Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sabun merupakan salah satu jenis surfaktan dari lemak atau minyak alami yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari untuk membersihkan kotoran (biasanya lemak), mencuci,
mandi, dan lain-lain. Hal ini dikarenakan sabun memiliki molekul rantai hidrokarbon
panjang yang bersifat hidrofobik dan larut dalam zat-zat nonpolar (bagian kepala),
sedangkan ujung ion (bagian ekor) memiliki sifat hidrofilik dan larut dalam air sehingga
mampu mengangkat atau mengemulsi kotoran berminyak dari badan atau pakaian
(Fessenden & Fessenden, 1982:441).
Sabun selama ini dibuat dengan sintetis yang banyak menggunakan bahan kimia sehingga
menyebabkan iritasi, contoh bahan aktif sintetik yang berbahaya bagi kulit manusia
adalah SLS (sodium lauryl sulfate) karena menyebabkan penyakit iritasi pada kulit
sedangkan triktosan adalah bahan yang ditambahkan pada banyak produk untuk
mengurangi bakteri. Namun ketika penggunaan triklosan berlebihan akan mengakibatkan
dampak negativ yakni triklosan akan merugikan kesehatan dalam waktu panjang,
mengganggu proses normal kerja hormon dengan menjelma sebagai racun tiroid,
triklosan memiliki sifat klorofenol yang menjadi penyebab terjadinya kanker di tubuh
manusia (Natsir Alim, 2013:110 ).
Sabun padat dibuat dengan mereaksikan logam alkali dan asam lemak sehingga terjadi
proses saponifikasi serta menggunakan zat pewangi dan pewarna (Zulkifli & Estiasih,
2014:173).
Berdasarkan uji pendahuluan ditemukan bahwa 4 zat pewangi dan pewarna dapat
diperoleh dari kulit durian berupa triterpenoid sebagai pewangi dan flavonoid sebagai
pewarna selain itu saponin sebagai penghasil buih/busa. Nuria Maulita Cut dkk., (2009:35)
mengatakan flavonoid dan saponin dapat berperan sebagai antibakteri karena merusak
dan mengakibatkan kebocoran membran sel, sehingga mengakibatkan keluarnya
senyawa intraseluler. Penelitian ini dilakukan terhadap uji aktifitas antibakteri ekstrak
etanol daun jarak pagar (Jatropha curcas L) terhadap bakteri staphylococcus aureus,
Eschericha coli, dan Salmonella typhi
Durian (Durio zibhetinus) merupakan buah yang banyak diminati masyarakat, dan
menurut riset badan statistik pada tahun 2011, Indonesia mampu mencapai 1.818.949
ton untuk produksi durian. Dari segi struktur, durian terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian
dari daging durian sekitar 20- 30 %, biji durian sekitar 5-15 % dan bagian terbesar adalah
kulit durian sekitar 60-75 %. Pada saat musim durian, maka masalah lingkunganpun
terjadi akibat dari limbah kulit durian yang dianggap tidak memiliki nilai ekonomis.(
Arlofa,2015)
Durian menimbulkan aroma yang sangat tajam dan masih tercium kuat pada tangan
meskipun telah dicuci dengan berbagai macam sabun beberapa kali, ternyata ada resep
sederhana penghilang dari aroma menyengat tersebut yang lebih efektif, yaitu dengan
menggenangkan sedikit air pada cekungan kulit durian lalu mencuci tangan kita pada
cekungan kulit durian, dengan melakukan hal tersebut dapat menghilangkan 95% aroma
durian pada kulit tangan. Hal itu mengindikasikan bahwa kulit durian mengandung
senyawa anti bakteri
1.2 Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang diperoleh sebagai berikut :
1. Bagaimana kandungan dari kulit Durian (Durio zibethinus Murr)?
2. Bagaimana cara pembuatan sabun cuci muka dari kulit durian(Durio zibethinus Murr)?
3. Bagaimana manfaat dari pemakaian sabun kulit durian (Durio zibethinus Murr)?
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui kandungan dari kulit Durian (Durio zibethinus Murr)
2. Mengetahui cara pembuatan sabun cuci muka dari kulit durian(Durio zibethinus Murr)
3. Mengetahui manfaat dari pemakaian sabun kulit durian (Durio zibethinus Murr)
1.4 Urgensi
Adanya kandungan di dalam kulit durian sebagai anti bacterial seperti Tanin, Alkaloid,
Triterpenoid dan Saponin, Flavonoid, sebagai anti bacterial pada kulit durian diharapkan betul-betul
mampu mengatasi permasalah tersebut melalui penelitian yang akan dilakukan ini.
1.5 Luaran
Penelitian kulit durian ini diharapkan dapat menghasilkan laporan kemajuan, laporan akhir,
dan artikel ilmiah guna pengembangan selanjutnya. Dengan penelitian ini juga diharapkan kulit
durian dapat dijadikan sebagai pembersih wajah yang dapat digunakan masyarakat dalam
pembersihan wajah.
1.6 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian, yaitu :
1. Kepada masyarakat :
Adanya pembersih wajah ini maka akan dapat membantu mengobati penyakit pada wajah ,
membersikan nya dan memberikan informasi tentang kulit durian yang sangat banyak
kegunaan.
2. Kepada pemerintah :
Adanya pembersih wajah alternatif dan dapat mengurangi impor pembersih wajah dan
meningkatkan ekspor pembersih wajah, mengurangi dampak keruskan lingkungan dari
pembuangan kulit durian sembarangan .
3. Kepada peneliti :
Adanya pembersih wajah yang dapat menambah wawasan peneliti tentang kulit durian lebih
lanjut.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KULIT DURIAN
Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman kulit durian
Kingdom : Plantae

