Anda di halaman 1dari 21

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

BAB V
KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR
BIDANG CIPTA KARYA

Sesuai PP no. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara


Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota,
diamanatkan bahwa kewenangan pembangunan bidang Cipta Karya merupakan tanggung
jawab Pemerintah Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten/Kota terus
didorong untuk meningkatkan belanja pembangunan prasarana Cipta Karya agar kualitas
lingkungan permukiman di daerah meningkat. Di samping membangun prasarana baru,
pemerintah daerah perlu juga perlu mengalokasikan anggaran belanja untuk
pengoperasian, pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana yang telah terbangun.

Namun, seringkali pemerintah daerah memiliki keterbatasan fiskal dalam mendanai


pembangunan infrastruktur permukiman. Pemerintah daerah cenderung meminta
dukungan pendanaan pemerintah pusat, namun perlu dipahami bahwa pembangunan
yang dilaksanakan Ditjen Cipta Karya dilakukan sebagai stimulan dan pemenuhan standar
pelayanan minimal. Oleh karena itu, alternatif pembiayaan dari masyarakat dan sektor
swasta perlu dikembangkan untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya yang
dilakukan pemerintah daerah. Dengan adanya pemahaman mengenai keuangan daerah,
diharapkan dapat disusun langkah-langkah peningkatan investasi pembangunan bidang
Cipta Karya di daerah.

Pembahasan aspek pembiayaan dalam RPI2-JM bidang Cipta Karya pada dasarnya
bertujuan untuk:
a. Mengidentifikasi kapasitas belanja pemerintah daerah dalam melaksanakan
pembangunan bidang Cipta Karya,
b. Mengidentifikasi alternatif sumber pembiayaan antara lain dari masyarakat dan sektor
swasta untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya,
c. Merumuskan rencana tindak peningkatan investasi bidang Cipta Karya.

ARAHAN KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BIDANG CIPTA KARYA

Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan dalam


peraturan dan perundangan terkait, antara lain:

Laporan Akhir V-1


Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah: Pemerintah


daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundangundangan.
Dalam hal ini, Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan
Pemerintah Pusat yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi,
moneter dan fiskal nasional, serta agama.
2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah: untuk mendukung penyelenggaraan otonomi
daerah, pemerintah daerah didukung sumber-sumber pendanaan meliputi
Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta
Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai
pengeluaran daerah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah.
3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan: Dana
Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi
Khusus. Pembagian DAU dan DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan
Kementerian Keuangan. Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan
khusus yang ditentukan Pemerintah atas dasar prioritas nasional. Penentuan
lokasi dan besaran DAK dilakukan berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan
kriteria teknis.
4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota: Urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan pemerintahan daerah, terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan.
Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk
kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota meliputi 26
urusan, termasuk bidang pekerjaan umum. Penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan
minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan
wajib pemerintahan yang merupakan urusan bersama diserahkan kepada daerah
disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta
kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan.

Laporan Akhir V-2


Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah: Sumber


pinjaman daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga
Keuangan Bank dan Non-Bank, serta Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat
melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui
pemerintah pusat. Dalam melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi
persyaratan:
a. total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75% penerimaan
APBD tahun sebelumnya;
b. memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk
mengembalikan pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit 2,5;
c. persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;
d. tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber
dari pemerintah;
e. pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan
persetujuan DPRD.

6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan


Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan Perpres
13/2010 & Perpres 56/2010): Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerja sama
dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur
permukiman yang dapat dikerjasamakan dengan badan usaha adalah infrastruktur
air minum, infrastruktur air limbah permukiman dan prasarana persampahan.

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman


Pengelolaan Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan
Permendagri 21/2011): Struktur APBD terdiri dari:
a. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana
Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.
b. Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.
c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan
Pengeluaran.

8. Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan


Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur: Kementerian PU menyalurkan DAK
untuk pencapaian sasaran nasional bidang Cipta Karya, Adapun ruang lingkup dan
kriteria teknis DAK bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut:

Laporan Akhir V-3


Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

a. Bidang Infrastruktur Air Minum


DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem
penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan
kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman
nelayan. Adapun kriteria teknis alokasi DAK diutamakan untuk program
percepatan pengentasan kemiskinan dan memenuhi sasaran/ target
Millenium Development Goals (MDGs) yang mempertimbangkan: jumlah
masyarakat berpenghasilan rendah; tingkat kerawanan air minum.
b. Bidang Infrastruktur Sanitasi
DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air
limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada
masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggara-kan
melalui proses pemberdayaan masyarakat. DAK Sanitasi diutamakan untuk
program peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan memenuhi
sasaran/target MDGs yang dengan kriteria teknis: kerawanan sanitasi;
cakupan pelayanan sanitasi.

9. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan


Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenanangan Pemerintah dan
Dilaksanakan Sendiri: Dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana
APBN, Kementerian PU membentuk satuan kerja berupa Satker Tetap Pusat,
Satker Unit Pelaksana Teknis Pusat, dan Satuan Non Vertikal Tertentu. Rencana
program dan usulan kegiatan yang diselenggarakan Satuan Kerja harus mengacu
pada RPI2-JM bidang infrastruktur ke-PU-an yang telah disepakati. Gubernur
sebagai wakil Pemerintah mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan
kementerian yang dilaksanakan di daerah dalam rangka keterpaduan
pembangunan wilayah dan pengembangan lintas sektor.

Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa lingkup sumber


dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas dalam RPI2-JM bidang
Cipta Karya meliputi:

1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan Kerja
di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi Khusus bidang Air
Minum dan Sanitasi.

Laporan Akhir V-4


Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

2. Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana
lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan infrastruktur
permukiman dengan skala provinsi/regional.

3. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB)
dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk pembangunan
infrastruktur permukiman dengan skala kabupaten/kota.

4. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan
swasta (KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR).

5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.

6. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.

Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan, pengoperasian dan


pemeliharaan prasarana yang telah terbangun, serta rehabilitasi dan peningkatan
prasarana yang telah ada. Oleh karena itu, dana-dana tersebut perlu dikelola dan
direncanakan secara terpadu sehingga optimal dan memberi manfaat yang sebesar-
besarnya bagi peningkatan pelayanan bidang Cipta Karya.

PROFIL APBD KABUPATEN KEPAHIANG

Bagian ini menggambarkan struktur APBD Kabupaten/Kota selama 3-5 tahun terakhir
dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD dalam 5 tahun terakhir.
Komponen yang dianalisis berdasarkan format Permendagri No. 13 Tahun 2006 adalah
sebagai berikut:

a. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan,


dan Pendapatan Lain yang Sah.

Untuk PAD sumbangsihnya terhadap pendapatan Kabupaten Kepahiang cukup tinggi,


yakni berkisar 7,56%-95,09%. Dalam kurun waktu antara tahun 2011-2015 fluktuatif,
mengalami pertumbuhan rata-rata 25,72% per tahunnya. Namun lain halnya dengan
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah pertumbuhan rata-rata (25,49)%. Untuk lebih
lengkapnya fluktuasi perkembangan pendapatan Kabupaten Kepahiang seperti pada
Tabel 5.1.

Laporan Akhir V-5


Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Tabel 5.1
Perkembangan Pendapatan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir

