BAB V
A. Hasil Penelitian
mendapat surat izin dari pihak rumah sakit berdasarkan permohonan izin dari
pihak pendidikan.
ruangan dan perawat pelaksana yang bertugas di ruang rawat inap medikal
lembaran tersebut
medikal bedah Badan Pengelola Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji
Tabel 1
Distribusi frekuensi responden menurut jenis kelamin, kelompok umur,
tingkat pendidikan, status perkawinan, pelatihan di ruang rawat inap
BP-RSUD Labuang Baji Makassar
Tahun 2004
Kepala Ruangan Perawat Pelaksana
No. Variabel
Jumlah F(%) Jumlah F (%)
1. Jenis Kelamin
Laki laki 0 0 1 2,08
Perempuan 8 100 47 97,92
2. Kelompok umur
25 0 0 3 6,25
> 25 - 30 0 0 6 12,50
> 30 - 35 0 0 14 29,17
> 35 40 8 100 25 52,08
3. Tingkat Pendidikan
SPK 0 0 8 16,67
D III 7 87,5 40 83,33
D IV 1 12,5 0 0
4 Lama bekerja (thn)
5 0 0 6 12,50
> 5 10 0 0 8 16,67
> 10 20 4 50 21 43,75
> 20 30 4 50 13 27,08
5. Stutus Perkawinan
Kawin 7 87,5 45 93,75
Belum kawin 1 12,5 3 6,25
6. Pelatihan
Ada 8 100 14 29,17
Tidak ada 0 0 34 70,83
7. SAK
Ada 8 100 39 81,25
Tidak ada 0 0 9 18,75
8. SOP
Ada 8 100 43 89,58
Tidak ada 0 0 5 10,42
9. Uraian Tugas
Ada 7 87,5 31 64,58
Tidak Ada 1 12,5 17 35,42
Sumber : Data primer
orang perawat pelaksana SPK 8 orang ( 16,67 % ), DIII 40 orang ( 83,33 %).
(12,50 %), > 5 10 tahun 8 orang ( 16,67 %), > 10 20 tahun 21 orang
perawat pelaksana dari 48 orang ,kawin 45 orang ( 93,75 %), dan yang
mengatakatan ada uraian tugas dan 1 orang ( 12,5 %) mengatakan tidak ada
kurang baik dan baik berdasarkan nilai mean pada setiap peran kepala
Tabel 2
Distribusi frekuensi nilai peran kepala ruangan berdasarkan hasil
kuesioner di BP-RSUD Labuang Baji Makassar
Tahun 2004
Hasil Kuesioner
No. Kriteria nilai Mean
Frekwensi F ( % )
1. Perencana
Kurang Baik 3 37,5 19,00
Baik 5 62,5
Jumlah 8 100
2. Pengarah
Kurang Baik 4 50 18,38
Baik 4 50
Jumlah 8 100
3. Pelatih
Kurang Baik 4 50 17,88
Baik 4 50
Jumlah 8 100
4. Pengamat
4 50
Kurang Baik 18,75
4 50
Baik
Jumlah 8 100
5. Penilai
Kurang Baik 6 75 19,13
Baik 2 25
Jumlah 8 100
Sumber : Data primer
x 100 % = 76 %,
0,74 x 100 % = 74 %.
Tabel 3
Hasil kuesioner kumulatif peran kepala ruangan di Ruang awat
inap BP-RSUD Labuang Baji Makassar
Tahun 2004
Hasil Kuesioner
kumulatif Mean
Kriteria nilai
Frekwensi F ( % )
Kurang Baik 6 75
93,12
Baik 2 25
Jumlah 8 100
Sumber : Data primer
mean 93,12.
Tabel 4
Distribusi frekuensi nilai peran kepala ruangan berdasarkan hasil
observasi di BP-RSUD Labuang Baji Makassar
Tahun 2004
No. Kriteria nilai Hasil Kuesioner Mean
43
Frekwensi F(%)
1. Perencana
Kurang Baik 8 100 1
Baik 0 0
Jumlah 8 100
2. Pengarah
Kurang Baik 3 37,5 1,63
Baik 5 62,5
Jumlah 8 100
3. Pelatih
Kurang Baik 2 25 1,75
Baik 6 75
Jumlah 8 100
4. Pengamat
4 50
Kurang Baik 1,50
4 50
Baik
Jumlah 8 100
5. Penilai
Kurang Baik 6 75 1,25
Baik 2 25
Jumlah 8 100
Sumber : Data primer
ruangan sebagai :
sama yaitu 1 (lampiran 8). Skor kriterium dari data yang terkumpul
adalah 8 x 4 = 32, skor total yang diperoleh adalah 13, jadi tingkat
dan tertinggi 2 (lampiran 8). Skor kriterium dari data yang terkumpul
adalah 8 x 4 = 32, skor total yang diperoleh adalah 14, jadi tingkat
32, skor total yang diperoleh adalah 12, jadi tingkat prosentasenya
dan tertinggi 2 (lampiran 8). Skor kriterium dari data yang terkumpul
adalah 8 x 4 = 32, skor total yang diperoleh adalah 10, jadi tingkat
Tabel 5
Hasil observasi kumulatif peran kepala ruangan di Ruang rawat
inap BP-RSUD Labuang Baji Makassar
Tahun 2004
Hasil observasi
Kriteria nilai kumulatif Mean
Frekwensi F ( % )
Kurang Baik 6 75
7,13
Baik 2 25
Jumlah 8 100
Sumber : Data primer
mean 7,13.
responden 48 orang.