Filum : Eudicots

Class : Rosids

Ordo : Malvales

Familia : Malvaceae

Genus : Durio

Spesies : D. zibethinus

Gambar Limbah Kulit Durian


2.2 Kandungan Kimia kulit durian (D. zibethinus)
Hasil Skrining Fitokimia Kulit Durian
Senyawa Uji Pereaksi Hasil Uji Keter angan
Tanin FeCl31% Larutan hitam kehija uan +
Alkaloid Kloroform+ H2SO4 + Coklatkemerahan(endapan) +
Reagent Wagner + Cokla(filtrat) +
Reagent Dragendoff
Triterpenoid Kloroform + HCl2N+ Larutan merah +
Lieberman Burchad
Saponin Kloroform, dikocok kuat Terbe ntuk busa +
Flavonoid Serbuk Mg + HCl pekat + Larutan merah +
Amylalkohol
Dari tabel terlihat kulit bagian dalam buah durian mengandung senyawa tanin, alkaloid, triterpenoid dan
flavonoid sebagai bahan anti bakteri. Aktivitas suatu bahan anti bakteri dalam menghambat bakteri
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kepadatan populasi bakteri, kepekaan terhadap bahan anti
bakteri, volume bahan anti bakteri, lamanya bahan anti bakteri yang diaplikasikan, konsentrasi bahan anti
bakteri, suhu dan kandungan bahan organik. Anti bakteri dapat dibedakan berdasarkan mekanisme
kerjanya, yaitu anti bakteri yang menghambat pertumbuhan dinding sel, anti bakteri yang mengakibatkan
perubahan permeabilitas membran sel atau menghambat pengangkutan aktif melalui membran sel,
antibakteri yang menghambat sintesis protein, dan antibakteri yang menghambat sintesis asam nukleat
sel.
2.3 Manfaat Kulit durian

