rp. 50.000 Rp. 25.000