Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN CKD (Chronic Kidney Disease)

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH RUANG ASOKA


RSUD Prof. Dr. MARGONO SEOKARJO PURWOKERTO

RATNA NINGSIH
I4B017036

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2017

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit ginjal kronis merupakan kondisi ginjal dimana ginjal tidak dapat
menyaring darah sebagaimana mestinya, dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, sehingga akan
menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) dan dapat
menyebabkan kerusakan pada organ lainnya. Penyebab dari penyakit ginjal kronis
terbanyak adalah diabetes mellitus dan hipertensi (National Kidney Foundation, 2012).
Apabila penyakit ginjal kronis ini tidak tertangani dengan maksimal akan menyebabkan
penyakit ginjal terminal. Penyakit ginjal terminal (End-Stage Renal Disease) adalah
kondisi ginjal yang sudah tidak berfungsi dan perlu dilakukan dialisis. hemodialisa
merupakan terapi pengganti ginjal yang bertujuan untuk mengeluarkan sisa-sisa
metabolisme protein atau mengoreksi gangguan keseimbangan air dan elektrolit.
Dari survey populasi pada usia dewasa di Amerika Serikat didapatkan data
sebesar 6% menderita penyakit ginjal kronik stage satu dan dua serta 4,5% menderita
penyakit ginjal kronis stage tiga dan empat (Jameson and Loscalzo, 2010). Insiden
penyakit ginjal terminal di Amerika Serikat pada tahun 2006 tercatat 360 orang per satu
milyar penduduk. Hal tersebut mengalami peningkatan 2,1% dibandingkan pada tahun
2005 (US renal data system, 2008 cit Schrier 2010). Di Amerika Serikat lebih dari
300.000 pasien menderita penyakit ginjal terminal. Diperkirakan 250 pasien dari satu
milyar orang baru memulai terapi hemodialisa (Clarkson et al., 2010).Hasil survey
komunitas Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Perneferi) sebesar 12,5% dari populasi
telah mengalami penurunan fungsi ginjal, sedangkan sebesar 38% dari kelompok usia
60 tahun keatas banyak mengalami penyakit ginjal kronik (Dharmeizar, 2012).
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definis CKD (Chronic Kidney Disease)
2. Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi ginjal
3. Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab dari CKD (Chronic Kidney Disease)
4. Mahasiswa mampu menjelaskan tanda dan gejala pasien dengan CKD (Chronic
Kidney Disease)
5. Mahasiswa mampu mejelaskan patofisiologi CKD (Chronic Kidney Disease)
6. Mahasiswa mampu menjelaskan pathway CKD (Chronic Kidney Disease)
7. Mahasiswa mampu mejelaskan pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien
CKD (Chronic Kidney Disease)
8. Mahasiswa mampu menjelaskan penatalksanaan pasien dengan CKD (Chronic
Kidney Disease)
9. Mahsiswa mampu mengetahui kompilkasi dari CKD (Chronic Kidney Disease)
10.Mahasiswa mampu mengetahui diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dari
CKD (Chronic Kidney Disease)
11.Mahasiswa mampu mengetahui intervensi pada pasien dengan CKD (Chronic
Kidney Disease)

BAB II
ISI

1. Definisi
Gagal Ginjal Kronik (GGK) atau Chronic Kidney Disease (CKD) adalah suatu
penurunan fungsi ginjal yang cukup berat dan terjadi secara perlahan dalam waktu yang
lama (menahun) yang di sebabkan oleh berbagai penyakit ginjal, bersifat progesif dan
umumnya tidak dapat pulih (Smeltzer, 2008).
Gagal ginjal biasanya dibagi menjadi dua kategori yaitu kronik dan akut (Nurarif
& Kusuma, 2013). Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah gangguan
fungsi ginjal yang menahun bersifat progresif dan irreversibel. Dimana kemampuan
tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit yang menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
darah (Smeltzer dan Bare, 2011).Sedangkan gagal ginjal akut terjadi dalam beberapa
hari atau minggu. Menurut Mansjoer, (2007) Chronic Kidney Disease ( CKD) adalah
penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten dan irreversible. Sedangkan
gangguan fungsi ginjal yaitu penurunan laju filtrasi glomerulus yang dapat
digolongkan dalam kategori ringan, sedang dan berat.
2. Anatomi ginjal
a. Ginjal
Terletak pada dinding posterior abdomen, didaerah lumbal sebelah kanan dan kiri
tulang belakang, dibungkus lapisan lemak yang tebal, dibelakang peritonium.
Panjang ginjal 6-7 cm dengan tebal 1.5-2,5 cm. Berat pada orang dewasa 140 gram.
Ginjal kanan lebih pendek dan tebal dibanding sebelah kiri
b. Nefron
Tempat.awal pembentukan urine yang berjumlah 1 juta pada setiap ginjal. Terdiri
atas komponen vaskular yang terdiri atas pembuluh pembuluh darah yaitu,
glomelurus, dan kapiler peri tubuler (dari kapsul bowmwn dan mencakup tubuli
kontortus proxima, ansahale dan tubuli kontroktus distal) yang mengitari tubuh
c. Kapsul bowmen
Terdiri atas lapisan parietal, lapisan viseral
d. Ureter
e. Panjangnya 25 cm yang menghantarkan kemih dari ginjal ke kandung kemih
f. Kandung kemih
Terletak didalam velvis
g. Uretra
Pada pria panjangnya 18-20 cm, pada wanita panjang nya 4 cm dan sebagai system
perkemihan saja

Fungsi utama ginjal adalah untuk regulasi volume, osmolalitas, elektrolit, dan
konsentrasi asam basa cairan tubuh dengan mengeksresikan air dan elektrolit dalam
jumlah yang cukup untuk mencapai keseimbangan elektrolit dan cairan tubuh total
dan untuk mempertahankan balance cairan ekstraselular (Wilson&Price,2006).
Menurut Sylvia A Price (2006), terdiri dari dua fungsi utama ginjal, yaitu:
a. Fungsi Eksresi
1) Mempertahankan osmolalitas plasma dengan mengubah-ubah eksresi air
2) Mempertahankan volume dan tekanan darah dengan mengubah-ubah eksresi
Na+
3) Mempertahankan konsentrasi plasma masing-masing elektrolit individu
dalam rentang normal.
4) Mempertahankan PH plasma sekitar 7,4 dengan mengeluarkan kelebihan H+
dan membentuk kembal HCO2.
5) Pengeluaran zat zat toksis
6) Mengeluarkan sisa sisa metabolisme dan hasil akhir dari protein ureum
b. Fungsi Noneksresi
Mensintesis dan mengaktifkan hormone :

1) Renin : Penting dalam pengaturan tekanan darah


2) Eritropetin : Merangsang produksi sel-sel darah merah oleh sumsum tulang
belakang.
3) Prostaglandin : Sebagian besar adalah vasodilatasi bekerja secara local.

3. Etiologi

Penyebab dari gagal ginjal kronik (CKD) menurut National Kidney Disease
Education Program, 2011) yaitu:
a. Infeksi saluran kemih (pielonefritis kronis)
b. Penyakit peradangan (glomerulonefritis)
c. Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri renalis)
d. Gangguan jaringan penyambung (SLE, poliarteritis nodusa, sklerosis sitemik)
e. Penyakit kongenital dan herediter (penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus
ginjal), \
f. Penyakit metabolik (DM, gout, hiperparatiroidisme)
g. Nefropati toksik (Penyalahgunaan analgesi, nefropati timah)
h. Nefropati obstruktif (batu saluran kemih)
.

Anda mungkin juga menyukai