Pendapatan Tiap Tahun Rerata


No. Jenis Pendapatan Daerah
2011 2012 2013 2014 2015 Pertumbuhan
A. Pendapatan Asli Daerah 16.161.744.606,00 17.384.371.194,00 13.306.845.000,00 18.078.746.681,00 35.270.023.898,00 28,77
1. Pajak Daerah 2.324.700.000,00 1.704.500.000,00 1.704.500.000,00 3.229.225.487,00 3.440.043.347,00 17,33
2. Retribusi Daerah 6.175.173.412,00 1.830.000.000,00 5.760.000.000,00 6.775.000.000,00 2.588.379.000,00 25,05
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
2.347.676.194,00 2.275.676.194,00 72.000.000,00 2.347.676.194,00 6.330.451.551,00 807,6
dipisahkan
4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang
5.314.195.000,00 11.574.195.000,00 5.770.345.000,00 5.726.845.000,00 22.911.150.000,00 91,74
sah
B. Dana Perimbangan 321.188.534.612,00 374.376.191.180,00 433.723.170.180,00 515.289.660.100,00 506.603.351.000,00 12,38
1. Dana Bagi Hasil Pajak/Dana Bagi Hasil
22.808.706.612,00 27.027.531.180,00 27.027.531.180,00 26.507.531.180,00 28.700.048.000,00 6,21
Bukan Pajak
2. Dana Alokasi Umum 264.545.028.000,00 317.587.000.000,00 357.903.449.000,00 402.021.565.000,00 415.341.353.000,00 16,91
3. Dana Alokasi Khusus 33.834.800.000,00 29.761.660.000,00 48.792.190.000,00 59.017.010.000,00 62.561.950.000,00 19,72
4. Dana penyesuaian 27.743.553.920,00
C. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 81.331.018.498,00 39.036.523.794,00 39.036.523.794,00 14.232.527.870,00 84.290.806.365,00 -25,6
1. Pendapatan Hibah 62.060.592.520,00 27.743.553.920,00 27.743.553.920,00 9.656.000.000,00 -38,82
2. Dana darurat
3. Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan
9.719.850.978,00 11.292.969.874,00 11.292.969.874,00 11.292.969.874,00 20.284.829.365,00 23,95
pemda lainnya
4. Dana penyesuaian dan otonomi khusus 9.550.575.000,00 54.349.977.000,00 117,27
5. Bantuan keuangan dari provinsi/pemda
lainnya
6. Pendapatan Lainnya 2.939.557.996,00
PENDAPATAN DAERAH 418.681.297.716,00 430.797.086.168,00 486.066.538.974,00 547.600.934.651,00 626.164.181.263,00 10,68

Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (Data diolah)

Laporan Akhir V-6


Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Kondisi Pendapatan Daerah Kabupaten


Kepahiang Tahun 2011-2015
600.000.000.000,00

500.000.000.000,00

400.000.000.000,00

300.000.000.000,00

200.000.000.000,00

100.000.000.000,00

0,00
Pendapatan Asli Daerah Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan
Daerah yang Sah

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Kepahiang

Gambaran seperti kondisi di atas menunjukan persoalan dan tantangan yang dihadapi
Kabupaten Kepahiang adalah relatif tingginya tingkat ketergantungan fiskal Kabupaten
Kepahiang terhadap transfer dana dari Pusat. Selama tahun 2011 s/d 2015 rata-rata
kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap total penerimaan daerah hanya 3,91%.
Konsekuensinya, ketergantungan pemerintah daerah terhadap transfer dari pusat sangat
tinggi.

Tantangan untuk lima tahun ke depan adalah meningkatkan proporsi PAD terhadap total
penerimaan daerah melalui peningkatan realisasi potensi rill PAD. Diperlukan upaya
maksimal dan kreatif agar kontribusi PAD terhadap penerimaan daerah meningkat. Untuk
itu estimasi pendapatan daerah lima tahun yang akan datang menggunakan analisis
pertumbuhan, maka gambarannya dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut ini.

Laporan Akhir V-7


Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Tabel 5.2 Proyeksi Pendapatan Asli Daerah dalam sampai Tahun 2021

PROYEKSI PENDAPATAN DAERAH (Rp)


JENIS BELANJA
2016 2017 2018 2019 2020 2021
PENDAPATAN ASLI DAERAH 31.064.880.486 33.640.380.486 31.140.380.486 31.141.890.486 31.141.890.486 34.256.079.535
Pajak Daerah 3.820.473.076 4.820.473.076 4.202.520.383 5.085.049.664 5.085.049.664 5.593.554.630
Retribusi Daerah 2.039.479.000 2.617.479.000 2.329.226.900 2.818.364.549 2.818.364.549 3.100.201.004
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
4.246.595.410 4.246.595.410 4.671.254.951 5.652.218.490 5.652.218.490 6.217.440.339
yang dipisahkan
Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah 20.958.333.000 21.955.833.000 23.051.416.300 27.892.213.723 27.892.213.723 30.681.435.095
DANA PERIMBANGAN 586.844.002.000 565.588.485.000 669.061.514.000 809.564.431.940 809.564.431.940 890.520.875.134
Bagi Hasil Pajak / Non Pajak 15.632.118.000 17.674.607.000 25.259.718.000 30.564.258.780 30.564.258.780 33.620.684.658
Dana Alokasi Umum 421.122.370.000 421.122.369.000 463.234.607.000 560.513.874.470 560.513.874.470 616.565.261.917
Dana Alokasi Khusus 150.089.514.000 126.791.509.000 180.567.189.000 218.486.298.690 218.486.298.690 240.334.928.559
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH
87.190.764.365 99.381.425.365 90.409.840.801 109.395.907.369 109.395.907.369 120.335.498.106
YANG SAH
Hibah 5.000.000.000- 0 - - - -
Bagi Hasil Pajak dari Pemerintah Daerah
17.884.829.365 17.884.829.365 19.673.312.301 23.804.707.884 23.804.707.884 26.185.178.672
lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi khusus 64.305.935.000 81.496.596.000 70.736.528.500 85.591.199.485 85.591.199.485 94.150.319.434
PENDAPATAN DAERAH 705.099.646.851 698.610.290.851 793.725.773.336 960.408.185.735 960.408.185.735 1.056.449.004.309
Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (Data diolah)