Tabel 6
= 0,87 x 100 % = 87 %.
= 0,87 x 100 % = 87 %.
kuesioner
pada tabel 7
Tabel 7
Hasil kuesioner kumulatif kinerja perawat pelaksana
di Ruang rawat inap BP-RSUD Labuang Baji Makassar
50
Tahun 2004
Hasil Kuesioner
Kriteria nilai kumulatif Mean
Frekwensi F ( % )
Kurang Baik 23 47,9
78,89
Baik 25 52,1
Jumlah 48 100
Sumber : Data primer
Tabel 8
Distribusi frekuensi nilai kinerja perawat pelaksana berdasarkan hasil
observasi di BP-RSUD Labuang Baji Makassar
Tahun 2004
Hasil observasi
No. Kriteria nilai Mean
Frekwensi F ( % )
1. Pengkajian
Kurang Baik 19 39,6 7.79
Baik 29 60,4
Jumlah 48 100
2. Diagnosa
Kurang Baik 25 52,1 4.90
Baik 23 47,9
Jumlah 48 100
3. Perencanaan 4.94
Kurang Baik 21 43,8
51
Baik 27 56,2
Jumlah 48 100
4.
Implementasi
Kurang Baik 19 4.77
39,6
Baik 29
60,4
Jumlah 48 100
5. Evaluasi
Kurang Baik 29 60,4 4.21
Baik 19 39,6
Jumlah 48 100
6. Dokumentasi
Kurang Baik 27 56,3 6,46
Baik 21 43,7
Jumlah 48 100
Sumber : Data primer
100% = 65 %.
observasi
pada tabel 9
Tabel 9
Hasil observasi kumulatif kinerja perawat pelaksana
di Ruang rawat inap BP-RSUD Labuang Baji Makassar
Tahun 2004
Hasil observasi
Kriteria nilai kumulatif Mean
Frekwensi F ( % )
Kurang Baik 26 54,2
33,06
Baik 22 45,8
Jumlah 48 100
Sumber : Data primer
yaitu kurang baik 26 orang ( 54,2 % ) dan baik 22 orang (45,8 %).
B. Pembahasan
Dalam pembahasan ini kami akan menjelaskan secara terpisah semua peran
hasil kuesioner dengan hasil observasi. Dari hasil yang didapatkan menunjukkan
tentang standar peran kepala ruangan dan standar asuhan keperawatan bagi
perawat pelaksana.
nilai baik lebih besar dari pada nilai kurang baik. dan hasil observasi seluruhnya
menunjukkan nilai kurang baik, sedangkan hasil perbandingan nilai harapan dan
kerjanya.
obyektif.
berbeda tetapi peneliti ingin menegaskan bahwa peran kepala ruangan sebagai
membantu mengisi misi perawatan Rumah Sakit dalam hal ini Rumah Sakit
Salah satu pendapat Kron ( 1981 ) tentang pengarah adalah jika supervisor
melihat perawat pelaksana tidak bekerja sesuai standar maka harus segera
diperbaiki dengan cara yang baik. Berdasarkan peran kepala ruangan sebagai
pengarah dari hasil kuesioner menunjukkan nilai baik sama dengan nilai kurang
baik sedangkan hasil observasi menunjukkan nilai baiklebih besar dari nilai
kurang baik, berdasarkan hasil perbandingan nilai harapan dan yang didapat
penelitian ini menunjukkan bahwa peran pengarah oleh kepala ruangan masih
hal ini perawat pelaksana. Pengarahan paling efektif bila bawahan mempunyai
satu atasan yang kontak langsung dengannya. Hal ini dapat dikembangkan oleh
Dari hasil penelitian peran kepala ruangan sebagai pelatih, hasil kuesioner
menunjukkan nilai baik sama besar dengan nilai kurang baik , hasil observasi
nilai baik lebih besar dari nilai kurang baik, sedangkan hasil perbandingan nilai
Data diatas juga menunjukkan hasil yang masih perlu ditingkatkan karena
dan inspeksi, untuk itu diperlukan tambahan pengetahuan dan pemikiran dengan
menggunakan semua perasaan. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat pasien
yang dirawat dari seluruh aspek individu. Untuk dapat mengobservasi dengan
baik tidak hanya melihat penampilan fisik petugas tetapi juga manifestasi
Dari hasil penelitian peran kepala ruangan sebagai pengamat, hasil kuesioner
dan hasil observasi menunjukkan nilai baik sama besar dengan nilai kurang
baik, sedangkan hasil perbandingan nilai harapan dan yang didapat berdasarkan
Data diatas juga menunjukkan hasil yang masih perlu ditingkatkan karena
untuk mencegah kekeliruan secara dini juga untuk menjamin bahwa apa yang
struktur organisasi Job diskription, standar hasil kerja, metode penugasan dan
dapat mengobservasi staf yang sedang bekerja. Evaluasi dapat dilaksanakan jika
tujuannya spesifik.
