PENDAHULUAN
Air merupakan zat kimia yang penting bagi semua makhluk hidup yang ada
di bumi. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air
merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi
dalam ketiga wujudnya tersebut. Air adalah substansi kimia dengan rumus
kimia H2O, satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat
secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak
berasa dan tidak berbau pada kondisi standar.
Besi (Fe) adalah satu dari lebih unsur-unsur penting dalam air permukaan dan
air tanah. Besi (Fe) merupakan salah satu mikroelemen yang dibutuhkan oleh
tubuh, besi (Fe) banyak berperan dalam proses metabolisme tubuh. Namun,
kelebihan kadar besi (Fe) dalam tubuh dapat mengakibatkan rusaknya organ-
organ penting, seperti pankreas, otot jantung dan ginjal. Air yang
mengandung besi (Fe) sangat tidak diinginkan dalam keperluan rumah tangga
karena dapat menyebabkan bekas karat pada pakaian, porselin dan alat-alat
lainnya serta menimbulkan rasa yang tidak enak pada air minum.
Kadar besi (Fe) dalam air dapat ditentukan dengan metode spektrofotometer
UV-Vis yang didasarkan pada cahaya yang diabsorbsi atau ditransmisikan
oleh sampel. Larutan besi (Fe) yang tidak berwarna harus dikomplekskan
terlebih dahulu sehingga larutan menjadi berwarna agar dapat dianalisa
menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Berdasarkan latar belakang ini,
maka dilakukanlah percobaan untuk menentukan kadar besi (Fe) sebagai
kompleks tiosianat dalam sampel air sumur dengan metode spektrofotometri
UV-Vis.
1.2 Rumusan Masalah
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat
manusia dan makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tersebut
tidak akan tergantikan dengan oleh senyawa lainnya. Hampir semua kegiatan
yang dilakukan manusia membutuhkan air. Air yang digunakan manusia
adalah air permukaan tawar dan air tanah murni (Rukaesih, 2004).
2.2 Besi
Besi adalah elemen kimiawi yang dapat ditemukan hampir disetiap tempat
dibumi pada semua lapisan-lapisan geologis dan badan air. Besi dalam air
tanah dapat berbentuk Fe (II) dan Fe (III) terlarut. Fe (II) terlarut dapat
tergabung dengan zat organic membentuk suatu senyawa kompleks. Pada
kadar 1-2 ppm besi dapat menyebabkan air berwarna kuning, terasa pahit,
meninggalkan noda pada pakaian dan porselin. Keracunan besi menyebabkan
permeabilitas dinding pembuluh darah kapiler meningkat sehingga plasma
darah merembes keluar. Akibatnya volume darah menurun dan hipoksia
jaringan menyebabkan asidosis darah (Peni et al, 2009).
Besi lebih reaktif dari pada kedua anggota yang lain seperti halnya golongan
triad-triad lainnya, misalnya reaksi dengan asam non-oksidator maupun asam
oksidator. Ion besi(III) berukuran relatif kecil dengan rapatan muatan 349
mm-3untuk low-spin dan 232 C mm-3 untuk high-spin, hingga mempunyai
daya mempolarisasi yang cukup untuk menghasilkan ikatan berkarakter
kovalen. Semua garam besi(III) larut dalam air menghasilkan larutan asam.
Rapatan muatan kation yang relatif tinggi (232 C mm-1) mampu
mempolarisasi cukup kuat terhadap molekul air sebagai ligan yang berakibat
lanjut molekul air yang lain sebagai pelarut dapat berfungsi sebagai basa dan
memisahkan proton (Kristian,2003).
Besi (Fe) adalah satu dari lebih unsur-unsur penting dalam air permukaan dan
air tanah. Perairan yang mengandung besi (Fe) sangat tidak diinginkan untuk
keperluan rumah tangga karena dapat menyebabkan bekas karat pada
pakaian, porselin dan alat-alat lainnya serta menimbulkan rasa yang tidak
enak pada air minum pada konsentrasi di atas kurang lebih 0,31 mg/L.