Laporan Akhir V-8


Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

b. Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung.

Kondisi Belanja Derah Kabupaten Kepahiang selama periode 2011-2015 mengalami


trend peningkatan, baik dari sisi Belanja Tidak Langsung (BTL) maupun Belanja
Langsung (BL) dengan rata-rata pertumbuhan Belanja Daerah sekitar 13,86 % setiap
tahunnya. Ditinjau dari komposisi penggunaannya, komponen Belanja Langsung
merupakan komponen yang cukup besar menyerap Belanja Daerah yakni sekitar
52,19% dari Belanja Daerah dan Belanja Tidak Langsung menyerap 47,81% dari
Belanja Daerah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Pelimpahan wewenang oleh pusat ke daerah menimbulkan konsekuensi langsung


terhadap peningkatan besaran pengeluaran pemerintah daerah. Persoalan mendasar
yang dihadapi oleh setiap daerah adalah pelimpahan wewenang di sisi pengeluaran
kurang proporsional dengan pelimpahan wewenang di sisi penerimaan. Akibatnya,
hampir setiap daerah kabupaten dan kota menghadapi fiscal gap yang cukup
signifikan. Dampak nyata yang sangat di rasakan oleh setiap daerah adalah relatif
besarnya porsi pengeluaran daerah untuk aktivitas rutin daerah (belanja rutin).

Untuk 5 tahun ke depan harus diupayakan secara maksimal peningkatan belanja


pembangunan. Oleh karena itu arah pengelolaan belanja daerah Kabupaten
Kepahiang untuk 5 tahun ke depan harus lebih difokuskan kepada:

(a) Peningkatan porsi belanja pembangunan daerah tanpa mengorbankan porsi


belanja rutin yang berkaitan pelaksanaan fungsi pelayanan;

(b) Mengkoordinir seluruh dinas/instansi dalam pengelolaan dan pengalokasian


kucuran dana dari pusat dalam bentuk dana dekonsentrasi, hibah, perbantuan,
dan lain-lain

(c) Memaksimalkan peran dunia usaha dalam bentuk investasi dan lain-lain.

Lebih lanjut estimasi Belanja Daerah Kabupaten Kepahiang untuk tahun 2016-2021
dapat dilihat pada Tabel 5.4.

Laporan Akhir V-9


Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Tabel 5.3 Kondisi Belanja Daerah Kabupaten Kepahiang Tahun 2011-2015

