Anda di halaman 1dari 12

Maria Veronika H dan Mesra : Penerapan Metode Demonstrasi

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Has il Belajar Teknik


Kolase Melalui Produk Kerajinan Tangan Dalam Mata Pelajaran SBK
Di SDN Desa Lama Kec. Hamparan Perak T.P 2011/2012

Maria Veronika H
Mesra
Universitas Negeri Medan

ABSTRAK

Penelitian ini mengangkat masalah keadaan awal keterampilan


siswa di kelas V SD Negeri 105280 Desa Lama Hamparan
Perak terhadap mata pelajaran tekni k kolase pada seni budaya
dan keterampilan yang masih kurang memuaskan dengan
penggunaan metode pembelajaran yang digunakan guru,
dimana proses pembelajaran masih berpusat pada guru dan
pemberian tugas.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan
kelas yang terdiri dari dua siklus, dilakukan dua siklus karena
target hasil belajar yang dicapai sudah dapat terlaksana pada
siklus dua. Setiap siklusnya terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Hasil penelitian tel ah berhasil mendeskripsikan penerapan
metode pembelajaran Demonstrasi untuk meningkatkan
hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran teknik kolase.
Hal ini terlihat pada peningkatan aktivitas siswa pada proses
pembelajaran serta peningkatan hasil belajar berupa karya
keterampilan siswa dalam mengerjakan produk kerajinan
teknik kolase yang ditugaskan oleh guru setiap siklusnya.
Peningkatan aktivitas siswa terlihat sebagai beri kut: pada
siklus I rata-rat a dari jumlah seluruh aspek yang diamati
adalah 53,7%, pada siklus II jumlah rata-rata meningkat
menjadi 80.0%. Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa
yang terlihat pada ketuntasan siswa dalam menyelesaikan
karya kerajinan teknik kolase sebagai berikut: karya
sebelumnya tanpa menggunakan metode demonstrasi siswa
yang tuntas 10 orang (33,3%) dan setelah menggunakan
metode demonstrasi pada siklus I jumlah siswa yang tuntas 16
orang (53,3%), dan pada siklus II jumlah siswa yang tuntas
mencapai 28 orang (93,3%).

Kata Kunci:
BAB
Pembelajaran
PENDAHULUAN
perantara
sebagai
dasar
diberikan
keterampilan,
Iterdapat
sarana
siswa
pengenalan
Metode
seni
hal
mata
siswa
untuk
budaya
inipelajaran
Demonstrasi,
perlu
untuk
tentang
mengetahui
khususnya
diperhatikan
terampil
berbagai
SBKKeterampilan,
karya-karya
seni
(Seni
dan
1macam
rupa
dan
berkarya.
Budaya
di
dikembangkan
jenis-jenis
kebudayaan
sekolah
Teknik
Keteram
Dalam
Kolase.
merupakan
kesenian
pendidikan
pilan).
Indonesia
oleh guru
Di
sdan
alah
sini
dan
sekolah
dengan
satu
siswa
Maria Veronika H dan Mesra : Penerapan Metode Demonstrasi

memberikan kesempatan yang baik kepada siswa dalam menci ptakan karya seni
rupa sebagai pernyataan ekspresinya.
Tujuan pelajaran seni rupa, secara umum adalah mam pu menciptakan sesuatu
berdasarkan imajinasinya, mengembangkan kepekaan akan karya kreatif. Pada
pelajaran seni rupa, siswa diperkenalkan berbagai macam media, alat dan bahan
untuk dapat menghasilkan karya seni. Karya yang dihasilkan tidak harus selalu
berbentuk dua dimensi seperti gambar atau lukisan, namun bisa berbentuk tiga
dimensi. Siswa perlu mengetahui media, alat dan bahan apa yang mungkin dapat
dijadikan karya seni misalnya, bahan-bahan yang berasal dari alam seperti daun
kering, biji-bijian,dan lain sebagainya. Untuk menghasilkan sebuah karya seni,
dibutuhkan ide kreatif dari siswa tersebut.
Pembelajaran, dalam penelitian ini akan mencoba menerapkan metode
demonstrasi pada siswa, metode ini adalah metode yang mempraktikkan
langsung langkah-langkah pengerjakan karya kerajinan tangan. Dengan
demikian, diharapkan siswa dapat mengerti secara langsung bagaimana teknik
pengerjaannya. Kelas yang akan diterapkan adalah kelas V (lima) di SDN Desa
Lama Hamparan Perak karena kelas ini menurut survei, telah mengerjakan
keterampilan seni namun nilai dari hasil karya masih tergolong rendah dan
hanya sedikit siswa yang mencapai standar nilai yang dicapai.
Langkah metode demonstrasi yang akan dilaksanakan ini sangat sederhana yaitu
dengan teknik m enempel (lebih dikenal dengan seni/teknik kolase), karena
langkah ini mudah diterapkan bagi anak sekolah. Melalui kegiatan teknik kolase
pada produk kerajinan tangan, siswa dapat menuangkan ide dan gagasannya
secara bebas dan dari itu akan muncul kreativitas yang pada dasarnya m erupakan
suatu kemampuan indivi du dalam melahirkan gagasan untuk mencipta atau
menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda.
Diharapkan dengan metode demonstrasi ini siswa lebih mudah memahami teknis
pengerjaannya, s erta mendorong semangat untuk aktif berkarya. Pada akhirnya
keaktifan siswa dalam belajar ini akan dapat meningkatkan hasil belajarnya.