Besi(II) (Fe) sebagai ion berhidrat yang dapat larut (Fe2+) merpakan jenis besi
(Fe) yang terdapat dalam air tanah karena air tanah tidak berhubungan dengan
oksigen dari atmosfer, konsumsi oksigen bahan organik dalam media
mikroorganisme sehingga menghasilkan keadaan reduksi dalam air tanah.
Oleh karena itu, besi (Fe) dengan bilangan oksidasi rendah, yaitu besi(II) (Fe)
umum ditemukan dalam air tanah dibandingkan besi(III) (Fe) (Rukaesih,
2004).
Sumber besi (Fe) antara lain berasal dari hematit ataupun magnetit. Mineral
yang sering berada dalam air dengan jumlah besar adalah kandungan besi
(Fe). Apabila besi (Fe) tersebut berada dalam jumlah yang banyak akan
muncul berbagai gangguan lingkungan (Widowati, 2008). Secara umum
besi(II) (Fe) terdapat dalam air tanah berkisar antara 1,0 10 mg/L, namun
demikian tingkat kandungan besi (Fe) sampai sebesar 50 mg/L dapat juga
ditemukan dalam air tanah di tempat-tempat tanah. Besi (II) (Fe) dapat terjadi
sebagai jenis stabil yang larut dalam dasar danau dan sumber air yang
kekurangan oksigen. Kadar besi (Fe) yang terlalu tinggi bisa mengakibatkan
kerusakan seluler akibat radikal bebas. Dosis yang melebihi 20 mg/kg berat
pada manusia menyebabkan toksisitas. Toksisitas kronis dari besi (Fe) lebih
banyak terjadi pada orang dewasa yang biasanya mengakibatkan idiopatik
hemokromatosis dikarenakan tidak normalnya absorbsi besi (Fe) dari alat
pencernaan (Ibid, 2013).
Kandungan Besi III dapat ditentukan dengan beberapa metode, salah satunya
yaitu dengan spektrofotometer sinar tampak. Salah satu metode yang cukup
handal pada spektrofotometer adalah dengan penambahan bakuan atau adisi
standar. Metode ini merupakan suatu pengembangan metode
spektrofotometer sinar tampak dengan biaya relatif lebih murah. (Watulingas,
2008).
2.3 Spektrofotometri UV-Vis
Panjang gelombang cahaya ultraviolet dan tampak jauh lebih pendek daripada
panjang gelombang inframerah. Satuan yang digunakan untuk memberikan
panjang gelombang ini adalah nanometer (1 nm = 10-9 m). Spektrum tampak
terentang dari 400 nm (ungu) ke 750 nm (merah), sedangkan ultraviolet
berjangka dari 200-400 nm. Baik radiasi ultraviolet maupun tampak berenergi
lebih tinggi daripada radiasi inframerah. Panjang gelombang cahaya
ultraviolet atau tampak bergantung pada mudahnya promosi elektron.
Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk promosi
elektron, akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih pendek.
Molekul-molekul yang memerlukan energi yang lebih sedikit akan menyerap
pada panjang gelombang yang lebih panjang. Senyawa yang tak menyerap
cahaya dalam daerah tampak (yakni senyawa berwarna) mempunyai elektron
yang lebih mudah dipromosikan daripada senyawa yang tak menyerap pada
panjang gelombang ultraviolet (Supratman, 2010).
Salah satu metoda yang sudah lama dikenal adalah metoda adisi standar. Pada
metoda ini, sejumlah sampel akan ditambahkan dengan larutan standar
(konsentrasi diketahui dengan pasti) dengan kuantitas tertentu. Pengukuran
dengan menggunakan alat spektrofotometer serapan atom untuk
penentuan logam merkuri dengan teknik kurva kalibrasi sudah sangat umum
bahkan SNI memakai teknik tersebut sementara metoda adisi standar masih
jarang dalam penelitian ini (Suriansyah et al, 2011).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 November 2017 pukul 13.30
WITA sampai selesai. Bertempat di Laboratorium Kimia Analisis Instrumen
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Tadulako, Palu.
