Kegiatan penambangan seringkali menyebabkan kerusakan lingkungan, sehingga menyebabkan penurunan mutu lingkungan, berupa kerusakan ekosistem yang selanjutnya mengancam dan membahayakan kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Kegiatan penambangan merupakan salah satu kegiatan yang memiliki peranan penting atau bertanggung jawab terhadap penanganan lingkungan setelah dilakukannya eksploitasi lahan tambang. Akibat yang mungkin ditimbulkan apabila tidak dilakukannya penanganan yang baik terhadap lahan pasca tambang antara lain kondisi fisik, kimia dan biologis tanah menjadi buruk, seperti contohnya lapisan tanah tidak berprofil, terjadi bulk density (pemadatan), kekurangan unsur hara yang penting, PH rendah, pencemaran oleh logam-logam berat, serta penurunan populasi mikroba tanah. Untuk itu diperlukan adanya suatu kegiatan sebagai upaya pelestarian lingkungan agar tidak terjadi kerusakan lebih lanjut. Upaya tersebut bisa di tempuh dengan metode reklamasi lahan yang rusak akibat kegiatan eksploitasi. Dengan reklamasi tersebut diharapkan mampu memperbaiki lahan yang rusak sehingga dapat pulih, mendekati atau bahkan lebih baik dari kondisi semula. Berdasar pada Peraturan Pemerintah No. 78 tahun 2010 mengenai reklamasi pasca tambang, kegiatan reklamasi tidak harus menunggu sampai seluruh kegiatan penambangan berakhir, terutama pada lahan penambangan yang luas. Reklamasi sebaiknya di lakukan secepat mungkin pada lahan bekas penambangan yang telah selesai dieksploitasi, walaupun kegiatan penambangan tersebut secara keseluruhan belum selesai karena masih terdapat deposit bahan tambang yang belum ditambang. Sasaran akhir dari reklamasi adalah untuk memperbaiki lahan bekas tambang agar kondisinya aman, stabil dan tidak mudah tererosi sehingga dapat dimanfaatkan kembali.
1.2 TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui tahapan proses reklamasi dan revegetasi di PT Berau Coal, Berau,
Kalimantan Timur. 2. Mengetahui sistem dan teknis pelaksanaan reklamasi lahan pasca tambang PT Berau Coal, Berau, Kalimantan Timur. BAB II DASAR TEORI Pengertian Reklamasi Reklamasi adalah usaha memperbaiki (memulihkan kembali) lahan yang rusak agar bisa menjadi daerah bermanfaat dan berdaya guna sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan kemampuan yang mengacu pada penataan lingkungan hidup yang berkelanjutan agar menjadi seperti keadaan semula, (Tojib Alfiah, Forum RHLBT). Reklamasi menurut Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 18 Tahun 2008, pasal 1 butir 2 adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukkannya. 3 Reklamasi berdasarkan Undang-Undang Minerba No. 4 Tahun 2009 pasal 1 ayat 26, Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya. 2. Tahap - Tahap Reklamasi Ruang lingkup reklamasi (keputusan menteri kehutanan dan perkebunan No. 149, tahun 1999) meliputi tahapan kegiatan: 1). Investasi lokasi reklamasi 2). Penetapan lokasi reklamasi 3). Perencanaan reklamasi a).Penyusunan reklamasi b).Penyusunan rancangan reklamasi 4). Pelaksanaan reklamasi a).Penyiapan lahan b).Pengaturan bentuk lahan (land scaping) c).Pengadalian erosi dan sedimentasi d).Pengolahan lapisian olah (top soil) e).Revegetasi f).Pemeliharaan