IDENTIFIKASI MASALAH
1. Pembelajaran SBK di kelas V masih didominasi dengan sajian teori
dan dengan metode ceramah oleh guru sehingga pelajaran SBK
kurang menarik bagi siswa.
2. Belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat pada pelajaran
SBK khususnya dalam keteram pilan kerajinan tangan dengan
teknik kolase.
3. Hasil belajar SBK di kelas V masih rendah.
4. Aktivitas belajar siswa selama ini kurang.

RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
1.
2. Seberapa
Bagaimana
Untuk mengetahui
PENELITIAN
bes
meningkatkan
produk
teknik
penerapan
peningkatan
ar kolase.
kolase
pengaruh
kerajinan
peningkatan
metode
metode
pada
aktivitas
hasil
metode
tangan
demonstrasi.
kerajinan
demonstrasi
belajar
siswa
hasil
aktivitas
teknik
pengajaran
2 seni
tangan?
belajar
dalam
kolase?
belajar
pada
budaya
belajar
siswa
demonstrasi
produk
siswa
dansetelah
SBKketerampilan
kerajinan
setelah
melalui
dapat tangan
dengan
Maria Veronika H dan Mesra : Penerapan Metode Demonstrasi

MANFAAT PENELITIAN
1. Sebagai pengenalan karya teknik kolase pada produk kerajinan
tangan, sehingga guru dapat mengarahkan siswa untuk membuat
karya seni.
2. Bermanfaat bagi siswa dalam mempercepat pemahamannya pada
pelajaran SBK khususnya praktik menciptakan karya kerajinan.

BAB II
KERANGKA TEORITIS
1. Metode Demonstrasi
A. Pengertian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif untuk
membantu siswa dalam mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti:
bagaimana cara membuatnya? Terdiri dari bahan apa? Bagaimana cara
mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya?. Setiap mata pelajaran dalam
proses belajar mengajar, sering kali guru hanya memakai metode ceramah dan
diskusi.
Banyak pendapat ahli tentang pengertian metode demonstrasi antara lain :
A.Tabrani Rus yan (1993 : 106) mengatakan bahwa Metode Demonstrasi adalah
merupakan pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda
sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan.

Demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang guru menunjukkan atau


memperlihatkan suatu proses (Roestyah,N.K, 1991 : 83).
Sehubungan dengan pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa metode
demonstrasi adalah menunjukkan proses terjadinya sesuatu, agar pemahaman
siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam sehi ngga
membentuk pengertian dengan baik dan sempurna serta hasil belajar yang lebih
baik.Karena itu, demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan (Morgan et al
dalam buku Suprijanto 2008:143):
1. Demonstrasi cara
Menunjukkan bagaimana mengerjakan sesuatu, ini termasuk bahan-
bahan yang digunakan dalam pekerjaan yang sedang diaj arkan,
memperlihatkan apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya,
serta menjelaskan setiap langkah mengerjakannya.
2. Demonstrasi hasil
Menunjukkan hasil dari beberapa praktik dengan menggunakan bukti-
bukti yang dapat dilihat, didengar, dan dirasakan.

B . Langkah-langkah Metode Demonstrasi


Metode demonstrasi memiliki cara atau langkah-langkah kerja dalam
penerapannya dalam sebuah pembelajaran di sekolah. Adapun langkah-langkah
metode demonstrasi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Evaluasi
b.
c.
d.
e. Mempersiapkan
Pelaksanaan
Memberikan
Penguatan
pembelajaran.
dari
penjelasan
demonstrasi.
hasil
siswa.
(diskusi,
penjelasan
demonstrasi
belajar
alat
tentang
Memperagakan
tanya
dantentang
prosedur,
kesimpulan
bersamaan
bahan
jawab,
topik
tindakan,
bantu
ilustrasi
dan
3yang
dengan
atau
yang
proses,
dan
akan
latihan)
akan
perhatian
pertanyaan.
didemonstrasikan
atau
digunakan
terhadap
prosedur
dan peniruan
dalam
hasil
yang disertai
Maria Veronika H dan Mesra : Penerapan Metode Demonstrasi