Rerata
Jenis Belanja Daerah 2011 2012 2013 2014 2015
Pertumbuhan (%)
A. Belanja Tidak Langsung 195,428,965,938 225,113,074,139 247,535,036,552 283,397,850,810 325,393,983,637 13.61
1. Belanja Pegawai 175,240,207,938 203,445,814,139 235,708,036,552 240,981,403,110 270,117,008,557 11.57
2. Belanja Bunga 300,000,000 300,000,000 0
3. Belanja Subsidi 0
4. Belanja Hibah 6,745,814,000 3,540,000,000 3,540,000,000 2,740,000,000 14,344,875,000 70.92
5. Belanja Bantuan Sosial 1,500,000,000 4,487,000,000 4,487,000,000 3,280,000,000 2,420,385,000 36.51
6. Belanja Bagi Hasil Kepada Pemerintah Desa
7. Belanja Bantuan Keuangan Kepada
11,422,944,000 11,340,260,000 1,500,000,000 34,803,185,000 36,511,715,080 0.53
Pemerintahan
8. Belanja Tidak Terduga 520,000,000 2,000,000,000 2,000,000,000 1,593,262,701 2,000,000,000 72.45
B. Belanja Langsung 230,457,815,292 191,714,947,732 302,948,561,881 311,531,889,883 373,355,248,186 15.97
1. Belanja Pegawai 20,275,042,450 17,997,767,892 23,587,055,492 30,229,301,365 36,816,200,727 17.44
2. Belanja Barang dan Jasa 74,739,063,733 67,414,528,575 88,544,406,381 108,813,668,058 152,245,541,002 21.09
3. Belanja Modal 135,443,709,109 106,302,651,265 190,817,100,008 172,488,920,460 184,293,506,457 13.81
BELANJA DAERAH 425,886,781,230 416,828,021,871 550,483,598,433 594,929,740,693 698,749,231,823 13.86

Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (Data diolah)

Laporan Akhir V-10


Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Tabel 5.4 Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Kepahiang Tahun 2011-2015

REALISASI PADA TAHUN ANGGARAN (Rp)


URAIAN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
BELANJA TIDAK LANGSUNG 325.397.555.945 357.937.311.539 393.731.042.692 433.104.146.961 476.414.561.657 524.056.017.823
Belanja Pegawai 281.232.564.472 280.921.304.833 331.834.127.846 365.017.540.630 401.519.294.693 441.671.224.162
Belanja Bunga 0 50.000.000.000 0 0 0 0
Belanja Hibah 4.357.000.000 2.980.600.500 11.192.469.750 12.311.716.725 13.542.888.397 14.897.177.237
Belanja Bantuan Sosial 0 600.000.000 5.181.296.835 5.699.426.518 6.269.369.170 6.896.306.087
Belanja Bagi Hasil kepada
99.959.606.780 117.150.267.780 0 0 0 0
Propinsi/Kabupaten/Kota dan Pemdes
Belanja Bantuan Keuangan kepada
39.612.886.588 43.574.175.246 47.931.592.771 52.724.752.048 57.997.227.253 63.796.949.978
Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemdes
Belanja Tidak Terduga 400.000.000 2.000.000.000 2.662.000.000 2.928.200.000 3.221.020.000 3.543.122.000
BELANJA LANGSUNG 410.639.816.264 451.703.797.890 496.874.177.679 546.561.595.446 601.217.754.990 661.339.530.489
Belanja Pegawai 35.926.886.382 43.999.142.947 48.399.057.242 53.238.962.966 58.562.859.263 64.419.145.189
Belanja Barang dan Jasa 138.794.078.861 175.851.665.053 193.436.831.558 212.780.514.713 234.058.566.184 257.464.411.802
Belanja Modal 165.588.172.802 231.852.989.889 255.038.288.877 280.542.117.764 308.596.329.540 339.455.962.494
BELANJA DAERAH 698.706.479.882 768.577.127.870 845.434.840.657 9.299.783.224.722 1.022.976.157.190 1.125.273.772.909

Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (Data diolah)

Laporan Akhir V-11


Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan


Pengeluaran.

Pembiayaan merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk menutup


selisih antara pendapatan dan belanja daerah. Adapun pembiayaan tersebut
bersumber dari sisa perhitungan anggaran sebelumnya (SILPA), pencairan dana
cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman
daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman dan penerimaan piutang daerah.
APBD Kabupaten Kepahiang setiap tahun mengalami defisit anggaran namun dapat
ditutup dengan pembiayaan netto, pertumbuhannya rata-rata per tahun selama
kurun waktu lima tahun (2011-2015) mengalami penurunan sebesar 2,67%. Lebih
lanjut pada Tabel 5.5 berikut ditampilkan kondisi Pembiayaan Daerah Kabupaten
Kepahiang dari Tahun 2011-2015.