a. anti bakteri
Alkaloid memiliki kemampuan anti bakteri dengan cara mengganggu komponen penyususn
peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan
menyebabkan kematian sel tersebut. Selain itu didalam senyawa alkaloid terdapat gugus basa
yang mengandung nitrogen akan bereaksi dengan senyawa asam amino yang menyusun dinding
sel bakteri dan DNA bakteri. Reaksi ini mengakibatkan terjadinya perubahan struktur dan susunan
asam amino yang akan menimbulkan perubahan keseimbangan genetik pada rantai DNA sehingga
akan mengalami kerusakan dan mendorong terjadinya lisis bakteri yang akan menyebabkan
kematian sel pada bakteri. Tanin merupakan salah satu jenis senyawa yang termasuk kedalam
golongan polifenol. Senyawa tanin ini banyak dijumpai pada tumbuhan. Sifat antibakteri tanin
diperkirakan karna toksisitasnya dapat merusak membran sel bakteri, senyawa astringent
b. anti Oxidant
Flavonoid merupakan senyawa pereduksi yang baik, menghambat banyak reaksi oksidasi baik
secara enzim maupun non enzim. Mekanisme kerja flavonoid sebagai anti bakteri dengan cara
membentuk senyawa kompleks terhadap protein ekstra seluler yang menyebabkan
terdenaturasinya protein sel bakteri sehingga membran sel mengalami kerusakan
c. Pembersih
kulit durian juga mengandung saponin yang antara lain memiliki sifat berasa pahit dan berbusa
dalam air.
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian akan dilakukan di Laboratorium Kimia di kota Medan selama 5 bulan.

3.2 Bahan Alat


3.2.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak kental Kulit Durian . Pelarut
dan pereaksi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Bahan yang digunakan antara lain
VCO, KOH 40%, gliserin, akuades, PG, larutan buffer, alkohol 96%, KOH 0,1%, aseton (C6H6O), dietil eter
(C2H5)2O, natrium klorida (NaCl), Buffered Peptone Water (BPW) dan Plate Count Agar (PCA)..penelitian
di lakukan dengan experimental metod

3.2.2 Alat
Alat yang digunakan yaitu timbangan digital, beaker glass, gelas ukur, magnetic stirrer,
thermometer, piknometer, pH indicator, pH meter, vortex meter, tabung reaksi, pipet ukur, pipet tetes,
cawan petri, penangas air, lemari inkubator, oven, cawan, dan erlenmeyer tutup asah.
3.3 Cara Kerja
tahapan penelitian ini terdiri atas:
Tahap I : Pengidentifikasian Kandungan kulit durian
Identifikasi ini dilakukan untuk mengetahui kandungan alkanoid, trepenoid, saponi, dan tanin
Tahap II: Minyak kelapa murni (VCO) dan Extrak kulit Durian ditempatkan di dalam beaker glass
dipanaskan di atas magnetic stirrer. Pemanasan dilakukan hingga campuran minyak bersuhu 50-70°C.
Tahap III: Selanjutnya dimasukkan larutan KOH 40% dan diaduk dengan kecepatan putar 350-700 rpm
hingga homogen.
Tahap IV: proses selanjutnya adalah mendiamkan adonan sabun selama 6-10 jam pada suhu ruang (25-
27°C) dalam keadaan tertutup.
Tahap V: Selanjutnya dilakukan dilusi atau pencairan agar menjadi sabun cair. Bahan yang digunakan
untuk mendilusi adonan sabun adalah akuades, gliserin, dan propilen glikol (PG)
Tahap VI: Tahap awal dari dilusi adalah dengan mencampurkan 60 g gliserin ke dalam beaker glass 500
mL lalu dipanaskan di atas hot plate dengan suhu 50-70°C dengan kecepatan 125-360 rpm
Tahap VII: . Selanjutnya adonan sabun dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalamnya. Setelah 2-3 jam
proses pengadukan, sebanyak 35 g PG dimasukkan ke dalam sabun mandi cair dan diaduk hingga semua
campuran menjadi homogen
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Tabel 4.1. Ringkasan Biaya PKM-P
No. Nama Barang Volume Satuan (Rp.) Jumlah (Rp.)
1. Bahan Penelitian
a. Durian (D. zibethinus) 20 buah Rp.- Rp. -
b. Pereaksi Warna 100 ml x 5 Rp. 100.000 Rp. 500.000
c. KOH 40 % + KOH 0,1 % 1 kg Rp. 350.000 Rp. 350.000
d. Etanol (alkohol) 2,5 L Rp. 400.000 Rp. 400.000
e. Aquades 2000 ml Rp. 65.000 Rp. 130.000
f. aseton (C6H6O) 500ml Rp. 50.000 Rp. 25.000