Setiap pembelajaran perlu penerapan langkah yang tepat, baik adalam memilih
metode dan media pembelajaran. Menurut H.E. Mulyasa (2009:188) Penerapan
dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan cara berikut :
1. Mengembangkan keberanian dan rasa percaya diri siswa serta
mengurangi perasaan yang kurang menyenangkan.
2. Memberi kesempatan kepada seluruh siswa untuk berkomunikasi secara
aktif dan terarah.
3. Melibatkan siswa dalam menentukan tujuan belajar dan penilaian hasil
belajar.
4. Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.
5. Melibatkan siswa secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
dalam proses pem belajaran secara keseluruhan.

Pada dasarnya semua metode pembelajaran baik, tidak ada yang paling baik dan
paling efektif, hal ini tergantung bagaimana cara guru menggunakannya dan
menempatkannya sesuai dengan materi yang diajarkan. Dan memperhatikan
kelemahan serta kelebihan pada metode yang dipakai. Penggunaan metode
demonstrasi ini juga, menghindari pengajaran yang bersifat individualisme
(tertuju hanya pada seorang saja) dan verbalisme (pengungkapan lewat kata-kata
untuk mengungkapkan gagasan atau pengertian) (Mangunhardjana, 1997:232)

2. Hasil Belajar
A. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar akan dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan sikap dan
nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang
studi atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang
terorganisasi(Tabrani Rusyan, 1993;8).

a. Ciri-ciri hasil belajar


Dengan pengalaman yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran,
maka akan terjadi perubahan, baik perubahan pada aspek kognitif , aspek afektif
maupun aspek psikomotor . Perubahan ketiga aspek tersebut di atas merupakan
ciri-ciri hasil belajar yang diperoleh siswa. Ciri-ciri hasil belajar mengandung
tiga hal, yaitu: kognitif, afektif, psikomotor .
Sesuai dengan pendapat A.A. Gede Agung ( 1997 : 78) :
1. Hasil belajar kognitif merupakan kemajuan intelektual yang diperoleh siswa
melalui kegiatan belajar dengan ciri-ciri sebagai berikut: pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2. Hasil belajar afektif adalah perubahan sikap atau kecendrungan yang
dialami siswa sebagai hasil belajar sebagai berikut: adanya penerimaan atau
perhatian adanya respon atau tanggapan dan penghargaan.
3. Hasil belajar psikomotor merupakan perubahan tingkah laku atau
keterampilan yang dialami siswa dengan ciri-ciri: keberanian menam pilkan
minat dan kebutuhannya, keberanian berpartisifasi di dalam kegiatan
Hasil
faktor.
a.
b. Faktor
Foktor
penampilan
tanpa
belajar
Faktor-foktor
siswa.
mengajar
dalam
yang
tekanan
luarsiswa
mempengaruhi
meliputi
meliputi
sebagai
guru
tersebut
selalu
atau
usaha/
: keadaan,
fasilitas
bervariasi,
orang
adalah
hasil
kreatifitas
lain.
motivasi,
belajar,
belajar
faktor
hal
4 dalam
ini
dan
waktu,
minat,
disebabkan
kebebasan
danmedia
intelegensi
faktormelakukan
belajar,
oleh
luardan
individu.
beberapa
bakat
dan
halcara
di atas
Maria Veronika H dan Mesra : Penerapan Metode Demonstrasi

B . Kreativitas Hasil Belajar


Peranan seni budaya dan keterampilan diharapkan mampu meningkatkan hasil
belajar serta kreativitas siswa dalam berkarya. Menurut pendapat Chaplin (dalam
Yeni Rachmawati, dkk), mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan
menghasilkan bentuk baru dalam seni, atau dalam permesinan, atau dalam
memecahkan masalah-masalah dengan metode-metode baru. Pelajaran seni
budaya dianggap sebagai waktu beristirahatnya otak kiri dan bekerjanya otak
kanan.
Menurut Rogers (Munandar 1999) mengemukakan kriteria untuk produk kreatif:
1. Produk itu harus nyata
2. Produk itu harus baru
3. Produk itu adalah hasil dari kualitas unik individu dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Kinerja Otak kiri dan kanan
Otak kiri lebih mendominasi dalam proses berpi kir menggunakan logika,
kemampuan berbahas a, kemampuan menulis, serta ilmu pengetahuan dan
matematika. Daya ingat otak kiri biasanya bersifat jangka pendek.
Sedangkan otak kanan lebi h berkaitan dengan kreativitas dan seni, misalnya
Kemampuan musik dan kesenian, berimajinasi, kendali tubuh seperti penari.
Daya ingat otak kanan bersifat jangka panjang.