Dari hasil penelitian peran kepala ruangan sebagai penilai, hasil kuesioner
dan observasi menunjukkan nilai baik lebih kecil dari nilai kurang baik,
Dari data di atas menunjukkan bahwa peran kepala ruangan sebagai penilai
standar dapat dibuat dan kemudian digunakan untuk proses ke arah yang lebih
perkembangan waktu maka dengan itu setiap manajer dalam hal ini kepala
keperawatan.
58
orang yang berarti lebih kecil dari nilai kurang baik 6 orang Hal ini berdasarkan
dengan nilai mean 93,12. sedangkan nilai observasi terhadap 8 kepala ruangan
menunjukkan nilai yang sama yaitu nilai baik juga 2 orang artinya lebih kecil
dari nilai kurang baik 6 orang Hal ini berdasarkan nilai mean 7,13.
keterampilan yang berkaitan dengan tugas tugas dan pekerjaan yang sesuai
keperawatan sesuai standar yang ada. Menurut Astuti Sri Wardhani ( 1997 )
kepada pasien atau klien. Dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan kepada
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistimatimatis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
lebih besar dari nilai kurang baik, sedangkan hasil observasi juga menunjukkan
nilai baik lebih besar dari nilai kurang baik, sedangkan hasil perbandingan nilai
baik tetapi masih perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kesadaran para
sebagaimana yang telah ditentukan dalam standar praktik keperawatan dari ANA
data yang berisikan status kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola
kesehatan dan keperawatannya terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsulatsi dari
medis ( terapis ) atau profesi kesehatan lainya (Talor, Lillis dan Le Mone, 1996).
manusia dari individu atau kelompok dimana perawat secara akontabilitas dapat
nilai baik sedikit lebih besar dari nilai kurang baik, tetapi hasil observasi
menunjukkan nilai baik lebih kecil dari nilai kurang baik, sedangkan hasil
observasi 61 % baik.
60
intervensi untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat. Maka
yang masih kurang sehingga perlu ditingkatkan oleh karena secara akontabilitas
jelas dan singkat dari respon pasien terhadap situasi atau keadaan yang dihadapi,
asuhan keperawatan .
menunjukkan nilai baik lebih besar dari nilai kurang baik demikian halnya
dengan hasil observasi nilai baik juga lebih besar dari nilai kurang baik,
61
perawat untuk selalu membuat perencaan harus tetap dipertahankan agar kinerja
apa yang sudah di dapatkan oleh peneliti seperti yang di jelaskan di atas.
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke
status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteri hasil yang
menunjukkan nilai baik lebih besar dari nilai kurang baik demikian juga hasil
observasi. sedangkan hasil perbandingan nilai harapan dan yang didapat sesuai
keperawatan baru akan berjalan dengan baik jika didukung oleh klien untuk
keperawatan klien yang telah ditetapkan dengan respon prilaku klien yang
tampil.
menunjukkan nilai baik lebih kecil dari nilai kurang baik, sedangkan hasil
evaluasi merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan oleh
karena itu tujuan dari evaluasi yaitu untuk melihat kemampuan klien dalam
mencapai tujuan, hal ini hanya bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan
di atas menunjukkan nilai yang sangat kurang oleh karenanya perlu dilakukan
yang dimiliki perawat dalam melakukan catatan perawatan yang berguna untuk
kesehatan dengan dasar komunikasi yang akuran dan lengkap secara tertulis
observasi menunjukkan nilai baik lebih kecil dari nilai kurang baik, sedangkan
memiliki keuntungan tidak hanya untuk klien tetapi juga untuk anggota tim
mendukung. Oleh karena itu perawat harus bisa menyadari manfaat, tujuan dan
kumulatif dari nilai kuesioner dari 48 perawat pelaksana yaitu kurang baik 23
orang dan baik 25 orang Hal ini berdasarkan nilai mean 78,89. Sedangkan hasil
64
observasi dari 48 perawat pelaksana yaitu nilai baik 22 orang dan kurang baik
hal ini kemungkinan disebabkan karena masih adanya perawat pelaksana yang
bekerja belum sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan masih
adanya perawat pelaksana yang belum mengerti tentang uraian tugas sebagai