g. Minyak Kelapa 3L Rp. 27.000 Rp. 81.000


h. Buffered Peptone Water (BPW) 500 gr Rp.1,015,300 Rp. 1,015,300

i. Minyak Zaitun 1500 ml Rp.30 .000 Rp. 300.000


j. (C2H5)2O 1.200 gr Rp 200.000 Rp 200.000
Total Rp. 2.856.000
2. Alat
a. Gelas piala 200ml 2buah Rp. 50.000 Rp. 100.000
b. Gelas piala 100ml 2 buah Rp. 37.000 Rp.74 .000
c. gelas ukur 100ml 3 buah Rp. 65.000 Rp. 195.000
d. spiritus 1 set Rp. 20.000 Rp. 20.000
e. corong 5 buah Rp. 15.000 Rp. 75.000
f. kertas saring 10 buah Rp. 5000 Rp. 50.000
g. cetakan 10 buah Rp. 20.000 Rp. 200.000
i. Kertas Lakmus 1 pack Rp. 20.000 Rp. 20.000
j. Blender 1 buah Rp. 750.000 Rp. 750.000
k. Panci 1 buah Rp. 70.000 Rp. 70.000
l. Pisau 2 buah Rp. 10.000 Rp. 20.000
m. Baskom 1 buah Rp. 15.000 Rp. 15.000
n. Gunting 2 buah Rp. 6.000 Rp. 12.000
o. Pipet 3 buah Rp. 3500 Rp. 10.500
p. Tabung Reaksi 5 buah Rp. 7000 Rp. 35.000
q. Masker 1 pack Rp. 50.000 Rp. 50.000
r. Sarung tangan karet 5 pasang Rp. 10.000 Rp. 50.000
Total Rp. 1.746.500
3. Peralatan penunjang PKM
a. Biaya Ekstraksi 10 sampel Rp. 60.000 Rp. 600.000
b. Transportasi (selama 3bulan) 5 orang Rp. 500.000
c. konsumsi (selama 3bulan) 5 orang Rp. 500.000
d. Biaya Sewa Laboraturium 7 kali Rp. 100.000 Rp. 700.000
Total Rp. 2.300.000
4. Biaya Administrasi
a. Penggandaan proposal Rp. 250.000
b. Tinta print warna 2 set Rp. 40.000 Rp. 80.000
c. Dokumentasi Rp. 300.000
d. Kertas A4 1 rim Rp. 40.000 Rp. 40.000
e. Biayacetakproposal dan Rp. 100.000
laporan
f. Biaya tak terduga Rp.1.200.000
Total Rp. 1.970.000

Jadi, total keseluruhan Rp. 8.872.500


4.2 Jadwal Kegiatan
Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan PKM-P
Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V
No.
1. Persiapan
Perizinan
Penggunaan
Laboratorium
Persiapan
Alat dan
Bahan
2. Pelaksanaan
Tahap I
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
Tahap V
Tahap VI
Tahap VII
3. Analisis Data dan Hasil
Evaluasi
Hasil
Pembuatan
Laporan
Seminar dan
Publikasi
Hasil
Penyerahan
Laporan
Akhir
DAFTAR PUSTAKA
Arlofa N.,(2015), Uji Kandungan Senyawa Fitokimia Kulit Durian sebagai Bahan Aktif Pembuatan
Sabun, Jurnal Chemtech ,vol.1(1):18-22.
Widyasanti A., Qurratu’ain Y., Nurjanah S.,(2017), Pembuatan Sabun Mandi Cair Berbasis Minyak
Kelapa Murni (VCO) dengan Penambahan Minyak Biji Kelor (Moringa oleifera Lam),Vol.5(2) 77-
84.

Anda mungkin juga menyukai