Oleh sebab itu dalam eksplorasi (penerapan) dan improvisasi (penggabungan)


kita dituntut untuk berpikir secara lateral dan divergen (perhatian menyebar ke
berbagai arah yang mungkin dilakukan), sebaliknya dalam tahap pem bentukan
karya kita wajib berpikir konvergen (memusat) yang menuju kesatu tujuan yaitu
mewujudkan konsep menjadi karya yang sesuai rencana. (M. Dwi Marianto
2006:12)

C. Hasil Belajar Seni Budaya


Siswa di harapkan mam pu menghasilkan hasil karya serta hasil belajar secara
pengetahuan seni. Jadi kedua hal tersebut harus seimbang didapat oleh siswa.
Dalam hal ini, diproses belajar mengajar harus disesuaikan oleh guru. Harus
seimbang pengetahuan yang didapat oleh siswa baik itu teori atau praktik.
Dalam keseimbangan ini, pelajaran seni budaya dan keterampilan memiliki
peran penting dalam meningkatkan kreativitas siswa dalam berkarya.

3. Teknik Kolase
A. Pengertian Kolase
Kata kolase yang dalam bahasa Inggris disebut collage berasal dari kata
coller dalam bahasa Perancis yang berarti merekat. Selanjutnya kolase
dipahami sebagai suatu teknik seni menempel berbagai macam mat eri selain cat,
seperti kertas , kain, kaca, logam dan lain sebagainya kemudian dikombinasi
dengan penggunaan cat (minyak) atau teknik l ainnya (Susanto, M., 2002:63
dalam http:www.e-dukasi.net/pengpop/pp).
Berdasarkan
adalah
potongan
Dalam
tertentu.
abad
kotakota
karena
Braque
kertas,
17.
sebuah
kain
sejarahnya,
unik
dan
Selanjutnya
lain
kertas
dan
beberapa
Max
dan
di
cabang
berbagai
atau
Eropa.
menuntut
Ernst
seni
seni
dari
material
defini
kolase
Kolase
objek
terkenal
ini
seni
kreativitas
kian
kolase
berkembang
rupa
lainnya.(http:www.e-dukasi.net/pengpop/pp)
lain
menjadi
dengan
berkembang
untuk
yang
di atas
tinggi.
5media
m
mkarya
pes
eliputi
maka
embentuk
at
Pelukis
di
yang
lukis
dikegiatan
Perancis,
secara
Venice,
digemari
memakai
sebuah
Pablo
umum
menempel
Italia,
Inggris,
Picasso,
desain/rancangan
kalangan
tekni
kolase
kirakira
Jerman
potongan
kGeorges
(collage)
seniman
kolase
pada
dan
Maria Veronika H dan Mesra : Penerapan Metode Demonstrasi

B . Bahan dan Alat Digunakan


Berkarya dengan teknik kolase, tentunya memerlukan bahan dan alat. Jenis
peralatan dan teknik kolase disesuaikan dengan jenis bahan bakunya. Karena
setiap bahan memiliki karakter yang berbeda-beda. Bahan-bahan yang bisa
digunakan untuk karya s eni kolase adalah sebagai berikut :
1. Kolase bahan olahan
Bahan buatan/olahan yaitu bahan yang diolah dari bahan yang telah ada, seperti
kertas atau plastik yang sebelum ditempel dibentuk terlebih dahulu. Kemudian
disesuaikan dan ditempel dengan latar belakang atau objek gambar. Bahan
olahan seperti kertas, kain perca, benang, kapas, plastik, kertas warna dan lain
sebagainya.
2.Kolase dari bahan alam.
Bahan yang digunakan berasal dari alam. Seperti daun-daun kering, biji-bijian,
kulit jagung, kerikil, kulit telur, pasir. Dalam menggunakan bahan alam ini,
warna yang dipakai warna alam dengan bentuk bahan yang beragam tentu dapat
menghasilkan bentuk yang berbeda.
3. Kolase dari bahan bekas.
Bahan yang baik yaitu bahan yang berwarna, mudah dibentuk dan mudah dilem.
Dengan kemudahan tersebut akan lebih mudah membuat kolase (Cut Kamaril
2002:4.60). Bahan bekas maksudnya disini adalah bahan sisa dari barang yang
banyak kita temui seperti potongan tripleks, potongan karet, kertas/ plastik
pembungkus makanan, tutup botol, logam, majalah.