Kebijakan pembiayaan daerah secara fundamental merupakan bagian dari Kebijakan


Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), maka kebijakan yang
disepakati dalam pengelolaan pembiayaan daerah berfungsi sebagai buffer
(penunjang) terhadap sasaran dan tujuan yang diinginkan serta disepakati dalam
Kebijakan Umum APBD. Untuk melihat sejauhmana trend penurunan estimasi
Pembiayaan Daerah Kabupaten Kepahiang pada tahun 2016-2021 seperti terlihat
pada Tabel 5.6.

Laporan Akhir V-12


Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Tabel 5.5
Kondisi Pembiayaan Daerah Kabupaten Kepahiang Tahun 2011-2015

Rerata
Jenis Pembiayaan Daerah 2011 2012 2013 2014 2015
Pertumbuhan
A. Penerimaan Pembiayaan 19,746,963,514 29,545,872,753 26,862,240,963 66,323,806,042 77,585,050,560 26,29
1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran
19,746,963,514 22,045,872,753 17,014,564,769 66,323,806,042 77,585,050,560 73,9
Sebelumnya SILPA
2. Pencairan
3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang dipisahkan
4. Penerimaan Pinjaman Daerah 7,500,000,000 7,500,000,000
5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman 2,347,676,194
6. Penerimaan Piutang Daerah
B. Pengeluaran Pembiayaan 12,541,480,000 11,060,306,000 11,060,306,000 18,995,000,000 5,000,000,000 -89,3
1. Pembentukan Dana Cadangan
2. Penyertaan Modal (Investasi) Daerah 200,000,000 8,500,000,000 6,000,000,000 13,695,000,000 5,000,000,000 1,046
3. Pembayaran Pokok Utang 12,341,480,000 2,500,306,000 5,000,000,000 5,300,000,000 6,56
4. Pengembalian Sisa Dana ke Pusat 60,000,000 60,306,000 0,12
5. Pemberian Pinjaman Daerah
6. Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
PEMBIAYAAN DAERAH 7,205,483,514 18,485,566,753 15,801,934,963 47,328,806,042 72,585,050,560 98,72

Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (Data diolah)

Laporan Akhir V-13


Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Tabel 5.6
Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Kepahiang Tahun 2016-2021

Jenis Pembiayaan Daerah 2016 2017 2018 2019 2020 2021

A. Penerimaan Pembiayaan 24.158.662.446 12.158.662.446 13.374.528.691 14.711.981.560 16.183.179.716 17.801.497.688


1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran
12.158.662.446 12.158.662.446 13.374.528.691 14.711.981.560 16.183.179.716 17.801.497.688
Sebelumnya SILPA
2. Pencairan
3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang dipisahkan
4. Penerimaan Pinjaman Daerah
5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
6. Penerimaan Piutang Daerah 12.000.000.000
B. Pengeluaran Pembiayaan 3.000.000.000 2.000.000.000 2.200.000.000 2.420.000.000 2.662.000.000 2.928.200.000
1. Pembentukan Dana Cadangan
2. Penyertaan Modal (Investasi) Daerah 3.000.000.000 2.000.000.000 2.200.000.000 2.420.000.000 2.662.000.000 2.928.200.000
3. Pembayaran Pokok Utang
4. Pengembalian Sisa Dana ke Pusat
5. Pemberian Pinjaman Daerah
6. Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
PEMBIAYAAN DAERAH 21.158.662.446 10.158.662.446 11.174.528.691 12.291.981.560 13.521.179.716 14.873.297.688

Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (Data diolah)

Laporan Akhir V-14


Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Kondisi Pembiayaan Daerah Proyeksi Pembiayaan Daerah


Kabupaten Kepahiang Tahun 2011-2015 Kabupaten Kepahiang Tahun 2016-2021

80.000.000.000
25.000.000.000
70.000.000.000

60.000.000.000 20.000.000.000

50.000.000.000
15.000.000.000
40.000.000.000

10.000.000.000
30.000.000.000

20.000.000.000
5.000.000.000

10.000.000.000
0
0 Penerimaan Pembiayaan Pengeluaran Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan Pengeluaran
Pembiayaan

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Laporan Akhir V-15


Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

PROFIL INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN


KEPAHIANG

Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi
pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 3-5 tahun
terakhir yang bersumber dari APBN, APBD, perusahaan daerah dan
masyarakat/swasta.

Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBN


dalam Lima Tahun

Meskipun pembangunan infratruktur permukiman merupakan tanggung jawab


Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan infrastruktur sebagai
stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang ada di
lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke daerah melalui Satuan Kerja
Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan yang berlaku (PermenPU No. 14 Tahun
2011). Data dana yang dialokasikan pada suatu kabupaten/kota perlu dianalisis
untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di daerah
tersebut.

Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah, untuk
mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan
melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang
dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang
merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional.

Prioritas nasional yang terkait dengan bidang Cipta Karya adalah pembangunan air
minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan
sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di
kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan
permukiman nelayan. Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses
pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala
kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang
diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat.

Laporan Akhir V-16


Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan berdasarkan Kriteria Umum,


Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis. Dana DAK ini perlu dilihat alokasi dalam 5 tahun
terakhir sehingga bisa dianalisis perkembangannya.

Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBD


dalam 5 Tahun

Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki tugas untuk membangun prasarana


permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam
melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya perlu dianalisis proporsi belanja
pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja daerah dalam 3-5 tahun terakhir.
Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan infrastruktur baru, operasional
dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada.

Selain itu, pemerintah daerah juga didorong untuk mengalokasikan Dana Daerah
untuk Urusan Bersama (DDUB) sebagai dana pendamping kegiatan APBN di
Kabupaten Kepahiang. DDUB ini menunjukan besaran komitmen pemerintah
daerah dalam melakukan pembangunan bidang Cipta Karya.

Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya dalam 5


Tahun

Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu
untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social oriented)
sekaligus untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber
pendapatan pemerintah daerah (profit oriented). Ada beberapa perusahaan daerah
yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya, seperti di sektor air
minum, persampahan dan air limbah. Kinerja keuangan dan investasi perusahaan
daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan perusahaan daerah dalam
meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara berkelanjutan. Pembiayaan
dari perusahaan daerah dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan
infrastruktur Cipta Karya.

Dalam bagian ini disajikan kinerja perusahaan daerah yang bergerak di bidang Cipta
Karya berdasarkan aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek operasi dan aspek
sumber daya manusia. Khusus untuk PDAM, indikator tersebut telah ditetapkan
BPP-SPAM untuk diketahui apakah perusahaan daerah memiliki status sehat, kurang
sehat atau sakit.
Laporan Akhir V-17
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari Swasta

Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki pemerintah,


maka dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam pembangunan infrastruktur
Cipta Karya melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan
yang berpotensi costrecovery atau Corporate Social Responsibility (CSR) untuk
kegiatan non-cost recovery. Dasar hukum pembiayaan dengan skema KPS adalah
Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha
Dalam Penyediaan Infrastruktur serta PermenPPN No. 3 Tahun 2012 Tentang
Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam
Penyediaan Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR
tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU
No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Proyeksi dan Rencana Investasi Bidang Cipta Karya

Untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam melaksanakan pembangunan


bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai jangka waktu RPI2-JM) maka
dibutuhkan analisis proyeksi perkembangan APBD, rencana investasi perusahaan
daerah, dan rencana kerjasama pemerintah dan swasta.

Proyeksi APBD 5 Tahun ke Depan

Proyeksi APBD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan


perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir
menggunakan asumsi atas dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan
belanja maka diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima
tahun ke depan dengan asumsi proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun-
tahun sebelumnya.

Dari data proyeksi APBD tersebut, dapat dinilai kapasitas keuangan daerah dengan
metode analisis Net Public Saving dan kemampuan pinjaman daerah (DSCR).

Net Public Saving

Net Public Saving atau Tabungan Pemerintah adalah sisa dari total penerimaan
daerah setelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran yang mengikat. Dengan
kata lain, NPS merupakan sejumlah dana yang tersedia untuk pembangunan.
Besarnya NPS menjadi dasar dana yang dapat dialokasikan untuk bidang PU/Cipta

Laporan Akhir V-18


Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Karya. Berdasarkan proyeksi APBD, dapat dihitung NPS dalam 3-5 tahun ke depan
untuk melihat kemampuan anggaran pemerintah berinvestasi dalam bidang Cipta
Karya. Adapun rumus perhitungan NPS adalah sebagai berikut:

Net Public Saving = Total Penerimaan Daerah Belanja Wajib

NPS = (PAD+DAU+DBH+DAK) (Belanja Mengikat + Kewajiban Daerah)

Belanja mengikat adalah belanja yang harus dipenuhi/tidak bisa dihindari


oleh Pemerintah Daerah dalam tahun anggaran bersangkutan seperti
belanja pegawai, belanja barang, belanja bunga, belanja subsidi, belanja
bagi hasil serta belanja lain yang mengikat sesuai peraturan yang berlaku.