3.2.1 Bahan
3.2.2 Alat
Alat yang digunkan yaitu neraca analitik, pipet tetes, labu ukur 50 mL
dan 500 mL, gelas ukur 5 mL dan 25 mL, botol semprot, batang
pengaduk, gelas kimi 100 mL, dan spektrofotometer sinar tampak.
3.3 Prosedur Kerja
b. Larutan KCSN (2 M)
tanda batas.
gelombang maksimum
tanda batas.
gelombang maksimum
tanda batas.
gelombang maksimum
tanda batas.
gelombang maksimum
tanda batas.
gelombang maksimum
4.2 Pembahasan
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia
dan makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tersebut tidak akan
tergantikan dengan oleh senyawa lainnya. Besi (Fe) adalah satu dari lebih unsur-
unsur penting dalam air permukaan dan air tanah. Perairan yang mengandung besi
(Fe) sangat tidak diinginkan untuk keperluan rumah tangga karena dapat
menyebabkan bekas karat pada pakaian, porselin dan alat-alat lainnya serta
menimbulkan rasa yang tidak enak pada air minum pada konsentrasi di atas
kurang lebih 0,31 mg/L (Rukaesih, 2004).
Metode penambahan standar adalah suatu metode dimana jumlah sampel yang
sama ditambahkan larutan standar dengan konsentrasi yang berbeda. Penetapan
dengan metode ini biasanya dilakukan pula pada spektrofotometri serapan atom
bila mariks cuplikan tidak sama dengan matriks larutan standar (Tim Dosen
Kimia Analisis Instrumen, 2017).
Perlakuan pertama, pembuatan larutan standar baku yang pertama yaitu larutan
Standar Besi 100 ppm dengan melarutkan sejumlah feri amonium sulfat dalam air,
lalu menambahkan dengan larutan HCl pekat dan mengencerkan hingga tanda
batas. Kemudian yang keduan larutan KCNS 2 M dengan melarutkan sejumlah
potassium tiosianat dengan akuades. Penambahan akuades ini berfungsi untuk
membuat larutan standar dengan konsentrasi yang lebih rendah. Pembuatan
larutan ini sebagai bahan baku dalam percobaan ini.
Perlakuan ketiga, penetapan besi dalam air dengan menyiapkan 5 buah labu ukur
kemudian memasukkan masing-masing cuplikan (air kran) kemudian
menambahkan secara berturut-turut 0 ml, 1 ml, 2 ml, 3 ml, dam 4 ml larutan
standar besi, menghasilkan larutan bening. Kemudian menambahkan larutan
tiosianat dan HCl 4 N, kemudian menambahkan akuades hingga tanda batas pada
masing-masing labu ukur. Penambahan akuades ini untuk mengencerkan larutan,
sedangkan larutan HCl 4 N berfungsi untuk membuat larutan menjadi bersuasana
asam karena hanya pada suasana asam, besi (III) dapat membentuk senyawa
kompleks. Penambahan tiosianat 2 M dalam larutan sampel yang berfungsi untuk
menghasilkan senyawa kompleks dengan besi (III) sehingga besi (Fe) dapat
ditentukan kadarnya dengan spektrofotometer UV-Vis karena larutan sampel yang
digunakan tidak berwarna sehingga setelah larutan sampel dikomplekskan, larutan
sampel akan berwarna menurut persamaan reaksi :
Fe3+ + 6CNS- (Fe(CNS)6)3-
Pengompleksan pada larutan perlu dilakukan karena pada spektrofotometri
visibel, ion-ion logam dalam larutan yang akan ditentukan kadarnya haruslah
larutan berwarna sehingga jika larutan tersebut tidak berwarna maka terlebih
dahulu larutan tersebut dikomplekskan sehingga menghasilkan warna sehingga
kadarnya dapat ditentukan dengan spektrofotometer.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu pada percobaan selanjutnya alat dan bahan
disiapkan dengan lengkap sebelum praktikum dimulai agar dapat menunjang
jalannya praktikum. Selain itu, sebaiknya digunakan alat-alat yang steril dan
bahan-bahan yang masih layak pakai agar diperoleh hasil yang akurat dan
tepat.