C. Prinsip Rancangan Kolase


Untuk menggunakan tekni k kolase, terdapat prinsip rancangan kolase yang harus
kita perhatikan dalam berkarya. Beberapa prinsip rancangan yang dapat
diaplikasikan pada kolase antara lai n:
1. Irama
Pengulangan unsur-unsur pendukung karya seni (Sony, 2007:44).
Merupakan penyusunan unsur-unsur visual yang ada atau pengulangan unsur-
unsur rupa yang diatur. Jenis pengulangan antara lain: repetitif, alternatif dan
progresif. Secara nyata pri nsip irama dapat berupa unsur-unsur rupa dari
material kolase yang disusun berulang secara di namis.
2. Keseimbangan
Kesamaan bobot dari unsur-unsur rupa yang diatur. Jumlah unsur rupa yang
ditata mungkin tidak sama namun nilai bobotnya seimbang. Keseimbangan ada
beberapa jenis, antara lain: keseimbangan sentral/terpusat, keseimbangan
diagonal, keseim bangan simetri dan keseimbangan a-simetris. Keseimbangan
dalam kolase merupakan susunan bahan yang dipakai.
3. Kesatuan
Merupakan susunan unsur-unsur visual yang membentuk suatu kesatuan
yang saling bertautan membentuk komposisi yang harmonis dan utuh, sehingga
tidak ada bagian yang berdiri sendiri. Untuk menciptakan kesatuan, unsur rupa
yang digunakan tidak harus seragam, tetapi dapat berbeda atau bervariasi unsur
bentuk,
4.
disekitarnya
menempatkan
Pusat
Unsur
warna,
perhatian
yang
Untuk
unsur
tekstur
sangat
yang
menciptakan
danmenonjol
paling
bahannya.
dominan
pusat
atau 6perhatian
berbeda
atau kontras.
dengan
dalam kolase
unsur-unsur
kita dapat
yang ada
Maria Veronika H dan Mesra : Penerapan Metode Demonstrasi

D. Manfaat/Fungsi Kolase
a. Melatih konsentrasi
Butuh konsentrasi cukup tinggi bagi anak saat menem pel bahan. Lambat-laun
kemampuan konsentrasinya akan semakin terasah.
Pada saat berkonsentrasi menempel di butuhkan pula koordinasi pergerakan
tangan dan mata. Koordinasi ini sangat baik untuk merangsang pertumbuhan
otak di masa yang sangat pes at.
b. Meningkatkan kreativitas
Dalam berkarya tentu akan meningkatkan kreativitas siswa, hal yang mungkin
paling mudah dilakukan adalah merekat/menempel yaitu dengan teknik kolase.
Salah satunya yang menyediakan pilihan, baik warna, bidang tempel, karakter,
atau lainnya yang memenuhi selera.
c. Melatih ketekunan.
Tak mudah menyeles aikan kolase dalam waktu cepat. Butuh ketekunan dan
kesabaran saat mengerjakannya mengingat setiap bentuk harus dilepas dan
ditempel satu per satu.
d. Meningkatkan kepercayaan diri.
Bila anak mampu menyelesaikannya, dia akan mendapatkan kepuasan tersendiri.
Dalam dirinya tumbuh kepercayaan diri kalau dia mampu menyelesaikan
tugasnya dengan bai k. Kepercayaan diri sangat positif untuk menambah daya
kreativitas anak karena mereka tidak takut atau malu saat mengerjakan sesuatu.

4. Kerajinan Tangan
Kerajinan tangan merupakan aktivitas berkesenian dalam dunia pendi dikan.
Istilah kerajinan dapat diartikan dengan kecakapan melaks anakan, mengolah,
dan menci ptakan, benda. Jenis benda ini bermacam ragam, namun umumnya
para ahli mengkategorikan dalam dua bagian, yakni benda kerajinan untuk
hiasan dan benda kerajinan praktis.
Pembelajaran kerajinan tangan pada mata pelajaran seni budaya di sekolah harus
disesuaikan dengan perkembangan dan karakter siswa pada umumnya. Sejalan
dengan tujuan dan fungsi pembelajaran kerajinan tangan yang berusaha
mengembangkan keterampilan berkarya dan menumbuhkembangkan cita rasa
keindahan.
Sebagai bagian dari mata pelajaran seni budaya, s eni rupa di sekolah bertujuan
untuk mengembangkan sikap dan kemampuan siswa agar berkreasi dan
menghargai kerajinan tangan dan kesenian. Ada dua dimensi fungsi utama yang
menjadi program kegiatannya yaitu,
1. Membekali seluruh siswa dengan pengenalan, apresiasi dan kesempatan
menyalurkan ekspresi-kreatif.
2. Untuk mengembangkan bakat khusus kesenirupaan bagi anak berbakat
senirupa.