Kewajiban daerah antara lain pembayaran pokok pinjaman, pembayaran


kegiatan lanjutan, serta kewajiban daerah lain sesuai dengan peraturan
daerah yang berlaku.

Analisis Kemampuan Pinjaman Daerah (Debt Service Coverage Ratio/DSCR)

Pinjaman Daerah merupakan alternatif pendanaan APBD yang digunakan untuk


menutup defisit APBD, pengeluaran pembiayaan atau kekurangan arus kas.
Pinjaman Daerah dapat bersumber dari Pemerintah, Pemerintah Daerah lain,
lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank, dan Masyarakat (obligasi).
Berdasarkan PP No. 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah, Pemerintah Daerah
wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Jumlah sisa Pinjaman Daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan ditarik
tidak melebihi 75% dari jumlah penerimaan umum APBD tahun sebelumnya;
b. Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk
mengembalikan pinjaman yang ditetapkan oleh Pemerintah.
c. Persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh calon pemberi pinjaman.
d. Dalam hal Pinjaman Daerah diajukan kepada Pemerintah, Pemerintah
Daerah juga wajib memenuhi persyaratan tidak mempunyai tunggakan atas
pengembalian pinjaman yang bersumber dari Pemerintah.

Salah satu persyaratan dalam permohonan pinjaman adalah rasio kemampuan


keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman atau dikenal dengan Debt Service
Cost Ratio (DSCR). Berdasarkan peraturan yang berlaku, DSCR minimal adalah 2,5.
DSCR ini menunjukan kemampuan pemerintah untuk membayar pinjaman,
sekaligus memberikan gambaran kapasitas keuangan pemerintah.

Laporan Akhir V-19


Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Pada bagian ini perlu dihitung DSCR daerah dalam 3-5 tahun terakhir dengan rumus
sebagai berikut:
PAD + DAU + DBH + DBHDR Belanja Wajib
Rumus : DSCR =
Pokok Pinjaman + Bunga + Biaya Lain

PAD = Pendapatan Asli Daerah


DAU = Dana Alokasi Umum
DBH = Dana Bagi Hasil
DBHDR = DBH Dana Reboisasi

Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah

Kabupaten Kepahiang memiliki perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang


pelayanan bidang Cipta Karya yaitu PDAM untuk pelayanan air minum. Dalam hal
ini, perusahaan daerah tersebut umumnya memiliki rencana dalam lima tahun ke
depan dalam bentuk business plan. Berikut kontribusi perusahaan daerah untuk
pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan sesuai
jangka waktu RPI2-JM.

Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang CK

Dalam menggali sumber pendanaan dari sektor swasta, Pemerintah Daerah perlu
menyusun daftar proyek potensial yang dapat dikerjakan dengan skema kerjasama
pemerintah dan swasta di bidang Cipta Karya untuk ditawarkan ke pihak swasta.

ANALISIS KETERPADUAN STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI


PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat


ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya
yang meliputi sumber pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan daerah,
serta dunia usaha dan masyarakat. Kemudian, perlu dirumuskan strategi
peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya dengan mendorong
pemanfaatan pendanaan dari berbagai sumber.

Analisis Kemampuan Keuangan Daerah

Ketersediaan dana yang dapat digunakan untuk membiayai usulan program dan
kegiatan yang ada dalam RPI2-JM bidang Cipta Karya dapat dihitung melalui hasil
analisis yang telah dilakukan.

Laporan Akhir V-20


Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya

Dalam rangka percapatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk
memenuhi kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan program yang ada
dalam RPI2-JM, maka Pemerintah Daerah perlu menyusun suatu strategi untuk
meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman.

Laporan Akhir V-21

Anda mungkin juga menyukai