Kerangka Berpikir
SK/KD PBM Metode Demonstrasi
Keterampilan
Pokok
Fead Bahasan
Back
Tugas
7tangan kolase
Nilai
Maria Veronika H dan Mesra : Penerapan Metode Demonstrasi

Hipotesis Tindakan
Berdasarkan teori dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan
hipotesis / dugaan sementara sebagai berikut :
Jika penerapan metode demonstrasi teknik kolase pada produk kerajinan dalam
pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efesien, maka diduga atau
ditafsirkan hasil belajar siswa akan cenderung meningkat.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Desa Lama untuk mata
pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan kelas Vyang beralamat di Jln. Umar
Usman Dusun 2, Desa Lama Kec. Hamparan Perak Kab. Deli serdang.

Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari-Maret tahun ajaran
2011/2012.

Siklus PTK
PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar
dan aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran seni budaya dan
keterampilan melalui pembelajaran metode demonstrasi.

Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas Vyang
terdiri dari 30 siswa terdiri dari 15 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini terdapat teknik dan alat pengumpulan antara lai n :
a. Teknik
Tes : dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar
siswa.
Observasi : dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa
dalam proses belajar mengajar.
Dokumentasi : dipergunakan untuk mendapatkan data berupa gambar dari
aktivitas belajar dan hasil akhir karya.
b. Alat Pengumpulan Data
Tugas praktik karya kerajinan untuk mengukur hasil belajar siswa. Lem bar
observasi untuk melihat aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar seni
budaya dan keterampilan. Kamera di gital untuk mendapat kan gambar aktivitas
siswa dan hasil karya siswa.

Teknik Analisis Data


siklus
persentase
1.
pembelajaran.
dikerjakan.
sedang(bai
2.
tingkat
dikategorikan
Hasil
Aktivitas
penelitian
keaktifan
Belajar
Data
k),
untuk
Kemudian
siswa
dalam
yang
dan
: dengan
dianalisis
melihat
siswa
rendah(cukup
dalam
dikumpulkan
klasifikasi
dikategorikan
dalam
menganalisis
proses
kecenderungan
secara
tinggi,
proses
baik
pada
belajar
deskri
dan
sedang,
dalam
setiap
belajar
karya-karya
8 kurang
mengajar
ptif
yang
kegiatan
klasifikasi
dan
dengan
mengajar
terjadi
baik).
rendah.
SBK
kerajinan
observasi
menggunakan
dalam
tinggi
SBK.
: dengan
yang
dari
kegiatan
(sangat
Kemudian
pelaksanaan
menganalisis
telah
teknik
bai k),
Maria Veronika H dan Mesra : Penerapan Metode Demonstrasi

3. Penerapan pembelajaran metode demonstrasi : dengan menganalisis tingkat


keberhasilan penerapan metode demonstrasi kemudian dikat egorikan dalam
klasifikasi berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil.

Setelah data hasil pengam atan s elama pembelajaran dan penilaian hasil praktik
siswa dikumpulkan m aka dilakukan analisis data. Yang menjadi indikator
keberhasilan dalam penelitian ini antara lain : aktifitas siswa dalam mengerjakan
prakarya, dan hasil belajar siswa. Adapun kriteria penilaian keterampilan kolase
pada produk kerajinan tangan yang dipakai dalam penelitian ini antara lain :
Tabel 1 Penilaian pada kegiatan kolase pada produk

N
Nilai
o Nama siswa Produk Keterampilan JmlhFase Produk
Fase Proses Skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

(Sumber: adaptasi instrument penilaian tesis Mhd. Badiran 1987:146)


Perolehan skor dapat dicapai dengan :

Nilai = Jumlah
X 100%skor yang dicapai
Skor maksimum
Ket :
Fase Proses : Penilaian proses kerja dalam indikator yang dicapai
1 12 : Nomor indikator yang dinilai
Fase Produk : Penilaian hasil produk dalam indikator yang dicapai
Skor maksimum : Total skor tertinggi setiap indikator (60 point)
Bobot penilaian setiap indikator adalah 15 point
Jumlah skor adalah total perolehan indikator 1-12

BAB IV
HASIL PENELITIAN
Siklus I
a. Guru mulai terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang mengarah
kepada metode demonstrasi. Hal ini diperoleh dari hasil observasi terhadap
aktivitas guru dalam mengajar menggunakan metode demonstrasi mencapai
65%.
Guru masih menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas kepada
siswa, oleh karena itu saat menggunakan m etode demonstrasi guru berusaha
menyesuaikan pembelajaran yang dibawakannya. Sebelum guru
mengupayakan
b. Dari
Setelah
menguasai
jika
siswa
menunjukkan
memberikan
pengajarnya
kemungkinan
aktivitas
lembar
yang
dalam peningkatan
mengajar
m
obervasi
guru
pembelajaran
contoh
tersebut.
mem
etode
perkem
meningkat,
ikut
pengaruhi
terlebih
dan
siswa,maktivitas
bangan
Semakin
aktif
materi
dahulu
tentu
dan 9siswa,
dikategorikan
encapai
aktivitas
keaktif
pelajaran.
bersemangat.
saja
arah
kepada
55%.
guru terlebi
aktivitas
siswa
yangsiswa,
baik.
Sehingga
dalam
dalam
lebihhproses
siswadahulu
Hasil
maka
belajar.
bai guru
sedikitnya
siswa
k.
siswa
observasi
Karena harus
belajar
akan
akan
mulai bisa
aktivitas
besar
lebih
guru
meniru yang
aktif
Maria Veronika H dan Mesra : Penerapan Metode Demonstrasi

c. 60% dari siswa yang mengikuti pembelajaran, masih ada yang belum dapat
menyesuaikan waktu pada pengerjaan, karena itu sebagaian siswa belum
dapat menyelesaikan karya dengan baik.
Mendapatkan pengalaman baru dalam berkarya, tentunya akan membuat
siswa makin bersemangat untuk bisa menyelesai kannya sebaik mungkin,
ditambah kegiatan keterampilan i ni menunjukkan proses belajar yang bebas,
aktif, dan kreatif. Namun karena siswa terbiasa dengan pemberian tugas di
rumah, maka mereka kurang mampu menyesuaikan waktu pelajaran,
sehingga sebagian karya siswa pada siklus pertama belum dapat
diselesaikan dengan baik.
Hasil yang diperoleh siswa dalam karya keterampilan yang dikerjakan adalah
rata-rata 74%, hasil ini sudah terbilang cukup baik dalam pelaksanaan pertemuan
pertama, namun masih belum mencapai target yang diharapkan yaitu 75%.

Siklus II
a. Meningkatnya aktivitas siswa dalam proses belajar telah didukung oleh
meningkatnya aktivitas guru dalam menci ptakan susasana pembelajaran
yang menyenangkan bebas , aktif, dan kreatif yang mengarah pada metode
demonstrasi. Dapat dibandingkan pada hasil observasi siswa pada siklus
pertama 55%, menjadi 80% pada siklus kedua.
Siswa mulai menjadi lebih aktif dalam belajar khususnya dalam proses
belajar mengajar seni budaya, sebab pelajaran ini lebih mengarah ke
pembelajaran yang bebas, aktif, dan kreatif dalam arti dapat mengerjakan
karya sesuai dengan keterampilan dan kemam puan yang mereka miliki,
ditambah dengan m etode baru dan bimbingan langsung dengan guru.
b. Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sudah mengarah pada
metode demonstrasi secara lebih baik. Siswa mulai mampu aktif dan kreatif
dalam melaksanakan kegiatan keterampilan seni kolase dan
mengerjakannya tepat waktu.
Hasil refleksi pada siklus kedua ini, telah menunjukkan peningkatan yang
cukup signifikan. Karenanya siswa telah mampu menyesuaikan waktu
dengan pengerjakan karya keterampilan yang di berikan kepada mereka.
Tentunya siswa tel ah belajar dari pengalaman waktu siklus pertama.
c. Meningkatnya hasil karya siswa pada produk kerajinan tangan yang
diterapkan melalui teknik kolase, karena guru secara intensif membimbing
dan memperagakan metode kerja dengan efektif kepada siswa, terutama saat
siswa mengalami kesulitan dalam proses belajar. Hal ini dapat dilihat dari
hasil observasi guru pada siklus kedua meningkat dari 65% pada siklus
pertama, menjadi 85% pada siklus kedua.
Karya keterampilan siswa pada siklus kedua ini, m engalami perubahan.
Siswa telah menguasai teknik dan bahan yang dipakai dibandingkan dengan
siklus pertama karena siswa masih canggung dan bahan yang disediakan
(bahan alam misalnya kulit telur, pasir, biji saga). Semua bahan mampu
mereka terapkan pada produk kerajinan tangan, pada siklus pertama belum
Hasilberupa
rata-rata
diharapkan
maka semua
kegiatan
yang
80%,
yaitu
kotak
bahan
diperoleh
penelitian
perolehan
75%.
serba
dapatKarena
siswa
guna.
ini
mereka
inicukup
dalam
sudah
hasilterapkan
pada
belajar
karya
terbilang
10
pertemuan
yang
keterampilan
padasangat
dicapai
produk
kedua.
baik
sudah
yang
kerajinan
dari
melampaui
dikerjakan
target
tangan
yang
target
adalah
yaitu
Maria Veronika H dan Mesra : Penerapan Metode Demonstrasi

BAB V
Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian terhadap sekolah SDN Desa lama pada mata
pelajaran SBK (Seni Budaya Keteram pilan) dengan materi kolase, maka dapat
disimpulkan penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar
kolase pada siswa melalui produk kerajinan tangan yaitu berupa kotak serba
guna. Hal ini dapat dilihat dari hasil pembelajaran sebagai berikut :
1. Dari hasil observasi memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas
siswa pada siklus I rata-rata 55% menjadi 80% di siklus II. Hal ini
karena guru terlibat langsung dalam proses belajar belajar, siswa jadi
lebih bersemangat karena contoh karya dipraktikkan langsung oleh guru.
2. Meningkatnya hasil keterampilan siswa pada mata pelajaran SBK materi
keterampilan kolase, dilihat dari hasil karya siswa yang telah
dilaksanakan dengan menggunakan metode demonstrasi. Karena
dilakukan dalam dua siklus, siswa menjadi lebih dapat belaj ar dari
pengalaman siklus pertama.

Saran
Pembelajaran m etode demonstrasi pada mata pelajaran SBK, bisa berjalan
sesuai dengan perencanaan dan dapat dilaksanakan dengan baik serta
meningkatkan hasil belajar siswa, maka hal yang dapat disarankan adalah
sebagai beri kut :
1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan
pembelajaran metode demonstrasi sebagai suatu alternatif dalam mata
pelajaran SBK khususnya dalam bidang praktik, untuk meningkatkan
aktivitas serta hasil belajar siswa.
2. Guru yang mengajar pada mata pelajaran SBK, merupakan guru yang
memang berada pada bidang tersebut, sehingga tidak ada kesulitan bagi
guru jika mempraktikan/mendemonstrasikan karya yang akan
dikerjakan oleh siswa.
3. Karena kegiatan ini dapat bermanfaat bagi guru maupun siswa, maka
sangat diharapkan agar kegiatan pembelajaran ini dapat dilakukan pada
mata pelajaran praktik lainnya.
Sekolah hendaknya dapat menyediakan sarana dan prasarana bagi siswa
khususnya di bi dang seni (seperti kegiatan ekstrakulikuler ), agar siswa yang
terampil dapat menghasilkan karya yang lebih baik.

11
Maria Veronika H dan Mesra : Penerapan Metode Demonstrasi

DAFTAR PUSTAK A
Agung, A. A. Gede, 1997. Pengantar Evaluasi Pengajaran . Singaraja : STKIP.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik .
Jakarta: Rineka Cipta
__________ . 2006. Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta : Bumi Aksara.
Bahari, Nooryan. 2008. Kritik Seni . Yogyakarta: Pustaka Pelajar
DePorter, Bobbi & Hernacki, Mike.1992. Quantum Learning (Membiasakan
Belajar Nyaman dan Menyenangkan). Alwiyah Abdurrahman. 2003.
Bandung : Kaifa
Johnson, Elaine B. 2002. CTL (Contextual Teaching & Learning) . Bandung:
Penerbit Kaifa.
Kamaril, Cut, dkk. 2002. Pendidikan Seni Rupa/Kerajinan Tangan . Jakarta:
Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Kunandar. 2010. Langkah Mudah PENELITIAN TINDAKAN KELAS Sebagai
Pengembangan Profesi Guru . Jakarta: PT Rajawali Pers
Malcolm C. Dorothea. 1972. Design Element and Principles. American : Davis
Publication, Inc.
Mangunharjana A. 1997. Isme-isme Dalam Etika dari A Sampai Z .
Yogjakarta:Kanisus
Muharam, dkk. 1991. Pendidikan Kesenian II Seni Rupa . Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Mulyasa, H. E. 2009. Implementasi (KTSP) Kemandirian Guru & Kepala
Sekolah . Jakarta: Bumi Aksara
Munandar, Utami. 1999. Pengembangan kreativitas anak berbakat . Jakarta:
Rineka Cipta.
Rachmawati dan Kurniati. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada
Anak . Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran . Jakarta: Rajawali Pers
Rusyan Tabrani, 1993. Proses Belajar Mengajar Yang Efektif tingkat
Pendidikan Dasar . Bandung : Bina Budhaya.
Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran . Bandung : Penerbit
Alfabet.
Sony, Dharsono. 2007. Kritik Seni . Bandung: Rekayasa Sains
Suharso & Ana Retnoningsih. 2005. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) .
Semarang : CV Widya Karya
Suprijanto. 2008. Pendidikan Orang Dewasa (Dari Teori Hingga Aplikasi) .
Jakarta : Bumi Aksara.
Tim bina karya guru, 2007. Seni Budaya dan Keterampilan untuk SD kelas V,
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Wenham Martin. 2003. Understanding Art (A guide for teachers) . London EC
2A: P.C.P (Paul Chapman) Publishing.
http:www.e-dukasi.net/pengpop/pp (12November 2011)
http://kerajinantangan.wordpress.com (19 November 2011)
http://wawasanvisual.blogspot.com (6 Desember
12 2011)

Anda mungkin juga menyukai